Penyihir kegelapan di dunia magus

Membunuh Seekor Naga



Membunuh Seekor Naga

0*Roar!* Sebuah bayangan besar melesat melintasi langit, dan seekor monster besar yang panjangnya puluhan meter segera menarik sayapnya yang mengerikan sebelum menghilang ke dalam sebuah gua yang gelap.     

"Mm, itu benar-benar naga merah." Leylin mengangguk. Para naga yang hidup di Dunia Para Dewa terlihat seperti kadal-kadal besar bersayap, meskipun mereka terlihat jauh lebih jahat. Mata mereka yang tampak seperti bola-bola lava itu meninggalkan sebuah kesan yang mendalam baginya.     

"Be- benar, Tuanku!" Helen menjawab dari samping Leylin dengan tubuh gemetar.     

"Apakah ini karena aura dari naga itu?" Leylin menatap Helen, tiba-tiba dia mengerti dan menggelengkan kepalanya dengan penuh penyesalan.     

'Sepertinya para Profesional yang berada di bawah peringkat 10 tidak boleh ikut serta. Mereka tidak bisa mengatasi tekanan dari aura itu...' Leylin menyimpulkan. Menurutnya, aura iblis yang mengerikan ini adalah versi lemah dari sebuah domain kekuatan spiritual. Jangankan untuk menyerang naga, seseorang akan mendapatkan sebuah masalah ketika menghadapi binatang buas tersebut jika dia tidak memiliki pikiran yang kuat atau telah menjalani latihan kekuatan spiritual.     

'Seperti yang kuduga, pasukan biasa hanya bisa bertarung di sekitar wilayah pegunungan itu.' Tanpa memberi peringatan kepada makhluk besar ini, diam-diam Leylin membawa Helen kembali ke perkemahan. Setelah itu, kelompok prajurit tersebut bertindak sesuai perintahnya. Mereka mulai bekerja secara otomatis seperti sebuah robot yang besar dan canggih.     

"Tuanku, sudah selesai!" Tiff membawa sekelompok Profesional elit ke hadapan Leylin. Di tangan mereka terdapat senjata-senjata yang telah diperkuat dengan sihir tingkat tinggi dan sepertinya senjata-senjata tersebut juga telah dilapisi dengan sesuatu yang berbeda.     

"Mm. Ramuan ajaib yang kami dapatkan dari suku siluman itu secara khusus ditujukan untuk menghadapi para naga, semoga ramuan ini bisa berguna!'' Leylin tidak bisa menahan diri untuk tidak kembali memikirkan tentang pangkalan para siluman tersebut. Mereka jelas telah membuat persiapan-persiapan untuk membantai naga itu, tetapi sekarang semua bahan tersebut telah menjadi milik Leylin.     

Sekarang, bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh para siluman tersebut akan digunakan untuk tujuan yang sama.     

"Mm. Berikan ramuan racun naga dan barang-barang lainnya itu kepada para mata-mata berperingkat tinggi agar ditaburkan di gua naga tersebut. Semoga naga itu akan jatuh ke dalam perangkap tersebut..." Meskipun ada jarak yang sangat jauh antara perkemahan para prajurit dan gua naga itu, namun jarak tersebut masih terbilang tidak aman mengingat itu adalah jarak yang bisa dilihat oleh naga merah tersebut. Terlebih lagi, binatang buas itu tidak sedang berhibernasi seperti banyak naga lainnya sehingga hal tersebut membuat Leylin waspada.     

Perkemahan ini terlalu mencolok. Tempat ini akan ditemukan begitu naga tersebut terbang untuk berpatroli, dan sudah jelas nasib seperti apa yang akan menimpa tempat ini. Oleh karena itu, Leylin tidak mengandalkan kinerja dari perangkap racun pembunuh tingkat tinggi tersebut. Keesokan harinya, dia membawa lima puluh orang pergi ke mulut gua naga itu.     

Tanah kosong di mulut gua itu tampak sangat padat dan bahkan tidak ada satu rumputpun yang tumbuh diatasnya. Selain itu juga ada bau aneh yang tercium di udara.     

"Ini bau yang ditinggalkan oleh naga itu. Kebanyakan binatang tidak akan berani untuk mendekati tempat ini..." Leylin melihat ke arah kelompok yang ada di belakangnya. Mereka semua adalah para Profesional berperingkat tinggi, termasuk Tiff dan Rafiniya.     

"Berdasarkan pengamatan para pencuri kita, sekarang adalah waktu yang biasa digunakan oleh naga tersebut untuk beristirahat. Selain itu, naga merah tersebut juga sudah memakan kambing yang mengandung bahan-bahan khusus yang telah kita persiapkan khusus untuknya..." Leylin bergumam sendiri. Pada saat ini, sebuah bayangan gelap muncul dari samping dan memanggil dengan suara pelan, "Bos!"     

"Bagaimana keadaannya?"     

Seorang mata-mata berperingkat tinggi memulai laporannya, "Saya dapat memastikan bahwa naga merah itu sedang berada di dalam gua, dan rute kita sangat sederhana. Rute itu hanya memiliki satu jalur, dan kemungkinan ada makhluk-makhluk lain yang akan menghalangi!"     

"Bagus. Tunjukkan jalannya." Leylin membiarkan pencuri itu berjalan di depan, dan orang-orang terlihat penuh semangat ketika mereka menggenggam senjata yang ada di tangan mereka sambil memasuki gua.     

Jalur di gua itu terbilang panjang dan sepertinya langsung mengarah ke perut gunung. Jalur tersebut juga sangat luas, dan dindingnya kering.     

"Naga itu ada di depan!" Pencuri itu berlari ke samping Leylin sambil berbicara. Leylin mengangguk dan memerintahkan agar kelompok tersebut berhenti. Sekarang mereka sangat tenang dan tidak membuat suara sama sekali.     

"Bawa aku ke sana." Leylin dan pencuri itu bergerak ke depan. Setelah mereka melewati sebuah jalur berbentuk melengkung, mereka tiba di dalam gua kapur yang ukurannya bahkan lebih besar dari sebelumnya. Cahaya panas mendidih bersinar di mulut gua yang di dalamnya terdapat beberapa bahan kuarsa yang berkilauan.     

Dua makhluk aneh lainnya berjaga di mulut gua tersebut seolah sedang melakukan tugas jaga.     

'Hm? Naga tanah? Sebuah subspesies dari naga? Tapi makhluk itu tidak benar-benar sama.' Mata Leylin memancarkan kecerdasan ketika melihat dua naga tanah yang jelas-jelas merupakan subspesies naga itu mengeluarkan aura yang sangat mirip dengan aura dari para naga berdarah murni.      

'Ada kabar yang mengatakan bahwa begitu seekor naga dewasa mendapatkan kecerdasan, biasanya naga itu akan memperbudak beberapa anggota dari ras-ras lainnya agar bekerja untuknya. Naga-naga kuno dapat mengintimidasi seluruh ras, aku tidak pernah memikirkan bahwa naga merah itu juga akan melakukan tindakan semacam ini.'     

Leylin merasakan bahwa di dalam gua tersebut, di belakang kedua naga tanah itu terdapat sebuah gelombang kehidupan yang bahkan lebih kuat lagi. Gelombang kehidupan tersebut berasal dari seekor naga, dari irama napasnya dapat dipastikan bahwa dia sedang tertidur pulas. Dalam situasi semacam ini, suara apapun dapat membuatnya terbangun.     

"Tiff!" Leylin segera memanggil Legenda yang ada di dalam kelompoknya itu.     

"Tuan Muda!" Tiff tiba di samping Leylin dan membungkuk sedikit.     

"Bisakah kamu membunuh mereka tanpa membangunkan naga merah itu?" Tanya Leylin.     

"Itu akan sedikit merepotkan. Subspesies jenis ini memiliki daya hidup yang sangat kuat. Saya bisa melenyapkan salah satunya tanpa menimbulkan suara, tetapi saya tidak bisa mengurus keduanya dalam sekejap." Tiff sedikit mengernyit.     

"Tidak masalah. Aku akan membantumu mengatasi masalah itu!" Leylin menjawab santai.     

"Kalau begitu tidak ada masalah..." Mata Tiff memancarkan sinar berwarna hitam, dan dia menghilang dengan cepat.     

...     

Di dekat gua tersebut terdapat seekor naga tanah berwarna merah yang dengan setia melindungi tempatnya itu sambil sesekali memandang ke arah rekannya. Tiba-tiba, makhluk tersebut melihat sesuatu yang membuatnya terkejut. Sebuah sosok gelap tampak muncul dari udara dan mengangkat lengannya seolah sedang membuka sebuah lubang hitam untuk melahap rekannya itu.     

Shadow Jump! Singularity! Tepat ketika naga tanah ini hendak melolong untuk memberikan peringatan, dia dikelilingi oleh cahaya yang membuatnya tidak bisa bergerak. Cahaya ini adalah mantra Hold Monster. Kemudian sosok gelap tersebut melesat keluar, dan lubang hitam raksasa itu juga menelan tubuhnya     

Seluruh proses tersebut merupakan sebuah pengalaman yang membuat bulu kuduk berdiri, namun proses itu hanya berlangsung selama beberapa detik saja. Bahkan tidak ada yang suara yang terdengar.     

'Penggunaan mantra tanpa suara!' Pupil mata Helen menyusut dari belakang Leylin. Dia menyaksikan seluruh proses tersebut.     

"Ayo pergi!" Leylin memberikan sebuah sinyal dan memasuki gua bersama Tiff.     

Di dalam gua tersebut, mereka mendapati bahwa target dari perjalanan mereka tersebut sedang mendengkur. Naga merah itu memiliki sisik berwarna merah gelap dengan pola-pola halus berwarna gelap yang bersinar seperti logam. Dua sayapnya yang gemuk berwarna coklat pucat tersebut tersembunyi di punggungnya. Lehernya menjulur dan melingkar seperti seekor ular yang sedang membenamkan kepalanya yang mengerikan itu ke dalam dadanya. Sesekali hidungnya menghembuskan dua aliran uap berwarna putih.     

Sebuah kekuatan spiritual dahsyat yang terpancar dari tubuh tersebut sudah cukup untuk menyebabkan para pengecut merasa ketakutan.     

'Ini benar-benar seekor naga, dan ini adalah seekor naga dewasa yang mencapai peringkat Legenda!' Telapak tangan Rafiniya sedikit gemetar, dan dia hanya bisa memegang pedang panjangnya erat-erat.     

Hanya Rafiniya, Tiff, dan Leylin yang sekarang berada di dalam gua tersebut. Sementara para prajurit lainnya berjaga di luar, bahkan naga yang sedang tertidur memiliki indera yang kuat.     

'Berdasarkan kemampuan pendeteksi naga itu, hanya Tiff yang memiliki kemampuan untuk menyerangnya sekali. Setelah itu, dia pasti akan terbangun...' Leylin memberi sinyal kepada Tiff dengan menggunakan matanya, dan bawahannya tersebut segera mengerti. Tiff mendekati naga itu sambil memegang sebuah belati emas.     

Rafiniya dan Leylin juga mempersiapkan serangan mereka sendiri.     

"Mulai!" Belati emas Tiff menembus ke dalam sisik-sisik berbentuk segitiga yang berada di bawah leher naga tersebut. Itu adalah sisik dibagian bawah dagu yang merupakan kelemahan terbesar dari makhluk tersebut.     

*Roar!* Pada saat itu, darah berceceran di mana-mana. Tiba-tiba naga merah tersebut meraung dan sekarang dia sudah terbangun!     

*Pak!* Tiff dihempaskan ke udara oleh ekor berwarna merah dan sosoknya diselimuti oleh banyak bayangan ketika berada di udara.     

"Kalian... Dasar manusia-manusia tercela. Berani-beraninya kalian menyakiti Sylvester yang perkasa..." Meskipun luka yang Tiff timbulkan dengan belatinya itu masih jauh lebih kecil daripada ukuran tubuh naga merah tersebut, namun makhluk itu masih menggeram karena marah dan bersiap untuk memberikan sebuah pelajaran kepada semut-semut kecil tersebut agar mereka bisa bertobat di neraka.     

"Kamu bahkan berpikir untuk menggunakan sesuatu yang terlihat seperti sebuah mainan..." Naga merah itu meraung, matanya terlihat seperti bola-bola api yang diarahkan kepada Leylin. Namun tiba-tiba suaranya menghilang.     

"Kekuatanku... Ada apa ini? Dasar kalian cacing terkutuk, apa yang telah kalian lakukan kepada Sylvester yang perkasa?" Suara naga merah tersebut dipenuhi dengan nada keheranan dan kemarahan, sementara Leylin merasa sangat senang dengan hasil dari serangan yang Tiff lancarkan itu.     

Belati emas yang Tiff pegang itu adalah sebuah Belati Dragonslaying yang Leylin buat secara khusus untuk misi kali ini. Racun-racun dan kutukan-kutukan yang kuat merupakan sesuatu yang bahkan membuat seekor naga tidak mampu melawannya.     

'A.I. Chip!' Leylin memberikan perintah dengan tenang. Pada saat ini, A.I. Chip segera menunjukkan statistik naga itu.     

[Nama: Sylvester. Ras: Naga Merah (Dewasa) Kekuatan: 21 (25), Kecepatan: 10, Vitalitas: 19 (21), Kekuatan Spiritual: 16, Kondisi: Lemah karena terkena kutukan. Kekuatan, vitalitas melemah. Kemampuan: 1. Intimidating Aura 2. Pertahanan sisik naga 3. Napas Naga 4. Suggestion Spell. Penjelasan: Ini adalah seekor makhluk yang telah mencapai peringkat Legenda. Dia memiliki kekuatan yang luar biasa dan bahkan dapat menghancurkan sebuah kota atau pasukan kecil. Dia telah memperoleh kekuatan sihir dan ingatan dari ras naga berdarah murni, dan ada sebuah kemungkinan bahwa garis keturunannya dapat ditingkatkan lebih jauh.]     

"Lakukan!" Teriak Leylin, kemudian serangan yang dia lancarkan bersama Rafiniya itu mencapai tubuh naga merah tersebut pada waktu yang bersamaan.     

Pedang panjang itu diperkuat dengan aura yang tajam. Senjata sihir tersebut berkilau ketika dengan kejam merobek sayap besar naga itu dan serangan Leylin juga dihantamkan pada saat yang bersamaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.