Pangeran Yang Dikutuk

Makan Siang Bersama Keluarga (1)



Makan Siang Bersama Keluarga (1)

0Mars menepati janjinya untuk tetap berada di sisi Emmelyn selama seminggu penuh. Mereka menghabiskan banyak waktu di tempat tidur, bersantai, berbicara, bercinta, dan menikmati kehadiran satu sama lain.     

Ia bekerja keras untuk membuat Emmelyn melupakan hal-hal buruk yang terjadi selama seminggu terakhir dan juga soal kepergian Mars ke Wintermere untuk mencari penyihir itu.     

Mereka menghabiskan hari terakhir liburan dengan berjalan-jalan di hutan dan menangkap kelinci untuk Emmelyn. Seperti yang Mars janjikan kepadanya, ia menjebak kelinci itu sendiri, lalu membersihkannya dan memasaknya untuk makan siang, sementara Emmelyn duduk dan menonton sambil menikmati dimanjakan.     

Penutupan yang sempurna untuk liburan singkat satu minggu mereka. Dan akhirnya... saatnya Mars kembali ke istana kerajaan dan bertemu Elmer.     

"Apakah kau ingin pergi denganku ke istana hari ini?" Mars bertanya kepada Emmelyn setelah mereka selesai sarapan. "Aku merenungkan soal ini kemarin. Kurasa akan menyenangkan bertemu ibuku dan secara resmi memperkenalkanmu kepadanya sebagai istriku."     

"Ah... aku suka ide itu," kata Emmelyn.     

Emmelyn lalu mengerutkan alisnya ketika tiba-tiba menyadari bawa Mars baru saja mengatakan ia akan memperkenalkan dirinya kepada ibunya, tetapi ia tidak mengatakan apa-apa tentang ayahnya.     

Apakah Raja Jared tidak ingin bertemu dengan Emmelyn?     

'Baiklah... jika ia tidak ingin melihatku, aku akan senang,' pikir Emmelyn dalam hati.     

Meskipun ia telah memaafkan keluarga Strongmoor, tapi ia tetap tidak bisa memaksa dirinya untuk menyukai raja.     

Memang benar bahwa mereka sekarang adalah keluarga, tetapi itu tidak berarti Emmelyn harus menyukai semua anggota keluarganya.     

"Aku telah mengirim surat kepada ibuku dan menjelaskan keputusanku untuk memintamu tinggal bersamanya di istana kerajaan. Ia telah membalasku pagi ini dan berkata ia sangat senang untuk menyambutmu," kata Mars. "Sudah kubilang ia sangat mengagumimu."     

Emmelyn tersenyum dan mengangguk. Ia percaya kepada Mars.     

Ahh... sekarang, saat Emmelyn memikirkan bagaimana ia akan menghabiskan begitu banyak waktu dengan ibu mertuanya selama masa kehamilannya dan ketika suaminya pergi, membuat semangatnya kembali tumbuh.     

"Sebaiknya kita bersiap-siap dan menemui mereka untuk makan siang," kata suaminya. "Aku akan membawakan wine dari Southberry untuk orang tuaku."     

"Baiklah," kata Emmelyn.     

Ia berganti pakaian dengan salah satu gaun terbaiknya dengan bantuan beberapa pelayan dan bertemu dengan suaminya yang sedang menunggunya di ruang kerjanya. Ketika Emmelyn masuk, pria itu sedang membaca beberapa dokumen.     

"Aku sudah siap," kata Emmelyn dengan suara merdu.     

Mars mendongak dari dokumennya dan langsung tersenyum saat melihatnya. Emmelyn memang sudah cantik dan kehamilannya justru membuat auranya semakin bersinar, tetapi gadis itu masih berusaha keras untuk terlihat lebih cantik hari ini.     

Gaun merah muda yang ia kenakan merupakan gaun favoritnya dan ia menutupi perut besarnya dengan mantel bulu yang diberikan ratu kepadanya sebagai hadiah. Mars tahu bahwa Emmelyn sengaja memakainya untuk membuat dirinya dan ibunya bahagia.     

"Kau sangat cantik hingga bisa membuatku gila," komentarnya sambil tertawa kecil. "Bagaimana mungkin seorang wanita bisa tampak begitu menakjubkan? Apa kau yakin kau ini bukan dewi yang dibuang ke bumi oleh dewi lain yang cemburu dengan kecantikanmu?"     

Emmelyn memutar matanya ketika ia mendengar rayuan Mars yang terdengar seperti seorang playboy.     

"Berhentilah... Aku tahu benar taktikmu," katanya. "Kau terus saja memuji betapa cantik dan menakjubkannya diriku sejak aku mengeluh kepadamu bahwa aku merasa gendut seperti sapi."     

"Betulkah?" Mars mengangkat alisnya sedikit, ia masih berpura-pura tidak tahu. "Kapan kau bilang kau merasa gemuk seperti sapi? Aku tidak ingat sama sekali."     

Emmelyn tersenyum dan memukul dada suaminya dengan lembut. "Aku mencintaimu."     

Itu adalah senyum pertama yang diperlihatkan Emmelyn setelah kematian Killian.     

Mars merasa hatinya berbunga-bunga ketika melihat senyumnya lagi. Astaga... istrinya memang sangat cantik dan menawan. Meninggalkannya selama beberapa bulan akan menyiksa Mars.     

"Aku juga mencintaimu," jawabnya penuh kasih dan kemudian mencium bibir merah muda Emmelyn. "Tapi menurutku kau memanglah seorang dewi."     

"Ucapanmu terlalu manis," Emmelyn akhirnya berhenti berdebat. "Baiklah... Aku siap untuk pergi. Apa menurutmu kita harus membawa sesuatu untuk makan siang? Maksudku selain membawa wine."     

"Tidak, kurasa wine saja sudah cukup. Orang tuaku tidak butuh apa-apa."     

"Oke, jika kau berkata begitu."     

Mereka keluar dari ruang kerja dan berjalan ke gerbong kereta yang telah menunggu di halaman. Roshan telah menyiapkan wine dan memberikannya kepada kusir. Mars mengucapkan terima kasih sebelum mereka berangkat ke istana.     

***     

"Selamat datang, Putri Emmelyn," kata Ratu Elara dengan senyum lebar di wajahnya saat melihat Emmelyn memasuki ruang tunggu dengan Pangeran Mars. Ratu sangat menyukai ketika menyebutkan nama Emmelyn, terdengar sangat merdu dan indah.     

Putri Emmelyn.     

Jadi, putranya benar-benar menikah dengan seorang putri raja? Emmelyn bukanlah orang biasa. Tidak heran ia tahu bagaimana bersikap seperti wanita dari kelas atas.     

Ahh... hal ini membuat Ratu Elara merasa sangat bahagia. Ia tidak membenci orang biasa karena ia sendiri berasal dari kaum biasa sebelum menikah dengan raja.     

Namun, ia sudah merasakan sendiri betapa sulitnya untuk diterima oleh masyarakat kelas atas di kerajaan ini ketika ia pertama kali datang ke sini.     

Banyak sekali gosip dan fitnah yang disebarkan oleh orang-orang tentang dirinya. Mereka tidak langsung menerimanya sebagai bagian dari mereka, meskipun ia sendiri adalah seorang istri putra mahkota yang kemudian menjadi ratu. Para wanita bangsawan itu masih tetap memandang rendah ratu baru mereka.     

Mereka bertaruh bahwa Elara tidak akan bertahan di ibu kota. Mereka mengira raja akan segera bosan dengannya dan membuangnya. Beberapa orang bahkan menyebarkan gosip bahwa Elara bisa mendapatkan Raja Jared karena sihir.     

Di tahun-tahun awal pernikahannya, sang ratu merasa seperti seorang korban. Ditambah lagi dengan kesedihan karena kehilangan anak-anaknya.     

Masa-masa itu merupakan saat tergelap dalam hidupnya dan ia tidak akan mengharapkan hal semacam itu terjadi kepada siapa pun, apalagi kepada gadis manis seperti Emmelyn yang telah membuat putranya bahagia.     

Karena itu, Ratu Elara merasa lega saat mengetahui bahwa Emmelyn berasal dari garis keturunan biru. Ia tahu Emmelyn tidak akan menjadi sasaran empuk oleh para wanita kejam di istana.     

"Selamat siang, Yang Mulia," Emmelyn ingin membungkuk tetapi ratu buru-buru menghentikannya.     

"Ahh... tidak perlu bersikap begitu formal kepadaku," Ratu Elara tertawa pelan. "Kita adalah keluarga sekarang. Panggil saja aku Ibu Ratu atau ibu saja."     

Emmelyn tercengang saat mendengar tawaran baik dari ratu. Ia menatap wanita cantik di hadapannya dengan mulut ternganga.     

"A-aku... tidak akan berani, Yang Mulia," kata Emmelyn terbata-bata. "Aku tidak ingin bersikap tidak sopan."     

Astaga... Ratu Elara benar-benar merasa seperti sosok ibu yang tidak pernah ia miliki.     

Emmelyn sungguh merasa terharu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.