Pangeran Yang Dikutuk

Bantu Aku Melepaskan Pakaian



Bantu Aku Melepaskan Pakaian

0"Ya Tuhan!!!" Emmelyn menggigit bibirnya sedikit karena terkejut dan secara spontan mendorong dada pria itu. "Kau bisa melihatku dalam kegelapan????? Kenapa kau tidak pernah memberitahuku kau punya kemampuan seperti itu???? Dasar mesum!!!"     

"Hmmm... kau tidak pernah bertanya padaku," hanya itu jawaban yang diberikan pangeran. "Aku tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman. Aku tahu kau pasti merasa malu jika kau tahu aku bisa melihat dalam kegelapan."     

Emmelyn memandang pria itu dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah perapian. Ia menyadari bahwa Mars mengungkapkan semua ini karena pria itu tahu bahwa Emmelyn ragu-ragu untuk melepaskan pakaiannya untuk mandi karena cahaya dari perapian itu.     

Astaga... memalukan sekali...!     

"Seperti yang sudah kubilang tadi… tidak ada gunanya kau mematikan perapian itu supaya aku tidak melihatmu telanjang. Jika kau mau, aku bisa menutup mataku selama kau membuka bajumu dan mandi. Bagaimana kalau begitu? Kau perlu perapian itu untuk menjagamu tetap hangat, jangan dimatikan."     

Kata-katanya lembut dan diucapkan dengan nada penuh perhatian, sehingga Emmelyn merasa tersentuh.     

Hmm… baiklah. Ia harus terbiasa dengan kenyataan ini dan berhenti merasa malu. Mereka sudah berhubungan seksual begitu sering hingga sudah tak terhitung lagi. Mars juga sudah melihat setiap inci tubuhnya dan ia bilang bisa melihat tubuh Emmelyn dengan jelas baik ada cahaya atau tidak.     

Emmelyn sendiri menyukai tubuh Mars… ia tergila-gila pada keindahan otot dan tubuh laki-laki itu, apalagi setelah Emmelyn menyadari bahwa ia telah jatuh cinta kepada sang pangeran.     

Mars pasti juga merasakan hal yang sama tentang dirinya kan?     

"Baiklah..." ucap Emmelyn dengan bergumam.     

Emmelyn melepas mantelnya dan melipatnya dengan rapi di atas meja. Ia baru menyadari bahwa gaun pesta dansanya cukup rumit dan susah dipakai.     

Ia bahkan membutuhkan bantuan dua pelayan untuk mengenakannya sebelum berangkat tadi. Sekarang, ia juga membutuhkan pelayan tersebut untuk membantunya melepas pakaiannya.     

Hah… Emmelyn tidak mau memanggil mereka pada jam seperti ini hanya untuk membantunya melepas gaun itu. Ia lalu menoleh ke arah Mars yang kini sudah berdiri di sampingnya. Ia berdehem dan bertanya, "Apa kau bisa membantuku melepas gaun ini?"     

Mars tampak terkejut saat mendengar gadis itu meminta bantuannya.     

Apakah Emmelyn baru saja memintanya untuk membantu melepaskan gaun yang sedang ia kenakan? Ia tidak salah dengar kan?     

Langit sedang berpihak kepadanya malam ini!     

Mars dengan cepat mengangguk dengan penuh semangat dan berjalan mendekat. "Ya, aku dengan senang hati akan membantumu."     

Emmelyn mengangkat rambutnya dan menunjuk ke kancing di belakang gaunnya. "Bantu aku membuka kancing bajuku dan melepas korsetku."     

Pria itu menjilat bibirnya tanpa sadar saat ia berdiri tepat di belakang Emmelyn dan membantu gadis itu membuka pakaian. Ketika ia selesai membuka kancing bagian atas, Mars dapat melihat dan merasakan kulit lembut dan sehat milik wanita itu.     

Jantungnya berdebar kencang saat ia berada dekat di sampingnya seperti ini. Mars merindukan punggung telanjang Emmelyn saat mereka bercinta.     

Ia selalu menikmati pemandangan indah itu saat ia memasuki Emmelyn dari posisi ia di belakang. Saat itu terjadi, Mars merasa Emmelyn terlihat sangat, sangat... seksi.     

Setelah kancing pertama terbuka, ia menjadi begitu tergoda ingin membelai punggung Emmelyn dan mencium tengkuknya...     

Ia ingin mendaratkan ciumannya di punggung gadis itu... lalu meremas pantatnya yang kenyal ...     

Dan kemudian ...     

"Apa yang kau lakukan?" suara Emmelyn menggugah sang pangeran dari lamunannya.     

Mars mengedipkan matanya beberapa kali dan melihat tangannya yang saat itu sudah menyentuh kancing gaun tapi tidak bergerak sama sekali.     

Sepertinya ia terlalu asyik dengan khayalannya saat ia menyentuh dan mencium Emmelyn di setiap bagian tubuhnya, sehingga ia lupa akan tugasnya untuk membantu sang putri melepaskan pakaian.     

"A-aku..." Mars tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk membalas teguran Emmelyn. Pria itu hanya bisa menelan ludah dan kemudian mengakui apa yang baru saja ia pikirkan. "Aku merindukanmu... aku sangat rindu menyentuh kulitmu..."     

Emmelyn menoleh kepadanya dan mengangkat alisnya saat mendengar pernyataan itu. "Kau kau merindukanku.. lalu mengapa kau lama sekali membuka seluruh pakaianku? Astaga..."     

Mars cukup terkejut mendengar balasan itu. Apa yang dimaksud Emmelyn? Apa ia sedang bercanda?     

"Kalau kau terlalu lama, airnya nanti akan menjadi dingin," tambah gadis itu.     

"Ya, maaf..." Mars kembali menelan ludahnya.     

Ia dengan cepat membuka sisa kancing di gaun Emmelyn dan melepaskan gaun itu dari tubuhnya. Kemudian, Mars membantu gadis itu melepaskan korsetnya.     

Tangannya sedikit gemetar karena ia menyentuh kulit halus sang putri saat melepas korsetnya. Mars masih kesulitan untuk memfokuskan pikirannya, apalagi ia akan segera melihat gadis itu telanjang lagi malam ini.     

"Terima kasih," kata Emmelyn sambil melepas pakaian dalamnya yang masih ia kenakan dan kemudian masuk ke dalam bak mandi.     

Pria itu masih dirasuki perasaan sukacita karena tadi ia bisa kembali menyentuh sedikit bagian tubuh Emmelyn walau tanpa sengaja. Matanya juga sangat menikmati sosok cantik gadis itu saat potongan pakaian terakhirnya telah terlepas dari tubuhnya dan ia masuk ke dalam bak mandi.     

"Apa kau tidak mau masuk?" Emmelyn bertanya kepada Mars saat melihat pria itu hanya berdiri melamun di pinggir bak mandi. "Airnya akan segera dingin kalau kau terlalu lama… aku tidak mau menunggumu."     

Itulah satu-satunya kalimat yang perlu Mars dengar. Sang pangeran menyeringai seperti orang bodoh ketika ia menyadari gadis itu ingin mandi berendam bersamanya.     

Duh… padahal tadinya Mars mengira Emmely ingin mandi sendirian.     

Ahh... kesempatan emas! Ini pertanda yang baik!     

Mars segera menanggalkan pakaiannya secepat kilat, bahkan rasanya Emmelyn baru berkedip saja pria itu sudah telanjang dan bergabung bersamanya di bak mandi.     

"Rasanya nikmat bisa berendam di air panas setelah melewati hari yang melelahkan," gumamnya puas.     

"Hmm ..." Emmelyn mengangguk setuju. Ia memejamkan mata, menikmati air hangat yang memijat kulitnya. Rasanya sangat menenangkan.     

Ahh... diam-diam gadis itu merindukan ritual berendam air panas ini dengan Mars.     

Selama seminggu terakhir, ia membiarkan pangeran mandi sebelum tidur sendirian. Emmelyn selalu mandi lebih awal dan ia segera tidur setelah makan malam.     

Emmelyn khawatir jika ia terus melakukan hal-hal intim bersama pangeran, maka perasaan cintanya akan tumbuh semakin besar.     

Saat itu, Emmelyn beranggapan bahwa Mars hanya melihatnya sebagai wanita yang akan melahirkan keturunan baginya dan bukan sebagai wanita yang ia cintai dengan tulus.     

Namun, malam ini ia menemukan kebenarannya dan semua dugaannya selama ini salah.     

Cintanya ternyata tidak bertepuk sebelah tangan dan si pangeran mesum itu juga sengaja berbohong untuk menutupi perasaannya yang sesungguhnya kepada Emmelyn.     

Ia bahkan berhasil membuat Emmelyn percaya bahwa Mars memang tidak pernah tertarik padanya.     

Dasar...!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.