Pangeran Yang Dikutuk

Perjalanan Yang Menyenangkan



Perjalanan Yang Menyenangkan

0Mars dan Emmelyn lalu berjalan keluar dari pintu kastil dengan memasang tampak acuh tak acuh dan kaku     

Tidak ada seorang pun selain pelayan kastil yang tahu bahwa kedua 'pria' tampan itu sebenarnya adalah sepasang kekasih.     

Tapi semua pelayan Mars hanya bungkam karena mereka tau putra mahkota bisa sangat kejam. Jika pangeran tahu salah satu dari mereka mengungkapkan rahasia ini kepada siapa pun, ia tidak akan ragu menghukum mereka dengan berat.     

Mars dikenal cukup tegas dan adil oleh anak buahnya. Orang luar bahkan menganggap ia pria yang kejam. Tidak ada satu pun perbuatan salah yang terbebas dari hukuman.     

Jika mereka melakukan pekerjaan mereka dengan baik, mereka bisa mendapatkan hadiah berupa emas atau promosi jabatan, tetapi jika mereka mencoba untuk mengkhianatinya... mereka pasti akan kehilangan kepala mereka.     

"Yang Mulia, kami sudah siap," seorang prajurit kekar datang dan membungkuk untuk memberikan hormat kepada pangeran. "Rombongan sudah menunggu di gerbang. Lord Gewen dan Lord Edgar juga ada di sana."     

"Baik," Mars menoleh ke arah Emmelyn dan memberi isyarat agar ia naik kudanya. Setelah memastikan gadis itu duduk dengan benar dan siap untuk pergi, pangeran juga naik ke punggung kuda hitamnya yang bernama Snow.     

Mereka menunggang kuda mereka dengan berdampingan menuju gerbang. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata pun. Emmelyn terkesan saat melihat sekitar 100 prajurit sedang menunggu mereka dalam formasi yang sempurna.     

Gewen dan Edgar juga menunggu dengan menunggangi kuda mereka. Keduanya tampak serius mengobrol tentang sesuatu. Ketika mereka melihat kedatangan putra mahkota, mereka berhenti mengobrol dan melambai.     

"Selamat pagi, Yang Mulia," Gewen menyapa Mars. Ia mengangkat alisnya dan menyapa Emmelyn juga. "Lord Aldrich. Senang kau bisa bergabung bersama kami."     

Gewen masih kesal setiap kali ia ingat bahwa semua orang membodohinya dengan berpikir bahwa Lord Aldrich adalah seorang laki-laki dan ia adalah kekasih sesama jenis putra mahkota.     

Ia merasa sangat bodoh ketika memikirkan kejadian itu.     

Astaga... Gewen tahu benar ia tidak kehilangan keahliannya! Ia bisa mengenali tubuh wanita mana pun tidak peduli seberapa keras mereka berusaha menyembunyikannya!     

"Selamat pagi, Lord Gewen," Emmelyn memutuskan untuk menyapa pria itu dengan sopan. Bagaimana pun juga, Gewen adalah teman dekat suaminya.     

Mereka memiliki sejarah panjang bersama dan mungkin akan tetap berteman sampai mereka tua dan beruban.     

"Apakah semuanya sudah datang?" Mars memandang sekeliling dan bertanya kepada Edgar. "Bisakah kita pergi sekarang?"     

"Ya, Yang Mulia, semua orang sudah berkumpul dan kita bisa memulai perjalanannya sekarang," jawab Edgar tegas.     

Edgar lalu berbalik arah dan meneriakkan perintahnya dengan suaranya yang dalam. 100 prajurit segera minggir dan memberi jalan bagi putra mahkota, Emmelyn, dan dua jenderalnya untuk lewat.     

Mereka mengikuti dari belakang. Emmelyn senang ia akhirnya bisa meninggalkan ibukota selama beberapa hari.     

Beberapa minggu terakhir, ia sangat merindukan kehidupan lamanya ketika ia masih sering bepergian dan melakukan petualangan di Atlantea.     

Meskipun ia sebenarnya lebih suka bepergian dengan cara yang jauh lebih sederhana, ia tidak bisa mengeluh ketika harus melakukan perjalanan dengan tambahan 102 orang lainnya.     

Gewen dan Edgar dibutuhkan karena mereka akan menjadi saksi atas pernikahannya dengan putra mahkota.     

Sementara 100 prajurit lainnya berada di sana untuk memastikan putra mahkota aman dan terlindungi karena Mars adalah raja masa depan Draec.     

Seperti yang dijanjikan pangeran, perjalanan mereka berlangsung santai. Seolah-olah mereka sedang berjalan-jalan di hutan dekat ibukota.     

Emmelyn harus menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara kekaguman dari bibirnya.     

Laki-laki kan biasanya tidak cerewet dan tidak terang-terangan mengagumi keindahan di sekitar mereka, pikir Emmelyn.     

"Oh, lihatlah pepohonan di depan kita! Daunnya sudah kembali hijau. Indah sekali! Aku juga senang melihat bunga-bunga itu mulai bermekaran. Aku sangat suka musim semi!"     

Emmelyn menyipitkan matanya saat mendengar Gewen berkicau dari belakangnya.     

Ah, oke. Rupanya, dugaan Emmelyn salah.     

Laki-laki juga bisa menghargai keindahan. Gewen adalah salah satu contohnya.     

Gewen tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain. Ia melambaikan tangannya dan menunjuk ke beberapa pohon dan beberapa bunga di sekitar mereka yang mulai menunjukkan tanda-tanda musim semi.     

Ia benar-benar mengagumi keindahan di sekitar mereka dan membahas tentang cuaca serta apakah mereka bisa pergi berpiknik sekalian makan siang dalam beberapa jam lagi.     

Emmelyn berdeham dan berkata kepada Mars sambil berbisik, "Aku rasa temanmu tidak terlalu buruk. Aku mulai menyukainya. Aku senang jika kita mengundangnya ke pernikahan kita."     

"Sebenarnya aku belum memberitahunya bahwa kita akan menikah," bisik Mars kembali. "Aku tidak ingin ia mengungkapkan rahasia kita secara tidak sengaja. Aku berencana untuk menceritakan semuanya kepada Gewen begitu kita tiba di Southberry. "     

"Oh… bagaimana dengan Edgar?" tanya Emmelyn.     

"Edgar juga belum tahu."     

"Apa? Tapi kau bisa lebih mempercayai Edgar, kan? Kenapa kau tidak memberitahunya apa yang sebenarnya akan kita lakukan di Southberry?"     

"Yah, kau bilang aku tidak boleh pilih kasih. Jika aku mengungkapkan rencana kita kepada Edgar tapi merahasiakannya dari Gewen… pasti tidak akan adil bagi Gewen," jawab Mars.     

Emmelyn tercengang ketika mendengar kata-kata pangeran. Ia tidak tahu Mars tidak memberi tahu teman-temannya bahwa mereka akan menikah secara diam-diam. Bagaimana jika Edgar dan Gewen tidak mendukung rencana mereka?     

Akankah mereka memberi tahu raja tentang rahasia itu? Kepada siapa mereka berdua akan menunjukkan kesetiaannya? Apakah mereka lebih setiap kepada raja… atau putra mahkota?     

Setelah Emmelyn memikirkannya, ia menyadari bahwa Mars pasti lebih mengenal teman-temannya daripada dirinya. Karena itu, Mars pasti tahu cara terbaik untuk mengatasi semuanya, termasuk Edgar dan Gewen.     

Setelah berpikir seperti itu, Emmelyn memutuskan untuk mempercayai keputusan Mars. Ia sangat berharap semuanya berjalan sesuai rencana dan mereka bisa menikah tanpa hambatan.     

Ya ampun... Emmelyn tidak sabar untuk segera menikah dengan pria ini dan memanggilnya suami. Ahh... pasti sangat indah bisa hidup bersama sebagai pasangan suami istri? Mereka akan segera menjadi keluarga yang sesungguhnya.     

Mereka melanjutkan menunggang kuda dengan santai dan pada saat matahari sudah begitu tinggi di langit, mereka tiba di puncak sebuah bukit besar yang menghadap ke lembah yang luas.     

Pemandangannya menakjubkan dan tanaman di sekitar mereka sebagian besar telah menjadi hijau kembali.     

Bunga-bunga juga mulai bermekaran di seluruh lembah di hadapan mereka. Sepertinya musim semi datang lebih awal di bagian dunia ini.     

Gewen lalu menyarankan mereka beristirahat dan sekalian makan siang. Ia mengatakan akan sangat menyenangkan bisa makan siang dengan pemandangan seindah ini dan Mars setuju dengannya.     

"Kau benar, tempat ini sempurna," putra mahkota mengangguk dan memberi isyarat kepada Edgar untuk memberi tahu para prajurit untuk beristirahat.     

Mereka semua turun dari kuda dan membiarkan kuda-kuda mereka untuk makan rumput di sekitarnya. Sedangkan para prajurit mencari tempat yang bagus untuk duduk dan menikmati makan siang yang mereka bawa dari ibukota.     

Para juru masak menyediakan makanan yang cukup bagi mereka untuk makan siang dan makan malam. Besok mereka harus berburu binatang dan daging panggang untuk dimakan. Emmelyn sangat senang saat mendengarnya.     

"Aku tahu kau akan menyukainya," komentar Mars. "Sudah kubilang, ini akan menjadi sebuah perjalanan dan petualangan baru bagi kita. Kita sebenarnya bisa mampir di perkebunan Lord mana pun dan mendapatkan makanan yang layak, tapi kadang-kadang aku ingin melakukan sesuatu dengan caramu."     

Wajah Emmelyn berseri-seri ketika ia mendengar kata-kata pangeran. Ia sangat menyukai bagaimana Mars selalu berusaha mencoba hal baru untuk lebih mengenal Emmelyn. Selain itu, ada semacam rasa kepuasan tersendiri saat kau makan dengan sesuatu yang kau tangkap atau buru sendiri.     

Ia hampir melupakan penyamarannya dan mencium Mars. Untungnya, ia ingat saat detik terakhir dan menahan dirinya.     

"Luar biasa," kata Emmelyn sambil tersenyum lebar.     

"Aku dapat menunjukkan kepadamu bahwa aku dapat memenuhi kebutuhanmu meski kita berdua tidak punya satu pun pelayan dan berada di luar kastilku," kata Mars. "Gewen dan aku adalah pemanah terbaik di Draec. Kami akan memamerkan keahlian kami besok untuk menyenangkan sang calon ratu... hehe."     

Emmelyn mengerjap-kerjapkan matanya beberapa kali dan mengangguk dengan penuh semangat. Ia terlihat sangat menggemaskan sampai Mars tergerak ingin memencet hidungnya.     

Mars sebenarnya merasa iri ketika Emmelyn bercerita tentang petualangannya bersama Maxim di Atlantea.     

Emmelyn membuatnya terdengar seolah Maxim dan dirinya benar-benar serasi karena mereka berdua sangat suka berpetualang.     

Emmelyn juga bercerita bahwa Maxim adalah pemburu yang hebat saat mereka bepergian bersama melintasi hutan.     

Mars sebal mendengar ceritanya itu dan ingin mencari kesempatan untuk membuktikan kemampuannya juga.     

Pangeran adalah seorang prajurit dan jenderal yang hebat, tetapi Emmelyn tidak akan pernah melihatnya dalam pertempuran.     

Mars tidak akan pernah membiarkan Emmelyn berada di garis depan dan menyaksikan ia memimpin pasukannya jika ada perang yang terjadi.     

Jadi, satu-satunya cara untuk menunjukkan kepada Emmelyn keahlian dan kehebatannya adalah ketika mereka bepergian bersama seperti sekarang ini atau pergi berpetualang nantinya.     

Seperti yang disarankan oleh Gewen, mereka berhenti di tempat yang bagus untuk makan siang dan mengagumi pemandangan sekitar mereka. Para prajurit itu makan secara bergiliran karena separuh dari mereka harus berjaga.     

Meskipun mereka berada di kerajaan mereka sendiri dan tidak ada perang yang sedang terjadi, para prajurit tidak pernah lengah dan berusaha keras untuk memberikan keamanan terbaik bagi putra mahkota.     

Bisa saja ada perampok atau pemberontak yang beroperasi di sekitar mereka. Pangeran mereka selalu menyuruh para prajurit untuk waspada setiap saat.     

Sementara itu, Mars, Emmely, Gewen, dan Edgar duduk di atas alas dari kulit binatang yang mereka letakkan di tanah dan menikmati makanan enak yang disiapkan oleh juru masak dari istana putra mahkota.     

Pagi ini, ketiga juru masak menyiapkan bekal yang sudah pasti akan disukai Emmelyn.     

Sejak kejadian di mana Emmelyn menghadiahi mereka koin emas, para juru masak menjadi sangat setia kepadanya dan melakukan pekerjaan mereka lebih baik dari sebelumnya. Hal ini juga tidak lepas dari pengamatan pangeran.     

Ia senang Emmelyn memperlakukan para pelayan di kastil dengan baik dan mereka juga menjadi lebih menyukainya dan setia kepadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.