Pangeran Yang Dikutuk

Sarapan Bersama



Sarapan Bersama

0Mars baru merasa kelaparan setelah meninggalkan kamar dan menyadari bahwa ia belum makan apa pun setelah makan siang kemarin. Ah... ada begitu banyak hal yang terjadi di istana raja.     

Ia berdebat dengan ayahnya setelah mereka kembali dari rumah utama keluarga Preston dan raja mengurungnya di Menara Abu dan tidak menyediakan apa pun untuk dimakan.     

Namun, tadi malam saat pulang Mars merasa begitu putus asa dan marah hingga tidak merasa lapar sama sekali. Barulah sekarang perutnya mulai protes minta diisi makanan.     

"Kau sepertinya kelaparan," komentar Emmelyn. "Apa kau tidak makan malam di istana kerajaan? Bukankah kau di sana seharian?"     

Mars hanya mengangkat bahu dan tersenyum. "Badanku cukup besar. Tentu saja aku akan merasa lapar setiap saat."     

"Kalau begitu kau harus makan banyak," Emmelyn menepuk punggungnya dan berjalan ke meja makan. Mars segera mengikutinya dan membukakan kursi untuk istrinya.     

Mereka duduk berdampingan dan menunggu makanan disajikan. Dalam waktu kurang dari lima belas menit, Roshan dan dua pelayan datang dengan nampan berisi roti, daging, teh, pai, dan banyak hidangan lainnya.     

Mars dan Emmelyn lalu mulai sarapan dan membicarakan tentang hari mereka.     

"Apa Nyonya Adler kemarin datang?" Mars bertanya kepada Emmelyn sambil menuangkan teh ke dalam cangkir mereka. "Berapa lama ia tinggal?"     

"Ia datang dan tinggal sepanjang hari," Emmelyn menerima cangkirnya dan mengucapkan terima kasih. "Kurasa aku ingin mengundangnya lagi untuk datang ke sini minggu depan. Bagaimana menurutmu?"     

Mars tahu Emmelyn sering kesepian, terutama saat dirinya jauh dari kastil. Emmelyn tidak punya satu pun teman dekat di ibu kota.     

Oh... istriku yang malang, pikirnya sedih.     

Pasti sangat sulit bagi Emmelyn karena menjadi satu-satunya wanita bangsawan dari kelas tinggi di kastil ini tanpa seseorang dari levelnya untuk diajak mengobrol dan berbagi tentang hal-hal seputar dunia wanita.     

Wanita lainnya akan selalu punya teman, saudara perempuan, atau ibu untuk menemani mereka selama masa kehamilan mereka, sementara Emmelyn hanya sendirian.     

Memikirkan hal ini membuat Mars merasa sangat sedih. Ia tahu situasi Emmelyn diperparah dengan kenyataan bahwa kakaknya baru saja terbunuh di depan matanya. Ia pasti sangat terkejut dan trauma juga.     

"Tentu saja kau bisa mengundangnya kapan pun kau mau. Kastil ini milikmu dan kau berhak mengaturnya sesukamu," kata Mars. "Aku juga akan tinggal bersamamu minggu ini. Aku telah memutuskan untuk cuti satu minggu dari tugas kerajaan. Aku tidak akan pergi kemana-mana."     

Mars membuat keputusan itu setelah mendapat dorongan yang kuat dari hatinya. Ia pikir Emmelyn pasti benar-benar menderita sekarang.     

Ia ingin berada di rumah bersama istrinya dan membantunya mengatasi segala rasa kehilangan dan kesepian yang ia alami saat ini.     

Begitu Emmelyn merasa lebih baik, ia akan memohon kepada ibunya untuk merawat Emmelyn. Sekarang ratu dan raja sudah tahu bahwa Mars dan Emmelyn telah menikah, ia tidak perlu menyembunyikannya lagi di kastilnya.     

Emmelyn memiliki hak untuk diperlakukan sebagai istri putra mahkota dan mendapatkan perawatan serta perlindungan dari ibu mertuanya.     

Saat ini, Mars merasa tidak ada wanita lain yang menurutnya bisa menjadi teman yang lebih baik untuk Emmelyn dan dapat membantunya selama kehamilannya selain Ratu Elara.     

Ia tahu ibunya pasti akan merasa senang bisa menjadi bagian dari proses kelahiran cucu pertamanya. Ratu juga sering bertanya tentang keadaan Emmelyn serta bayi mereka.     

Selain itu, ibu Mars juga telah memberi begitu banyak hadiah kepada Emmelyn untuk bayi mereka ketika ia datang ke sini dengan dayang-dayangnya untuk minum teh. Hal itu tentu semakin menunjukkan bahwa ratu memang peduli kepada Emmelyn.     

Mungkin Ratu Elara masih kaget setelah Mars tiba-tiba menyampaikan berita mengejutkan tentang dirinya yang sudah menikah dengan Emmelyn secara diam-diam.     

Mungkin, ia akan membutuhkan sedikit waktu untuk memproses apa yang terjadi dan memahami mengapa putranya memutuskan untuk merahasiakannya darinya.     

Begitu ratu siap untuk memaafkan putranya dan menerima pernikahan mereka, ibunya yang penuh kasih akan senang dan menyambut Emmelyn sebagai menantu perempuannya.     

Lagipula, ia sudah tahu sejak awal betapa putranya sangat mencintai Emmelyn.     

"Kau bisa cuti satu minggu dari tugas kerajaan?" Emmelyn sangat terkejut. "Apa kau serius?"     

"Ya, aku serius. Aku tidak pernah mengambil cuti penuh selama bertahun-tahun. Cuti terakhir yang pernah aku ambil adalah cuti tiga hari setelah pertandingan perang di Southberry. Apa kau masih ingat? Kau mengajakku jalan-jalan dan membunuh kelinci untuk makan siang kita," Mars menjawab sambil tersenyum. "Aku terkesan. Kau bahkan membawa wortel dan garam."     

Ahh... saat-saat yang menyenangkan, pikir Mars. Memikirkan momen itu membuat ia tersenyum. Ia menyukai saat di mana ia bisa menghabiskan sepanjang hari bersama Emmelyn dan mengenalnya lebih dekat.     

Emmelyn adalah wanita yang sangat menarik, ia selalu punya cerita yang berkesan dan petualangan yang menakjubkan.     

"Apakah ayahmu tidak keberatan jika kau cuti?" Emmelyn bertanya dengan cemas.     

Ia bertanya-tanya apa yang terjadi di istana kemarin sehingga Mars tiba-tiba ingin cuti? Apakah ayahnya menghukumnya karena sesuatu dan tidak mengizinkannya datang ke istana untuk melakukan tugas kerajaan?     

Sekarang, pikiran ini membuat Emmelyn merasa khawatir.     

"Aku akan mengirim surat kepada ayahku dan menjelaskan kepadanya bahwa aku perlu istirahat dan aku ingin bersamamu saat kau berduka atas saudaramu. Aku yakin ia akan mengerti," kata Mars.     

Ia lalu melanjutkan, "Seperti yang kubilang, aku sudah lama tidak cuti, dan kerajaan kita tidak dalam keadaan darurat. Ia ayahku, bukan monster. Aku yakin ia akan mengerti."     

Mars sebenarnya mengucapkan kalimat terakhir untuk meyakinkan dirinya sendiri, bahwa ayahnya bukanlah monster dan suatu saat akan memahaminya.     

Setelah mereka selesai sarapan, Mars pergi ke ruang kerjanya untuk menulis surat kepada raja, ia berniat menjelaskan kepada raja bahwa Mars ingin cuti satu minggu.     

Surat yang akan ia kirim bukanlah sebuah permintaan izin, melainkan pernyataan. Ia merasa bahwa raja harus memahami situasinya dan membiarkannya mengambil cuti setelah apa yang terjadi di antara mereka tadi malam.     

Jika raja masih tidak mau mengerti, Mars yakin ibunya akan membantu ayahnya memahami semuanya.     

Mars bisa melihat dengan jelas dari apa yang terjadi di Grey Tower bahwa ibunya lah yang membuat raja membebaskannya.     

Ia yakin kali ini ibunya akan berbicara dengan Raja Jared dan memintanya untuk membiarkan putra mereka mengambil cuti yang pantas.     

Mars percaya bahwa ia dan ayahnya membutuhkan waktu untuk berpikir dan menjauh dari satu sama lain.     

Satu-satunya hal yang menjadi perhatian Mars saat ini adalah meminta sang penyihir Elmer untuk membantu mereka memburu penyihir jahat itu, karena kini mereka sudah tahu di mana ia tinggal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.