Pangeran Yang Dikutuk

Hari Pernikahan (2)



Hari Pernikahan (2)

0Emmelyn tanpa sadar menutup matanya saat ia mencium aroma wangi tersebut. Ia menikmati sekali aroma harum yang memenuhi kamarnya. Ia menoleh ke arah Lily dan bertanya apa yang ada di dalam bak tersebut.     

"Ahh... ini resep rahasiaku," Lily mengedipkan mata. "Nanti akan kuberikan bahan-bahannya kepadamu. Aku biasa menambahkan banyak rempah-rempah dan bunga istimewa. Dengan begitu, air dalam bak akan menjadi harum bagai bunga-bunga yang bermekaran di musim semi. Ditambah lagi, rempah dan bunga ini akan membuat kulitmu semakin kenyal dan lembab."     

"Ahh... terima kasih banyak! Aku sudah pasti akan sangat menyukainya!" Emmelyn memeluk Lily lalu bersiap untuk mandi. Dua pelayan dengan sigap datang membantunya untuk membuka pakaian.     

Para pelayan memanjakan dan memperlakukan Emmelyn bak seorang putri raja di hari pernikahannya, sesuai yang diperintahkan oleh Lily. Setelah mandi dengan bunga yang harum dan rempah yang menenangkan, para pelayan memijat tubuhnya. Mereka terlihat begitu berhati-hati agar tidak menyentuh perut Emmelyn. Pijatan para pelayan tersebut membuatnya merasa sangat rileks dan bahagia.     

Setelah ritual mandi itu selesai, Emmelyn dan Lily memutuskan untuk makan siang sebentar dan Emmelyn lalu mengenakan gaunnya.     

Gaun pernikahan Emmelyn berwarna pink muda yang sangat indah dan menonjolkan warna mata Emmelyn sehingga kecantikannya semakin terlihat.     

Nyonya Coultard membuatkan gaun ini untuknya atas perintah Mars. Gaunnya cukup longgar sehingga Emmelyn tidak akan merasa sesak saat mengenakannya.     

"Kau terlihat sangat cantik," ucap Lily. Ia berjalan mengelilingi Emmelyn untuk mengagumi gaun itu dari semua sudut dan mendecakkan lidahnya beberapa kali. "Sangat sempurna! Andai saja aku punya gaun seperti ini saat aku hamil."     

"Kau pikir begitu?" Emmelyn berseri-seri saat Lily memuji gaunnya. Semua pengantin ingin tampil cantik di hari pernikahan mereka. Gaun yang indah adalah suatu keharusan.     

"Ya, aku mengatakan yang sebenarnya," kata Lily. "Kau memiliki bentuk tubuh yang sangat bagus untuk seorang wanita yang sedang hamil dan menurutku kau akan tampak cantik mengenakan apa saja. Tapi bahan dan warna gaun ini sangat cocok untukmu sehingga membuatmu terlihat sangat anggun dan feminin. Aku menyukainya!"     

"Wah, terima kasih..." Emmelyn tersenyum malu-malu.     

Mars juga mengatakan hal yang sama tentang gaun ini di kastil mereka. Ialah yang mendesak agar Emmely membawa gaun ini untuk hari pernikahan mereka.     

Sekarang ia tahu bahwa Mars memiliki selera yang bagus untuk seorang pria.     

Jika Lily, seorang wanita dengan selera fesyen yang baik dapat menghargai penampilannya dengan gaun ini, itu berarti Emmelyn benar-benar terlihat cantik saat mengenakannya.     

Emmelyn tiba-tiba memutuskan untuk mempercayai selera Mars untuk pilihan busananya di masa depan.     

"Sekarang kita sebaiknya menata rambutmu," Lily melambaikan tangannya dan seorang wanita paruh bayah segera datang dengan membawa sisir dan beberapa aksesori rambut. "Ini Lula, ia adalah penata rambut terbaik kami. Ia akan membuatmu terlihat seperti dewi di hari pernikahanmu."     

"Yang Mulia," Lula membungkuk kepada Emmelyn dan tersenyum. "Mohon beri tahu saya jika ada tatanan rambut yang disukai Tuan Putri."     

Emmelyn memikirkannya sejenak. Semua pengantin di Wintermere biasanya membiarkan rambut mereka tergerai. Ia sendiri tidak tahu tentang gaya tata rambut di Draec untuk pengantin.     

"Bisakah kau membiarkan rambutku tergerai saja dan membuatnya tetap rapi dan indah?" jawab Emmelyn. "Aku tidak suka menyanggul rambutku."     

"Baik, saya akan melakukannya Yang Mulia," Lula mengangguk. Ia meminta Emmelyn untuk duduk di kursi dan ia segera menata rambutnya. Lula membutuhkan waktu hampir satu jam untuk merawat rambut Emmelyn dan menatanya sesuai dengan apa yang diinginkannya.     

"Kau tampak luar biasa," komentar Lily setelah mereka selesai. Ia memberikan sebuah cermin kecil kepada Emmelyn untuk memeriksa penampilannya.     

Begitu ia melihat bayangannya, Emmelyn menahan jeritannya.     

Lily benar! Ia terlihat sangat mempesona!     

Rambutnya ditata dengan beberapa kepang kecil di samping dan sisanya dibiarkan tergerai di punggungnya. Emmelyn tidak pernah berdandan seperti ini sebelumnya. Ia bahkan sampai terkejut dengan penampilannya sekarang.     

Gaunnya sudah siap, rambutnya terlihat sempurna... sekarang tinggal memakai beberapa perhiasannya.     

Emmelyn berjalan ke meja rias dan mengeluarkan kantong kecil berisi beberapa perhiasan.     

Putra mahkota menghadiahkan perhiasan itu kepadanya sebelum mereka berangkat ke Southberry. Pangeran mengatakan ia ingin melihat Emmelyn tampak memukau di hari pernikahan mereka, meskipun hanya sebuah pernikahan rahasia.     

Terlihat sebuah rantai emas putih yang dihiasi dengan beberapa berlian biru yang ia pakai di rambutnya sebagai hiasan. Lalu, dua gelang dengan desain mirip ditambah dengan anting-anting. Para pelayan membantu Emmelyn memakai perhiasan itu.     

Ketika mereka selesai, semua orang yang ada di ruangan itu tampak kagum. Terutama Lily yang terlihat sangat terkesan dengan penampilan akhir Emmelyn.     

"Kau adalah pengantin paling cantik yang pernah aku lihat seumur hidupku," ia memuji Emmelyn. "Kau terlihat mempesona."     

Emmelyn menunduk dan tersenyum malu-malu. Hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan sampai meluap-luap.     

"Sudah waktunya," bisik Lily. "Aku akan mengantarkan dirimu untuk menemui mempelai pria."     

***     

Pernikahan rahasia itu akan digelar di halaman bagian dalam kastil. Di sana, sudah ada sebuah pergola yang indah di tengah taman. Musim semi benar-benar datang lebih awal di Southberry karena taman itu sekarang dipenuhi dengan begitu banyak jenis bunga yang bermekaran.     

Sejauh mata memandang, halaman itu dipenuhi dengan bunga dan tanaman hijau yang memanjakan mata siapa pun yang melihatnya. Pergola itu dipenuhi tanaman merambat yang memberikan keteduhan dan Lily meminta pelayannya untuk menghiasinya dengan ratusan mawar.     

Tempat untuk menggelar pernikahan rahasia antara putra mahkota dan Emmelyn terlihat seperti sebuah negeri dongeng dari buku-buku cerita.     

Ketika Mars tiba, ia merasa sangat bersyukur karena sepupunya sudah berusaha keras untuk menjadi tuan rumah terbaik di hari pernikahannya. Meskipun mereka akan mengadakan pernikahan rahasia, entah bagaimana ia merasa Emmelyn akan menyukainya sama seperti dirinya.     

Ini sempurna!     

"Sudah waktunya," kata Athos kepada Mars. Ia mengedipkan mata kepada sepupunya itu dan kemudian menoleh ke arah kepala pelayannya. "Tolong panggil istriku dan mempelai wanita sekarang."     

"Baik, Tuanku," kata kepala pelayan itu dengan hormat. Ia masuk ke dalam gedung utama dan sepuluh menit kemudian, ia kembali dan mengumumkan dengan keras. "Pengantin wanita telah tiba."     

Seorang pemain harpa perlahan memainkan musik indah dengan harpanya untuk menyambut datangnya pengantin yang cantik.     

Tiba-tiba, suasana berubah menjadi sangat khidmat.     

Mars berdiri di bawah pergola itu, ia mengenakan pakaian kebesaran terbaiknya dan berdiri didampingi Edgar dan Gewen. Ketiga pria itu sebenarnya tampak lebih enak dipandang, daripada pergola indah yang dihiasi tanaman merambat dan ratusan bunga mawar itu.     

Hari ini, Gewen dan Edgar juga mengenakan pakaian terbaik mereka. Sekarang kedua pria itu mengerti mengapa pangeran meminta mereka untuk membawa pakaian bagus sebelum berangkat ke Southberry.     

Mars berbohong dengan mengatakan kepada mereka bahwa Athos akan mengadakan pesta di mana ia akan mengundang gadis-gadis tercantik di Southberry untuk merayakan datangnya musim semi.     

Sekarang, mereka tahu itu semua hanya untuk pernikahan rahasianya. Hah.     

Sejujurnya, Mars benar-benar terkejut karena Gewen tidak mengeluh sama sekali karena tidak ada satu pun wanita cantik yang hadir dan hanya ada Lady Emmelyn dan Lady Greenan yang ada di acara itu.     

Sepertinya Gewen benar-benar sahabat yang baik.     

Setelah merasa begitu terkejut karena mengetahui ia telah ditipu dan bahwa kedatangan mereka ke Southberry bukan untuk membahas rencana invasi dan menghadiri pesta musim semi dengan gadis-gadis cantik tapi untuk menghadiri pernikahan rahasia putra mahkota, Gewen akhirnya bisa menghargai undangan pernikahan sahabatnya itu.     

Bahkan kedua orang tua Mars tidak hadir dalam acara itu. Hanya ada Edgar dan dirinya sebagai saksi. Hal itu menunjukkan betapa Mars sangat menghargai dirinya sebagai seorang sahabat.     

Gewen sebenarnya hampir menangis pagi ini saat sarapan bersama ketika mereka membahas pernikahan yang akan dilangsungkan hari ini.     

Sekarang, ia tampak lebih stabil dan menunjukkan dukungan penuh atas pernikahan pangeran. Mars senang karena ia mengikuti saran Emmelyn untuk melibatkan sahabatnya di hari bahagianya. Hari ini, semuanya terasa sempurna.     

"Lady Emmelyn sudah datang," Gewen berbisik ke telinga Mars. Ia sangat ingin melihat prosesi pernikahannya dimulai. Ia bisa melihat wajah temannya berseri-seri dipenuhi dengan kegembiraan.     

Mars menahan napas, ia tidak mampu menjawab kata-kata Gewen. Ia terlalu bersemangat dan merasa terharu.     

Pengantin pria yang tampan berbalik untuk melihat pengantin wanita berjalan ke arahnya.     

Ya, kekasihku kini berjalan dengan anggun dan datang menghampiriku, pikir Mars.     

Mars tersenyum hampir sepanjang hari ini hingga rahangnya mulai sakit sekarang.     

Pintu kayu besar terbuka di kedua sisinya dan mereka bisa melihat sepasang sepatu satin masuk ke dalam taman, diikuti dengan gaun merah muda yang tergerai dengan indah. Segera, sesosok wanita cantik memasuki taman.     

Lily tersenyum lebar saat berjalan di belakang Emmelyn, diikuti Louis, putra tertuanya, sementara Loran yang berusia tiga tahun masuk ke area taman dan berjalan di depan Emmelyn.     

Loran lalu berjalan perlahan sambil melempar bunga dari keranjang kecil di tangannya, di jalur batu yang dilalui Emmelyn untuk mencapai pergola.     

Untuk sesaat, waktu terasa seperti berhenti bergerak. Semuanya tampak kabur, tapi wanita cantik yang kini mengenakan gaun pink bergelombang, berjalan dengan anggun di jalan setapak.     

Putra mahkota tercengang. Ia tahu Emmelyn sudah pasti akan terlihat cantik dan anggun dengan gaun itu tapi tidak menyangka gadis itu akan terlihat BEGITU MEMPESONA.     

Mars merasa seperti sedang melihat seorang dewi yang turun dari kahyangan untuk mengisi dunianya yang sepi. Mars selalu berpikir ia akan berakhir sendirian sampai hari ia menghembuskan napas terakhirnya di bumi.     

Setelah orang tuanya meninggal, Mars membayangkan teman-temannya akan memiliki keluarga sendiri seperti kebanyakan sepupunya. Mereka harus memperhatikan istri dan anak-anak mereka dan tidak akan punya waktu untuk mengobrol bersamanya.     

Mars adalah satu-satunya yang akan hidup sendiri tanpa pasangan. Tidak ada istri, tidak ada anak, hanya ada takhta, kekayaan dan kekuasaan dalam jumlah yang luar biasa banyak tapi tak ada maknanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.