Pangeran Yang Dikutuk

Begitu Indah Dan Sakral



Begitu Indah Dan Sakral

0"Kubilang... aku juga mencintaimu," bisiknya Emmelyn     

Mulut Mars terkunci rapat dan ia kehilangan kata-kata ketika Emmelyn menyampaikan pengakuan cintanya dengan lebih jelas.     

Ini adalah momen yang paling ia tunggu, segera setelah Mars menyadari bahwa ia jatuh cinta kepada gadis pemberani itu.     

"Oh, Em... sayang," akhirnya ia menemukan suaranya. "Aku sangat mencintaimu... kau membuatku menjadi pria paling bahagia di dunia saat ini."     

Mars tidak bisa menahannya lagi dan ia langsung mencium bibir indah Emmelyn dan memeluknya lebih erat lagi. Mereka berciuman mesra dalam waktu yang lama, melampiaskan hasrat satu sama lain setelah tidur terpisah selama satu minggu.     

Tubuh mereka di bawah selimut menjadi begitu panas karena nafsu yang semakin memuncak sehingga Emmelyn menarik selimut itu. Sekarang, ia bisa melihat tubuh sang pangeran dengan jelas dengan penerangan yang disediakan oleh perapian yang menyala.     

Pria itu tampak gagah dengan cahaya oranye perapian yang terpancar dari belakangnya. Mars tampak seperti sebuah pemandangan indah yang mengagumkan.     

Emmelyn baru menyadari bahwa pria itu memiliki darah elf di dalam tubuhnya. Tidak heran jika wajahnya selalu tampak menawan.     

Emmelyn merasa sangat beruntung dicintai oleh pria yang begitu rupawan dan perhatian, pria baik yang menyayanginya dengan tulus.     

Emmelyn menciumnya lagi dan mengusap rambutnya saat bibirnya menyentuh bibir Mars. Sekarang badannya berubah menjadi sangat hangat. Ia merasa nyaman dan seolah semuanya terasa sempurna. Ia senang pangeran menemaninya tidur malam ini dan ia berharap pria itu akan terus menemaninya tidur.     

Tak membutuhkan waktu lama bagi pasangan itu untuk saling mengungkapkan hasrat mereka terhadap satu sama lain, terlebih lagi ketika keduanya tak mengenakan sehelai kain pun. Ranjang yang begitu lembut itu terasa semakin panas saat Emmelyn dan Mars sangat ingin menjalin cinta.     

Emmelyn tersenyum malu-malu saat merasakan sesuatu yang keras dan hangat menusuk tubuh bagian bawahnya.     

Tanpa sadar, Emmelyn menurunkan tangannya dari rambut Mars ke bagian kejantanannya yang mulai mengeras dan membelainya dengan lembut. Mars yang masih menikmati bibir Emmelyn dan ia terus mengecupnya dengan penuh gairah terdengar mengeluarkan desahan perlahan begitu tangan Emmelyn menyentuhnya di bawah sana.     

Ah… ah… ternyata gadis itu mengambil inisiatif untuk memuaskan Mars.     

Astaga... Mars ingin sekali mencubit dirinya sendiri untuk mengetahui bahwa ia tidak sedang bermimpi.     

Gadis cantik ini baru saja menyatakan cintanya padanya ... dan sekarang... ia berinisiatif untuk memuaskannya...?     

Jika ini mimpi, ia tidak ingin bangun.     

Ia ingin hidup dalam mimpi ini selamanya.     

"Aku mencintaimu," bisik Mars setelah melepaskan bibirnya. Matanya dipenuhi dengan begitu banyak cinta untuk wanita ini. "Aku ingin... menghabiskan... sisa... hidupku... denganmu..."     

Mars tahu ia harusnya melamar Emmelyn dengan cara yang lebih romantis. Ia seharusnya berlutut sambil membawa bunga dan cincin. Tapi saat itu, ia sudah tak bisa lagi menahan perasaannya dan ingin mengungkapkan semua keinginannya yang terpendam kepada Emmelyn saat itu juga.     

Cinta Mars kepada Emmelyn sudah menguasai dirinya hingga hatinya menjadi begitu bahagia dipenuhi rasa cinta yang meluap-luap. Semuanya terasa sempurna malam itu dan seluruh kata-kata itu keluar dari bibirnya tanpa disadari.     

Ia memang ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Emmelyn. Mars tidak pernah ragu atas keinginannya itu.     

Emmelyn tersenyum ketika ia mendengar kata-kata pangeran yang tulus. Matanya berkaca-kaca. Rasanya sangat melegakan ketika pria itu akhirnya membuka hatinya dan menerimanya.     

Ia masih memiliki kekhawatiran dan kebenciannya terhadap ayahnya... tetapi pada saat itu, tidak ada hal lain yang lebih penting kecuali menjadikan Mars miliknya. Rasanya hanya Mars lah yang paling berharga di hidup Emmelyn saat itu.     

Ketika Mars mengatakan kepadanya bahwa ia mencintainya dan ingin menghabiskan sisa hidupnya bersamanya, Emmelyn tersentuh dan ia menciumnya lagi.     

Mars merasa sangat gembira dengan balasan Emmelyn lewat ciuman itu. Ia mulai menggerakkan tubuhnya dan memposisikan dirinya di atas Emmelyn. Saat ciuman mereka semakin menggairahkan, tangannya turun dan menjelajahi kulitnya yang mulus.     

Tangan Mars yang gesit berhenti pada payudaranya dan meremasnya dengan lembut. Emmelyn tidak bisa lagi fokus pada ciumannya.     

Pikirannya terkirim ke galaksi berbeda dan ia hanya bisa mengeluarkan desahan lembut yang semakin membuat Mars bergairah. Tangan Emmelyn bereaksi dengan terus membelai bagian intim Mars dan menggerakkannya ke atas dan ke bawah.     

Mars mengeluarkan desahan yang lebih panjang saat ia merasakan kejantanannya berdenyut tak terkendali karena hasil kerja tangan Emmelyn.     

"Sayang ..." ia berbisik dengan suara serak ke telinga Emmelyn. "Aku sangat merindukanmu ..."     

Ia mencium bibir Emmelyn lagi dan kemudian ia menempatkan kejantannya yang sudah mengeras itu pada vagina Emmelyn yang basah.     

Perlahan, ia menekan tubuhnya dan mendorongnya lebih dalam lagi untuk memasuki bagian sensitif Emmelyn.     

Begitu kejantanannya merasakan dinding lembut yang sempit itu, ia menahan napas.     

Mars merasa sangat bergairah dan tidak ingin menahannya lebih lama lagi. Oh, betapa ia merindukan berada di dalam liang kewanitaan Emmelyn seperti ini.     

Emmelyn terus mendesah ketika organ intimnya sudah dimasuki oleh kejantanan Mars dan ia secara otomatis membuka kakinya untuk memberi ruang bagi Mars untuk masuk lebih dalam lagi.     

Rasanya sangat menyenangkan, dibungkus oleh dinding lembut itu, sehingga Mars hampir tidak ingin menariknya. Namun, sepuluh persen bagian otaknya yang masih bekerja membuatnya menarik kejantanannya dan mendorongnya lagi, lagi dan lagi.     

Saat ia terus mendorong masuk dan keluar dari vagina Emmelyn, keduanya merasakan kenikmatan yang sempat hilang dari tempat tidur mereka selama seminggu terakhir.     

Emmelyn mencengkram seprai di setiap sisi karena hubungan intim yang begitu intens di antara mereka berdua, sementara kakinya merangkul pinggang pria itu. Tangan Mars masih dengan setia meremas payudaranya saat ia terus mendorong pinggangnya keluar dan masuk organ intim Emmelyn.     

Desahan penuh cinta segera memenuhi ruangan itu saat mereka melampiaskan kerinduan mereka terhadap satu sama lain sepanjang malam yang dingin.     

"Aku mencintaimu, aku mencintaimu ..." Mars berbisik berulang kali di antara ciumannya, saat ia secara teratur mendorong kejantanannya memasuki liang kewanitaan Emmelyn.     

Emmelyn menggigit bibirnya dan mencoba menanggapi, tetapi yang bisa ia keluarkan hanyalah desahan lembut. Pikirannya kacau balau dan tidak satu kata pun yang bisa tersusun.     

Bercinta setelah bertengkar terasa lebih menggairahkan.     

Ia merasakan kenikmatan itu lebih intens dari pada saat mereka berhubungan badan rdi hari-hari biasa.     

Mungkin... rasanya jauh lebih indah karena malam ini mereka berdua berhubungan intim setelah menyadari bahwa mereka saling mencintai.     

Hubungan seksual yang mereka lakukan malam ini tidak lagi terjadi karena kesepakatan yang dibuat, tetapi dilakukan karena mereka menyukai satu sama lain.     

Emmelyn mencintainya.     

Dan Mars juga mencintainya.     

Ini terasa oh, begitu indah dan sakral.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.