Pangeran Yang Dikutuk

Kejutan Yang Mengharukan (2)



Kejutan Yang Mengharukan (2)

0Ketika Mars meyuruh Emmelyn untuk datang dan melihat kejutan di luar jendela, Emmelyn tiba-tiba teringat bahwa Mars memberi tahunya tadi malam tentang hadiah yang ingin Mars berikan kepadanya.     

Apa yang Mars maksud melihat hadiahnya dari jendela?     

Emmelyn langsung penasaran dan ingin segera mengetahuinya. Apa yang sebenarnya pangeran mesum itu telah persiapkan?     

Kuda baru? Atau... beberapa kelinci peliharaan?     

Merasa sangat penasaran, Emmelyn turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah jendela.     

"Apa itu?" Emmelyn terus mengusap matanya dan duduk di sofa, di sebelah pangeran. Ia memiringkan kepalanya untuk melihat apa yang begitu menarik di luar jendela mereka.     

"Bagaimana menurutmu?" Mars bertanya kepada Emmelyn dengan wajah berseri-seri. "Apakah kau menyukainya?"     

Emmelyn tercengang dan ia menggigit bibirnya. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.     

Ini... ini sempurna, pikir Emmelyn dalam hati.     

Tepat pada saat itu, Emmelyn merasa sangat tersentuh; Air mata kembali mengalir di pipinya.     

"Oh, tidak... kenapa kau menangis, Sayang? Aku mempersiapkan ini semua untukmu agar kau bahagia, bukan sedih…" ucap Mars, ia kini justru tampak cemas. "Apa kau tidak suka hadiahnya? Apa ada hal lain yang kau inginkan? Atau hadiah ini membuatmu merasa tidak nyaman?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya. "Tidak... ini bukan air mata sedih ... ini air mata bahagia."     

Emmelyn merasa sangat tersentuh oleh kejutan yang Mars berikan hari ini, ia bahkan merasa semakin tersanjung melihat Mars langsung khawatir saat melihatnya menangis. Hanya saja, gadis itu tidak bisa lagi menahan air matanya karena terharu.     

Mars merasa sangat bahagia saat mendengar kata-kata Emmelyn.     

Tebakannya ternyata benar! Emmelyn akan menyukai kejutannya. Pangeran langsung tahu apa yang harus ia dapatkan untuk kekasihnya itu begitu ia mendengar cerita tentang Wintermere dari Emmelyn.     

Mars bisa merasakan betapa Emmelyn merindukan kerajaannya. Mars sebenarnya sangat ingin membawa gadis itu berkunjung ke sana.     

Namun, ia tidak ingin mengambil resiko besar dengan melakukan perjalanan di musim dingin saat Emmelyn sedang hamil seperti ini.     

Melakukan perjalanan selama dua bulan hanya untuk mengunjungi Wintermere terlalu lama dan beresiko besar bagi seorang wanita hamil, tidak peduli seberapa tangguh Emmelyn itu.     

Mungkin setelah Emmelyn melahirkan dan anak mereka sudah sedikit lebih besar, mereka semua bisa pergi bersama.     

Mars merasa sangat penting bagi anak-anaknya untuk mengetahui tentang negeri asal ibu mereka dan mengenal lebih dekat tentang Wintermere.     

"Terima kasih banyak..." Emmelyn terisak dan memeluk pria itu dengan erat. "Aku mencintaimu! Aku suka hadiahnya, sangat sempurna."     

Mars tersenyum lebar saat ia memeluk kembali kekasihnya itu. Sudut matanya menangkap pemandangan indah halaman mereka yang dipenuhi bunga putih kecil.     

Itu adalah satu-satunya bunga yang mekar di musim dingin dan hanya tumbuh di Wintermere. Bunga Wintermere.     

Setelah putra mahkota mengetahui betapa Emmelyn sangat menyukai bunga-bunga itu dan bahwa bunga itu adalah satu-satunya hal yang gadis itu sukai tentang musim dingin, Mars memutuskan untuk mempersiapkan bunga khas Wintermere itu untuk Emmelyn sebagai hadiah spesial untuknya.     

Pangeran mengirim merpati dua bulan lalu ke sepupunya Ethos yang sekarang menjadi gubernur Wintermere untuk mengirim bunga ke Draec sebanyak sepuluh gerbong.     

Mars tidak lupa memberikan instruksi yang sangat detail untuk memastikan semua bunga akan tetap hidup dan sehat ketika mencapai ibukota.     

Saat gerbong-gerbong itu memulai perjalanan, bunga-bunganya masih mengatup dan belum mekar sama sekali. Bunga tersebut tumbuh perlahan selama dua bulan perjalanan dan akhirnya mekar minggu lalu.     

Kemarin, Mars mendapat kabar bahwa gerbong-gerbong itu terjebak dalam kemacetan di kota kecil dekat ibu kota karena jalannya tertutup es yang licin dan terlalu berbahaya untuk dilalui.     

Tidak ingin menunggu lebih lama lagi, ia akhirnya menyiapkan kudanya dan sekelompok prajurit untuk datang dan mengambil gerbong tersebut.     

Itulah keadaan darurat yang harus diurus Mars kemarin. Kondisinya sangat mendadak hingga ia tidak punya waktu untuk mengirim seseorang untuk memberi tahu Em bahwa ia akan pulang terlambat.     

Pangeran bahkan tidak punya waktu untuk makan malam. Semua karena Mars ingin memastikan Emmelyn mendapatkan hadiah spesialnya tepat waktu.     

Dan saat pria itu melihat betapa Emmelyn sangat menyukai bunga-bunga yang sudah ia persiapkan, Mars tahu semua usaha dan kerja keras yang harus ia lakukan sepadan.     

"Aku juga mencintaimu," bisik pangeran, ia mengelus rambut Emmelyn dengan penuh kasih. "Aku tahu kau suka melihat bunga-bunga itu di musim dingin. Aku ingin membawamu ke Wintermere agar kau bisa melihat tanah airmu, tapi terlalu jauh. Jadi, aku berharap dengan membawa bunga-bunga itu ke sini, aku bisa membawakan Wintermere untukmu..."     

"Terima kasih," Emmelyn terisak lagi. "Aku sangat merindukan rumahku... dan yang kau berikan ini begitu sempurna. Sekarang, aku merasa seperti berada di rumah saat melihat bunga-bunga itu..."     

Mars membiarkan gadis itu menangis di dadanya sampai ia puas. Ia terus menepuk punggung Emmelyn dengan lembut dan memberi tahunya bahwa gadis itu bebas menangis sepuas yang ia inginkan.     

Setelah Emmelyn akhirnya puas meneteskan air mata, ia melepaskan cengkramannya dari lengan Mars dan menyeka matanya.     

Emmelyn lalu berbalik dan melihat ke luar jendela mereka lagi. Matanya berkaca-kaca tapi bibirnya tersenyum. Hatinya begitu bahagia melihat bunga-bunga itu mekar dengan indahnya.     

"Mereka sangat cantik..." Emmelyn menoleh ke arah Mars. "Benar kan?"     

"Ya, bunganya memang sangat cantik," jawab Mars, meski ini pertama kalinya pria itu melihat bunga khas Wintermere, tapi Mars sependapat dengan Emmelyn.     

"Tapi... bunga-bunga itu tidak ada di sana kemarin ..." Emmelyn bingung. "Kapan kau menaruhnya di halaman kita?"     

"Hmm... tadi malam setelah kau tidur. Aku meminta anak buahku untuk menanamnya di tanah. Aku ingin kau bangun dengan melihat pemandangan ini..." Mars tersenyum bangga pada pekerjaan yang telah ia lakukan.     

Ia melanjutkan, "Kami membawa sepuluh kereta kuda berisi bunga Wintermere dan orang-orangku merawatnya dengan baik selama dua bulan perjalanan ke Draec."     

Emmelyn dapat membayangkan betapa keras orang-orang suruhan Mars harus bekerja dan melakukan perawatan yang diperlukan untuk membawa bunga Wintermere dari ujung benua di tepi laut ke Draec.     

Gadis itu merasa sangat bersyukur dan yang terpenting adalah ia merasa dicintai. Cinta dan pengabdian sang pangeran kepadanya terbukti dari hadiah ini saja.     

"Terima kasih banyak..." Emmelyn mengusap matanya lagi. Ia berusaha keras untuk berhenti menangis, tetapi air matanya terus mengalir deras. "Ya ampun... aku pasti terlihat sangat aneh sekarang... aku terus saja menangis dan tersenyum pada waktu bersamaan."     

"Tidak... tidak... tidak sama sekali. Kau tidak terlihat aneh," Mars tersenyum kecil. "Kau masih terlihat cantik seperti biasanya."     

Emmelyn cemberut tetapi ia jelas terlihat tersanjung dengan kata-kata sang pangeran.     

"Tapi tadi malam... saat kau menangis dan makan pada saat yang sama... memang KELIHATAN aneh," tambah Mars sambil tertawa kecil. "Roshan memberi tahuku apa yang terjadi semalam sebelum aku pulang dan setiap kali aku membayangkan adegan itu, aku tidak bisa menahan tawa."     

Emmelyn langsung memukul dada Mars dengan tangan kecilnya. "Berani-beraninya kau menyebutku aneh!"     

Mars segera memeluk kekasihnya itu erat-erat dan mencium bibirnya sebelum ia merayu Emmelyn. "Aku hanya bercanda, Sayang. Maaf karena aku telah menggodamu. Kau terlihat sangat manis ketika kau cemberut. Aku ingin menciummu tanpa henti..."     

"Kau...!"     

"Tunggu… coba kau lihat bunganya…. di sana. Bukankah sangat indah?" Mars mengalihkan perhatian Emmelyn dengan menyebutkan bunga Wintermere lagi. "Apakah kau ingin minum teh jahe untuk menemanimu menikmati pemandangan pagi ini?"     

Emmelyn mengangguk. "Ya, ide yang bagus."     

"Baiklah. Tunggu di sini, aku akan segera kembali." Mars mencium kening Emmelyn dan kemudian pergi ke luar kamar mereka. Ia kembali sepuluh menit dengan membawa nampan berisi teko dan dua cangkir.     

Aroma teh jahe yang sedap tercium di udara dan tiba-tiba Emmelyn merasa seperti kembali ke Wintermere.     

Mars menuangkan teh jahe untuk mereka dan memberikan satu cangkir untuk Emmelyn.     

Pangeran memutuskan untuk duduk di sofa dengan jendela terbuka lebar, sehingga Emmelyn bisa melihat seluruh halaman di luar jendela mereka yang kini dipenuhi dengan bunga favoritnya.     

Ia menarik Emmelyn ke pangkuannya dan menutupi tubuh mereka dengan selimut tebal. Mereka duduk bersama dalam diam ditemani secangkir teh jahe yang tergenggam di tangan sambil menyaksikan pemandangan di luar.     

"Sekarang aku merasa seperti di rumah sendiri," bisik Emmelyn.     

"Aku senang mendengarnya, Sayang," jawab Mars. "Sangat senang."     

***     

Selama beberapa bulan ini, kehidupan Emmelyn di kastil putra mahkota bisa dibilang hampir sempurna.     

Meskipun hormon kehamilannya terkadang tidak bisa terkendalikan setelah kehamilannya memasuki trimester kedua dan ia banyak menangis, tapi Emmelyn masih dapat menahannya karena pangeran terus memanjakannya setiap waktu.     

Pangeran sangat menyayangi Emmelyn dan calon anak mereka hingga semua orang bisa melihat perhatian dan kasih sayang yang dicurahkan oleh pangeran bahkan dari kejauhan.     

Bunga Wintermere di halaman kastil adalah salah satu bukti nyata cinta Mars kepada istrinya.     

Kastil abu-abu putra mahkota biasanya terlihat suram dan sunyi. Tapi dengan adanya bunga putih di seluruh halaman kastil membuatnya terlihat lebih indah dan hidup.     

Bunga-bunga Wintermere itu kini tumbuh menjadi perkebunan kecil yang membuat setiap mata terpesona saat memandangnya.     

Semua orang dapat dengan jelas melihat ada seorang wanita di dalam kastil yang telah mengubah suasana kastil itu.     

Roshan juga mulai mempekerjakan pelayan wanita untuk membantu pekerjaan di dalam kastil. Karena Emmelyn sedang hamil dan membutuhkan banyak bantuan dari para pelayan, Mars memutuskan sudah waktunya untuk membawa lebih banyak wanita untuk bekerja melayani mereka berdua.     

Dulu, Mars hanya meminta Roshan sesekali membawa beberapa pelayan wanita dari istana kerajaan untuk membantu Emmelyn.     

Jika Emmelyn tidak tinggal bersama Mars, tidak akan pernah ada wanita yang diizinkan berada di sekitar kastil.     

Sekarang, karena pangeran tidak lagi dikutuk, Mars merasa ia tidak perlu lagi menjauhi wanita atau pun membuat para wanita menjauh darinya.     

Mars juga berpikir para pelayan di kastilnya akan membutuhkan pelayan wanita untuk membantu Emmelyn.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.