Pangeran Yang Dikutuk

Emmelyn Berlatih Pedang



Emmelyn Berlatih Pedang

0Gewen dan Emmelyn berlatih bertarung pedang selama hampir setengah jam. Emmelyn sangat menikmati latihan ini karena ia sudah lama tidak menggunakan pedangnya. Mula-mula gerakannya agak kaku, tetapi kemudian ia menjadi semakin luwes.     

"Lord Aldrich, kau lumayan juga," kata Gewen sambil tertawa. Ia menjatuhkan pedangnya ke tanah setelah Emmelyn berhasil menembus pertahanannya dan mengarahkan ujung pedangnya ke leher pria itu.     

"Terima kasih atas latihannya hari ini. Lord Gewen terlalu banyak memberi keringanan kepadaku," kata Emmelyn sambil menyarungkan pedangnya.     

"Minum dulu. Kau pasti lelah." Tiba-tiba terdengar suara bariton yang khas itu di sampingnya. Emmelyn segera menoleh dan mendapati Mars berdiri sambil mengacungkan secangkir air minum.     

Emmelyn mengerjap-kerjapkan matanya keheranan. Ia tidak mengira sang pangeran akan menawarinya minum di depan banyak orang.     

[Si brengsek ini bodoh atau apa?]     

[Kalau ia memberiku perlakuan istimewa, pasti orang-orang akan curiga.]     

[Hadeuh...]     

Emmelyn hendak menolak, tetapi ia tahu orang-orang pasti akan keheranan melihat sikapnya. Tidak ada yang berani menolak Yang Mulia Pangeran Mars Strongmoor, apalagi hanya seorang bangsawan kecil dari kerajaan jajahan.     

Akhirnya dengan senyum kecut ia menerima air minum itu dan membungkuk dalam-dalam.     

"Terima kasih, Yang Mulia. Anda terlalu baik kepada saya. Ayahku akan merasa sangat berterima kasih."     

Hanya Mars yang dapat mengenali bahwa nada suara Emmelyn sama sekali tidak tulus.     

[Gadis aneh. Aku kan bersikap baik dengan memberinya minum. Lihat, keringatnya banyak begitu. Pasti ia kehilangan banyak cairan. Kenapa suaranya sama sekali terdengar tidak senang? Dasar tidak tahu terima kasih.]     

Walaupun ia heran, namun Mars merasa ia sudah tahu bahwa Emmelyn memang aneh dan terkadang melakukan hal-hal yang sulit dimengerti.     

"Hmm.. kau sudah berlatih keras Lord Aldrich. Kau bisa beristirahat dulu," kata Mars. Ia mengangkat sebelah alisnya dan bicara dengan serius sebelum Emmelyn dapat membantahnya. "Kau juga bisa belajar dengan memperhatikan orang lain berlatih."     

Emmelyn terpaksa mengangguk dan tersenyum kecut. "Terima kasih, Yang Mulia."     

Ia lalu menghabiskan air minum di cangkirnya. Seorang pelayan dengan sigap telah berjalan ke sampingnya dan menerima cangkir itu untuk disimpan.     

"Kau mau berlatih tanding denganku, Yang Mulia?" tanya Gewen setelah mengambil kembali pedangnya dari tanah. "Pemanasanku tadi dengan Lord Aldrich cukup lumayan. Sekarang aku ingin berlatih yang sungguhan."     

"Hm.. tentu saja," kata Mars. Ia menoleh kepada Emmelyn dan berkata, "Perhatikan bagaimana aku mengalahkan Lord Gewen. Kau bisa belajar sesuatu..."     

"Baik, Yang Mulia..." Emmelyn mengangguk.     

[Huh, bilang saja mau pamer.] Gadis itu memutar matanya ketika tidak ada yang melihat.     

Mars tersenyum simpul saat ia berjalan ke tengah lapangan dan mengeluarkan pedangnya. Ia lalu melambaikan tangannya kepada Gewen. "Ayo kita mulai."     

Gewen mengangguk dan berjalan mendekati Mars. Setelah keduanya saling membungkuk, kedua pria tampan itu langsung bergerak cepat menyerang satu sama lain.     

Emmelyn yang memperhatikan dari pinggir kini dapat melihat bahwa tadi Gewen memang tidak mengerahkan bahkan separuh kemampuannya.     

Kini, saat sang jenderal muda itu bergerak menyerang Mars dan menghindari serangan-serangan dari sang pangeran, Gewen tampak bergerak lebih cepat dan berbahaya. Setiap hantaman, sabetan, dan ayunan pedangnya terlihat buas dan penuh tenaga.     

Emmelyn bahkan beberapa kali menahan napas karena kaget atau takut ujung pedang Gewen akan menyabet leher Mars atau tangannya.     

Namun, untunglah sang pangeran sama sekali bukan prajurit biasa. Kemampuannya setara dengan Gewen dan ia dapat menghindari serangan demi serangan sang jenderal dengan sigap. Pedangnya akan berkilat cepat menangkis serangan ataupun menyerang balik.     

Bunyi senjata beradu berkali-kali terdengar memekakkan telinga. Emmelyn yang baru kali ini dapat menonton Mars berlatih dari jarak dekat, tidak dapat menahan rasa kagumnya.     

Ia sampai mengomeli dirinya sendiri karena bisa merasa kagum kepada si pangeran brengsek itu.     

[Heh, untuk apa aku kagum kepada musuh?]     

Tanpa sadar, Emmelyn memukul keningnya sendiri. Ia baru menyadari kesalahannya saat merasakan kepalanya sakit.     

Gadis itu kembali memusatkan perhatiannya kepada pertandingan pedang kedua lelaki di depannya. Dalam hati ia merasa bahwa gadis-gadis di Draec pasti rela membayar karcis untuk ada di posisinya sekarang.     

Ia pernah mendengar reputasi Lord Gewen sebagai penakluk hati wanita. Pria itu memiliki sangat banyak penggemar di antara para gadis bangsawan di kerajaan ini.     

Ia punya banyak kekasih dan sering berganti-ganti teman tidur. Namun demikian, sepertinya tidak ada gadis yang kapok jika ia dekati.     

Mars sendiri dikenal membenci wanita dan tidak mengizinkan wanita berada dalam jarak 100 meter darinya. Dalam acara-acara resmi, hal itu memang tidak bisa diterapkan, karenanya para gadis bangsawan masih dapat melihatnya walaupun tidak bisa mendekatinya sampai menyentuhnya.     

Lima orang pengawal pribadinya akan selalu berjaga di sekitar Mars untuk memastikan bahwa tidak ada gadis yang berhasil mendekat dan menyentuhnya baik sengaja atau tidak sengaja.     

Selalu saja ada satu dua gadis yang merasa dirinya luar biasa cantik dan akan dapat meluluhkan hati pangeran jika mereka 'tidak sengaja' menyentuhnya.     

Orang-orang lugu itu mengira kematian para wanita yang menyentuh Mars adalah karena dihukum mati raja, sehingga satu dua orang masih mencoba peruntungan mereka. Sayangnya, tentu saja upaya mereka gagal dan gadis-gadis itu tetap berakhir mati.     

Sejak itu, pengamanan terhadap sang pangeran menjadi semakin ketat. Mars bahkan mengancam ia tidak akan pernah datang lagi ke jamuan istana kalau sampai sekali lagi terjadi insiden semacam itu.     

Raja dan ratu sangat menganggap serius ancamannya itu dan berusaha melakukan skrining lebih baik pada tamu-tamu acara istana.     

Emmelyn membayangkan gadis-gadis lain tentu sangat ingin berada di posisinya sekarang. Bisa duduk santai di lapangan menyaksikan dua pria paling terkenal di Draec berlatih pedang dengan penuh semangat.     

Wahhh.. mereka tentu akan berteriak-teriak histeris dan menyemangati keduanya. Ck ck...     

TRANG TRANG     

Suara pedang beradu dari sana-sini sama sekali tidak membuat Emmelyn terganggu. Malah, mereka bagaikan musik di telinganya.     

Dengan penuh perhatian ia menyimak setiap gerakan dan berusaha mengingat-ingatnya dengan baik, agar nanti saat ia kembali menghadapi Gewen, ia akan dapat berbuat lebih baik.     

Ia juga berusaha mencari kelemahan kedua orang itu. Sekarang memang kemampuannya masih jauh di bawah mereka, tetapi suatu hari nanti, tidak menutup kemungkinan Emmelyn akan dapat berkembang dan menjadi sama kuatnya dengan mereka.     

Bila tiba waktunya ia menghadapi mereka di medan perang, pengetahuan tentang kelemahan mereka ini akan berguna.     

Sayangnya, selama setengah jam mengamati, Emmelyn tidak juga dapat menemukan kelemahan Gewen dan Mars. Keduanya terlalu cepat dan bertenaga besar. Kedudukan mereka setelah bertanding beberapa lama juga seimbang.     

Sulit untuk menentukan siapa yang lebih jago, Mars ataukah Gewen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.