Pangeran Yang Dikutuk

Kau Bilang Apa Kepada Gewen??



Kau Bilang Apa Kepada Gewen??

0Draec selalu menang dalam berbagai pertempuran karena raja Jared selalu memperhitungkan segala sesuatunya dengan baik. Biasanya Draec akan menyerang dan menundukkan satu kerajaan setiap tahun.     

Begitu mereka menundukkan kerajaan tersebut, mereka akan menempatkan pasukan militernya di sana untuk mengendalikan negeri itu, sekaligus sebagai tambahan ketika mereka akan berperang.     

Dengan memiliki pasukan di semua kerajaan itu, akan mudah saja baginya untuk mengerahkan kekuatan ketika mereka menyerang kerajaan yang menjadi target berikutnya.     

Tahun lalu, mereka menyerang dan menundukkan Wintermere. Tahun ini mereka akan menyerang kerajaan lain yang berlokasi tidak jauh dari negeri di tepi laut itu.     

Kalau sampai ia harus berangkat dan memimpin pasukan ke sana, maka Mars akan meninggalkan Emmelyn selama kurang lebih 3-4 bulan.     

Ah.. ia benar-benar tidak mau membayangkannya.     

Bagaimana kalau Emmelyn belum juga hamil sebelum ia berangkat? Kesempatan mereka untuk melakukan pembuahan akan sangat berkurang. Mereka akan kehilangan waktu 3-4 bulan yang sangat berharga.     

Tetapi, sebaliknya, jika pada saat itu Emmelyn sudah mengandung.. rasanya Mars tidak akan tega membiarkan gadis itu menghadapi kehamilannya sendirian.     

Ahh... apakah ia bisa meminta kepada ayahnya untuk menunda rencana penyerangan tahun ini? Mungkin akan lebih baik jika mereka menunda rencana itu hingga anak Mars dan Emmelyn lahir.     

Hmm... tapi kalau anaknya sudah lahir, Mars tidak tahu apakah ia akan tega meninggalkan anak itu bersama Emmelyn.     

Ia akan kehilangan moment-moment penting dalam hidup anaknya. Ia tidak akan dapat menyaksikan anaknya tengkurap, belajar bicara, dan lain-lain...     

Ahh.. seperti inikah perasaan semua orang tua yang ada di kerajaannya?     

Ia memikirkan para prajuritnya yang harus berperang meninggalkan keluarga mereka demi melaksanakan tugas mulia dari raja mereka.     

Mars menghela napas. Sepertinya ia baru dapat mengerti perasaan para prajuritnya itu, karena ia hampir berada di posisi yang sama seperti mereka.     

Sang pangeran memutuskan bahwa mulai sekarang ia akan bersikap lebih baik kepada para bawahannya yang sudah berkeluarga dan harus berkorban meninggalkan istri dan anak-anak mereka ketika mereka harus pergi berperang.     

Setelah Mars selesai makan. Ia duduk menyandarkan punggungnya ke kursi dan melegakan diri. Rasanya sangat menyenangkan bisa pulang kembali ke rumah.     

Home sweet home.     

"Baiklah, apa saja yang kau lakukan di rumah selama aku tidak ada?" tanya Mars. Ia menoleh ke arah Emmelyn dan menatap gadis itu dengan penuh perhatian.     

Emmelyn mengangkat bahu. "Lady Athibaud membatalkan undangannya karena salah satu anak perempuannya sakit. Aku menyibukkan diri dengan membaca, dan berjalan-jalan ke desa di sekitar kastil. Di sebuah desa, aku bertemu seorang kenalan lama dari Wintermere."     

"Oh, benarkah?" tanya Mars. Ia tahu Wintermere letaknya sangat jauh dari sini. Jadi, apa yang dilakukan orang itu di Draec?     

"Benar. Dia nenek tua yang pernah tinggal di Teluk Paus Putih, suatu daerah di tepi laut di Wintermere. Ia kemari untuk merawat kakaknya yang sakit hingga kakaknya itu meninggal. Ia lalu memutuskan untuk tinggal di Draec karena kuatir ia tidak akan sanggup melalui perjalanan panjang ke Wintermere sendirian," Emmelyn menjelaskan.     

Mars menatap Emmelyn lekat-lekat. Saat mendengar gadis itu membicarakan tentang Wintermere, ia dapat melihat raut wajah gadis itu berseri-seri dan sepasang mata indahnya tampak penuh semangat.     

Dalam hati ia bertanya-tanya apakah Emmelyn merindukan kampung halamannya.     

Seandainya Wintermere dekat dari sini, misalnya sejauh Southberry atau Longfell, dengan senang hati Mars akan membawa Emmelyn berjalan-jalan ke sana untuk meredakan perasaan rindunya.     

Sayangnya mereka akan membutuhkan waktu sebulan perjalanan dengan kuda untuk mencapai Wintermere, dan dua bulan kalau perjalanan itu dilakukan dengan santai.     

Ia tentu saja tidak dapat meninggalkan ibukota untuk waktu selama itu. Ia memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai pangeran putra mahkota.     

[Maafkan aku, tidak bisa membawamu ke Wintermere...]     

Mars mendesah membuang muka. Entah kenapa, tiba-tiba perasaan bersalahnya kepada Emmelyn kembali memenuhi dadanya.     

Ia dan kerajaannya adalah penyebab Emmelyn kehilangn keluarga dan kampung halamannya.     

Memang Wintermere masih ada, tetapi tanpa keluarganya.. apa artinya reruntuhan istana Wintermere yang terletak di tepi laut itu?     

Emmelyn menjadi keheranan melihat sikap Mars. Tidak biasanya pria itu menjadi sangat diam setelah berbincang-bincang dengan Emmelyn. Apakah ada sesuatu yang ia pikirkan?     

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Emmelyn akhirnya.     

Ia sudah belajar untuk menanyakan apa yang sedang dipikirkan Mars kalau ia melihat pria itu berubah sikap atau tidak seperti biasanya. Ia kan sudah berkali-kali mengatakan kepada Mars bahwa ia tidak dapat membaca pikiran.     

Mars tidak langsung menjawab. Ia tidak tega membahas tentang Wintermere dengan Emmelyn. Pria itu mengetuk-ketukkan jarinya di atas meja dan berpikir apa yang harus ia katakan kepada gadis itu.     

Akhirnya ia mendeham dan memasang wajah cemberut. "Aku baru ingat. Kau mengatakan sesuatu yang tidak benar kepada Gewen. Apa kau mau menjelaskan apa yang terjadi?"     

Emmelyn mengerucutkan bibirnya dan mengerutkan kening. "Aku bilang apa kepada Gewen? Apakah si brengsek itu memfitnahku?"     

Mars menatap Emmelyn dengan pandangan tidak percaya.     

Gadis ini memang luar biasa, pikirnya. Jelas-jelas Emmelyn yang sembarangan bicara kepada Gewen dengan mengatakan bahwa ia adalah kekasih laki-laki sang pangeran, yang membuat Gewen mengira Mars memang benar-benar gay, tetapi gadis ini justru menuduh Gewen yang memfitnahnya.     

Sungguh gadis yang sangat bernyali dan pandai membalikkan keadaan.     

"Dia tidak memfitnahku. Kurasa kau mengatakan sesuatu kepadanya yang membuatnya salah paham," kata Mars.     

Ia lalu menyilangkan kedua tangannya di dada dan menatap Emmelyn dengan mata disipitkan. "Hingga kini ia dan Edgar mengira aku tertarik kepada laki-laki. Apa kau ingat apa yang kau katakan kepada Gewen waktu itua?"     

Emmelyn spontan menekap bibirnya dan matanya membulat besar sekali.     

Ups... rupanya si brengsek Gewen membahas hal itu dengan Mars!     

Uff.. Emmelyn tidak dapat menghindar lagi ketika Mars menanyainya blak-blakan seperti ini.     

"Hmph... dasar Gewen pengadu," kata Emmelyn sambil memutar matanya.     

Keterkejutannya sudah berganti dengan perasaan kesal karena ia merasa Gewen terlalu banyak bicara. "Aku memang bicara seperti itu kepadanya karena aku punya alasanku sendiri."     

"Alasan apa?" Mars benar-benar tidak mengerti apa yang bisa menjustifikasi Emmelyn menipu Gewen dengan menghancurkan reputasi Mars.     

Ia menatap bibir Emmelyn lekat-lekat, seolah tak ingin melewatkan satu patah kata pun dari bibirnya.     

"Ia mengira aku perempuan dan berusaha menggodaku," tukas Emmelyn dengan nada suara kesal. Aku hanya ingin ia menjauhiku, karenanya aku bilang bahwa aku adalah laki-laki dan aku ini kekasihmu."     

Mars mengerjap-kerjapkan matanya ketika mendengar penjelasan Emmelyn.     

Ah... masuk akal juga. Ia sangat mengenal Gewen sahabatnya yang playboy itu dan tidak heran kalau ia memang mencoba menggoda Emmelyn saat mengira Lord Aldrich adalah perempuan.     

Pantas saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.