Pangeran Yang Dikutuk

Mandi Bersama



Mandi Bersama

0Mars menemukan Emmelyn memejamkan mata di bak mandi dan rambutnya terlihat basah. Rambut gadis itu tampak sangat indah, panjang tergerai hingga ke punggungnya, menutupi sebagian kulit punggungnya yang putih mulus.     

Sekali pandang, Mars dapat menduga bahwa Emmelyn hendak mencuci rambutnya. Sang pangeran lalu berjalan menghampiri Emmelyn dan berdiri di samping bak mandi.     

"Ahem... Emmelyn," Ia lalu mendeham untuk menarik perhatian gadis itu, tetapi Emmelyn sama sekali tidak membuka matanya.     

[Apa dia tidur lagi?]     

[Astaga... gampang sekali dia tidur??]     

Mars sangat iri kepada Emmelyn yang sepertinya sangat mudah tertidur di mana pun. Tidurnya pun sangat nyenyak dan dalam.     

Ini bukan pertama kalinya Emmelyn ketiduran di bak mandi. Waktu itu Mars yang harus membangunkannya agar kulit gadis itu tidak keriput karena tertidur di bak mandi sampai pagi.     

Wahh... kalau sudah tidur, Emmelyn juga tidak akan terganggu oleh apa pun. Suara ribut-ribut di luar, dan bahkan saat Mars menggunakan tangannya untuk membantunya merancap, juga tidak membuat tidur gadis itu terganggu.     

Ugh... sungguh membuat iri. Apalagi karena Mars selalu mengalami masalah kesulitan tidur.     

"Em..." Mars memanggil nama Emmelyn setelah dehamannya tidak diindahkan gadis itu.     

Emmelyn masih tidak membuka matanya. Malahan kini, bibirnya tampak sedikit membuka dan terlihat sebarisan gigi seputih mutiara menyembul dari balik bibirnya.     

Ahhh... bibir indahnya terlihat seksi sekali, seolah meminta dicium.     

Mars menelan ludah.     

"Astaga.. dia benar-benar tidur..." gumam Mars sambil memijat keningnya.     

Ia tak dapat membayangkan apa jadinya kalau Emmelyn mengulangi hal ini saat Mars tidak ada. Ia pasti akan tertidur sampai pagi di bak mandi dan ditemukan pelayan dalam keadaan telanjang saat mereka akan membereskan kamarnya.     

Gila! Enak saja para pelayan itu mendapatkan tontonan gratis!     

Mereka tidak boleh melihat Emmelyn-nya dalam keadaan telanjang! Tidak ada seorang pun yang boleh. Kalau sampai itu terjadi, ia akan memenggal kepala mereka semua!     

Mars akhirnya membuat catatan mental untuk menyuruh Roshan menyuruh seorang pelayan wanita memeriksa keadaan Emmelyn setiap malam untuk memastikan gadis itu tidak tidur sembarangan selama Mars pergi ke Southberry.     

Ia tidak boleh mengambil risiko.     

Sang pangeran lalu menanggalkan semua pakaiannya dan masuk ke dalam bak mandi. Dengan gerakan yang sangat halus ia masuk ke belakang tubuh Emmelyn dan secara perlahan mendorong tubuh gadis itu maju ke tengah.     

Kini ia berada di ujung bak mandi dengan tubuh Emmelyn berada di atas pangkuannya.     

Mars menggeleng-geleng. Kemampuan tidur Emmelyn memang patut diacungi jempol. Gadis itu sama sekali tidak terbangun.     

"Ya Tuhan, Emmelyn.. kau ini benar-benar tukang makan dan tukang tidur," kata Mars sambil tertawa kecil. Ia memeluk pinggang gadis itu dan membenamkan kepalanya di tengkuk gadis itu.     

Hmmm.. ia dapat merasakan aroma khas tubuh Emmelyn memenuhi hidungnya. Pasti hari ini Emmelyn berkeringat sangat banyak karena berlatih bersama para prajurit.     

Ahh.. Mars merasa senang karena ia mengambil keputusan yang tepat dengan membiarkan Emmelyn ikut berlatih. Gadis itu tadi terlihat sangat gembira. Kalau dipikir-pikir, Mars hampir tidak pernah melihat Emmelyn tampak berseri-seri seperti tadi.     

Yang pertama adalah saat ia melihat semua makanan kesukaannya terhidang di meja makan untuk pertama kalinya. Yang kedua kalinya adalah siang tadi, saat ia beradu pedang dengan Gewen. Saat Gewen menjatuhkan pedangnya dan mengaku kalah, Emmelyn tampak sangat puas.     

Walaupun mereka tahu tadi itu Gewen tidak mengerahkan segenap kemampuannya saat beradu pedang dengan Emmelyn, setidaknya Emmelyn tidak tampil terlalu buruk.     

Kemampuannya mungkin setara dengan seorang prajurit level perwira. Mars harus memuji bahwa permainan pedang gadis itu lebih baik dari dugaannya.     

Tadi ia sangat kuatir, tetapi setelah beberapa lama dan ia melihat Emmelyn dapat mengimbangi Gewen setelah satu jam, ia menjadi lebih relaks.     

Setelah puas menghirup wangi tubuh Emmelyn, Mars memutuskan untuk membantu gadis itu dan mencuci rambutnya. Dengan hati-hati ia mengambil penciduk air dan membasuh rambut Emmelyn kembali.     

Setelah rambut gadis itu basah, ia mengambil dedaunan mint dari mangkuk kayu di samping bak mandi dan meremasnya ke sepanjang rambut gadis itu.     

Ini adalah cara gadis-gadis bangsawan mencuci rambut mereka di zaman dahulu, sebelum shampoo ditemukan.     

"Uhhmmm...." Terdengar suara gumaman Emmelyn saat tangan Mars bekerja mencuci rambutnya dan memijat kulit kepalanya. Aroma mint segera tercium di ruangan itu, membuat penciuman Emmelyn semakin terlena.     

Mars yang mengira Emmelyn terbangun, menghentikan gerakannya, dan menunggu suara gadis itu bicara.     

Ternyata, Emmelyn hanya menggumam tidak jelas. Ia masih tidur dengan pulas.     

"Sayang... jangan terlalu sering tidur. Kau melewatkan banyak hal indah di saat kau tidur," bisik Mars sambil meremas rambut Emmelyn dengan perasan daun mint.     

"Uhmm.. apa kau bilang barusan?"     

DEG!     

Mars seketika menghentikan gerakannya. Ia terkejut mendengar Emmelyn tiba-tiba bicara. Kali ini gadis itu rupanya benar-benar bangun. Ia melihat sepasang mata indah itu membuka dan mengerjap-kerjap.     

"Kau sudah bangun?" tanya Mars. "Aku membantu mencuci rambutmu supaya kau tidak berlama-lama di bak mandi."     

Emmelyn mengangkat hidungnya dan mencium bau mint di udara. Ia spontan memegang rambutnya dan menoleh ke belakang. Wajahnya tampak dipenuhi ekspresi terkejut dan sepasang mata indahnya membelalak besar.     

"Hey! Kapan kau datanga??" tanyanya keheranan.     

"Lima belas menit yang lalu. Astaga.. kau ini benar-benar tukang tidur, ya? Bagaimana kalau tidak ada aku? Kau pasti akan ketiduran di sini sampai pagi dengan tubuh menggigil dan keriput," omel Mars. Ia mengambil penciduk dan menyerahkannya kepada Emmelyn. "Ayo basuh rambutmu sampai bersih. Sebentar lagi airnya dingin."     

Emmelyn menerima penciduk itu dengan ragu-ragu. Matanya menyipit curiga kepada Mars. Ia tidak tahu kenapa pemuda itu berbaik hati mencucikan rambutnya.     

Astaga... Emmelyn mencubit dirinya sendiri. Seharusnya ia memang tidak tidur sembarangan. Ahh.. parah sekali. Ia benar-benar sudah terbiasa dengan kastil ini sehingga kewaspadaannya menjadi lemah.     

Dulu, ia hanya tidur sembarangan saat ia berada di istana orang tuanya di Wintermere.     

Saat ia bepergian, secara alami tubuhnya akan bersikap lebih waspada terhadap sekeliling dan otaknya tidak membiarkannya tidur berlama-lama. Bahkan suara hewan kecil saja akan langsung membuatnya terbangun!     

"Kau tidak mencuci rambutmu?" tanya Emmelyn sambil menatap rambut Mars yang juga panjang. Karena tadi ia merasa rambutnya lengket, Emmelyn mengira Mars juga pasti merasaka hal yang sama.     

Mars menggeleng. "Aku laki-laki. Aku besok bisa dengan mudah mencucinya sambil mandi di sumur setelah latihan. Aku hanya berendam air panas untuk membantuku tidur."     

"Oh..."     

Emmelyn mengangguk. Ia akhirnya memutuskan mengikuti saran Mars dan dengan cepat membilas rambutnya.     

Aahh... rasanya nyaman sekali!     

Setelah selesai, ia segera menggosok kulitnya dan mandi. Emmelyn melakukannya dengan cepat sebelum airnya menjadi dingin.     

"Aku sudah selesai," kata Emmelyn. Ketika ia akan keluar dari bak mandi, terdengar suara berat dan dalam itu di telingnya.     

"Apa kau tidak mau membayarku karena telah mencucikan rambutmu?"     

GLEK.     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya dan berbalik menatap Mars dengan pandangan curiga. "Bayaran seperti apa yang kau inginkan?"     

[Dasar! Sudah kuduga, dia tidak mungkin membantu mencucikan rambutku tanpa pamrih!!]     

[Hmmphh...]     

[Seharusnya aku tidak begitu saja percaya kepadanya.]     

Mars menyengir dan menggenggam tangan Emmelyn, lalu menaruhnya di dadanya yang bidang dan keras. "Kau bisa membayarku dengan memandikan aku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.