Pangeran Yang Dikutuk

Satu Paket



Satu Paket

0Emmelyn bertanya-tanya apakah ratu akan memperlakukannya berbeda jika ia tahu Mars tidak lagi dikutuk. Apakah ia akan lebih memilih Mars bersama Ellena?     

Ratu Elara tampak sangat gembira saat melihat Ellena malam ini. Ia bilang ia sangat merindukan Ellena dan senang ia kembali. Kebahagiaannya tidak bisa disembunyikan dari semua orang dan ia bahkan meneteskan air mata saat berpelukan dengan Ellena seolah ia baru bertemu dengan putrinya yang lama hilang.     

"Baiklah, aku tidak akan melakukannya. Lagi pula aku mungkin tidak akan bertemu orang-orang itu lagi jadi aku tidak akan bisa mengatakan hal-hal seperti itu nanti," jawab Emmelyn.     

Emmelyn terlihat tenggelam dalam pikirannya sendiri. Mars mulai bertanya-tanya apa yang ada di kepala gadis cantik itu saat ini. Namun, pangeran hanya diam dan dengan sabar menanti gadis itu menyampaikan apa yang ia pikirkan.     

"Sepertinya kita perlu meninjau kembali perjanjian yang kita buat dulu jika kau memang sudah tidak lagi dikutuk," Emmelyn akhirnya melanjutkan kalimatnya yang sempat terputus.     

"Apa perlu?" Mars mulai panik, ia tidak tahu ke mana arah pembicaraan ini sekarang. "Mengapa kita harus melakukannya?"     

"Dalam kesepakatan kira, kau ingin aku memberimu tiga ahli waris dan sebagai gantinya kau akan mengembalikan Wintermere padaku. Tapi, kita membuat perjanjian itu karena kau tidak bisa menyentuh wanita lain dan aku lah satu-satunya harapanmu," jelas Emmelyn. "Tapi sekarang kau tidak lagi dikutuk. Kau bisa memilih wanita mana pun di dunia ini untuk melahirkan anak-anakmu."     

Mendengar semua itu, Mars berusaha keras untuk tetap tenang dan menjelaskan pendapatnya dengan baik. "Pertama, kita belum tahu pasti apakah kutukan itu sudah dicabut atau belum. Kedua, apa menurutmu aku langsung bisa tidur dengan wanita mana pun dan membuat mereka melahirkan anak-anakku? Aku manusia dan aku juga punya perasaan. Apa sekarang kau mulai berpikir aku ini banteng yang hanya ingin berkembang biak?"     

Emmelyn teringat percakapan mereka enam minggu lalu ketika mereka pertama kali membuat kesepakatan itu. Ia menyadari bahwa tekanan yang diberikan pada putra mahkota untuk menghasilkan ahli waris sangat tinggi dan karena itu rasa simpatinya untuk Mars perlahan-lahan mulai tumbuh.     

Sekarang, ia merasa malu karena beranggapan bahwa Mars hanya memikirkan tentang bagaimana menghasilkan keturunan.     

"Maaf. Aku tidak bermaksud begitu. Yang aku coba katakan adalah… sekarang kau memiliki lebih banyak pilihan lain dan tidak terbatas akan keadaan. Kau bisa merayu wanita mana pun dan kemudian menikahinya jika kau ingin wanita itu untuk melahirkan anakmu. Dengan begitu, mereka akan menjadi ahli warismu yang sah karena terlahir dalam ikatan pernikahan."     

"Bagaimana jika aku terlalu sibuk untuk mengenal wanita lain dan menjalin hubungan dengannya? Kau sendiri tahu aku memiliki jadwal yang sangat padat dan tidak punya waktu untuk hal-hal sepele seperti itu…" jawab Mars.     

"Menjalin hubungan dengan wanita itu bukan hal yang sepele, kau tidak boleh menganggap enteng itu…" protes Emmelyn. "Kau membutuhkan ahli waris sah."     

"Aha… itu memang benar. Aku membutuhkan ahli waris dan kau yang akan memberikannya padaku. Aku tidak mengerti mengapa kita harus membahas ini sekarang?" Mars menyentuh dagu Emmelyn dan menatapnya dengan sungguh-sungguh. "Apa kau akan menarik kembali kata-katamu sekarang, Nona? Apa kau berusaha menggunakan alasan 'kutukan sudah dicabut' agar kau bisa kabur dari kesepakatan yang sudah kita buat?"     

"..."     

"Sejujurnya aku kecewa mendengar semua ini. Kupikir kau hanyalah gadis lincah yang terkadang lupa sopan santun, tapi aku beranggapan kau setidaknya bisa menjaga kata-katamu," kata Mars yang kini berpura-pura kecewa pada Emmelyn. "Apa semua gadis dari Wintermere tidak bisa dipercaya sepertimu?"     

Emmelyn cemberut dan membuang muka. Tampaknya sia-sia berbicara dengannya tentang kekhawatiran yang sedang ia rasakan. Pria itu tampak bersikukuh untuk tetap menjalankan kesepakatan mereka.     

"Aku tidak lagi menginginkan Wintermere," hanya itu yang bisa dikatakan gadis itu.     

Mars terkejut mendengarnya. Apakah ia salah dengar? Benarkah Emmelyn sudah tidak lagi menginginkan Wintermere?     

Bukankah kebebasannya dan Wintermere menjadi dua hal yang sangat diinginkan oleh Emmelyn saat ini? Apakah itu artinya ia menyerah untuk mendapatkan kembali kerajaannya?     

"Apa yang kau maksud? Mengapa kau tidak lagi menginginkannya?" Mars bertanya dengan mendesak. "Apakah kau menginginkan yang lain, selain Wintermere?"     

Emmelyn tidak tahu apa yang diinginkannya saat in. Dia hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan Mars.     

"Apakah kau menginginkan Draec sebagai gantinya?" pangeran akhirnya menanyakan pertanyaan yang sangat penting itu pada Emmelyn.     

Emmelyn terkejut mendengar pertanyaan itu. Apa yang Mars maksud? Apakah Emmelyn mau menerima Draec sebagai ganti Wintermere?     

"Tentu saja, jika kau bisa memberikan Draec kepadaku, aku akan dengan senang hati menerimanya. Hmmm!" Emmelyn menjawab dengan bercanda dan memukul dada Mars pelan.     

Suasana yang menegangkan di antara mereka berubah menjadi santai kembali. Gadis itu menggelengkan kepalanya dan mengangkat wajah, menatapnya keheranan.     

Bagaimana bisa Mars mengolok-olok kekhawatirannya seperti itu? Ia tadi sangat serius untuk mengakhiri perjanjian mereka dan tidak lagi menginginkan Wintermere.     

"Apakah aku bisa mempercayai kata-katamu kali ini?" Mars bertanya dengan nada paling serius. "Jika aku memberikan Draec padamu, apa kau akan menerimanya? Tapi kau harus menerimaku juga dan anak-anak. Kami ini satu paket dengan kerajaan Draec."     

Keseriusannya akhirnya membuat Emmelyn kembali ke dunia nyata. Gadis itu menatapnya beberapa saat dan tak satu kata pun mampu ia keluarkan untuk menjawab pernyataan serius Mars itu.     

Apa yang harus ia katakan jika Mars sudah berkata begitu?     

Apakah Mars tadi tidak sedang bercanda saat mengatakan akan memberikan Draec padanya?     

"A-aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan," gumam Emmelyn bingung. "Aku serius ketika aku bilang aku sudah tidak lagi menginginkan Wintermere."     

"Aku tahu itu. Dan aku juga serius ingin memberikan Kerajaan Draec kepadamu jika kau mau tinggal bersamaku," Mars menjawabnya lagi.     

Ia memposisikan Emmelyn di pangkuannya hingga gadis itu kini menghadap Mars. Mata mereka saling menatap dan mata bulat Emmelyn dapat melihat dengan jelas lewat mata keemasan Mars bahwa pria itu sangat serius dengan ucapannya.     

"Kau... kau ingin aku tinggal?" Emmelyn bertanya dengan suara tercekat. Ia masih mengira telinganya sudah menipunya. "Tapi mengapa...?"     

Mars akhirnya tahu ia seharusnya tidak menyembunyikan perasaannya padanya lagi. Ia harus memberi tahu wanita itu bahwa MESKI KUTUKANNYA SUDAH DICABUT, ia tidak ingin wanita lain kecuali Emmelyn.     

"Ya karena ..." Ia tersenyum tipis. "... kau akan menjadi ibu dari anak-anakku, dan ... aku mencintaimu."     

Emmelyn tertegun. Ia tidak pernah menyangka kata cinta akan keluar dari bibir pangeran.     

Bukankah pangeran brengsek ini tadi bilang ia terlalu sibuk untuk merayu wanita?     

Bukankah ia mengatakan ia tidak tertarik untuk menikah dan hanya akan mencari istri ketika ia sudah tua dan bosan?     

Bukankah ia mengatakan ia tidak akan tertarik kepada putri biasa dari koloni kecil?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.