Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Yang Pandai Menjahit



Emmelyn Yang Pandai Menjahit

0 ***     

Selama beberapa hari berikutnya, Emmelyn menjadi begitu pendiam. Mars hanya bisa meminta Roshan untuk mengawasinya setiap kali ia keluar untuk melatih tentaranya.     

Mars tidak lupa meminta Roshan untuk segera memberitahunya jika Emmelyn membutuhkan sesuatu.     

Sedangkan Emmelyn berusaha menyibukkan diri agar dapat mengalihkan pikirannya tentang apa yang sudah dikatakan oleh Nyonya Adler beberapa waktu lalu.     

Ia sudah meminta Roshan untuk membelikannya kain yang bagus dan perlengkapan menjahit agar ia bisa menjahit beberapa pakaian bayi yang sederhana.     

Ia dipaksa belajar menjahit dan menyulam sejak ia berusia tujuh tahun oleh ibunya. Mau tidak mau, ia berlatih menjahit bersama sang ratu dan beberapa gadis lain, yang merupakan putri bangsawan tinggi Wintermere.     

Awalnya ia tidak menyukai kegiatan menjahit itu, tapi dengan terpaksa terus mengikuti permintaan ibunya hingga ia menguasai keterampilan tersebut.     

Ia juga sempat meremehkan keterampilan menjahit ini karena ia pikir keterampilan menggunakan pedang akan lebih berguna untuknya karena ia senang bertualang.     

Sampai pada suatu hari, Emmelyn akhirnya dapat memanfaatkan kemampuannya menjahit saat ia bertualang.     

Lebih mudah bagi gadis itu untuk memperbaiki pakaian yang robek saat berkelahi atau bertualang daripada membeli baju baru. Dengan begitu, ia bisa lebih menghemat uang selama melakukan perjalanan.     

Kini, Emmelyn merasa beruntung karena telah mempelajari keterampilan hidup yang begitu berharga.     

Ia juga mulai menekuni hobi membuat barang-barang sederhana berbahan dasar kain, seperti sapu tangan atau syal.     

Dengan melakukan kegiatan ini, ia bisa menghabiskan hari-harinya secara lebih menyenangkan saat terkurung dalam kastil.     

Emmelyn juga suka membaca, tapi ia terkadang merasa bosan dan tidak banyak bacaan yang menarik minatnya karena pangeran tidak memiliki banyak variasi buku di perpustakaannya.     

Kebanyakan buku koleksinya berisi sejarah dan strategi perang. Kadang gadis itu menikmatinya tapi ia sering merasa jenuh dengan bacaan seperti itu.     

Sekarang karena ia sudah hamil, ia berpikir akan lebih baik jika ia memanfaatkan keterampilan menjahitnya untuk membuat beberapa pakaian bayi.     

Ia tahu pangeran bisa membelikan pakaian terbaik untuk anak-anaknya di masa depan, tetapi Emmelyn ingin memberikan sesuatu yang spesial yang dibuat dengan tangannya sendiri kepada anaknya kelak.     

Memang tidak akan sebagus yang akan diberikan Mars nanti, tapi ini sangat bermakna bagi Emmelyn. Ia harap anaknya akan menyukainya nanti.     

Ia sendiri tidak punya uang sejak gelar dan kekayaannya dilucuti ketika Wintermere kalah perang. Emmelyn juga tidak ingin meminta uang dari Mars. Hati nuraninya menyuruhnya untuk tidak melakukannya.     

Emmelyn akan merasa bahagia jika ia bisa meninggalkan sesuatu sebagai kenang-kenangan untuk anaknya. Sesuatu yang tentunya berguna bagi bayinya kelak.     

***     

Hari-hari berlalu dengan begitu cepat dan pesta dansa kerajaan pun semakin dekat. Emmelyn sedang asyik menjahit ketika Mars memasuki kamar mereka, karena itu ia tidak menyadari kedatangan Mars.     

"Hai, apa yang sedang kau lakukan?" suara pria itu mengejutkan Emmelyn sehingga ia menjatuhkan beberapa barang.     

Mars mengerutkan alisnya saat melihat kain dan beberapa peralatan menjahit. Ia membungkuk untuk mengambilnya dan mengamatinya baik-baik. Ia mendongak dan menatap Emmelyn. "Aku tidak tahu kau bisa menjahit. Kupikir kau hanya pandai menggunakan pedang?"     

Ia tersenyum kagum saat melihat pakaian kecil di tangannya.     

Mars dengan cepat menambahkan, "Pakaian ini sangat indah, kau sangat pandai."     

Emmelyn mengulurkan tangannya untuk meminta kembali dari tangan Mars dan berkata. "Terima kasih."     

Emmelyn memasukkan semuanya ke dalam keranjang dan menghentikan pekerjaannya. Lagi pula matahari akan terbenam dan ia tidak akan bisa melihat dengan jelas. Ia juga tidak akan bisa menjahit dengan baik dengan bantuan cahaya lilin yang redup.     

"Pesta dansa kerajaan akan segera dimulai. Kita harus bersiap-siap," kata Mars lagi setelah ia kembali berdiri tegak.     

Emmelyn sudah merenungkan beberapa hari apakah ia sebaiknya tidak usah datang ke pesta itu dan membuat beberapa alasan yang masuk akal agar Mars mengizinkannya tetap tinggal di kastil.     

Ia masih membenci sang raja dan tidak ingin melihatnya, apalagi bertemu dengannya di sebuah pesta meriah.     

Suasana hatinya pasti langsung berubah buruk dan ia akan teringat akan semua kekejaman yang raja itu sudah lakukan pada keluarganya.     

Namun, setelah beberapa hari, ia berubah pikiran dan akhirnya memutuskan untuk pergi. Pesta dansa kerajaan digelar untuk merayakan ulang tahun Pangeran Mars Strongmoor.     

Ia pikir ia akan menjadikan ini pengorbanan kecil untuk pria yang ia cintai. Ia harus hadir di acara yang terhitung penting bagi Mars.     

Ia juga ingin datang sebagai balas budi atas apa yang sudah Mars berikan selama ini dan bukan untuk melihat Raja Jared.     

Ini akan menjadi kesempatan pertama dan terakhir Emmelyn untuk merayakan ulang tahun Mars bersama-sama.     

Karena itu, ia berubah pikiran dan akhirnya memutuskan berada di sisi pangeran saat pesta berlangsung.     

Emmelyn telah membuat keputusan untuk pergi dari Draec begitu bayinya lahir. Tidak akan ada bayi kedua atau ketiga, ia juga tidak ingin mengklaim kembali Wintermere.     

Ya, mungkin itu keputusan yang terbaik.     

***     

Putra mahkota tercengang ketika ia melihat Emmelyn berjalan menuruni tangga dengan gaun pesta yang disiapkan oleh Nyonya Coultard beberapa waktu lalu. Gadis itu terlihat… sangat cantik.     

Sebelumnya dua pelayan membantunya berpakaian di kamar mereka, jadi Mars memilih untuk menunggu di bawah. Sebagai seorang pria, pergi ke pesta dansa maupun berperang tidak begitu berbeda. Ia bisa bersiap-siap dengan sangat cepat.     

Namun, Mars mengerti bahwa wanita membutuhkan waktu yang sangat lama untuk berdandan. Karena itu Mars berinisiatif untuk menunggu Emmelyn di ruang makan sambil minum wine.     

Setelah kepala pelayan mengumumkan bahwa sang putri akan datang, pria itu bangkit dari kursinya dengan cepat dan pergi di dekat tangga untuk menyambutnya.     

Sebelum ini, Mars belum pernah melihat Emmelyn berdandan sekali pun. Bahkan penampilannya yang polos tanpa riasan juga sudah memukau.     

Gadis itu memiliki kulit putih yang cerah dan sehat. Matanya berkilauan dan tampak indah yang memancarkan aura kecerdasan. Hidungnya terlihat manis dan bibirnya merah merona.     

Tapi setelah gadis itu menata rambutnya dengan baik, merias wajah dan mengenakan gaun baru yang dihiasi dengan sulaman dan batu permata yang indah, ia terlihat seperti peri tercantik dari negeri dongeng. Mars sangat terpukau melihat penampilan Emmelyn malam itu.     

Apakah ia wanita yang sama yang memburu dan membunuh kelinci beberapa hari yang lalu? Sulit dipercaya ia adalah orang yang sama.     

"Halo?" Emmelyn melambaikan tangannya di depan wajah pria itu. "Apa kau baik-baik saja? Mengapa kau melihatku seperti itu? Aku jelek ya?"     

Mars mengedipkan matanya karena kaget, pria itu kehabisan kata-kata karena kagum dengan penampilan Emmelyn dalam balutan gaun pesta tersebut.     

Andai saja ia bisa menyampaikan rasa cintanya pada wanita ini di pesta dansa dan menikahinya malam itu juga maka… hidupnya akan sempurna.     

Tapi sayangnya akal sehatnya masih bekerja dengan baik dan ia mengurungkan niat gila semacam itu. Ia yakin Emmelyn akan langsung menolaknya mentah-mentah.     

Mars menelan ludah dan tersenyum lebar. Ia mengulurkan tangannya dan meraih tangan gadis itu dengan lembut.     

"Kau terlihat sangat mempersona," ia memujinya. "Aku sampai takjub."     

Saat Nyonya Coultard datang dengan membawa gaun serta mantel baru itu, Mars sudah pernah melihat Emmelyn mencobanya.     

Namun, kali ini ia tampak berbeda karena ia tidak hanya mengenakan gaun tersebut tapi juga menata rambutnya dengan sempurna dan riasan tipis yang diaplikasikan di wajahnya membuatnya tampak menawan.     

Selain itu, Emmelyn juga mengenakan sepasang sepatu yang serasi dengan gaun yang dipakainya.     

"Wah, terima kasih," Emmelyn tersenyum. "Kau juga terlihat tampan, seperti biasanya."     

"Terima kasih," kata pangeran, wajahnya juga tampak gembira. "Ayo pergi? Keretanya sudah siap."     

Emmelyn mengangguk, tetapi sebelum mereka berjalan melewati pintu, ia berjingkat dan mencium pipi kanan Mars.     

"Selamat ulang tahun," ucapnya dengan pipi yang memerah.     

Ia meletakkan sapu tangan sutranya di saku mantelnya dan kemudian berjalan dengan santai menuju kereta.     

Mars mengambil sapu tangan dari sakunya dan mengaguminya dengan senyum yang tersungging lebar di wajahnya.     

Tadi ia sempat kaget ketika Emmelyn tiba-tiba menciumnya tapi ia lebih kaget dengan hadiah pemberiannya.     

Pangeran pernah melihat sapu tangan itu di tumpukan kain yang tengah Emmelyn jahit kemarin.     

Jadi, ia membuatnya untuk hadiah ulang tahun Mars? Tangannya terus saja memegangi sapu tangan kecil itu. Sungguh cantik!     

Ahhh... meski sudah hampir musim dingin dan malam ini suhunya jauh lebih rendah dari hari-hari sebelumnya, tubuh Mars terasa begitu hangat.     

Ia dengan cepat menyusul Emmelyn, memasuki kereta dan di duduk di hadapannya. Wajah Mars tampak berseri-seri dan gadis itu juga tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang sedari tadi ia tahan.     

Entah mengapa, Emmelyn bisa merasakan kebahagiaan yang sangat luar biasa di dalam hatinya. Ah… sepertinya Mars suka dengan hadiah yang ia buat untuknya.     

Hal ini membuat Emmelyn sangat senang. Ia memang sengaja menjahit sapu tangan itu untuk diberikan kepada Mars sebagai hadiah ulang tahun karena ia tidak memiliki uang untuk membeli barang lain.     

"Terima kasih atas kado ulang tahunnya. Aku sangat menyukainya," kata Mars. "Aku sangat terkesan dengan kemampuan menjahitmu. Aku tidak tahu kau memiliki begitu banyak keterampilan. Ini pertama kalinya seseorang menjahitkan sapu tangan untukku."     

Emmelyn mengangkat bahu saat mendengar ucapan Mars. "Kau tidak pernah menyangka aku bisa menjahit karena aku tidak biasa bertingkah manis seperti layaknya wanita pada umumnya, kau selalu menganggap aku wanita yang tidak punya sopan santun, dan—"     

"Tidak, bukan itu .." Mars cepat-cepat memotong kata-kata gadis itu. "Aku tidak percaya ada seseorang yang begitu sempurna sepertimu."     

"Maksudnya?" tanya Emmelyn keheranan. "Kau tidak sedang menyindir, kan?"     

"Bukan. Aku sama sekali tidak sedang menyindir," jawab Mars cepat. "Aku sangat kagum kepadamu. Kau bisa menggunakan pedang, melindungi dirimu sendiri, berburu hewan dan bahkan memasaknya, kau juga gadis yang pemberani dan pintar, ditambah lagi kau sangat cantik... dan sekarang, kau juga bisa menjahit? Sapu tangan ini sangat indah. Aku juga sempat melihat pakaian bayi yang kau jahit untuk anak kita. Aku menyukainya, tampak sangat bagus…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.