Pangeran Yang Dikutuk

Aku Bisa Melihatmu Dalam Gelap



Aku Bisa Melihatmu Dalam Gelap

0"Apa yang sedang kau pikirkan?" Mars bertanya kepada Emmelyn. Ia memperhatikan bagaimana gadis itu menatapnya dengan tatapan aneh di matanya.     

"Tidak ada, aku tidak memikirkan apa pun," Emmelyn berbohong.     

Berbohong untuk hal-hal kecil yang tidak mau ia akui sudah menjadi kebiasaan bagi gadis itu. Ia tadinya ingin mengundang Mars kembali ke tempat tidur mereka untuk menghangatkannya di malam yang dingin ini. Namun ia masih ragu apakah itu suatu keputusan yang tepat atau tidak.     

Mungkin... mereka bisa bercinta lagi seperti dulu sebelum Dokter Vitas menyatakan Emmelyn hamil?     

Ahh... pasti menyenangkan, ia bisa terlelap tidur setelah lelah berhubungan intim.     

Emmelyn menelan ludah saat ia teringat betapa besar kenikmatan yang ia rasakan saat mereka bermain di atas ranjang setiap malamnya setelah mandi berendam bersama.     

[Astaga, Emmelyn! Apa yang kau pikirkan?]     

Sungguh memalukan! Ia sedang memikirkan apa saja yang pria itu akan lakukan padanya saat mereka berada di tempat tidur yang sama!     

Apakah Emmelyn merindukannya? Apakah ia ingin menikmati tubuh pria itu lagi malam ini?     

Jika Emmelyn mengundangnya kembali untuk tidur bersama, apa yang akan Mars pikirkan tentang dirinya? Apakah ia akan berpikir Emmelyn itu gadis yang plin-plan?     

Emmelyn sendiri yang meminta mereka untuk pisah ranjang. Ia bahkan tidak ragu menyarankan agar mereka tinggal di kamar berbeda beberapa waktu lalu. Dan ia bahkan menggunakan kehamilannya untuk mendukung pernyataannya itu.     

Mars sudah menolak usulan Emmelyn karena ia ingin tetap berada di satu kamar yang sama agar pria itu bisa merawat dan menjaganya selama hamil. Mars tidak mau mengambil resiko sekecil apa pun setelah tahu gadis itu hamil.     

Karena itu, ia rela tidur di atas sofa asalkan mereka bisa tetap sekamar. Keputusan ini sebenarnya cukup berat baginya mengingat Mars itu adalah putra mahkota dan bukan laki-laki biasa.     

Tidak hanya itu saja, Mars bahkan sudah menyuruh Roshan untuk mempersiapkan kamar baru di lantai bawah lengkap dengan dua ranjang. Ia melakukannya untuk menghormati keputusan Emmelyn. Dengan begitu, ia tetap bisa menjaga Emmelyn dan memenuhi permintaannya untuk tidak lagi tidur bersama.     

Emmelyn bisa membayangkan ekspresi bingung yang akan diberikan Roshan jika ia meminta Mars untuk tidur satu ranjang lagi dengannya. Pangeran pasti harus meminta kepala pelayan itu untuk memindahkan dua tempat tidur yang sudah dipersiapkan dan menggantinya dengan ranjang besar seperti yang ada di kamar mereka di lantai tiga.     

Tidak… tidak… tidak… bahkan walaupun Emmelyn mencintai sang pangeran dan merasa tersentuh setelah mengetahui bahwa pria itu juga mencintainya… akan sangat memalukan jika ia harus memintanya tidur bersama lagi.     

Emmelyn akan kehilangan muka!     

"Hm... baiklah. Apa kau mau istirahat sekarang?" Mars bertanya. Ia tidak lagi ingin membahas soal masalah itu meski ia sangat penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan oleh gadis itu.     

"Kurasa... aku ingin mandi berendam dulu sebelum tidur," balas Emmelyn singkat, wajahnya sedikit memerah karena malu. "Aku juga perlu membersihkan riasanku, membasuh tubuhku... dan berendam di air hangat untuk menenangkan pikiranku. Terlalu banyak hal yang sudah terjadi malam ini dan aku perlu membuat tubuhku relaks sejenak."     

"Ah… aku mengerti. Kau memang harus menenangkan pikiran. Dokter Vitas mengatakan kau tidak boleh terlalu stres. Aku sangat khawatir ketika tadi kau tiba-tiba saja tidak bisa bernafas dengan baik," Mars sependapat. "Aku rasa para pelayan sudah menyiapkan air hangat di bak mandi. Kita bisa naik sekarang supaya kau bisa segera mandi dan beristirahat."     

Mars kemudian membuka pintu dan keluar dari ruang kerjanya. Mereka berjalan bersama menuju ke kamar di lantai tiga.     

Dugaan Mars benar, saat mereka masuk ke kamar mereka, bak mandi sudah berisi penuh dengan air hangat dan siap dipakai. Para pelayan di kastil Mars sangat rajin dan tahu persis tentang ritual mandi malam yang dilakukan majikan mereka.     

Begitu para pelayan itu melihat sang majikan pulang, mereka langsung mempersiapkan air mandi dan menghangatkannya. Mereka kemudian membawa air hangat itu ke lantai tiga menggunakan ember. Saat Dokter Vitas menyelesaikan pemeriksaannya dan pulang, semuanya sudah siap bahkan tanpa Mars perlu memberikan perintahnya.     

Emmelyn menghirup bau aromaterapi yang dimasukkan pelayan ke dalam bak mandi dan tersenyum senang. Ia bahkan sudah merasa sedikit relaks sebelum memasuki bak mandi itu.     

Ketika ia menoleh ke kanan, Emmelyn melihat bahwa ruangan itu diterangi oleh cahaya dari perapian.     

Malam itu pertama kalinya Emmelyn melihat tungku perapian di kamar dinyalakan. Sepertinya pelayan sudah tahu ini waktu yang tepat untuk mulai menyalakan perapian itu karena musim dingin akan tiba besok.     

Tidak ada lagi lilin untuk menerangi ruangan karena cahaya dari perapian sudah cukup untuk memberikan penerangan dan kehangatan bagi penghuni kamar.     

Emmelyn sempat ragu beberapa saat setelah memikirkan bahwa ia tidak akan bisa mematikan api di perapian itu, suhu ruangan akan menjadi sangat dingin ketika ia selesai mandi jika ia mematikannya.     

"Apa ada masalah dengan bak mandinya?" Mars bertanya pada gadis itu ketika ia melihat Emmelyn bersiap melepas mantelnya dan tiba-tiba berhenti. "Apakah suhu airnya terlalu panas?"     

"Hmm... bukan itu," jawabnya terbata-bata. "Aku ingin mandi tapi di sini terlalu terang."     

Mars tertawa kecil saat mendengar kekhawatirannya. "Aku tidak percaya kau masih merasa malu untuk telanjang di depanku. Aku telah melihat setiap inci tubuhmu, dan kau juga sudah melihat setiap bagian tubuhku."     

Emmelyn mengerutkan alisnya. Saat mereka melakukan hubungan intim atau mandi bersama, cahaya di dalam kamar selalu diredupkan. Emmelyn bisa merasakan tubuh Mars saat pria itu berada di atas tubuhnya, ia juga bisa menikmati setiap sentuhan Mars, tetapi ia tidak pernah melihat Mars secara jelas selama ini.     

Emmelyn hanya dapat melihatnya dari dekat beberapa kali ketika mereka berhubungan intim ketika pangeran mesum ini menjadikan dirinya 'sarapan' di pagi hari atau 'makanan pembuka' sebelum makan malam.     

"Bukan begitu, ini berbeda," protes Emmelyn. "Kita selalu melakukan itu dalam gelap. Selama ini aku tidak pernah melihat tubuh telanjangmu secara jelas."     

"Tapi aku bisa melihatmu DENGAN SANGAT JELAS," Mars berkomentar. Ia berjalan mendekat ke sisi Emmelyn dan menyentuh mantel yang masih ada di pundak gadis itu. "Aku bisa melihatmu meski kau telah mematikan lilinnya"     

Ia melanjutkan, "Aku bahkan masih bisa melihat dirimu dalam malam yang paling gelap sekali pun. Jadi, tidak ada bedanya bagiku baik kau mematikan lilin-lilin itu atau tidak. Kalau kau khawatir soal menunjukkan tubuhmu dalam keadaan terang seperti ini, aku minta kau hapus semua kekhawatiran itu karena tidak ada gunanya… Aku masih bisa melihatmu dengan atau tanpa cahaya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.