Pangeran Yang Dikutuk

Janji Sang Pangeran



Janji Sang Pangeran

0Sebenarnya, itulah pertanyaan yang ingin ditanyakan Mars juga. Di mana Killian selama setahun setelah keluarganya terbunuh dan mengapa ia tiba-tiba muncul di ibu kota? Apakah ia punya rencana tertentu?     

"Aku akan mencari tahu dari Ellena," jawab Mars. "Waktu itu, Ellena lah yang membawanya ke pesta kerajaan dan, menurut Ellena sendiri, mereka sudah saling kenal selama beberapa tahun. Aku yakin ia tahu lebih banyak dari apa yang ia sudah ungkapkan."     

"Baiklah. Aku sependapat," Raja Jared mengangguk. "Hal kedua yang menggangguku adalah kenyataan bahwa Emmelyn mengkhianati keluarganya untukmu."     

Ia menambahkan, "Jika ia bisa mengkhianati saudara laki-lakinya dan seluruh keluarganya... apa yang membuatmu berpikir ia tidak akan mengkhianatimu di masa depan? Dan jangan bilang ia tidak akan pernah melakukannya karena ia mencintaimu. Cinta bisa dipalsukan dan perasaan bisa memudar."     

Mars terdiam saat mendengar kata-kata raja. Mengapa begitu sulit meyakinkan ayahnya bahwa Emmelyn benar-benar mencintainya dan tidak akan pernah mengkhianatinya?     

Raja Jared tampak seperti orang paranoid yang serba curiga kepada segala sesuatu dan semua orang.     

Mungkin itulah yang akan terjadi kepada seseorang yang mempunyai terlalu banyak musuh. Akan sangat sulit mempercayai orang lain selain keluarganya sendiri.     

Jauh di lubuk hatinya, Mars berharap ia tidak akan menjalani kehidupan seperti ayahnya. Ia tidak ingin hidup dengan banyak musuh, agar ia dapat memiliki kehidupan yang damai.     

Mars tidak akan membiarkan anak-anaknya tumbuh dengan perasaan bahwa mereka harus selalu waspada karena banyak musuh ayah mereka yang mengintai.     

"Ayah... Aku tahu aku tidak akan bisa mengubah pendapatmu jika kau sudah memutuskan untuk mencurigai semua orang, di luar keluarga kita. Tapi tolong izinkan aku membela istriku. Aku akan bertanggung jawab atas semua tindakannya," Mars akhirnya menanggapi perkataan ayahnya. "Jika suatu saat nanti ternyata ia mengkhianati kita, biarlah aku yang menerima hukumannya."     

Raja Jared menggelengkan kepalanya dengan marah. Sekarang, ia dapat melihat bahwa putranya ini benar-benar orang yang sudah tidak punya harapan lagi. Mars bahkan menawarkan untuk bertanggung jawab jika wanita itu melakukan kejahatan?     

Sungguh tidak masuk akal!     

Kelemahan macam apa itu?     

Raja Jared sangat menyayangi putranya, tapi hal ini sudah sangat keterlaluan.     

BRAK!     

Ratu Elara terkejut ketika tiba-tiba Raja Jared memukul lengan kursinya. Sang raja terlihat sangat marah sekarang. Ia menatap putranya dengan tatapan penuh emosi di matanya.     

"Mars Strongmoor! Jika suatu hari nanti wanita itu memang mengkhianati kita, aku tidak ingin kau menerima hukumannya seperti orang bodoh! Aku ingin kau menghukumnya dengan tanganmu sendiri. Mengerti?!" Kata Raja Jared dengan suara menggelegar kepada putranya.     

"Sampai aku bisa mempercayai kata-katamu, aku tidak akan pernah merasa nyaman membiarkan ia bergabung dengan keluarga kita," katanya dengan tegas.     

Mars mengerti bahwa ayahnya hanya menginginkan jaminan bahwa Emmelyn tidak akan menjadi ancaman bagi keluarga mereka.     

Sang raja menginginkan bukti bahwa Emmelyn benar-benar tidak akan pernah mengkhianati mereka, seperti yang ia lakukan kepada keluarganya sendiri.     

Dan karena pangeran sangat yakin Emmelyn tidak akan pernah mengkhianatinya, Mars segera menyetujui permintaan ayahnya.     

"Aku mengerti, Ayah. Jika suatu saat nanti, Emmelyn mengkhianati kita... Aku sendirilah yang akan menghukumnya," kata Mars dengan percaya diri. "Kau bisa memegang perkataanku, Ayah."     

Mars tidak tahu bahwa suatu hari nanti ia akan sangat menyesali janji yang ia buat kepada ayahnya hari ini.     

***     

Emmelyn berdiri dalam diam selama hampir satu jam. Air mata mengalir perlahan di pipinya. Ia mengira air matanya sudah kering karena menangis seharian penuh, tapi ternyata ia salah.     

Emmelyn tidak menyangka manusia bisa mengeluarkan air mata sebanyak ini dari mata mereka.     

Nyonya Adler hanya berdiri di sampingnya, ia tidak bisa mengatakan apa pun. Ia turut prihatin dengan penderitaan yang dialami Emmelyn, putri yatim piatu yang sekarang terjebak di tempat musuh dan berduka atas kematian kakaknya.     

Penyihir itu bisa melihat dengan jelas betapa hancurnya hati putri terakhir Wintermere ini ketika gadis itu terus memandangi pria yang sudah tak bernyawa tanpa mengucapkan apa-apa dan hanya menangisinya.     

Nyonya Adler melihat bagaimana Emmelyn masih dikelilingi oleh aura gelap yang sama yang ia lihat pada dirinya sejak pertama kali mereka bertemu.     

Setelah melihat semua tragedi yang terjadi kepada Emmelyn, hati penyihir tua itu terasa begitu berat.     

Seumur hidupnya, penyihir itu belum pernah melihat seseorang dengan aura sekelam Emmelyn. Sekarang, ia bertanya-tanya apakah putri ini benar-benar dikutuk juga?     

Apakah Emmelyn bertemu seorang penyihir saat melakukan perjalanan kemari? Apa ia pernah melukai perasaan seseorang? Kegelapan di sekelilingnya sepertinya tidak alami.     

Di saat-saat seperti ini, Nyonya Adler berharap ia adalah penyihir yang kuat sehingga ia bisa membantu Emmelyn. Sepertinya tragedi demi tragedi terus mengetuk pintu kehidupannya.     

Sayang sekali, ia hanyalah seorang penyihir tua yang hanya bisa membuat ramuan dan membaca keberuntungan orang lewat jendela ramalannya. Ia tidak memiliki kekuatan untuk membantu Emmelyn selama masa-masa sulit ini.     

Emmelyn bukanlah satu-satunya keturunan Wintermere yang kesepian di Draec. Nyonya Adler pun juga begitu. Ia merindukan rumahnya yang nyaman di tepi laut.     

Sayang sekali, ia tahu usianya yang sudah tidak muda lagi dan kesehatannya yang lemah akan mempersulitnya untuk kembali ke sana.     

Saat ini, Wintermere hanyalah mimpi di luar jangkauannya. Apakah kembali ke Wintermere juga mimpi yang mustahil bagi Putri Emmelyn?     

"Apa kau keberatan jika aku bertanya? Bagaimana pria ini bisa meninggal?"     

Akhirnya, setelah mereka berdiri dalam diam untuk waktu yang terasa sangat lama, Nyonya Adler memberanikan diri untuk mengajukan pertanyaan kepada Emmelyn.     

Emmelyn menoleh kepadanya dan menjawab dengan suara yang sangat rendah. "Kakakku mati karena melindungiku, Nyonya Adler. Anak buah Putra Mahkota membunuhnya dengan anak panah ketika ia mencoba menyakiti Yang Mulia."     

Melihat kebingungan di mata Nyonya Adler, Emmelyn perlahan menceritakan apa yang terjadi kepada Killian.     

Penyihir itu tampak sangat simpatik dan sedih untuk Emmelyn. Sekarang, ia sudah menganggap sang putri sebagai teman dan ia benar-benar peduli kepadanya.     

Astaga... ia merasa sangat, sangat kasihan kepada Emmelyn. Jadi, dalam dua tahun ini Emmelyn sudah kehilangan keluarga, kerajaan, dan sekarang satu-satunya saudara kandungnya yang tersisa?     

"Begitu ceritanya…. Aku ucapkan terima kasih karena sudah menerima undanganku untuk datang hari ini. Aku hanya membutuhkan seseorang untuk menemaniku saat aku berduka atas saudaraku. Aku takut aku akan gila jika aku sendirian di sini," Emmelyn menjelaskan alasan mengapa ia mengundang Nyonya Adler untuk datang.     

"Aku sangat senang karena Yang Mulia mengingatku selama masa sulit ini," jawab Nyonya Adler. "Suatu kehormatan bagiku."     

Ia melihat perut Emmelyn yang sudah terlihat membesar. Penyihir tua itu hanya bisa membayangkan betapa sulitnya bagi wanita hamil untuk menghadapi situasi seperti ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.