Pangeran Yang Dikutuk

Sarapan Di Kamar



Sarapan Di Kamar

0Mars sama sekali tidak keberatan jika Emmelyn ingin mengundang Nyonya Adler.     

"Tentu saja. Kau juga bisa meminta Roshan untuk mengundangnya. Jika ia masih di sini saat aku tiba di rumah, aku akan senang bertemu dengannya," jawab Mars.     

"Terima kasih."     

"Hmm... Aku akan bersiap-siap," pangeran turun dari tempat tidur dan mulai berganti pakaian. Ia memilih kemeja hitam dan celana hitam serta mantel kulit berwarna coklat dengan pakaian kebesaran. Ia terlihat sangat tampan pagi ini.     

Penampilannya mengingatkan Emmelyn bahwa suaminya adalah calon raja berikutnya setelah Raja Jared turun dari takhta. Untuk beberapa saat, ia duduk di tempat tidur, menatapnya dengan kagum. Mars tampak begitu gagah dan mengesankan.     

Ia bertanya-tanya mengapa Mars dengan sengaja mengenakan pakaian hitam hari ini. Apakah itu caranya menyampaikan kepada Emmelyn bahwa ia juga sedang berduka bersamanya atas kematian anggota keluarganya?     

Gerakan kecil ini menyentuh hati Emmelyn. Kemarahan apa pun yang dimilikinya untuk Mars dan keluarganya kemarin, perlahan-lahan menghilang. Ia tahu pangeran tidak harus disalahkan atas kematian Killian.     

Kejadian kemarin hanyalah insiden yang sangat disayangkan. Emmelyn bahkan mendengar dengan telinganya sendiri bagaimana Killian mengatakan ia bisa mati dengan damai. Ia sengaja menyerang putra mahkota agar para prajurit membunuhnya.     

Dan Killian hanya melakukannya setelah ia yakin bahwa Mars Strongmoor benar-benar mencintai saudara perempuannya.     

Rupanya, Killian tersentuh dengan aksi Mars saat ia berlutut dan meminta maaf atas kematian keluarga Rosehill. Semua itu agar Killian melepaskan Emmelyn.     

Tepat pada saat itu, Killian melepaskan tekadnya dan ia memilih kematian. Mungkin... ia merasakan apa yang Emmelyn rasakan tahun lalu.     

Ia merasa bersalah karena menjadi satu-satunya yang selamat. Jadi ia memutuskan untuk membunuh musuh dan mati saat mencoba membalaskan dendamnya.     

Rasa bersalah para penyintas sangatlah nyata dan bisa menghancurkan. Killian merasa bersalah karena tidak berada di sana saat seluruh keluarganya dihancurkan.     

Dan bahkan jika ia ingin membalas kematian mereka, apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya sendirian tanpa seorang pun prajurit di sisinya.     

Jadi, ketika keadaan semakin memburuk, Killian mengambil keputusan ekstrim untuk mengakhiri hidupnya dan, pada saat yang sama, membebaskan Emmelyn dari segala kecurigaan.     

Jika semua kesalahan dan kecurigaan dilimpahkan kepada Killian, musuh tidak akan mencurigai saudara perempuannya.     

Jika Killian bisa dengan lantang menuduhnya sebagai pengkhianat bagi keluarga mereka, mereka tidak akan menganggapnya sebagai ancaman.     

Dan itulah yang ia lakukan. Tepat sebelum Gewen menghujaninya dengan anak panah.     

Ketika Mars selesai berganti pakaian, ia mendatangi Emmelyn dan bertanya apakah ia ingin sarapan dengannya.     

Karena ia akan pergi sepanjang hari, Emmelyn memaksa dirinya untuk mengatakan 'ya'. Ia tidak punya selera makan sama sekali, tapi ia ingin menemani suaminya sarapan, seperti yang selalu mereka lakukan.     

"Ya. Kita sebaiknya sarapan," kata gadis itu. "Kau tidak boleh pergi dengan perut kosong."     

Mars tersenyum penuh kasih sayang. Ia senang ketika melihat Emmelyn masih mengkhawatirkannya bahkan selama masa-masa kelamnya.     

Pria itu mengulurkan tangan kepadanya. "Apakah Kau ingin sarapan di sini atau di ruang makan?"     

Emmelyn melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa kamar mereka terlihat sangat suram. Rupanya, suaminya sengaja tetap menutup gorden agar sinar matahari tidak mengganggu tidurnya lebih awal. Ia tidak tahu jam berapa sekarang.     

"Aku lebih suka makan di dalam kamar," katanya.     

Emmelyn meraih tangan Mars. Pangeran dengan cepat menggendongnya dan membawanya ke sofa dekat jendela lalu menurunkannya.     

"Kalau begitu, kau bisa duduk di sini. Aku akan mengambil makanan untuk kita," kata Mars kemudian.     

Mars ingat Emmelyn tidak suka makan di kamar mereka. Ia selalu bersikeras agar mereka makan di ruang makan. Namun, sejak semalam dan pagi ini, ia lebih memilih untuk makan di kamar.     

Emmelyn pasti merasa begitu sedih dan tidak ingin melihat orang lain untuk saat ini sampai-sampai ia lebih suka makan di kamar dan menentang prinsipnya sendiri.     

Mars berharap istrinya akan lebih banyak beristirahat saat ia pergi menemui ayahnya dan ia juga berharap Emmelyn akan memulihkan kembali tenaganya.     

Ia berencana meminta Tuan Vitas untuk memeriksa kondisi Emmelyn lagi setelah ia kembali dari istana kerajaan.     

"Yang Mulia," Roshan membungkuk saat melihat putra mahkota keluar dari kamarnya. Sepertinya, ia sudah menunggu tuannya untuk beberapa lama. "Haruskah saya menyiapkan sarapan untuk Yang Mulia?"     

"Iya," Mars mengangguk dan menunjuk ke kamarnya sendiri. "Pagi ini, kami ingin sarapan di kamar saja. Tolong siapkan makanan di atas nampan. Aku akan membawanya masuk."     

Roshan tidak mempertanyakan perintah pangeran. Ia buru-buru pergi ke dapur dan meminta para juru masak untuk menyiapkan hidangan di atas nampan dan saat sudah siap ia langsung membawanya keluar untuk diberikan kepada pangeran.     

Mereka bekerja sangat efisien dan dalam waktu singkat Mars sudah menerima nampan berisi sarapan mereka berdua.     

Ia masuk ke dalam dan meletakkan nampan makanan di atas meja di depan sofa tempat Emmelyn duduk. Gadis itu ternyata sudah membuka tirainya dan tengah memandang ke luar jendela ketika pangeran masuk.     

"Di luar sedang hujan," komentar Emmelyn. "Lebih baik gunakan kereta saat kau pergi ke istana kerajaan."     

"Ya, aku akan menggunakan kereta nanti," jawab Mars. Ia menuangkan teh ke dalam dua cangkir mereka dan memberikan satu untuk Emmelyn. "Apakah tanganmu masih lemah?"     

Emmelyn mengangkat tangannya dan mengamatinya lekat-lekat. Lalu ia menggelengkan kepalanya. "Tidak, kurasa aku baik-baik saja sekarang."     

"Ah, baguslah," Mars lega mendengarnya.     

"Terima kasih untuk tadi malam," tambah Emmelyn. Ia bermaksud berterima kasih karena suaminya telah menyuapinya dengan sup dan pai sebelum mereka pergi tidur. Ia merasa sangat dimanjakan oleh pangeran.     

"Tidak perlu berterima kasih. Kesehatanmu juga merupakan tanggung jawabku," jawab pangeran.     

Ketika Emmelyn memandangnya dengan ekspresi bingung yang terlihat jelas di wajahnya, pria itu menambahkan, "Saat kita menikah, aku bersumpah untuk mencintaimu dan melindungimu. Jadi, apa yang kulakukan tadi malam bukanlah sesuatu yang istimewa. Itu hanya caraku memenuhi janjiku kepadamu."     

Mata Emmelyn kini terkulai ketika ia mendengar kata-kata Mars. Ahh... ia membuat pilihan yang benar ketika menerima lamaran pangeran. Pria ini benar-benar suami yang baik.     

Diam-diam, ia membandingkan pangeran dengan ayahnya sendiri, mendiang raja Wintermere. Ia senang Mars tidak seperti ayahnya.     

"Suatu hari nanti, akan tiba waktunya ketika aku yang membutuhkan bantuanmu, dan aku tahu kau akan melakukan apa saja untukku," kata Mars. "Itulah hal yang seharusnya dilakukan oleh suami dan istri."     

Emmelyn tersenyum tipis. Ia tahu apa yang dikatakan Mars itu benar. Ia tidak mengatakan apa-apa tetapi hanya menerima cangkir teh dari tangan pangeran.     

Perlahan, ia menyesap tehnya. Mars duduk di sampingnya dan juga menikmati tehnya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.