Pangeran Yang Dikutuk

236



236

0"Lady Emmelyn sedang tidak sehat. Tolong bantu ia mengganti bajunya dan tetap berada di sisinya saat ia beristirahat," perintah Mars kepada pelayannya dengan suara tegas.     

Ketiga pelayan itu membungkuk dengan hormat dan dengan cepat pergi ke kamar untuk menemui Emmelyn. Mars melangkah menuju pintu masuk utama dan menemukan Roshan.     

Kepala pelayan sedang memberikan instruksi kepada staf kastil lainnya tentang apa yang harus dilakukan. Mars merasa lega karena ia memiliki kepala pelayan yang bisa diandalkan dalam situasi seperti ini.     

"Di mana Lady Ellena?" Ia bertanya dengan cepat kepada Roshan.     

"Lord Gewen membawa Lady Ellena ke kamar tamu di sayap barat," Roshan memberi tahu Mars. "Aku telah mengirim beberapa orang untuk menjemput Tuan Vitas dan beberapa pelayan tambahan dari istana kerajaan. Aku sedang menunggu perintah selanjutnya dari Yang Mulia."     

"Baiklah, kau tunggu di sini dan bantu mengatur situasi di dalam kastil. Jika Edgar kembali dengan Lord Killian, laki-laki yang datang ke sini bersama Lady Ellena, segera laporkan kepadaku. Aku akan memeriksa kondisi Lady Ellena."     

"Ya, Yang Mulia," jawab Roshan.     

Mars dengan cepat pergi ke sayap barat dan menemukan ruang tamu tempat Ellena dirawat. Jantungnya berdebar-debar dan pikirannya terus memikirkan kemungkinan skenario terburuk.     

Kumohon, Ellena... jangan mati... Ia terus mengucapkan kata-kata itu di dalam hatinya.     

Ia menemukan kamar yang dimaksud dan segera masuk. Gewen terlihat sangat putus asa saat ia memerintahkan beberapa pelayan untuk merawat Ellena.     

"Bagaimana keadaannya?" Mars langsung bertanya kepada Gewen.     

"Para pelayan ini tidak tahu bagaimana cara merawat orang yang terluka," gerutu Gewen.     

Mars mendorongnya ke samping dan dengan cepat memeriksa kondisi Ellena. Gadis itu masih sadar dan ia menoleh untuk melihat Mars ketika ia mendengar suaranya. Matanya masih basah oleh air mata, dan ia meringis kesakitan beberapa kali.     

Dengan lemah, ia mencoba mendorong Mars, tetapi ia hampir tidak memiliki kekuatan yang tersisa untuk melakukannya.     

"Pergi..." geramnya dengan suara rendah. "Aku tidak ingin melihatmu... Aku ingin mati..."     

"Tidak, Ellena, tolong jangan katakan itu..." Mars merasa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya dan ia hampir tidak bisa bicara.     

"Kau terlalu emosional. Kenapa kau melakukan itu? Apakah kau tahu betapa takutnya diriku?? Tolong jangan pernah melakukan hal seperti itu lagi..."     

Sang pangeran dapat melihat luka di perut Ellena yang dipenuhi darah dan merusak gaunnya yang indah. Mars merasa dadanya sesak dan ia menjadi putus asa.     

Seorang pelayan diberi tahu oleh Gewen untuk menekan luka Ellena dengan kain sementara mereka menunggu Tuan Vitas datang.     

Setelah ia mendengar kata-kata Mars, Ellena membuang muka. Ia perlahan mendorong tangan pelayan itu dari lukanya.     

Ia berbisik lemah, "Lepaskan...!"     

"Tidak, Yang Mulia... kita harus menunggu dokter..." pelayan itu memohon kepada Ellena untuk membiarkannya melakukan pekerjaannya. Sang pelayan sempat mendongak dan meminta bantuan putra mahkota dengan matanya.     

Mars menelan dan mengangguk. "Pergi dan tunggu Tuan Vitas. Biarkan aku yang menekan lukanya."     

Mars tahu bahwa Ellena tidak akan keberatan jika dirinya yang membantunya. Jadi, ia mengambil alih tugas pelayan itu dan memberi isyarat kepadanya untuk pergi.     

Pelayan itu tampak sangat lega. Ia sangat khawatir jika sesuatu terjadi kepada Ellena karena ia pasti akan menjadi orang yang akan mereka salahkan.     

Sekarang, dengan hadirnya putra mahkota, ia pikir Lady Ellena akan lebih patuh dan menerima semua perawatan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hidupnya.     

"Gewen, kau bisa pergi mencari kepala pelayanku dan meminta perban dan yang lainnya untuk merawat Ellena," Mars menoleh ke arah Gewen dan memberikan perintahnya. "Lalu minta Edgar datang ke sini secepatnya."     

"Ugh... baiklah," Gewen sebenarnya sangat enggan meninggalkan Ellena, tapi ia tahu ia tidak bisa membantu apa-apa jika tetap berada dalam ruangan itu. Dan sepertinya Mars dan Ellena memiliki sesuatu yang ingin mereka bicarakan secara pribadi.     

Karena itu, ia akhirnya pergi untuk mencari Roshan dan Edgar.     

"Pergi..." Ellena masih mencoba mengusir Mars yang berusaha membantunya menghentikan pendarahan. Ekspresinya terlihat begitu menyedihkan sehingga sang pangeran merasa kasihan kepadanya.     

Bagaimana mereka bisa berakhir seperti ini? Pikir Mars yang kini merasakan kesedihan luar biasa di dalam hatinya.     

Ia, Edgar, Gewen, dan Ellena menghabiskan masa kecil mereka bersama dan mereka adalah teman baik. Kehidupan masa kecil mereka dilalui dengan indah dan mereka pun saling melengkapi selama tumbuh dewasa.     

Hanya setelah pangeran meminta Ellena menjadi istrinya di atas kerrtas, barulah gadis itu mulai menyimpan harapan untuk benar-benar menikah dengannya suatu hari nanti.     

Jika saja Mars tidak pernah meminta hal itu kepadanya, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi.     

Jika mengingat-ingat masa lalu, Mars merasa akan lebih baik jika ia tidak terlalu memikirkan kerajaan ini dan menjadi lebih egois.     

Pengabdiannya terhadap Draec adalah akar dari semua masalah yang ia harus hadapi dengan Ellena.     

Hah.... jika saja ia dapat memutar kembali waktu, ia tidak akan pernah merusak persahabatannya dengan Ellena dengan mencampurkan hubungan pribadi ke dalam pertemanan mereka.     

Bohong jika ia mengatakan ia tidak tahu gadis itu telah memendam perasaan kepadanya sejak mereka mulai tumbuh menjadi remaja. Mars mengakui itu.     

Ia sudah menyadari hal itu sejak lama, tapi karena kondisinya yang dikutuk saat itu, ia merasa tidak ada bedanya Ellena memiliki perasaan khusus terhadapnya atau tidak. Dulu, ia bahkan tidak dapat menyentuhnya atau wanita lain.     

Karena itu juga, Mars merasa tidak akan ada masalah jika ia meminta Ellena menikah dengannya. Lagi pula, mereka akan menjadi sahabat seumur hidup.     

Astaga... Mars sangat naif ketika ia masih muda.     

"Ellena, aku peduli padamu. Kau adalah temanku. Aku sangat sedih melihatmu seperti ini," kata Mars dengan suara yang dipelankan. "Tolong biarkan kami merawatmu hingga lukamu sembuh..."     

Ia terus menekan luka di perut Ellena dan tangannya gemetar saat lebih banyak darah merembes melalui gaun gadis itu.     

Ellena tidak akan mati karena kehilangan darah sebanyak ini, kan?     

"Aku minta maaf karena kau mengira aku terus berusaha menginterogasimu untuk mencari kebenarannya dan aku bersikap seolah aku tidak tahu terima kasih. Aku ingin kau tahu bahwa aku sangat berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan untukku," tambahnya dengan sungguh-sungguh. "Kuharap segalanya tidak menjadi seperti ini di antara kita."     

Ellena membuang muka. Ia menggigit bibirnya dan menahan air matanya. Pikirannya melayang kembali ke malam itu.     

Ia ingat dengan baik saat ia melihat Emmelyn di pesta dansa kerajaan yang diadakan oleh ratu untuk merayakan ulang tahun Mars.     

Ellena langsung tahu siapa gadis itu.     

Bagaimana mungkin Ellena dapat melupakan wanita yang begitu menarik seperti Emmelyn?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.