Pangeran Yang Dikutuk

Menyelesaikan Konflik



Menyelesaikan Konflik

0"Yang Mulia ..." Ellena menunduk dan akhirnya menjawab permintaan Mars. "Kau tahu aku akan selalu mendukungmu, Yang Mulia. Aku menyerahkan seluruh kesetiaan dan dedikasi terbaikku kepada Yang Mulia."     

Mars menarik napas lega saat mendengar jawaban Ellena. Ia senang Ellena memutuskan untuk memberikan tanggapan seperti itu. Sekarang... setidaknya ia bisa mengulur waktu untuk menyelesaikan setiap potensi konflik yang bisa muncul setiap waktu.     

Sementara itu, raja mengamati interaksi mereka dengan penuh ketertarikan dan rasa penasaran. Ia mengerti apa yang sedang dilakukan Mars. Bagaimanapun, pangeran adalah putranya. Raja Jared lalu berdeham dan angkat bicara.     

"Seperti yang telah dijelaskan oleh putraku, ia kini tengah menantikan anak pertamanya. Sekarang kita semua tahu bahwa ia tidak lagi dikutuk dan bisa menyentuh wanita. Sayangnya, kita masih belum tahu apakah anak yang dikandung gadis itu juga akan terpengaruh oleh kutukan itu atau tidak."     

Sang raja lalu melanjutkan, "Putra mahkota telah memberikan alasan yang sangat masuk akal tadi malam ketika ia memberi tahu kami bahwa ia perlu menunggu hingga anak itu lahir untuk melihat apakah anak tersebut akan lahir sehat dan kuat."     

Raja Jared memandang mereka semua dengan penuh perhatian dan bicara lagi, Karena itu, aku rasa tidak perlu memaksa pangeran untuk menikah dengan siapa pun sampai bayi itu lahir dan kita bisa memastikan semuanya baik-baik saja. Sedangkan Lady Ellena telah memberikan pengorbanan besar dan pengabdian yang luar biasa untuk kerajaan ini. Aku akan memastikan bahwa keluarga Ellena akan mendapatkan hadiah yang setimpal."     

Ia memandang Ellena dan menunjukkan senyumnya yang jarang ia perlihatkan.     

Raja Jared bukanlah orang yang berkepribadian hangat. Ia lebih sering menyimpan segala sesuatunya hanya untuk dirinya sendiri dan ia jarang sekali tersenyum.     

Melihat sang raja melemparkan senyum kepada Lady Ellena sambil menyampaikan keputusannya membuat semua orang yang hadir di ruangan itu percaya bahwa raja sangat serius dan tulus dengan semua kata-katanya.     

Ellena menatap Raja Jared dan kemudian mengalihkan pandangannya ke arah ratu. Ia tahu para raja akan selalu memihak putra mereka.     

Ellena hanya perlu Mars memihak kepada dirinya dan orang tuanya sudah pasti akan mengikuti perkataan putra mahkota.     

Gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan menjawab dengan suara serak. "Yang Mulia sangat bijaksana dan baik hati. Aku berterima kasih atas kebaikan Yang Mulia. Aku hanyalah rakyat biasa yang tidak punya kekuatan apa pun, aku hanya berusaha melayani kerajaan ini dengan sepenuh hati. Terima kasih."     

Mars merasa beban di dadanya terangkat untuk sementara waktu. Saat ini, situasinya sangat sulit dan pelik. Pangeran hanya berharap ia mampu menangani semuanya dengan baik dan tidak mengulangi kesalahan ayahnya di masa lalu.     

Untuk saat ini, Mars bisa menghindari konflik yang bisa membahayakan dirinya dan Emmelyn.     

Masuk akal bagi Mars untuk merasa khawatir karena ia tidak tahu sejauh mana hubungan Ellena dan penyihir itu selama ini. Mars hanya berharap ia bisa mendapatkan kepercayaan Ellena dan akhirnya menemukan lebih banyak informasi tentang penyihir itu.     

Mars tidak mungkin membiarkan penyihir itu lolos setelah menyakiti dirinya dan keluarganya… dan apa saja yang mungkin sudah dilakukan penyihir itu kepada Ellena supaya kutukan itu dicabut.     

Namun, satu-satunya orang yang mengetahui keberadaan penyihir itu adalah Ellena.     

Mars menduga Ellena tidak akan mungkin membocorkan rahasia besar itu dan memberi tahu dirinya di mana penyihir itu tinggal.     

Mungkin saja Ellena sudah diancam oleh penyihir it. Bagaimana kalau yang trjadi itu adalah sebaliknya? Bagaimana kalau penyihir itu justru membangun hubungan yang dekat dengan Ellena entah untuk alasan apa pun?     

Untuk sekarang, Mars tidak tahu persis apa yang telah terjadi karena Ellena begitu tertutup dan menolak menceritakan segalanya.     

Karena itu Mars merasa ia perlu menjalankan taktiknya dengan benar dan mengulur waktu untuk mendapatkan lebih banyak informasi.     

Jika Ellena sampai diancam, maka Mars perlu menemukan cara untuk mendekati penyihir itu dan membunuhnya. Dengan begitu Mars bisa menghancurkan semua kekuatan dan kutukan sang penyihir untuk selamanya.     

Tapi jika Ellena sampai dipengaruhi penyihir jahat tersebut, Mars harus berhati-hati untuk tidak menyinggung perasaan Ellena.     

Seperti yang gadis itu sudah ceritakan sebelumnya, Ellena bekerja selama empat tahun untuk melayani sang penyihir.     

Dengan waktu selama itu, semua hal bisa terjadi dan Ellena bisa saja sudah berubah. Mars tidak ingin mengambil risiko dan menempatkan Emmelyn beserta bayinya dalam bahaya.     

Akan lebih baik bagi Mars jika ia melangkah dengan hati-hati dan mengambil keputusan dengan kepala dingin. Satu-satunya cara untuk bisa memulai hidup yang damai adalah dengan membunuh penyihir itu.     

Hingga tiba saatnya Mars bisa membunuh penyihir itu, ia harus melindungi Emmelyn dan bayinya dari bahaya apa pun.     

"Terima kasih banyak Ellena! Kau membuatku merasa sangat bahagia," ucap Mars kepada Ellena dengan senyum yang merekah di wajahnya. "Aku telah berduka selama bertahun-tahun karena kau tidak pernah kembali. Tapi sekarang kau sudah ada di sini dan hatiku terasa begitu tenang. Aku sangat merindukanmu dan aku tidak sabar untuk menantikanmu bercengkrama bersama-sama dengan Edgar dan Gewen seperti dahulu."     

Ellena akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Mars. Mata mereka saling pandang untuk beberapa waktu. Ellena terpesona oleh senyum hangat putra mahkota.     

Ellena begitu merindukan senyum itu selama bertahun-tahun. Ketika ia harus menderita karena perbuatan penyihir jahat itu, Ellena terus mengingatkan kepada dirinya sendiri bahwa ia melakukan semua ini demi pangeran. Dan semuanya sepadan.     

Ya, sudah waktunya untuk saling bertukar kabar dengan semuanya, pikir Ellena.     

"Aku juga sangat menantikannya, Yang Mulia," balas Emmelyn yang kini mulai menunjukkan senyum tipis dengan mata yang berbinar. "Aku juga sangat merindukan pangeran."     

Mars mengangguk dan menepuk pundak Ellena dengan pelan. "Aku harus mengundang kalian semua untuk minum. Aku akan mengirimkan undangannya besok. Aku akan meminta Edgar dan Gewen bergabung dengan kita."     

"Itu ide yang sangat bagus, Yang Mulia," jawab Ellena.     

Raja mengagumi cara putranya menyelesaikan konflik. Raja sangat menantikan bagaimana kelanjutan dari kisah ini ke depannya.     

Putraku akan menjadi raja yang baik, pikir raja dalam hati.     

Raja Jared tiba-tiba kembali memikirkan tentang pensiun. Ia baru berusia 50-an tetapi tidak mudah untuk memerintah kerajaan sebesar itu. Ia pikir Draec membutuhkan raja yang lebih muda dan lebih kuat.     

Mungkin setelah Mars mendapatkan pewaris pertamanya, mereka bisa mengumumkan pengunduran diri Raja Jared dan putra mahkota bisa naik takhta.     

Raja Jared dan istrinya dapat menikmati pensiun dini. Ia akan memanjakannya sedikit karena ratu telah menanggung begitu banyak rasa sakit dan tragedi di tahun-tahun awal pernikahan mereka. Setidaknya itulah yang bisa dilakukan raja untuk Ratu Elara.     

"Ah... ini hari yang sangat membahagiakan, ayo kita coba teh baru yang disiapkan pelayanku hari ini," tiba-tiba Ratu Elara mengaburkan suasana menegangkan dan mengharukan itu dengan mengajak semuanya untuk menikmati teh yang mulai dingin.     

Suaranya terdengar jelas dan bahagia. Ratu tersenyum begitu ceria dan mengangkat cangkir tehnya. "Teh ini berasal dari Atlantea. Ini teh terbaik yang pernah aku coba seumur hidupku."     

Kata-kata Ratu Elara bagaikan sihir yang mampu menenangkan suasana menegangkan di ruangan itu. Ini adalah salah satu hal yang Mars kagumi dari ibunya.     

Sang ratu sangat mudah bergaul dengan orang lain dan ia juga anggun, karena itu semua orang sangat menghormati dan menyukainya. Hanya penyihir jahat itu dan Lady Marielle serta seluruh keluarganya yang membenci Ratu Elara.     

Kalau diperhatikan, Mars merasa Emmelyn mengingatkan dirinya kepada sang ratu. Meski mereka berdua memiliki kepribadian yang sangat berbeda, namun Emmelyn memiliki karakter penuh semangat dan mudah bergaul.     

Hal ini membuat Mars merasa tidak ada orang yang akan membenci gadis itu, sama halnya dengan Ratu Elara yang memang selalu menarik perhatian.     

Baik Ratu Elara maupun Emmelyn adalah wanita yang hampir sempurna. Mars merasa sangat beruntung memiliki mereka berdua dalam hidupnya.     

Acara minum teh itu dilanjutkan dengan percakapan yang ringan tentang Atlantea, asal dari teh yang sedang mereka nikmati.     

Para wanita yang hadir saat itu juga tidak lupa membahas sedikit soal anak-anak mereka dan bergosip tentang keluarga bangsawan di ibu kota.     

Mereka sangat senang membagi kabar tentang perjodohan putra dan putri para bangsawan, dan beragam percakapan menghibur lainnya.     

Siang itu, semua berjalan layaknya acara minum teh yang ratu biasa adakan beberapa kali seminggu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.