Pangeran Yang Dikutuk

284



284

0"Awalnya sangat sulit..." Ratu mengakui. "Ibuku datang untuk tinggal bersamaku setelah aku menjadi ratu, tetapi ia meninggal beberapa tahun kemudian. Itu adalah waktu yang sangat sunyi bagiku. Untungnya, setelah beberapa saat, aku menemukan teman baru di antara para dayang. Apa kau masih ingat mereka?"     

"Ya, Ibu Suri," Emmelyn mengangguk. "Lady Athibaud, Lady Chaucer, dan Lady Preston?"     

"Ya, kau benar. Merekalah yang aku maksud. Sebenarnya ada satu lagi. Ia adalah istri menteri perdagangan, tapi ia meninggal saat melahirkan. Sedih sekali...." Ratu Elara menghela napas.     

Ia menambahkan, "Kami melewati masa-masa kehamilan dan persalinan bersama dan pengalaman itu membuat kami lebih dekat. Mereka adalah orang-orang yang menemaniku dan menghiburku ketika aku kehilangan bayiku, dan kemudian, anak-anak kami tumbuh bersama."     

Emmelyn ingat Lady Preston tidak punya anak. Mungkin ia merasa dikucilkan karena para wanita lainnya bisa berbagi pengalaman yang sama dengan ratu dan ia tidak? Itukah alasan mengapa ia membawa keponakannya yang yatim piatu untuk tinggal bersamanya?     

"Apakah Lady Preston juga memiliki pengalaman yang sama dengan Ibu Suri dan para dayang lainnya?" Emmelyn akhirnya menanyakan pertanyaan itu.     

Ratu Elara menatapnya dengan senyuman dan menggelengkan kepalanya. "Sayangnya tidak. Sangat sulit baginya ketika semua wanita di sekitarnya hamil dan memiliki anak. Masalah itu juga sempat membebani pernikahannya. Ada beberapa rumor yang mengatakan bahwa Duke Preston memiliki beberapa wanita simpanan untuk mendapatkan anak."     

"Oh..." Emmelyn sangat tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang keluarga Preston. "Benarkah?"     

Ratu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak begitu tahu. Tapi satu hal yang pasti, tiba-tiba Duke Preston menjadi pria yang berperilaku baik dan semua gosip tentang dirinya yang memiliki simpanan mereda. Lady Preston pergi ke pedesaan untuk merawat saudara perempuannya yang sakit dan ketika ia kembali, ia membawa Ellena bersamanya."     

"Ohh begitukah..." Emmelyn tahu apa yang terjadi selanjutnya. Dari apa yang diceritakan suaminya, ia dan Ellena sudah berteman sejak kecil, bersama dengan Edgar dan Gewen.     

"Lady Preston tidak pernah mau mengakuinya, tapi menurutku Ellena sebenarnya adalah putri suaminya setelah berselingkuh dengan simpanannya," tiba-tiba sang ratu berbisik. "Apa kau pernah melihat Duke Preston? Ia dan Ellena sangat mirip."     

Emmelyn mengangkat alisnya dan mencoba mengingat-ingat wajah Duke Preston. Sekarang karena ratu menyebutkannya, ia pun juga melihat kesamaan di antara keduanya.     

Jadi, apakah ini berarti Ellena sebenarnya adalah putri kandung sang duke? Skandal yang luar biasa!     

"Jika Ellena benar-benar putri haram sang duke dari simpanannya, lalu mengapa Lady Preston membawa Ellena pulang dan berpura-pura ia adalah keponakannya?" Emmelyn bertanya kepada ratu.     

Ibu mertuanya mengangkat bahu. "Untuk urusan itu, kau harus bertanya kepadanya sendiri. Orang terkadang punya alasan sendiri saat melakukan sesuatu."     

"Hmm... mungkin agar ia tetap bisa berada di lingkarang sosial Ibu Suri?" Emmelyn bertanya lagi. "Maksudku... semua wanita lain punya anak kandung dan mereka bisa tinggal lebih dekat denganmu, Ibu. Mungkin ia mengira ia akan ditinggalkan jika ia tidak memiliki satu orang anak pun?"     

"Bisa saja..." Ratu Elara menghela napas. "Sayang sekali karena semua harus berakhir seperti ini."     

"Berakhir seperti ini?" Emmelyn tidak begitu mengerti.     

"Jadi begini... setelah insiden antara Ellena dan Mars, hubungan kami menjadi buruk," Ratu Elara menjelaskan. "Ellena juga telah memutuskan persahabatannya dengan Mars. Mereka tidak ingin lagi tinggal di ibu kota."     

"Apa?" Emmelyn tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. Ellena dan keluarganya tidak lagi ingin tinggal di ibu kota? Mengapa? Dan kemana mereka pergi?     

"Ya. Setelah Ellena sembuh, mereka meminta izin Yang Mulia untuk meninggalkan ibu kota dan pindah ke pedesaan," kata Ratu Elara. "Mereka meninggalkan ibu kota kemarin."     

"A-apa?" Emmelyn langsung merasakan dadanya dipenuhi kebahagiaan. Ia tidak tahu jika mendengar soal Ellena yang akhirnya menyerah untuk mengejar suaminya dan pindah bisa membuatnya sebahagia ini.     

Akhirnya, mereka tidak perlu lagi mengkhawatirkan Ellena.     

Tiba-tiba Emmelyn merasa sangat lega ketika ia mendengar bahwa Ellena dan keluarganya telah meninggalkan ibu kota. Ini pertanda baik, bukan?     

Akhirnya, semua yang mengganggu pikirannya hilang, satu per satu. Mars akan segera membunuh penyihir itu dan melenyapkan ancaman dari keluarga mereka untuk selamanya.     

Dan kemudian... Ellena rupanya menyerah untuk mendapatkan Mars dan tidak ingin lagi berurusan dengannya. Artinya, Emmelyn tidak perlu merasa kesal dengan kehadirannya dan terus-menerus mencoba berada di dekat suaminya.     

Emmelyn merasa dirinya berkonflik tentang Ellena saat ia mengetahui kehadiran Ellena dan hubungannya dengan Mars serta dua sahabatnya yang lain.     

Di satu sisi, Emmelyn membenci Ellena, tetapi di sisi lain, ia harus memahami karena gadis itu adalah teman masa kecil suaminya dan telah melakukan pengabdian yang luar biasa kepada kerajaan dengan membuat penyihir itu mencabut kutukannya dari Mars.     

Jadi... sebagai istri yang baik, Emmelyn tidak bisa meminta Mars untuk membuang Ellena begitu saja. Itu berarti, ia hanya bisa menghindari Ellena sebisa mungkin dan membiarkan persahabatannya dengan Mars tetap sama.     

Sekarang, sepertinya takdir akhirnya memihaknya dan Ellena memutuskan untuk mengakhiri persahabatannya dengan Mars dan menjauh.     

Ini benar-benar kabar baik yang bisa membuat hati Emmelyn dipenuhi kebahagiaan setelah mengalami begitu banyak kejadian mengerikan dalam sebulan terakhir.     

"Kemana mereka pergi?" Emmelyn memutuskan untuk bertanya kepada ratu.     

"Aku rasa mereka pernah menyebutkan sebuah desa, cukup jauh dari sini. Dari sanalah keluarga Duke Preston berasal. Mereka mendapatkan pangkat duke di Casbay," jawab Ratu Ellena. "Jadi, kurasa mereka pindah ke sana."     

"Oh..." Emmelyn tersenyum mendengar penjelasan ratu. "Aku tidak bisa berbohong dengan mengatakan kepergian mereka membuatku sedih. Maaf, Ibu Suri... tapi aku tidak cocok dengan Ellena dan aku senang ia akhirnya memutuskan sudah waktunya untuk menjauh."     

Ia menatap ratu dengan tatapan meminta maaf. Emmelyn tahu bahwa Ratu Elara cukup dekat dengan para dayangnya dan Lady Preston adalah salah satu di antara mereka. Jadi, ratu pasti merasa sedih karena temannya pergi.     

"Aku mengerti," kata ratu. "Pasti sulit bagimu. Aku tidak menyalahkanmu. Ellena terkadang... terlalu memaksa."     

"Ah... Aku setuju," Emmelyn menghela napas lega.     

Ia senang ibu mertuanya bisa melihat semua masalah ini dari sudut pandangnya dan tidak menuduhnya sebagai istri yang menuntut dan sombong yang ingin mengatur suaminya dan membatasi pergerakan dan persahabatannya dengan orang lain.     

"Ellena adalah gadis yang cerdas dan ia sangat dekat dengan anak laki-laki. Mereka adalah teman baik sebelum ia pergi meninggalkan Draec. Sekarang... sulit untuk melihat Ellena dan Mars berada dalam situasi ini. Mars sudah menikah dan Ellena harus melupakan perasaannya," tambah Ratu Elara. "Yah... mungkin sudah jalannya seperti ini."     

Ratu tidak ingin mengatakan kepada Emmelyn bahwa sebenarnya, saat itu, ia juga berpikir bahwa suatu hari Mars akan menikah dengan Ellena.     

Ketika Mars meminta Ellena menjadi istri nominalnya, ia menanyakan pendapat ratu dan Ratu Elara dengan sepenuh hati menyetujuinya. Ia tidak tahu apakah kutukan itu bisa dicabut dan Mars bisa hidup seperti pria normal atau tidak.     

Menikahi sahabatnya secara resmi dan menghindari perebutan kekuasaan sepertinya pilihan terbaik yang bisa diambil putra mahkota saat itu.     

Sekarang, ratu merasa bersalah. Ia pikir akan lebih baik jika Emmelyn tidak pernah tahu. Tidak peduli apa pun itu, semuanya hanyalah bagian dari masa lalu. Pada akhirnya, Mars dan Ellena tidak bisa bersama dan Ellena harus melupakan perasaannya.     

Mars telah memilih Emmelyn dan akan segera memiliki anak darinya. Jadi, bagi Mars, Emmelyn dan Harlow adalah masa depannya. Ellena adalah masa lalunya.     

Emmelyn merasa senang karena ratu memahaminya, tetapi ia memilih untuk tidak membahas tentang Ellena atau Preston lebih jauh lagi. Untung mereka sekarang sudah pergi. Emmelyn tidak mau memikirkannya dan membuat ratu sedih karena kehilangan temannya.     

Ia mengubah topik dan bertanya tentang masa-masa saat Mars masih kecil. Apakah pangeran dulunya anak yang manis atau nakal.     

"Ohh... Ia anak yang paling manis!" Ucap sang ratu dengan bangga. "Ia tidak pernah memberiku kesulitan yang berarti. Baiklah... sebaiknya aku menunjukkan kepadamu bagaimana penampilannya saat ia masih muda."     

Ia melambai dan memberi isyarat kepada kepala pelayan untuk datang. John berjalan ke arah mereka dan membungkuk dengan hormat.     

"Ya, Yang Mulia."     

"Tolong ambil semua lukisan Mars dari perpustakaan dan lima lukisan dari aula keluarga," kata Ratu Elara kepada kepala pelayan. "Aku ingin menunjukkan putraku kepada Putri Emmelyn."     

"Baiklah, Yang Mulia," John membungkuk lagi dan meninggalkan ruang tunggu.     

"Lukisannya sebanyak itu!?" komentar Emmelyn. Ia sangat senang saat mendapat kesempatan untuk melihat bagaimana penampilan suaminya ketika ia masih muda. Ia ingat mereka tidak punya lukisan di kastil.     

"Yah, aku suka menyimpan kenangan indah dan menjaganya baik-baik," kata Ratu Elara. "Seperti yang kau tahu, aku tidak punya anak yang masih hidup kecuali Mars. Jadi, bagiku, penting untuk menyimpan fotonya untuk berjaga-jaga..."     

Ia tidak melanjutkan kata-katanya, tetapi Emmelyn bisa menebak apa yang ingin diucapkan Ratu Elara selanjutnya.     

Ratu khawatir Mars akan mati dan tidak bisa bertahan sampai dewasa seperti semua anaknya yang lain. Jadi, ia ingin memiliki kenang-kenangan, lukisan-lukisan Mars inilah yang akan membuatnya mengingatnya jika ia juga meninggal.     

Untungnya, Mars bertahan hidup dan ia sekarang menjadi pria yang kekar dan kuat. Ia sangat sehat dan ibunya kini bisa merasa lega karena bisa melihat putranya tumbuh dewasa dan sehat.     

"Aku mengerti," bisik Emmelyn. Jauh di lubuk hatinya, ia juga berharap Harlow akan menjadi kuat dan sehat seperti Mars sekarang.     

John kembali dalam waktu setengah jam dengan sepuluh pelayan, masing-masing membawa satu lukisan dan mereka mengatur lukisan di lantai, menyandarkannya ke dinding. Lima pelayan keluar lagi dan kembali dengan membawa lima lukisan lainnya.     

Emmelyn mengatupkan bibirnya dengan takjub saat dikelilingi oleh begitu banyak lukisan suaminya sejak ia masih bayi, balita, dan remaja. Ia terlihat sangat tampan dan menawan.     

Penampilan Mars mengingatkannya kepada pangeran elf dari dongeng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.