Pangeran Yang Dikutuk

Dijebak (1)



Dijebak (1)

0Di meja makana ada begitu banyak hidangan yang menggugah selera. Ada berbagai jenis daging, buah-buahan, roti, kue, dan banyak hidangan lainnya.     

Tidak lupa, mereka juga menyajikan wine yang sangat enak dari koleksi pribadi sang Marquis.     

Semua hidangan yang tersaji di meja makan hanyalah hidangan terbaik yang pantas untuk seorang putra mahkota.     

Mereka makan malam mewah bersama Marquis Milot dan istrinya dengan dilayani oleh putri-putri mereka yang cantik.     

Emmelyn curiga para wanita muda ini mungkin tidak benar-benar memasak sendiri hidangan yang disajikan malam ini, seperti yang dibanggakan oleh ayah mereka.     

Para gadis itu bisa saja membawa makanan yang disiapkan oleh para juru masak dan mengatakan bahwa mereka lah yang membuat seluruh hidangan itu kan? Semua itu dilakukan pasti hanya untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari putra mahkota dan para jenderalnya.     

Emmelyn akan melakukan hal yang sama jika ia berada di posisi mereka. Ia tidak bisa memasak bahkan jika hidupnya sangat bergantung pada keahlian memasaknya. Ia hanya bisa memanggang hewan buruan dan hanya itu saja keahlian yang ia miliki.     

Tapi, jika ia perlu menipu calon suaminya sehingga ia mengira Emmelyn adalah wanita rumahan yang pandai memasak, Emmelyn sudah pasti akan melakukannya dalam sekejap.     

"Daging ini direndam dengan bumbu dan resep khusus kami, Yang Mulia. Silakan mencobanya," kata Lori, putri paling genit sambil tersenyum manis kepada Mars. "Saya harap Yang Mulia akan menyukainya."     

Mars mengambil sedikit daging tersebut dan memotongnya menjadi bagian yang lebih kecil. Setelah ia mencicipi rasanya, ia mengangguk puas. "Rasanya sangat enak. Terima kasih."     

"Jika Yang Mulia sangat menyukainya, kami akan dengan senang hati mempersiapkannya untuk Yang Mulia besok. Dengan demikian, Yang Mulia bisa membawa cukup bekal makanan untuk perjalanan ke Glendale," ucapnya lagi. Wajahnya berseri-seri penuh dengan kebahagiaan.     

"Terima kasih, tapi kurasa kita tidak akan membutuhkannya," putra mahkota melambaikan tangannya. "Kami berencana berburu makanan di jalan. Selain bagus untuk olahraga, berburu bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dalam perjalanan kali ini."     

Ia melirik Emmelyn yang duduk di sebelahnya. Emmelyn tidak memperhatikan pangeran. Setelah gadis itu melihat daging yang ada di piringnya, ia segera melahapnya penuh nafsu.     

"Ahh... Lord Aldrich sepertinya makan begitu cepat. Hati-hati jangan sampai tersedak," komentar Gewen. Ia tahu Emmelyn sedang hamil dan ia bisa mengerti mengapa Emmelyn punya nafsu makan yang besar.     

Tapi Gewen tetap suka menggodanya tentang hal itu. Gewen berpikir menggoda Emmelyn soal nafsu makannya adalah balas dendam yang sepadan diberikan kepada orang yang sudah mengerjainya dan membuatnya mempertanyakan keahliannya sendiri sebagai penakluk wanita.     

"Lord Gewen sangat perhatian," Klara tersenyum manis. Ia menuangkan wine ke dalam gelas Gewen dan mengedipkan bulu matanya yang panjang. Gewen mengucapkan terima kasih dan mengambil gelas itu.     

Ia tidak tertarik kepada Klara, tapi saudaranya yang jauh lebih cantik bernama Lori. Tapi bisa dilihat dengan jelas bahwa Lori hanya menunjukkan perhatiannya kepada putra mahkota.     

Merasa kesal, Gewen memutuskan untuk tidak main-main di Havertown dan hanya menghabiskan makanannya dan bersiap-siap untuk istirahat.     

Seperti biasanya, Edgar hanya diam dan menikmati makanan yang disajikan. Ia hanya berbicara sedikit dengan Mars tentang rencana perjalanan mereka besok dan mengangguk setiap kali gadis-gadis itu bertanya apakah ia ingin lebih banyak wine.     

Gadis-gadis Milot benar-benar berusaha keras untuk membuat mereka semua terkesan, tetapi sayangnya, para tamu pria tidak menyukainya.     

Mars sendiri sudah menambatkan hatinya kepada seorang wanita yang kini menyamar menjadi pria dan duduk di sampingnya.     

Lord Aldrich sendiri tidak suka wanita. Edgar hanya memikirkan tentang bagaimana tidur nyenyak malam ini dan Gewen sedang kesal karena gadis yang ia sukai hanya memperhatikan putra mahkota.     

Ketika Marquis Milot melihat bahwa tidak satu pun putrinya yang bisa menarik perhatian tamu-tamu terhormatnya malam ini, ia tampak kesal.     

Pria paruh baya itu menawari para tamu untuk bergabung dengannya untuk minum wine setelah makan malam, tetapi sayangnya, mereka semua menolak dengan sopan.     

"Sudah waktunya kami beristirahat sekarang," kata Mars sambil bangkit dari kursinya.     

Semua orang berhenti makan ketika ia mengakhiri makannya, sesuai kebiasaan mereka. Ia menoleh ke arah Marquis dan istrinya lalu mengangguk untuk meminta izin. "Terima kasih untuk makan malamnya. Semua hidangannya sangat lezat, bahkan wine-nya juga nikmat."     

"Sama-sama, Yang Mulia. Ini suatu kehormatan bagi kami," jawab pasangan itu.     

"Anak-anak perempuan kami akan menyiapkan tempat tidur dan kamar untuk Yang Mulia," Lady Milot membungkuk hormat dan kemudian memberi isyarat kepada putri-putrinya untuk mengantar tamu mereka ke kamar yang akan digunakan beristirahat.     

"Tidak perlu melakukan itu. Kami bisa menyiapkannya sendiri," kata Mars. "Kami hanya perlu tidur dengan cepat."     

"Oh, jangan begitu. Kami mohon, Yang Mulia. Setidaknya itulah yang bisa kami lakukan, untuk memastikan Yang Mulia mendapatkan istirahat yang baik. Putri saya akan membereskan tempat tidur, menyiapkan lampu, dan menutup tirai untuk Yang Mulia."     

Milot berpura-pura tidak mendengar penolakan sopan dari putra mahkota dan gadis-gadis itu dengan cepat keluar dari ruang makan untuk memandu para pria itu ke kamar mereka masing-masing.     

Setiap putrinya akan masuk ke kamar untuk memberikan pelayanan pribadi kepada setiap tamunya malam ini.     

Dengan begitu, Marquis Milot berharap para pria itu tidak akan ragu-ragu mengajak putrinya untuk menghangatkan tempat tidur mereka malam ini.     

Selain itu, tidak satu pun dari pria itu yang akan merasa takut dihujat oleh yang lain. Hah. Rencana yang sempurna.     

Sampai titik ini, Emmelyn mulai merasa sangat kesal. Marquis meminta Myrtle untuk memberikan layanan privat itu di kamarnya. Sepertinya mereka memilih Myrtle untuknya karena 'Lord Aldrich' terlihat sebagai pria yang paling muda.     

Mereka meminta Lori menemani Mars karena gadis itu yang paling seksi. Orang tua Lori beranggapan ia memiliki kesempatan lebih tinggi untuk tidur dengan pangeran.     

Sementara Klara dan Annabelle mungkin melempar koin untuk memutuskan apakah mereka akan menemani Gewen atau Edgar ke kamar mereka.     

Emmelyn tertawa kecil dan berjalan lebih cepat untuk menyusul sang pangeran. Ketika ia semakin dekat, ia membungkuk dan berbisik ke telinganya.     

"Apa menurutmu Gewen akan tidur dengan salah satu gadis itu malam ini?" Emmelyn bertanya kepada Mars. "Aku akan bertaruh sepuluh koin emas ia pasti akan tidur dengan salah satu gadis itu."     

Mars mengerucutkan bibirnya. Emmelyn bertaruh dengan jawaban yang bisa ditebak oleh siapa pun. Tentu saja Gewen akan tidur dengan salah satu gadis itu.     

Kecuali Lori, para gadis itu jelas sangat ingin menyerahkan diri mereka kepada Gewen bahkan tanpa diminta. Gewen sendiri bukanlah kucing bodoh yang akan menolak ikan gratis.     

Jadi, tentu saja Emmelyn akan memenangkan taruhan dengan mudah!     

"Uhm... Aku rasa taruhan yang kau ajukan itu tidak adil, bukan kah begitu? Mars tertawa kecil ketika mendengar Emmelyn berbisik kepadanya. Pria itu merasa Emmelyn terlalu licik.     

"Ahahha... kalau begitu kau ingin taruhan apa?" Emmelyn bertanya kepada pangeran. "Bagaimana kalau... menebak siapa gadis yang akan tidur dengan Gewen malam ini?"     

Mars melirik ke samping dan melihat bayangan dua gadis Milot yang berjalan di depan mereka yang bersiap untuk merapikan tempat tidur mereka.     

Mars merasa Gewen akan menginginkan yang tercantik jika ia memutuskan untuk tidur dengan salah satu dari putri Marquis malam ini. Jika benar, maka Lori yang harusnya menjadi pilihan pertama Gewen.     

Pangeran membungkuk dan berbisik kepada Emmelyn, "Aku bertaruh 10 koin emas gadis yang akan dipilih Gewen adalah Lori."     

"Kenapa Lori?" Emmelyn bertanya.     

"Karena Lori adalah yang paling cantik di antara keempat gadis itu," jelas Mars.     

"Hmmph! Jadi, menurutmu ia cantik?" Emmelyn menatapnya dengan tajam.     

Mars tiba-tiba menyesal menjawab pertanyaan kekasihnya. Ia seharusnya memilih kata-katanya dengan baik ketika ia berbicara tentang kecantikan wanita lain di depan calon istrinya.     

Tidak ada wanita yang suka mendengar tentang betapa cantiknya wanita lain, meskipun yang dikatakan sang pria hanyalah sebuah fakta.     

Mars seharusnya tutup mulut, terutama sekarang setelah Emmelyn hamil dan emosi serta hormonnya sangat tidak stabil.     

"Hm... apa tadi yang kukatakan? Aku tidak ingat," Mars berpura-pura lupa dengan apa yang baru saja dikatakannya. "Ngomong-ngomong... jangan membuat taruhan sembarangan. Kau memberi contoh tidak baik kepada anak-anak kita jika kau terus bertaruh seperti ini. Taruhan itu kan sama saja dengan judi."     

Mars telah mendengar bagaimana Emmelyn mendapatkan kebebasannya dan diizinkan bepergian ketika ia berusia 21 tahun karena ia berjudi melawan ayahnya dan menang. Dan besar kemungkinan bahwa gadis itu menang dengan cara curang.     

Sekarang, untuk menyelamatkan dirinya dari masalah karena sempat menyebut wanita lain menarik, Mars mencoba menghentikan Emmelyn untuk melanjutkan taruhan. Lebih baik jika mereka lupa pernah membicarakan soal taruhan itu, pikir Mars.     

"Tapi aku setuju denganmu. Menurutku ia cantik... hehehehe," kata Emmelyn tiba-tiba sambil menyeringai.     

Gadis itu berpura-pura marah agar ia bisa menggoda pangeran. Ekspresi yang diperlihatkan Mars ketika ia panik dan mengira Emmelyn marah karena ia menyebut wanita lain cantik tak ternilai harganya!     

"Astaga... jangan main-main dengan perasaanku seperti itu. Tadi aku sangat gugup, aku kira kau marah kepadaku," Mars menggaruk kepalanya. "Kau wanita tercantik di dunia, tapi mencintaimu tidak berarti aku menjadi buta dan tidak bisa melihat bahwa wanita lain juga bisa terlihat cantik."     

"Aku tahu, aku tahu... hahaha," kata Emmelyn masih terus menggodanya. "Aku hanya bercanda."     

Percakapan mereka terhenti karena Emmelyn telah tiba di depan kamarnya. Myrtle telah membukakan pintu untuknya dan dengan cepat mulai bekerja untuk merapikan tempat tidur, dll.     

"Baiklah, cobalah beristirahat dengan baik, Yang Mulia. Aku sudah sampai di kamarku," Emmelyn menepuk bahu Mars dan masuk ke dalam kamarnya.     

"Selamat malam, Lord Aldrich!" Mars menunggu sampai pintu ditutup sebelum ia melanjutkan langkahnya menuju kamarnya.     

Pangeran diberikan kamar yang paling besar dan terletak di ujung lorong untuk memberikan privasi yang lebih baik.     

Di belakangnya, Gewen dan Edgar juga sudah sampai di kamar mereka masing-masing.     

Klara dan Annabelle membukakan pintu untuk mereka dan masuk ke dalam untuk merapikan kamar. Edgar dan Gewen mengikuti mereka masuk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.