Pangeran Yang Dikutuk

Glow Wine (2)



Glow Wine (2)

0Emmelyn sangat menghargai dan menyukai Mars yang selalu jujur dan terbuka tentang urusan apa pun. Hal ini membuatnya merasa bersalah jika ia menyembunyikan apa pun dari laki-laki itu.     

Ahh... kalau Mars selalu bersikap jujur kepadanya, tentu Mars mengharapkan Emmelyn juga bersikap jujur kepadanya, kan?     

"Ceritakan bagaimana reuni bersama teman-temanmu hari ini, apa yang sudah terjadi?" Emmelyn akhirnya memutuskan untuk bertanya tentang pertemuan Mars dengan para sahabatnya terlebih dahulu.     

Gadis itu juga penasaran tentang bagaimana Ellena berhasil meyakinkan penyihir jahat itu untuk mencabut kutukannya.     

Ini adalah pertanyaan paling penting yang harus dijawab!     

Pertama-tama, Emmelyn ingin tahu bagaimana Ellena berhasil menemukan penyihir itu ketika seluruh pasukan raja yang diperintah untuk menemukannya selama beberapa dekade tidak pernah berhasil.     

Bayangkan.. orang-orang militer dan mata-mata terlatih tidak berhasil menemukan sang penyihir untuk waktu yang begitu lama, tetapi Ellena berhasil?     

Bukankah ini sangat mencurigakan?     

Dan yang kedua… apa yang Ellena harus korbankan sehingga penyihir itu mau mencabut kutukan itu?     

Yang terakhir… Emmelyn ingin tahu apa yang gadis itu inginkan dari keluarga kerajaan sebagai bayaran atas pengorbanannya selama ini hingga Mars terbebas dari kutukannya. Gadis itu pasti menginginkan sesuatu sebagai imbalannya.     

Apakah Ellena menginginkan sang pangeran?     

Tanpa sadar, Emmelyn mengerucutkan bibirnya.     

Uhh... awas saja kalau Ellena menginginkan Mars!     

Emmelyn sudah pasti tidak akan membiarkan gadis itu merebut calon suaminya. Pangeran brengsek ini adalah miliknya dan akan tetap menjadi miliknya sampai akhir hayatnya.     

Mars memperhatikan ekspresi tidak senang yang tampak dari wajah Emmelyn. Sang pangeran bertanya-tanya apakah ia melakukan sesuatu yang salah.     

Emmelyn kan memang sudah tahu kalau Mars akan bertemu dengan teman-temannya hari ini? Jadi, mengapa gadis itu kini terlihat tidak bahagia?     

Apakah Emmelyn cemburu?     

"Reuninya berjalan lancar. Kami minum dan mengobrol santai seperti biasa. Ketika kami masih muda, kami juga sering bertemu di kedai itu. Karena itu aku memutuskan untuk mengundang mereka semua di kedai itu dan saling bertukar kabar," jawab Mars.     

Ia menambahkan, "Tentu saja kami juga bertanya kepada Ellena kemana ia pergi dan bagaimana ia berhasil menemukan penyihir itu. Kami juga menanyakan semua hal yang ingin kami ketahui selama ini."     

Mars lalu menceritakan apa yang Ellena katakan padanya, tidak ada yang ditambahkan atau pun dikurangi. Semuanya sama persis dengan yang Ellena sampaikan di kedai tadi siang.     

Mars ingin Emmelyn mendengar cerita lengkapnya supaya gadis itu bisa membagikan pendapatnya tentang masalah yang tengah mereka hadapi.     

"Apakah kau percaya kepadanya?" kata Emmelyn setelah Mars selesai menceritakan semuanya.     

"Apa kau bertanya apakah aku mempercayainya ketika ia mengatakan penyihir itu menyuruhnya membunuh seseorang sebagai syarat untuk mencabut kutukanku?" Mars bertanya balik dan Emmelyn mengangguk mengiyakan.     

"Kau kenal lama dengannya, apakah menurutmu Ellena itu seseorang yang mampu membunuh?" Emmelyn bertanya lagi.     

Pikiran Mars melayang ke peristiwa yang terjadi di kedai hari ini ketika ia melihat air mata mengalir di pipi Ellena.     

Apakah Ellena benar-benar telah membunuh seseorang? Mars yakin sahabatnya itu mampu melakukannya. Suara Ellena terdengar sangat sedih ketika mengungkapkan kenyataan pahit itu.     

Mars sendiri sudah mengenal gadis itu selama lima belas tahun. Air mata yang Mars lihat hari ini bukanlah air mata buaya untuk mencari simpati.     

Ellena mungkin saja masih dihantui mimpi buruk akan kesepakatannya dengan penyihir tersebut.     

Akhirnya pangeran mengangguk. "Kurasa Ellena mampu melakukan apa saja jika ia sudah bertekad."     

"Sial!" sumpah Emmelyn. Ia sudah membayangkan Ellena adalah pembohong.     

"Mengapa kau berkata kasar seperti itu?" Mars bertanya padanya. "Jangan ajari anak kita untuk berkata kasar."     

"Ah... maaf," Emmelyn terbatuk. Ia menyentuh perutnya seolah-olah meminta maaf kepada anaknya karena telah menjadi ibu jahat yang berkata kasar. "Maaaaf, nak... ibu tidak akan berkata kasar lagi. Tolong lupakan apa yang baru saja ibu katakan yah..."     

Emmelyn kemudian menatap Mars dan membagikan pendapatnya. "Aku rasa sangat mencurigakan ketika Ellena tidak mau memberi tahu semuanya kepada kalian. Ia merahasiakan soal lokasi keluarga Bellevar dan hanya menyimpannya sendiri. Ia juga tidak menceritakan dengan jelas bagaimana atau mengapa penyihir itu akhirnya mau mencabut kutukannya."     

Mars setuju dengan Emmelyn. Ia hendak mengatakan sesuatu ketika pintu kamar tiba-tiba diketuk.     

"Itu pasti Glow Wine untuk kita berdua," kata Mars. Ia bangkit dan membuka pintu. Pangeran senang ketika tebakannya benar. Roshan dan seorang pelayan datang untuk membawakan mereka satu kendi Glow Wine beserta dua buah cangkir. "Terima kasih, Roshan."     

"Sama-sama. Yang Mulia."     

Setelah pelayan meletakkan kendi wine dan dua cangkir yang dibawa di atas meja, Roshan dan pelayan itu membungkuk untuk meminta izin pergi.     

Mars bangkit dan menuangkan wine hangat ke dalam cangkir mereka dan memberikannya kepada Emmelyn.     

Aroma harum dari wine manis tercium di udara. Baunya sangat enak!     

Emmelyn menjilat bibirnya dengan tidak sabar sambil menunggu cangkir itu diisi setengahnya oleh sang pangeran.     

"Aku harap kau akan menyukainya," kata Mars. Ia pun mendekatkan cangkirnya ke cangkir miliki Emmelyn untuk bersulang dan menyesap wine-nya.     

Emmelyn mengangguk dengan penuh semangat dan mengikuti apa yang pangeran lakukan.     

Ia belum pernah mendengar tentang Glow Wine sebelumnya, tetapi menilai dari deskripsi yang Mars berikan dan baunya yang begitu harum, ia bisa menebak wine itu pasti sangat nikmat.     

"Ya Tuhan! Rasanya luar biasa!" seru Emmelyn setelah ia mencicipi Glow Wine itu. "Siapa yang menciptakan minuman ini?"     

"Aku tidak tahu," kata Mars. "Kami sudah membuatnya selama berabad-abad setiap musim dingin. Aku rasa tidak ada yang tahu siapa yang pertama kali membuat resepnya."     

Mars merasa senang melihat Emmelyn begitu menikmati Glow Wine khas Draec ini.     

Minuman itu tampaknya menjadi hal pertama yang Emmelyn sukai tentang kerajaannya. Ia berharap gadis itu akan mulai menyukai hal lain tentang Draec secara perlahan.     

Glow Wine memang minuman yang sudah pasti akan disukai semua orang sejak pertama kali mereka mencobanya. Karenanya akan lebih baik mencoba memperkenalkan dari hal kecil semacam ini dulu kepada Emmelyn.     

"Aku butuh resepnya," kata Emmelyn. "Minuman ini rasanya sungguh luar biasa!"     

"Jika kau mau, kau bisa bertanya pada juru masak nanti. Aku yakin mereka akan dengan senang hati mengajarimu cara membuatnya," kata pangeran. Ia lalu meletakkan cangkirnya di lantai dan menarik Emmelyn ke pangkuannya. "Duduklah di sini dan nikmati wine-mu."     

Ahh... suasana ini sangat sempurna, pikir Emmelyn.     

Gadis itu kini merasakan kehangatan tiga kali lipat karena perapian, Glow Wine, dan tubuh hangat sang pangeran yang kini tengah memeluknya.     

Saat ini Emmelyn percaya bahwa ia tengah mendapatkan upah atas semua penderitaan yang harus ia alami di masa lalu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.