Pangeran Yang Dikutuk

Aku Ingin Daging Yang Empuk Dan Berlemak



Aku Ingin Daging Yang Empuk Dan Berlemak

0Langkah Emmelyn tiba-tiba terhenti. Mars juga berhenti berjalan dan berbalik. "Ada apa? Apakah kau melupakan sesuatu?"     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Kita harus lebih berhati-hati sekarang karena kau sudah bisa menyentuh wanita. Di luar sana, pasti banyak gadis lain yang berusaha melakukan aksi bodoh seperti tadi malam. Bagaimana jika aku tidak ada? Jika Lori bisa membuatmu tidur dengannya dan memintamu bertanggung jawab, apa yang akan kau lakukan?"     

Mars mengangkat alisnya sedikit. "Tentu saja aku akan membunuhnya karena sudah mencoba menipuku. Aku tidak harus bertanggung jawab atas siapa pun. Salah siapa karena sudah mencoba membuatku tidur dengannya?"     

Emmelyn menelan ludah saat mendengar jawaban pangeran.     

Putra mahkota tampak begitu cuek tentang semua ini dan itu membuat Emmelyn merasa lega sekaligus khawatir.     

Emmelyn merasa lega karena Mars tampaknya tidak akan pernah tunduk pada wanita mana pun hanya karena ia tidur dengan mereka. Tapi di saat yang bersamaan, gadis itu merasa khawatir karena Mars terlihat sangat dingin dan kejam ketika berhadapan dengan orang-orang yang sudah melecehkannya.     

Emmelyn senang ia bukan musuh Mars lagi.     

"Apakah kau baik-baik saja?" Mars bertanya kepada Emmelyn setelah dia melihat perubahan ekspresi pada gadis itu. Ia mendatanginya dan menyentuh rambut Emmelyn. "Apakah kau masih mengantuk?"     

Ia juga merasa agak ngantuk karena mereka bercinta semalaman dan hanya beristirahat sebentar saat fajar menyingsing.     

Itu tidak cukup, tetapi Mars adalah laki-laki yang memiliki ketahanan fisik yang lebih baik. Ia bisa menahan kalau hanya sekadar kurang tidur selama beberapa hari.     

Namun, Emmelyn adalah seorang wanita dan ia sedang hamil. Kesehatannya mungkin akan terpengaruh dengan situasi seperti ini. Itu sebabnya Mars bertanya kepada Emmelyn apakah ia perlu lebih banyak tidur.     

Gadis itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku baik-baik saja. Ayo pergi."     

Emmelyn menyimpan sendiri pemikirannya barusan dan fokus pada apa yang harus mereka lakukan kepada keluarga Milot begitu mereka mencapai ruang makan.     

Mars dan Emmelyn berjalan bersama menuruni tangga dan segera pergi ke ruang makan tempat mereka makan malam sebelumnya.     

Ketika mereka memasuki ruang makan besar itu, Mars dan Emmelyn hanya menemukan Gewen dan Edgar sedang duduk santai di meja makan, menikmati sarapan. Tidak ada orang lain.     

"Selamat pagi," Gewen menyapa mereka. Ia kemudian memfokuskan kembali perhatiannya pada makanan di depannya.     

Mars melirik ke sekeliling ruangan dan mengerutkan alisnya. "Di mana Marquis Milots?"     

Gewen menjawab dengan mulut penuh makanan dan suaranya terdengar teredam. "Marquis meminta maaf kepadaku tadi, Ia mengatakan bahwa ada keadaan darurat dengan orang tuanya di pedesaan. Ayahnya jatuh sakit, kalau tidak salah? Jadi, dia harus segera mengirim istri dan anak-anak perempuannya ke sana untuk mengunjungi mereka. Dia akan segera kembali . "     

Mars dan Emmelyn saling pandang. Mereka tahu marquis dan istrinya pasti menyadari bahwa rencana jahat mereka gagal dan sekarang mereka khawatir tentang pembalasan dari sang pangeran.     

Jadi, mereka berpura-pura sedang mengalami keadaan darurat dan kabur.     

"Kapan kau melihat mereka?" Mars bertanya kepada Gewen.     

"Hmm .. Aku baru melihat marquis tadi. Sekitar dua jam yang lalu," jawab Gewen. Ia telah menelan makanannya. "Dia sepertinya sedang terburu-buru."     

Mars mendengus tidak senang dan duduk di meja makan. Emmelyn mengikutinya.     

Gewen bisa merasakan ada sesuatu yang salah. Dia berhenti makan dan menatap Mars dengan saksama. "Apa terjadi sesuatu?"     

"Aku ingin kita berangkat ke Glendale secepat mungkin dan kemudian mengirim pasukan untuk mencari dan menangkap Marquis Milot dan keluarganya," jawab Mars singkat. "Aku ingin mereka semua digantung."     

Gewen mengernyitkan matanya karena terkejut. Dia tahu pangeran tidak haus darah. Mars tidak akan menghukum siapa pun tanpa alasan.     

Jadi, apa yang dilakukan keluarga Milot hingga dianggap sang pangeran pantas mendapatkan hukuman seperti itu?     

Astaga .. gadis cantik kemarin hidupnya sia-sia saja, pikir Gewen dalam hati. Keempat gadis itu tidak jelek. Kalau mereka mati tanpa merasakan bagaimana rasanya menjadi wanita sejati ... sayang sekali.     

Sekarang, dia merasa tidak enak karena menolak ajakan Annabelle tadi malam untuk tidur besama.     

Setelah gadis itu merapikan kamarnya, Annabelle dengan jelas memberi isyarat bahwa ia dapat tinggal di sana bersamanya untuk menghangatkan tempat tidur Gewen.     

Namun, Gewen berpura-pura tidak memahaminya dan menguap begitu lebar. Ia lalu naik ke tempat tidur tanpa berkata apa-apa dan menutup matanya.     

Sementara itu, Annabelle berdiri di tempatnya dengan canggung, tidak tahu bagaimana lagi dia bisa merayu sang pemuda tampan.     

Akhirnya, Annabelle hanya bisa pergi dan menutup pintu di belakangnya.     

Ketika gadis itu telah pergi, Gewen memutar matanya kuat-kuat. Tidak, Gewen tidak akan tidur dengan sembarang wanita. Dia punya standar. Dia menginginkan Lori, jadi dia tidak akan terima kalau ditawari Annabelle.     

Ditambah lagi, ia tak mau mengundang masalah dengan berhubungan seks dengan wanita yang jelas-jelas ingin punya anak darinya. Bisa jadi nanti gadis itu akan datang ke kotaraja untuk meminta ibunya memaksa Gewen menikahinya.     

Tidak. Itu tidak boleh terjadi.     

Gewen lebih berhati-hati sekarang karena orang tuanya begitu gencar mencarikannya istri. Dia tidak ingin terikat oleh siapa pun. Belum saatnya.     

Edgar-lah yang akhirnya mengajukan pertanyaan untuk dirinya dan Gewen. "Apa yang dilakukan keluarga Milot sehingga Yang Mulia ingin menghukum mereka begitu keras?"     

Dahi Mars berkedut sebal. "Salah satu putrinya membubuhi air minumku dengan sesuatu. Dia berencana menjebakku agar tidur dengannya. Aku jadi kehilangan istirahat malam yang penting karena dia."     

Gerakan Edgar terhenti. Ia sedang mengiris daging di piringnya dan tiba-tiba ia berhenti. Pria itu berbalik untuk melihat Mars dan Emmelyn secara bergantian. "Tunggu, apa kau dan salah satu anak perempuan Milot itu berhu—"     

"Tidak, tidak .... cih," Mars cepat-cepat melambaikan tangannya. Wajahnya dipenuhi dengan ekspresi jijik. "Aku berhasil menemukan Emmelyn, dan meninggalkan gadis itu di luar. Dia pasti takut karena rencananya gagal dan segera memutuskan untuk melarikan diri."     

"Ahh .. begitu," Edgar mengangguk. Ia kemudian melanjutkan sarapannya seperti tidak ada apa-apa. Sementara itu, Gewen terkekeh dan senyum lebar pun muncul di wajahnya.     

Ia senang karena dia membuat keputusan yang tepat. Gadis-gadis Milot itu memang sumber masalah.     

Mereka makan pagi dengan cepat dan bersiap untuk meninggalkan mansion keluarga Milot.     

Mars benar ketika dia mengatakan keluarga Milot itu melarikan diri untuk menghindari hukuman. Ia merasa sangat marah karena mereka bisa mendapatkan cukup waktu untuk melarikan diri saat dia sedang dalam pengaruh obat perangsang.     

Namun, setelah memikirkannya, dia menyadari orang-orang itu tidak akan lolos dari hukuman karena pasukannya akan menemukan mereka di mana pun mereka bersembunyi.     

Sekarang, ia hanya perlu mencapai Glendale secepat mungkin dan berbicara dengan gubernur untuk menangani masalah ini untuknya. Mars tidak ingin mengotori tangannya saat ia sedang bersiap-siap untuk pernikahannya dengan Emmelyn.     

"Di mana Marquis Milot?" Mars bertanya kepada kepala pelayan ketika mereka meninggalkan ruang makan, siap untuk pergi. Orang tua itu membungkuk dalam-dalam untuk memberi hormat kepada putra mahkota.     

"Yang Mulia belum kembali. Dia pergi karena ada keadaan darurat," kata kepala pelayan itu dengan suara terbata-bata. Mars tahu dia menyembunyikan sesuatu, tapi dia pura-pura tidak memperhatikan.     

Dia melambaikan tangannya. "Katakan padanya kami akan berangkat sekarang. Aku mungkin akan mampir dalam perjalanan pulang. Saat itu, aku ingin melihatnya di sini."     

"Saya akan memberi tahu majikan saya, Yang Mulia," kata kepala pelayan. "Semoga perjalanan Anda aman dan semoga para dewa mendukungmu, Yang Mulia."     

Mars mengangguk dan pergi, bersama dengan Edgar, Gewen, dan Emmelyn.     

Mereka berkumpul kembali dengan 100 tentara dan melanjutkan perjalanan mereka menuju Glendale. Sepanjang jalan melalui jalan Havertown, banyak orang yang berbaris di setiap sisi jalan, bersemangat untuk melihatnya berangkat.     

Entah bagaimana, mereka diberi tahu bahwa putra mahkota dan dua jenderalnya yang terkenal sedang melewati kota mereka. Penduduk kota yang bersemangat keluar dari rumah mereka untuk menyambut para tamu maha penting itu.     

Ini adalah kesempatan langka, untuk melihat calon raja mereka dari dekat. Jadi, tentu saja, mereka tidak akan membiarkan kesempatan ini berlalu begitu saja.     

"Hidup putra mahkota!"     

"Hidup putra mahkota!"     

Penduduk kota bersorak berulang kali. Suasana hati Mars yang keruh pagi itu, perlahan berubah cerah. Dia tersenyum dan melambai kepada mereka.     

Laki-laki itu merasa tersentuh dengan pengabdian yang ditunjukkan oleh rakyatnya. Dia selalu ingin menjadi raja yang baik dan dia berharap dia bisa memenuhi harapan mereka begitu dia mewarisi takhta dari ayahnya.     

***     

Beberapa kali Emmelyn menguap di atas punggung kudanya. Mars menyadari bahwa gadis itu membutuhkan tidurnya. Jadi, ia memutuskan untuk meminta anak buahnya berhenti ketika mereka menemukan tempat yang bagus untuk beristirahat.     

"Ada hutan kecil di depan kita," komentar Edgar. "Kurasa kita bisa beristirahat di dekat danau. Beberapa orang bisa berburu makanan dan yang lainnya bergiliran menjaga keamanan."     

"Oke, mari kita berhenti di situ dan istirahat." Mars setuju.     

Ia melirik Emmelyn yang menguap lagi. Mars sangat berharap setidaknya Emmelyn dapat menikmati tidur siang selama dua jam saat mereka berburu dan menyiapkan makan siang, dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke Glendale, di mana dia akan beristirahat dengan cukup.     

Rombongan itu akhirnya sampai di tempat yang dimaksud Edgar. Mereka segera turun dari kudanya dan mencari tempat yang bagus untuk beristirahat.     

Emmelyn mengikat kudanya ke dahan pohon dan duduk di tanah berlapis rerumputan tebal di tepi danau kecil.     

Pemandangan yang indah tidak bisa menarik perhatiannya karena ia sangat mengantuk.     

"Kau harus istirahat. Gewen dan aku akan berburu dengan beberapa orang. Edgar akan tinggal di sini bersamamu untuk melindungimu, bersama dengan tentara lainnya," Mars menepuk bahu Emmelyn. Gadis itu mengangguk dengan ekspresi penuh terima kasih.     

Emmelyn tahu bahwa Mars benar. Ia setidaknya harus tidur siang agar cukup segar untuk melanjutkan perjalanan mereka. Jika dia jatuh dari kudanya karena mengantuk, dia dan bayinya bisa terluka.     

Karena Emmelyn menyamar sebagai laki-laki, Mars tidak bisa membawanya ke atas kudanya.     

Anak buahnya akan bertanya-tanya apakah Mars benar-benar gay karena memberikan perlakuan khusus kepada Lord Aldrich.     

Tidak ... mereka tidak bisa membiarkan itu terjadi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.