Pangeran Yang Dikutuk

Piknik



Piknik

0"Aku harap kau akan menyukainya," kata Lily dengan gembira     

"Aku rasa aku pasti akan menyukainya," balas Emmelyn sambil tersenyum.     

Mars dan Athos mengamati bagaimana istri mereka saling berinteraksi. Mars sangat senang karena Emmelyn tampaknya cocok dengan Lily. Ahh.. mungkin ia bisa membawa Emmelyn lagi ke sini dari waktu ke waktu sehingga persahabatan antara kedua wanita itu bisa semakin berkembang.     

Untuk saat ini, Mars hanya akan menikmati kunjungan singkat ini dan memanfaatkannya sebaik mungkin.     

Besok, mereka akan piknik bersama. Dan momen itu pasti akan sangat menyenangkan!     

***     

Sesuai rencana, keluarga Greenan menjamu tamu mereka dengan mengadakan piknik yang menyenangkan di puncak bukit.     

Seperti kata Lily, mereka bisa melihat seluruh ibu kota Southberry dari bukit itu. Mereka bisa melihat beberapa kastil di tempat yang jauh, lahan pertanian, kebun anggur, dan ibukota Southberry.     

Athos dan Lily membawa serta putra mereka, juga beberapa pelayan untuk membawa makanan dan minuman. Mars bersama Emmelyn, dan Edgar datang sendiri. Namun, Gewen membawa dua wanita cantik bersamanya.     

"Halo semuanya, perkenalkan ini Lady Ivy dan Lady Georgina," Gewen langsung memperkenalkan mereka berdua kepada teman-temannya. "Mereka berdua adalah sepupu dan tinggal tidak jauh dari ibu kota Southberry."     

Ia mengedipkan mata kepada Edgar, seolah mengatakan kepadanya bahwa ia melakukan ini demi Edgar. Gewen tahu semua yang akan hadir dalam piknik ini akan membawa istri mereka masing-masing. Sedangkan kedua pria lajang itu harus mencari wanita untuk menemani mereka.     

"Halo, nona-nona," Lily tersenyum kepada gadis-gadis itu dan memberi isyarat kepada mereka untuk mencari tempat duduk di atas selimut piknik. "Silakan duduk dan menikmati piknik bersama kami."     

Kedua gadis itu sangat cantik. Mereka memenuhi standar Gewen dan oleh karena itu ia memberi mereka kesempatan untuk menemani dirinya dan Edgar.     

"Apa yang sedang kau lakukan?" Edgar berbisik kepada Gewen ketika salah satu wanita duduk di sampingnya dengan sangat dekat dan kemudian menyentuh paha Edgar 'secara tidak sengaja'.     

Gewen tersenyum lebar, "Aku tidak mau dijadikan kambing congek lagi* oleh kedua pasangan ini hari ini. Kau juga pasti begitu kan?"     

Edgar melirik Ivy, yang duduk di sampingnya dan menempel kepadanya seperti lem. Uff...     

Ia mengambil kendi wine dan menuangkannya ke dalam gelas. Ia meneguk habis seluruh wine dalam gelasnya dengan sekali teguk.     

"Yang Mulia, kau seharusnya memintaku melakukannya. Aku akan menuangkan wine untukmu," Ivy cemberut sedikit ketika ia melihat Edgar menuangkan wine untuk dirinya sendiri dan ke dalam gelasnya.     

Gadis itu berusia sekitar 21 tahun, ia memiliki tubuh yang ramping dan rambut pirang ikal yang indah. Matanya berwarna coklat besar dan bulat, bibirnya juga indah dengan warna merah muda alami. Ia mengenakan gaun biru indah yang kebetulan cocok dengan pakaian yang dikenakan Edgar.     

Keduanya terlihat sangat serasi tapi nyatanya Edgar tampak tidak merasa nyaman dengan sikap Ivy yang terlalu agresif.     

"Lady Ivy benar," kata Gewen sambil tertawa kecil. Ia mengangkat gelasnya dan memberi isyarat kepada Georgina untuk menuangkan wine untuknya.     

Gadis cantik yang duduk hampir di pangkuannya tersenyum malu-malu dan mengambil kendi wine untuk menuangkan wine untuk pria itu.     

"Terima kasih, Lady Georgina. Kau sangat manis," kata Gewen dengan genit.     

Gewen menghadiahinya sebuah ciuman yang mendarat tepat di bibirnya, yang membuat gadis itu tertawa kecil tanpa henti.     

Emmelyn hanya menyaksikan adegan itu sambil memutar matanya. Ia tahu persis apa yang Gewen lakukan dengan membawa gadis-gadis itu ke piknik mereka.     

Pria itu tidak mau kalah dari para pria yang kini sudah menikah. Ia pasti iri melihat Athos dan Mars bermesraan dengan istri mereka.     

Namun, semua orang juga tahu jika Gewen tidak ingin punya istri sendiri. Mengapa ia harus mengikatkan dirinya kepada satu wanita? Ia bisa membuat siapa saja datang kepadanya dan bermesraan kapan saja. Ia tidak perlu membuat dirinya sengsara dengan mengikatkan diri dalam pernikahan.     

Dan alasan mengapa ia melibatkan Edgar dalam permainan kecilnya ini adalah karena ia khawatir Edgar akan mengikuti jejak Mars.     

Jika pria yang tidak pernah menyentuh wanita mana pun dalam hidupnya tiba-tiba dapat mengikatkan dirinya dalam ikatan pernikahan suci, Edgar yang tidak memiliki masalah untuk mendapatkan istri mungkin akan segera melakukan hal yang sama dan meninggalkan Gewen untuk menjadi satu-satunya bujangan dalam kelompok mereka.     

Jika sampai terjadi, tentunya semua ini tidak akan menyenangkan lagi.     

Emmelyn sekarang merasa kasihan kepada Lady Rose Athibaud, ibu Gewen.     

Ia tahu sang Duchess sangat ingin memiliki cucu dari putranya, tetapi Gewen tidak pernah tertarik untuk berkomitmen pada sebuah hubungan. Ia mungkin tidak akan pernah menikahi siapa pun.     

"Apakah mereka selalu seperti ini?" Emmelyn bersandar pada suaminya dan berbisik. "Yang aku maksud Gewen dan teman-teman wanitanya."     

Mars mengangguk. "Ya. Itu sebabnya aku tidak suka mengajakmu pergi minum dengan mereka. Gewen selalu membawa dua atau tiga gadis di pangkuannya."     

Pada saat itu, Emmelyn merasakan dorongan yang kuat untuk memukul Gewen karena pengaruh buruknya kepada suaminya.     

Bagaimana jika pria itu memaksakan gadis-gadis pilihannya kepada suaminya di masa depan seperti yang ia lakukan sekarang kepada Edgar?     

Emmelyn tahu Mars adalah pria yang baik dan ia mencintai Emmelyn, tapi ia hanyalah manusia yang bisa saja tergoda. Uuughhhh....!     

Jika dipikir-pikir, apa yang dilakukan Gewen itu tidak berperasaan sekali. Dirinya sering membawa gadis-gadis saat pergi minum bersama Mars dan Edgar, sedangkan ia sendiri tahu sebelum kutukan itu dipatahkan pangeran tidak dapat menyentuh satu wanita pun?     

Sangat tidak berperasaan!     

Apakah Gewen mendapatkan kepuasan tersendiri saat ia pamer tentang apa yang ia miliki kepada pria malang yang hanya bisa menonton tanpa bisa melakukan apa-apa?     

Ugghhhhhh... Emmelyn sekarang merasa sangat kasihan kepada Mars yang hanya bisa menahan rasa iri setiap kali Gewen memamerkan keahliannya dalam menaklukkan wanita.     

Mars melihat Emmelyn tampak kesal dan bisa menebak apa yang ada di benak istrinya itu. Ia mendekat dan berbisik di telinganya, "Aku sudah terbiasa dan aku hanya menganggapnya lucu saja. Kau tidak perlu merasa kesal atau kasihan kepadaku. Itu sudah menjadi tabiat Gewen. Sikapnya bukan suatu hal yang berbahaya bagiku. Jangan terlalu memikirkannya."     

Emmelyn menatap Gewen dengan bibir cemberut. Ia akan senang melihat Gewen suatu hari jatuh cinta dengan seorang wanita baik yang tahu harga dirinya dan menolaknya mentah-mentah.     

Kemudian, pria itu akan mulai merenungkan semua perbuatannya di masa lalu dan mungkin... mungkin saja, ia akan berubah.     

Astaga... sepertinya tidak mungkin.     

Sejauh ini, Emmelyn hanya melihat para wanita berkerumun di sekitar Gewen seperti lalat yang hinggap di buah busuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.