Pangeran Yang Dikutuk

Ibuku Sangat Menyayangimu



Ibuku Sangat Menyayangimu

0Emmely tertegun mendengar perkataan Mars.     

"Tapi... ibumu kan tidak tahu siapa aku... Jika ia tahu aku datang ke ibu kota dengan niat untuk membunuhmu, ia pasti membenciku..." kata Emmelyn terbata-bata.     

Mars tertawa kecil saat melihat keraguan yang terpancar dari wajahnya. "Tidak, Sayang. Ia tidak membencimu. Ia tidak akan pernah membencimu."     

"Apa yang membuatmu begitu yakin?"     

"Karena ia adalah ibuku dan aku telah mengenalnya selama lebih dari 27 tahun. Artinya, aku kenal beliau seumur hidupku," ia tersenyum meyakinkan. "Ibuku sangat menyukaimu. Aku sudah menceritakan segalanya tentangmu ketika kita pertama kali datang mengunjunginya untuk minum teh bersama di istana kerajaan. Apa kau masih ingat hari itu?"     

Emmelyn tercengang ketika ia mendengarnya.     

Tunggu, apa maksud Mars?     

Itu kan sudah lama sekali!     

Mata Emmelyn membulat ketika informasi perlahan-lahan masuk ke dalam otaknya dan kemudian ia mulai tersadar.     

Jadi... apakah ini berarti, ratu sudah mengetahui siapa sebenarnya Emmelyn, sejak... sejak awal? Namun... Ratu Elara masih memperlakukannya dengan baik dan hangat setiap kali mereka bertemu?     

Emmelyn merasa sangat tersentuh ketika ia akhirnya mengerti bahwa ratu benar-benar menyukainya dan peduli kepadanya. Ia ingat hari itu dengan jelas sekarang. Ratu memeluknya dengan penuh kasih dan memperlakukannya seperti putrinya sendiri.     

Bahkan ibunya tidak pernah bersikap begitu penyayang dan hangat kepadanya, seperti yang dilakukan Ratu Elara.     

"A-aku... tidak tahu itu," jawab Emmelyn dengan suara pelan. "Kenapa kau tidak pernah memberi tahuku bahwa ia tahu tentang semuanya?"     

Sungguh ibu mertua impian!     

Emmelyn merasa sangat beruntung memiliki Ratu Elara sebagai ibu mertuanya. Ia begitu baik dan penyayang, sehingga sekarang Emmelyn merasa kehadiran Ratu Elara bisa menutupi kekurangannya karena ia sudah tidak lagi memiliki ibu kandung.     

Mars berdeham. "Yah... kau dan aku tidak memiliki hubungan yang baik untuk waktu yang lama, jadi aku tidak bisa benar-benar berbagi semuanya denganmu. Saat itu, kau begitu fokus pada permusuhan kita, karena kita memang musuh awalnya."     

Emmelyn menghela napas. Mars benar. Pria itu telah mengakui bahwa ia telah jatuh cinta kepadanya sejak awal, tetapi Emmelyn-lah yang keras kepala dan membutuhkan waktu lama untuk jujur ​​dengan perasaannya sendiri kepada pangeran.     

Ia sangat dipenuhi dendam dan bersikap dingin kepadanya selama beberapa bulan pertama saat menjalani kesepakatan mereka.     

Meskipun Mars selalu baik kepadanya dan menyayanginya, Emmelyn menguatkan hatinya dan tidak ingin membukakan pintu baginya untuk masuk dan meminta pengampunan.     

"Uhm... kau benar," Emmelyn menundukkan kepalanya. Ia dulu sangat pendendam dan dingin, tetapi Mars dan ratu tetap memperlakukannya dengan baik.     

Itulah salah satu alasan mengapa es di hatinya perlahan mencair dan ia sekarang bisa menerima cinta mereka dan menyambut mereka ke dalam hidupnya.     

"Ibumu sangat baik," bisiknya. "Aku sangat menyukainya. Ia seperti sosok ibu yang aku rindukan seumur hidupku."     

"Ia akan senang mengetahui kau beranggapan seperti itu tentangnya," kata Mars. Ia merasa senang karena mereka berdua akhirnya sampai pada titik ini, di mana mereka bisa terbuka satu sama lain dan mendiskusikan masa lalu dengan senyum di wajah mereka.     

"Apa kau pikir begitu?" Emmelyn bertanya kepadanya. "Aku harus memberi tahunya betapa aku menghargai semua yang sudah ia lakukan. Ratu sangat baik kepadaku."     

"Kau bisa menghabiskan banyak waktu untuk membahasnya saat kau tinggal bersamanya di istana. Bagaimana menurutmu? Apa kau suka ide ini?" Mars mengelus tangan istrinya dan menatapnya dalam-dalam. Emmelyn bisa melihat betapa Mars sangat ingin ia mengatakan 'iya'.     

Karena itu, ia akhirnya mengangguk dan berkata, "Baiklah. Jika menurutmu itu yang terbaik..."     

Kesedihan dan kekhawatiran yang ia rasakan setelah mengetahui Mars akan pergi berbulan-bulan ke Wintermere sekarang perlahan menghilang.     

Bayangan tentang berada di dekat ratu dan menghabiskan banyak waktu bersamanya terdengar seperti menghirup udara segar dan distraksi yang sangat ia butuhkan saat ini.     

Emmelyn tidak mengenal satu pun teman wanita di kastil ini untuk membangun hubungan persahabatan yang dekat. Lady Athibaud pernah mengatakan ia akan mengirim putrinya untuk berkunjung ke kastil putra mahkota, tapi hal itu tidak pernah terjadi.     

Dan karena itu Emmelyn menjadi semakin kesepian.     

Mungkin akan baik baginya untuk menghabiskan waktu bersama ratu yang jelas-jelas menyukainya dan memujanya. Mereka sudah memiliki hubungan yang baik dan mereka berdua terikat karena cinta mereka kepada Mars.     

Jika dipikir-pikir, ini sebenarnya ide yang sangat bagus.     

"Aku belum memberi tahu ibuku tentang rencana ini, tapi aku tahu ia akan senang jika kau tinggal di istana bersamanya," kata Mars. Ia menuangkan teh yang baru ke dalam cangkir Emmelyn dan memberikannya kepadanya. "Minumlah ini dan sebaiknya kita selesaikan makan siang kita."     

Emmelyn menerima cangkir itu dan menyeruput teh hangat itu. Harinya sekarang tidak terasa terlalu buruk lagi.     

Ia menghabiskan teh dalam cangkirnya dan mengambil piringnya lagi. Dengan perlahan ia mulai mengunyah makanannya. Sekarang, nafsu makannya sudah kembali, ia akan memaksakan diri untuk makan agar ia bisa tetap sehat demi bayi yang dikandungnya.     

Emmelyn berusaha memblokir pikiran tentang Mars yang akan pergi minggu depan, agar ia tidak merusak suasana seperti sebelumnya.     

Biarlah kekhawatiran esok hari ia pikirkan besok. Jika ia terus-terusan memikirkan dan mengkhawatirkannya, maka hanya akan merampas semua kebahagiaan yang ia rasakan saat ini.     

Mars lega melihat wajah istrinya kini tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Emmelyn mengalami masa-masa sulit dan ia juga berjuang dengan hormon kehamilan yang membuatnya mudah menangis, tapi Emmelyn justru terlihat sangat mengagumkan. Ia sungguh merupakan wanita yang kuat.     

Ia bisa menenangkan diri dan menunjukkan bahwa ia mengerti ia harus mendukung suaminya. Mars tahu itu tidak mudah, tetapi Emmelyn sudah melakukan yang terbaik.     

Pangeran berjanji ia tidak akan pernah meninggalkannya lagi setelah menyelesaikan misi untuk membunuh sang penyihir. Setelah musuh bebuyutannya mati, Mars berjanji akan fokus membangun hidupnya bersama Emmelyn.     

Pangeran akan memilih jalan damai dan menghindari melakukan apa pun yang akan membuat keluarganya menjadi sasaran kebencian oleh siapa pun. Ia bahkan akan menghentikan semua rencana invasi setelah ia naik takhta.     

Mars yakin itu adalah keputusan yang cukup baik bagi Draec untuk menjadikannya kerajaan terbesar di benua mereka setelah mereka menguasai lebih dari 80% Terra.     

Ia dan keluarganya akan hidup damai. Dan itulah satu-satunya impian Mars.     

Kemungkinan besar, misi ini akan menjadi terakhir kalinya Mars harus meninggalkan Emmelyn sendirian di Draec. Mars tidak sabar menunggu semuanya berakhir.     

"Aku sudah kenyang," kata Emmelyn setelah ia menghabiskan semua yang ada di piringnya. Pipinya sekarang terlihat sedikit berisi dan membuatnya terlihat sangat menggemaskan ketika ia berbicara.     

Emmelyn makan begitu banyak hari ini. Setelah memasuki bulan kelima, ia merasakan perubahan signifikan terjadi dengan cepat pada penampilan fisik, nafsu makan, suasana hati, dan kesehatannya.     

Terkadang rasanya seperti naik roller coaster*.     

"Baguslah. Aku senang kau makan dengan lahap," Mars memuji istri tersayangnya. Ia juga telah menyelesaikan makan siangnya dan sekarang siap untuk bersantai dan menghabiskan waktu berkualitas bersamanya.     

Ia memberi isyarat kepada para pelayan untuk masuk dan mereka dengan cepat datang untuk membersihkan meja makan, sementara Mars bangkit dari kursinya dan menarik Emmelyn bersamanya.     

"Kita harus mengatur pemakaman kakakmu," katanya pelan. "Apakah kau keberatan jika kita membahasnya sekarang?"     

Emmelyn menggelengkan kepalanya. Ia menyadari, sudah waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya kepada kakaknya. Ia telah menghabiskan sepanjang hari kemarin untuk berduka dan sekarang Killian harus dimakamkan di tempat peristirahatan terakhirnya.     

"Bisakah aku memilih tempat untuk menguburkannya?" Emmelyn bertanya kepada Mars dengan tatapan memohon. "Aku ingin ia tetap dekat dengan kita."     

"Di mana kau berniat memakamkannya?" Mars bertanya balik.     

Mars tidak keberatan dengan permintaannya sama sekali, ia akan membiarkan Emmelyn memilih tempat untuk mengubur Killian. Setidaknya, hanya itulah yang bisa ia lakukan sekarang. Bahkan jika Emmelyn meminta seluruh kerajaannya, ia dengan senang hati akan memberikannya kepada wanita itu.     

"Aku ingin ia dimakamkan di hutan kecil di sebelah kastil," jawab Emmelyn. "Apa kau ingat tempat kita berjalan-jalan dan aku menangkap kelinci untuk kita berdua?"     

Tentu saja Mars ingat betul tempat itu. Hari itu adalah salah satu hari favorit Mars. Ia mengangguk dan berkata, "Aku masih ingat. Apa itu tempat yang akan kau pilih?"     

"Ya. Lokasi di dekat kolam terlihat indah dan tenang. Aku berniat untuk sering-sering berkunjung ke sana dan mungkin menghabiskan waktu di hutan untuk membantu melepaskan stresku."     

"Kedengarannya sangat bagus," jawab Mars. Ia melihat Roshan berdiri di luar pintu dan memberi isyarat kepada kepala pelayan untuk datang. "Aku akan memberi tahu Roshan untuk mempersiapkan segalanya."     

"Terima kasih," kata Emmelyn pada akhirnya sambil tersenyum.     

Roshan datang dan membungkuk hormat kepada mereka berdua. "Selamat siang, Yang Mulia. Ada yang bisa saya bantu?"     

Mars menjelaskan kepada kepala pelayan apa yang diinginkan Emmelyn dan memerintahkannya untuk menyiapkan segalanya.     

"Saya akan segera melakukannya, Yang Mulia," kata Roshan. Ia membungkuk lagi dan pergi.     

Emmelyn menoleh ke arah suaminya dan tersenyum, tanpa ragu Emmelyn mencium bibir Mars sebelum berbisik, "Aku mencintaimu."     

Mars membalas ciuman Emmelyn dan menariknya ke dalam pelukannya. Saat perut besar Emmelyn menyentuhnya, ia merasa sangat gembira. Astaga... ia sangat mencintai wanita ini! Mereka akan segera menyambut kelahiran sang bayi ke dunia.     

Kelahiran Harlow akan menjadi hadiah untuk Mars setelah mengalahkan dan membunuh penyihir itu dan mengakhiri permusuhan seumur hidup mereka.     

Ia akan pulang kepada istrinya tepat pada saat bayi mereka lahir. Kemudian, mereka akan hidup bersama dengan damai.     

Akhirnya... pangeran akan mendapatkan akhir yang bahagia.     

"Apakah kau ingin beristirahat?" Mars bertanya kepadanya. "Atau kau ingin pergi keluar dan mencari udara segar? Kita bisa melihat hutan yang kau sebutkan dan memilih tempat terbaik untuk Killian. Bunga-bunga bermekaran dan sangat indah di luar sana."     

"Ahh... kedengarannya bagus. Kalau begitu, sebaiknya kita pergi jalan-jalan keluar," kata Emmelyn.     

Ia setuju dengan saran Mars karena dunia di sekitar mereka terlihat sangat cantik dengan sebagian besar bunga bermekaran dan pepohonan kembali hijau.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.