Pangeran Yang Dikutuk

Aku Akan Beristirahat Seminggu



Aku Akan Beristirahat Seminggu

0Ada begitu banyak pertanyaan yang berkecamuk di benak Emmelyn.     

Apa yang terjadi di istana kerajaan? Mengapa Mars pulang larut malam? Ia tidak pernah seperti ini sebelumnya.     

Satu-satunya hal yang membuat Mars pulang terlambat dan tidak mengirim berita adalah ketika ia ingin memberinya kejutan dengan membawakan beberapa kereta kuda berisi bunga Wintermere di musim dingin.     

Yang dilakukan Mars saat itu adalah hal yang sangat romantis sehingga Emmelyn langsung memaafkannya. Jadi, apa yang sudah terjadi kali ini? Emmelyn hanya bisa bertanya-tanya dalam kepalanya.     

Emmelyn menatap wajah tampan suaminya dan melihat ia masih tertidur. Yang dilakukan Mars kali ini juga sangat tidak biasa, karena ia biasanya sudah bangun dan pergi keluar untuk melatih anak buahnya, lalu kembali untuk sarapan bersama dengan Emmelyn.     

Ia terlihat sangat lelah. Emmelyn mengangkat tangannya dan menyentuh rambut Mars dengan lembut, berhati-hati agar tidak membangunkannya. Sepertinya pangeran benar-benar butuh istirahat hari ini.     

Emmelyn meringkuk lebih dekat ke dada pangeran dan memeluk pinggangnya. Jika Mars memang sangat lelah hari ini, ia akan membiarkannya tidur lebih lama dan menemaninya.     

Namun, tepat saat itu Mars tiba-tiba membuka matanya. Ia ternyata tidak bisa tidur nyenyak dan meski merasa sangat lelah ia bisa mudah terbangun oleh gerakan sekecil apa pun.     

Pria itu menatap wajah Emmelyn yang kini memiringkan wajahnya untuk melihat Mars lebih dekat tepat saat gadis itu merasakan Mars menggerakan badannya. Mata mereka saling menatap.     

"Selamat pagi, Sayang," Mars menyapanya sambil tersenyum. "Bagaimana tidurmu tadi malam?"     

Ia memutuskan untuk terlihat baik-baik saja dan berusaha agar Emmelyn tidak curiga bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi di istana kerajaan. Sial.     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya saat mendengar pertanyaan sang suami. Bagaimana ia bisa tidur nyenyak semalam saat ia tahu suaminya belum pulang dan tidak memberinya kabar apa pun. Ia sangat khawatir.     

"Aku menunggumu berjam-jam," keluhnya. "Kenapa kau pulang terlambat? Jam berapa kau tiba?"     

"Aku sangat menyesal, ada beberapa hal penting yang harus aku urus di istana kerajaan. Aku lupa mengirim kabar," jawab Mars penuh kasih. "Aku akan menebusnya hari ini dengan tidak pergi kemana-mana. Bagaimana menurutmu?"     

Mata Emmelyn tiba-tiba berbinar bahagia. Jika Mars benar-benar akan menebusnya dengan tinggal di rumah bersamanya sepanjang hari, ia akan sangat menyukainya!     

Kemarin, setelah ia berangkat ke istana kerajaan, Emmelyn merasa sangat kesepian dan sedih. Ia meminta Nyonya Adler untuk menemaninya saat ia mengunjungi mayat kakaknya dan berduka untuknya, tetapi ia masih merasa hampa dan kesepian.     

Ia berharap Mars ada di sana bersamanya dan menghiburnya. Ia berharap ia bisa berbagi kesedihannya dengan sang suami dan menangis berjam-jam tanpa mengatakan apa pun.     

Emmelyn tidak bisa melakukan itu di depan orang lain. Hanya di hadapan Mars lah Emmelyn merasa nyaman untuk menjadi dirinya sendiri. Oh, ia sangat berharap bisa bersama Mars sepanjang waktu.     

Saat Emmelyn mendekati tahap akhir trimester kedua kehamilannya, ia merasa lebih sensitif dan sangat bergantung kepada suaminya.     

Ini sebenarnya adalah hal yang Emmelyn tidak sukai dan ia tidak terbiasa bersikap seperti itu kepada Mars.     

Berada dalam situasi ini membuatnya merasa lemah dan tidak berdaya. Kematian Killian semakin memperburuk kondisi kehamilannya.     

Sekarang, Emmelyn hanya merasa ingin meringkuk di tempat tidur sepanjang hari dan tidak melakukan apa-apa.     

"Apa kau janji?" Tanya Emmelyn kepada Mars untuk memastikan. "Berjanjilah kau akan menebusnya untukku?"     

Mars mengangguk. "Aku berjanji. Aku tidak ingin pergi kemana-mana hari ini dan hanya ingin bersamamu."     

Emmelyn memukul dada pangeran dengan tangan kecilnya dan mengerucutkan bibirnya lagi. "Aku sangat khawatir tadi malam. Kupikir sesuatu yang buruk terjadi kepadamu. Aku bahkan berpikir untuk menyusulmu ke istana kerajaan untuk mencarimu jika kau tidak pulang saat tengah malam... tapi aku tertidur."     

"Benarkah?" Mars menatap Emmelyn dalam-dalam. Ia menyentuh rambutnya dan menyelipkan sehelai rambut di belakang telinganya. Kemudian, ia menutup matanya dan mencium bibir Emmelyn dengan lembut.     

Ketika bibir mereka terlepas, Mars hanya tersenyum tipis sambil menyentuhkan hidungnya tepat di hidung istrinya dengan penuh kasih sayang.     

"Kau tidak boleh merencanakan hal semacam itu lain kali. Jangan pernah berpikir untuk pergi ke istana tanpa diundang atau tanpa aku. Lebih baik jika kau diam saja di sini dan istirahat," katanya kepada sang istri dengan penuh pengertian.     

Melihat Emmelyn cemberut, Mars menambahkan, "Tolong jaga dirimu dengan baik dan jangan pernah mencoba untuk menyusulku lain kali. Ingat, sekarang kau tidak hidup hanya untuk dirimu sendiri. Keselamatan bayi kita adalah yang terpenting. Jangan khawatir, tidak ada hal buruk yang akan terjadi kepadaku. "     

Entah bagaimana, sulit bagi Emmelyn untuk mempercayai kata-kata suaminya. Ia tahu Mars adalah orang yang tangguh dan ia juga dikelilingi oleh pasukan pelindung yang kuat, tetapi sesuatu di dalam hatinya mengatakan kepadanya bahwa ada hal yang buruk sudah terjadi dan Mars tidak mau memberi tahunya.     

Mungkinkah ini yang dinamakan intuisi seorang istri? Entahlah, Emmelyn tidak tahu pasti.     

Apa yang sudah terjadi? Mengapa Mars tidak ingin menceritakan yang sebenarnya kepadanya?     

"Lain kali, kau harus mengirim seseorang dan memberiku kabar, kalau tidak aku akan mencarimu," Emmelyn pun akhirnya mengalah.     

Ia tidak akan memaksa Mars untuk mengatakan semuanya jika ia memang tidak mau melakukannya. Emmelyn telah memutuskan ia akan mencoba mencari tahu sendiri.     

"Aku akan melakukannya lain kali. Maafkan aku, kemarin aku terjebak dengan begitu banyak hal yang membutuhkan perhatian penuh dariku. Aku akan mengirim seseorang untuk memberimu kabar jika aku akan pulang terlambat lagi di kemudian hari."     

"Janji?" Emmelyn.     

"Janji," Mars memeluknya lebih erat dan menutup matanya. "Bagaimana kalau kita tidur lagi? Aku rindu memelukmu."     

Emmelyn akhirnya tersenyum. Ia merasakan hal yang sama. Ia juga rindu memeluk suaminya di atas ranjang. Perpisahan mereka sepanjang hari kemarin terasa seperti waktu yang sangat lama.     

Ia memejamkan mata dan menikmati kehadiran Mars di sekitarnya. Mereka tidak meninggalkan kamar sampai jam 10 pagi.     

Pagi itu sangatlah damai bagi keduanya.     

***     

Ketika mereka akhirnya memutuskan untuk keluar, matahari bersinar terang dari luar jendela kastil yang tinggi. Mars memegang tangan Emmelyn saat mereka berjalan berdampingan menuju ruang makan.     

Kepala pelayan segera menyambut mereka di ambang pintu dan bertanya apakah pasangan itu ingin sarapan meski sudah masuk waktu makan siang.     

"Ya, Roshan. Tolong bawakan kami sarapan. Aku lapar sekali, sepertinya aku bahkan bisa menyantap seekor kuda sekarang," kata pangeran sambil tersenyum.     

Mars baru merasa kelaparan setelah meninggalkan kamar dan menyadari bahwa ia belum makan apa pun setelah makan siang kemarin. Ah... ada begitu banyak hal yang terjadi di istana raja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.