Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Dan Ratu Elara



Emmelyn Dan Ratu Elara

0Keempat pria itu sekarang merasa lebih nyaman untuk mendiskusikan Wintermere dan sang penyihir karena Emmelyn sudah tidak ada di ruangan itu. Mars merasa kasihan kepada istrinya karena ia harus mendengarkan percakapan tentang tanah kelahirannya seperti ini.     

Pasti sulit, tinggal bersama musuh yang kemungkinan besar melakukan diskusi ini ketika mereka berencana menyerang Wintermere, dan sekarang menyaksikan mereka melakukan pembicaraan serupa ketika mereka mencoba menangkap musuh bebuyutan yang entah bagaimana kemungkinan berhubungan dengannya.     

Karena itu Mars merasa sangat lega ketika ibunya segera mengambil tindakan cepat dan mengajak Emmelyn pergi dari aula pertemuan.     

"Aku hanya akan membawa dua puluh orang terbaikku," kata Mars. "Menurutku itu cukup untuk perlindungan di jalan. Bagaimana menurutmu?"     

"Apakah kau akan membawa Edgar dan Gewen bersamamu?" Raja bertanya kepada putranya. "Mereka sangat bisa diandalkan."     

"Baiklah..." Mars mengerutkan alisnya, mencoba memutuskan pria mana yang harus pergi bersamanya. "Aku tidak ingin membawa keduanya karena aku membutuhkan salah satu dari mereka untuk tetap tinggal di Draec."     

"Mengapa?" Raja Jared bertanya. "Ibu kota sekarang aman. Kita memiliki Jenderal Frey dan Ksatria Emasnya. Kita juga memiliki puluhan ribu tentara."     

"Bukan itu. Aku ingin menempatkan satu orang kepercayaanku di sini saat aku pergi," jelas Mars. "Mereka mengenalku lebih baik daripada siapa pun. Jika terjadi sesuatu, mereka akan langsung tahu apa yang harus dilakukan untuk menggantikanku."     

Maksud Mars yang sesungguhnya adalah ia ingin salah satu sahabatnya melindungi Emmelyn selama ia pergi.     

Ia tidak sanggup meninggalkan istrinya sendirian tanpa perlindungan dari orang kepercayaannya. Di sisi lain, membawa Emmelyn dalam perjalanan ini sangatlah tidak mungkin.     

Karena itu, Mars harus memilih antara Edgar dan Gewen untuk ikut bersama rombongan kecilnya.     

Mars tahu ia bisa mempercayai keduanya, namun, dalam situasi seperti ini, mungkin Edgar akan menjadi pilihan yang lebih baik daripada Gewen.     

Edgar berkepala dingin dan bukan seorang playboy yang kemungkinan akan mengalihkan perhatiannya dari tugasnya ketika ia bersama beberapa dayang cantik. Ia orang yang tepat untuk menjaga Emmelyn di ibu kota.     

"Kurasa, aku akan membawa Gewen bersamaku, Ayah. Ia pandai dalam hal pengawasan dan ia bisa melindungiku dari jauh dengan keterampilan memanahnya." Mars akhirnya memutuskan.     

Ia melanjutkan ucapannya, "Aku mendengar dari Ellena bahwa penjaga gerbang menyimpan beberapa monster yang harus kita bunuh. Beberapa di antaranya adalah elang berbahaya. Aku akan membutuhkan Gewen untuk mengurus para monster itu."     

Raja mengangguk. "Oke, kedengarannya bagus."     

"Begitu kita sampai di Shadowend dan bertemu penyihir itu, aku bisa menanganinya," kata Elmer. "Yang Mulia tidak perlu khawatir tentang itu. Aku akan menghukumnya atas kejahatannya dan membuatnya membayar semua darah yang telah ditumpahkan karena perbuatannya."     

Enam belas orang telah meninggal karena mereka menyentuh putra mahkota ketika ia masih bayi dan sepuluh lainnya meninggal karena mereka menyentuhnya secara tidak sengaja. Lalu... masih ada empat saudara kandung Mars yang meninggal saat masih bayi atau lahir mati.     

Itu artinya sang penyihir telah membunuh tiga puluh nyawa.     

Mereka akan memastikan ia membayar semua dosa-dosanya selama ini.     

Emmelyn berjalan bersama dengan Ratu Elara, meninggalkan aula pertemuan, diikuti oleh beberapa pelayan di belakang mereka. Ratu tersenyum ketika ia berbicara dengan Emmelyn. Semua orang bisa melihat ratu dalam suasana hati yang sangat baik.     

"Ini kamar Mars yang lama," ratu tersenyum lebar sambil menunjuk ke pintu besar di sebelah kanannya. Dua pelayan segera membukakan pintu untuk mereka dan membungkuk saat ratu dan Emmelyn melangkah masuk.     

Para pelayan menutup pintu rapat-rapat dan menunggu di luar atas perintah ratu. Sementara itu, Ratu Elara mengajak Emmelyn berkeliling ke ruangan besar itu dan membiarkannya melihat sesuka hatinya.     

Ruangan itu sangat luas dan dirancang dengan warna gelap. Tempat tidurnya terbuat dari kayu jati gelap terbaik. Kamar itu dilengkapi dengan kasur besar yang bagus dan seprai abu-abu dilengkapi tirai dengan warna senada.     

Ada juga sebuah sofa besar yang dihiasi emas di dekat jendela, rak buku hitam tinggi dengan banyak buku tentang sejarah dan biografi, satu meja dan kursi kerja yang elegan, dan permadani berwarna coklat muda yang indah di lantai.     

Emmelyn mengagumi ruangan itu dan mencoba membayangkan bagaimana suaminya hidup sebelum ia memiliki kastil sendiri. Kalau dipikir-pikir, kamarnya terlihat kaku dan membosankan dibandingkan dengan kastil mereka sekarang.     

Ia ingat kastil Mars juga berwarna abu-abu dan membosankan sebelum ia tinggal di tempat itu dan menjadi sang nyonya kastil.     

Sepertinya Mars benar-benar tidak peduli dengan tempat tinggalnya, selama nyaman dan layak huni. Pangeran baru memulai mendekorasi kastilnya setelah Emmelyn hidup bersamanya.     

Ahh... Mars selalu berkata ia hanya menghabiskan sedikit waktu di rumah dan karena itu ia tidak pernah merasa perlu untuk mendekorasinya dengan berlebihan.     

Ia selalu bangun pagi-pagi sekali untuk melatih prajuritnya dan melakukan tugas kerajaannya dan kembali larut malam, hanya untuk tidur.     

Namun, sekarang setelah ia memiliki seorang istri dan seorang anak yang akan segera lahir, ia menyadari bahwa rumahnya tidak hanya untuk dirinya seorang, tetapi juga untuk mereka berdua kelak. Itu sebabnya Mars memutuskan untuk menghiasnya lebih bagus lagi.     

"Putra Mahkota tinggal di sini sejak kecil sampai berusia 20 tahun," jelas Ratu Elara. "Setelah ulang tahunnya yang kedua puluh, kami pikir akan lebih baik jika ia memiliki kastil sendiri, jadi kami memberinya satu."     

"Aku suka kamar ini," kata Emmelyn. "Mungkin, aku hanya perlu menambahkan beberapa warna di sini. Warnanya sekarang terlihat agak menyedihkan."     

"Kau memang benar! Aku setuju," kata Ratu Elara. Ia bertepuk tangan dan dua pelayan langsung masuk. Ratu berpaling kepada mereka dan meminta mereka untuk mencatat apa yang dikatakan Emmelyn. "Putri Emmelyn ingin menambahkan beberapa warna di kamar ini."     

"Terima kasih, Ibu Suri," kata Emmelyn sambil tersenyum. Ia melihat sekeliling mereka dan menyampaikan tentang beberapa furnitur yang perlu diganti atau disesuaikan. Para pelayan mencatat apa pun yang diucapkan tuan putri.     

"Apa warna favoritmu? Kami akan mencoba menggabungkan semuanya dengan bahan yang bagus dan menjadikannya kamar impianmu."     

"Hmm... Aku suka warna-warna lembut," jawab Emmelyn. "Biru muda, ungu dan merah muda yang lebih terang..."     

"Kedengarannya bagus." Ratu Elara memiringkan dagunya ke pelayan dan bertanya, "Apa kalian sudah mencatatnya?"     

"Ya, Yang Mulia."     

"Baiklah." Ratu Elara menoleh ke arah Emmelyn lagi. "Ngomong-ngomong, aku sudah minta John menyiapkan seprai baru dan permadani yang lebih bagus untuk kamar ini. Kita juga butuh lemari baru. Bagaimana menurutmu?"     

"Aku tidak keberatan dengan itu, Ibu Suri..."     

"Baiklah. Aku tahu kau punya selera yang bagus," Ratu Elara tertawa kecil. "Anak laki-lakiku itu hanya tahu soal berperang dan memimpin pasukannya, ia tidak peduli dengan mode atau memiliki rumah yang indah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.