Penyihir kegelapan di dunia magus

Ibukota Kerajaan



Ibukota Kerajaan

3'Menarik! Perubahan statusnya itu benar-benar membawa sebuah perubahan besar pada cara berpikirnya?'' Leylin merasa bahwa perubahan sikap yang begitu cepat pada perempuan bersaudara tersebut merupakan sesuatu yang berarti, meskipun beberapa saat yang lalu mereka memiliki derajat yang sama. Perubahan status mereka itu membuat perempuan bersaudara ini bersikap dengan cara yang tidak biasa.     

Karena kedua gadis bangsawan tersebut membutuhkan perlindungan Leylin selama perjalanan yang mereka lakukan, mereka bersikap ramah ketika berbicara dengannya. Tetapi sekarang setelah mereka mencapai ibukota kerajaan dan memiliki orang yang bisa mereka andalkan, dalam sekejap mereka mulai membuat garis pemisah dan membedakan status serta kelas sosial mereka.     

Leylin menggunakan ingatan Beelzebub untuk menganalisa sebagian besar pikiran Hera dalam waktu yang sangat singkat.     

'Luar biasa. Sebuah jiwa yang begitu menarik akan menjadi calon terbaik untuk menjadi jiwa yang jahat dan berubah menjadi seorang iblis... Benar-benar sebuah jiwa yang sombong...' Tepat ketika Leylin mempertimbangkan apakah dia perlu merusak jiwa Hera, Viscount Daniel, sang pemimpin mansion yang sebenarnya itu akhirnya berbicara. "Hmm, jika itu masalahnya, kalau begitu lupakan saja. Beri mereka sejumlah uang dan segera usir mereka. Apa yang akan dipikirkan oleh orang lain jika mereka melihat tentara bayaran itu?"     

"Baik, tuan muda!" Kepala pelayan yang berdiri di belakang Viscount Daniel tersebut mengeluarkan sebuah kantong koin kecil. "Ambil uangnya dan pergilah, dasar para burung pemakan bangkai yang serakah!"     

"Kamu..." Seketika itu juga Rafiniya merasa bahwa dia seolah-olah tidak bisa mengenali teman dekatnya itu lagi, dan tiba-tiba merasa sedih.     

"Ayo pergi..." Saat Rafiniya menepuk-nepuk kepala Nick, kuda perangnya itu segera meringkik, sementara Leylin menggaruk hidungnya dan mengikuti di belakang Old Pam yang telah mengambil kantong uang tersebut.     

Ketika kelompok tentara bayaran itu pergi, samar-samar mereka mendengar suara Viscount Daniel. "Kenapa kalian memikirkan orang-orang kampung itu? Hera, Yalani, biarkan aku membawa kalian ke..."     

...     

"Menjijikkan! Mengerikan! Mengapa Hera dan Yalani berubah menjadi seperti itu? Apakah mereka telah terkena mantra iblis yang mengendalikan hati mereka?" Knight perempuan muda tersebut akhirnya berteriak setelah mereka berjalan menjauh.     

"Baiklah. Semua bangsawan memang memuakkan. Old Pam telah melihat semuanya. Hanya emas yang tidak pernah berbohong!" Rafiniya benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa ketika menyaksikan keserakahan Pam terhadap uang, dan hanya bisa memutar matanya setelah mendengar apa yang dikatakan kurcaci tersebut. Di sisi lain, Leylin bertanya dengan penuh minat, "Mengapa kamu tidak segera bersumpah untuk menjadi pengikutnya? Bagaimanapun juga dia adalah seorang bangsawan!"     

"Jika aku melakukannya, maka para tetua akan membunuhku! Lagipula, apakah menurutmu seorang kurcaci akan diberi gelar di sebuah negara manusia?" Old Pam berkedip dan memperlihatkan sifat licik yang dia bawa sejak lahir, "Old Pam lebih suka menenggelamkan diri di dalam rum daripada menurunkan harga dirinya demi seorang bangsawan dan berakhir tanpa mendapatkan apa-apa..."     

"Haha... Kamu memang seorang kurcaci yang pintar..." Bagaimanapun juga, Rafiniya masih seorang wanita muda, dan langsung merasa terhibur dengan lelucon yang disampaikan oleh kurcaci tersebut...     

Leylin adalah orang pertama yang menyarankan pembubaran kelompok tersebut ketika mereka mencapai sebuah persimpangan jalan. "Jika tidak ada hal lain yang perlu kita lakukan, haruskah kita berpisah di sini?"     

"Berpisah? Bukankah kita akan mendapatkan bayaran dari misi ini di Guild Tentara Bayaran?" Rafiniya terkejut, dan karena alasan tertentu dia merasa enggan untuk berpisah.     

"Aku punya hal-hal lain yang harus dilakukan." Leylin menolak dengan bijaksana, tetapi bahkan Rafiniya bisa membaca pesan yang tersirat bahwa dia ingin sendirian. Begitu gadis tersebut memahami hal ini, dia bahkan merasa ingin menangis.     

"Lalu... kemana kamu akan pergi?" Knight perempuan muda itu masih tidak menyerah untuk bertanya.     

"Aku bermaksud untuk tinggal di ibukota kerajaan selama jangka waktu tertentu, kemudian kembali memulai perjalananku lagi. Tujuanku masih belum jelas, mungkin aku akan melakukan sebuah perjalanan ke Kota Silverymoon yang berada di utara. Selamat tinggal..." Leylin perlahan pergi sambil melambaikan tangannya dengan anggun.     

Tetapi Rafiniya dan Old Pam tidak menyadari bahwa seberkas cahaya suram telah bergerak sendiri untuk menyelimuti tubuh Rafiniya seperti sehelai rambut dan menghilang seketika itu juga.     

'Tanda dari seorang iblis. Aku menantikan ketika jiwamu kehilangan berkah para dewa...' Gumaman pelan dari seorang iblis terdengar di dalam hati Leylin.     

Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa Leylin sesekali melakukan sesuatu yang benar kepada Rafiniya dan yang lainnya. Salah satunya karena mereka adalah kelompoknya, dan menyelamatkan mereka merupakan sebuah tindakan yang biasa, tetapi alasan lainnya adalah untuk mengamati jiwa orang-orang dan berusaha untuk merusak jiwa-jiwa tersebut.     

Leylin bukan seorang masokis. Untuk apa dia bersikeras menunggu di luar rumah viscount tersebut jika tidak berniat melakukan sesuatu? Apakah dia mengharapkan sejumlah kecil uang itu? Sebenarnya kejadian saat itu membuatnya bisa menangkap gelombang-gelombang jiwa yang paling halus dan mengendalikannya!     

'Sepertinya, Hera dan adik perempuannya itu telah dikuasai oleh kesombongan. Hanya dengan sedikit dorongan saja akan sangat wajar jika mereka akan terpikat oleh iblis. Di sisi lain Rafiniya memiliki jiwa yang paling murni. Begitu jiwanya rusak, dia akan memiliki kekuatan yang akan membuat para iblis lainnya meneteskan air liur...'     

Begitu sebuah jiwa seperti jiwa Rafiniya kehilangan berkah para dewa, jiwa tersebut akan membuat iblis kuat manapun menginginkannya. Namun, Leylin sudah hampir menjadi seorang bangsawan iblis, dan tentu saja dia tidak harus melakukan tindakan yang tidak sopan itu. Setelah mempertimbangan secara bijaksana, dia memutuskan untuk melakukan sendiri sebuah perjalanan demi melakukan percobaan dengan jiwa-jiwa manusia biasa.     

Karena tubuh utama Leylin sudah merebut semua kekuatan yang dimiliki oleh Beelzebub, maka dia tidak bisa menghindar dari takdir untuk berurusan dengan dunia bawah tanah dan para iblis lainnya. Bahkan dia sendiri juga memiliki beberapa sifat iblis.     

Lagipula jiwa-jiwa di Dunia Para Dewa berbeda dengan jiwa-jiwa di Dunia Magus, dan Leylin harus memastikan sendiri perbedaan ini. Ketika dia berada di laut lepas, orang-orang yang berasal dari keluarganya tidak layak untuk dijadikan bahan percobaan. Sedangkan jiwa para bajak laut bahkan mirip dengan para iblis yang mendatangkan malapetaka!     

Hanya Rafiniya dan yang lainnya saja yang membuat mata Leylin bersinar cerah. Inilah alasan utama mengapa dia meninggalkan tanda iblis pada Knight perempuan tersebut, dan membuatnya bisa leluasa melacak serta mengawasinya kapan saja.     

...     

'Semua masalah lain ini dapat dikesampingkan terlebih dahulu. Masih ada masalah yang bahkan lebih penting untuk ditangani dalam perjalanan menuju ke ibukota kerajaan ini!'     

Masalah pertama yang harus Leylin selesaikan adalah membebaskan dirinya dari berbagai macam kecurigaan bahwa dia terlibat dalam aktivitas bajak laut. Kalau tidak, maka para pendeta dan prajurit dari Dewa Keadilan akan selalu mengikutinya seperti lalat-lalat rumahan sehingga mustahil baginya untuk bertahan melawan mereka. Meskipun dia dapat menghancurkan satu kelompok, namun kelompok yang lain akan muncul untuk mengejarnya.     

Namun, baik Leylin dan para bangsawan terbilang sangat terampil ketika berurusan dengan masalah menyembunyikan kebenaran dan menutupi perbuatan-perbuatan jahat.     

'Secara teori ini memang sederhana. Selama Yang Mulia membuat sebuah pernyataan untuk mengakhiri kasus ini, maka itu sudah cukup! Setelah memastikan siapa pembunuhnya, bahkan gereja Dewa Keadilan tidak akan dapat melanjutkan proses penyelidikan mereka...'     

Leylin sangat memahami kenyataan bahwa saat ini dia tidak dianggap sebagai seorang tersangka. Bahkan para pendeta dan prajurit dari Dewa Keadilan hanya bisa meminta kerjasamanya dalam penyelidikan yang mereka lakukan itu.     

Namun, jika mereka benar-benar melakukannya, maka Leylin akan benar-benar tamat! Bangsawan mana yang tidak pernah melakukan tindakan kriminal, atau tidak terlibat dalam aktivitas terlarang? Begitu sebuah peristiwa terungkap, hal itu akan dikaitkan dengan lebih banyak peristiwa lagi. Dia bahkan merasa tidak bisa berjalan keluar hidup-hidup dari gereja ketika semuanya telah berakhir.     

Satu-satunya jalan adalah melakukan pencegahan sejak awal karena gereja telah bergerak terlalu jauh.     

'Begitu sang raja telah membuat keputusan akhirnya, akan sulit bagi gereja untuk mengubah keputusan tersebut. Bagaimanapun juga, gereja tersebut harus menghormati bangsawan di wilayah ini. Jaringan relasi yang dimiliki oleh Keluarga Faulen tidak cukup untuk menyelesaikan masalah ini...'     

Leylin berpikir serius. 'Akan lebih baik jika seorang anggota dari sekitar lingkungan menteri raja yang berbicara mewakiliku, dan dia harus merupakan seseorang yang sangat penting. Mungkin jaringan yang ditinggalkan oleh Beelzebub akan berguna kali ini...'     

Semakin tinggi status bangsawan seseorang, semakin besar kemungkinan jiwa orang tersebut menjadi rusak dan akhirnya bekerja bersama iblis. Hal yang sama juga terjadi pada Raja Dambrath, dan dia bahkan merupakan orang yang bertanggung jawab yang telah ditunjuk sendiri oleh Beelzebub sebelum dia memasuki fase hibernasi. Tidak diragukan lagi bahwa itu adalah sebuah bentuk ejekan terhadap para dewa.     

'Coba kulihat... Di dalam daftar nama-nama pemimpin yang bertanggung jawab di wilayah Dambrath, orang yang bertanggung jawab atas wilayah ibukota Kerajaan Dambrath adalah...' Leylin melihat-lihat informasi yang telah direkam oleh A.I. Chip tersebut. Perlahan-lahan dia tersenyum aneh. "Menarik... Seorang iblis?"     

Di dalam ingatan Beelzebub, ibukota kerajaan Dambrath jelas merupakan wilayah bencana utama di mana para iblis membuat kekacauan. Dia bahkan secara khusus mengirimkan seorang iblis untuk mempermudah pengawasan atas wilayah tersebut.     

Meskipun iblis tersebut mendapatkan tekanan dari dunia nyata utama, namun seharusnya dia masih memiliki kekuatan dari seorang Profesional berperingkat tinggi. Dia bahkan telah menguasai beberapa teknik penyamaran khusus yang membantu para pengikut Beelzebub berhasil menghindari pencarian dalam jumlah yang tak terhitung yang dilakukan oleh gereja-gereja.     

"Orang yang pintar," Leylin mengevaluasi iblis itu dengan acuh tak acuh. Jika Leylin menaklukkan iblis tersebut dengan kekuatannya yang sebenarnya, maka hasil pertarungan itu sudah dapat dipastikan. Sayangnya, sejak awal keadilan tidak berlaku dalam masalah semacam ini.     

Dengan ingatan Beelzebub yang dia miliki, Leylin memiliki kendali atas senjata andalan bisa langsung membuatnya menjadi seorang musuh utama iblis tersebut!     

"Tapi sebelum aku menaklukkannya, aku akan pergi menemui seorang teman lama!" Sebuah senyum aneh melintas di wajah Leylin.     

...     

"Sial! Sial! Semua bangsawan menjijikkan itu mengincar wilayahku, dan telah benar-benar melupakan persahabatan mereka dengan Keluarga Golden Thornblossoms..." Pada saat yang sama, di ibukota kerajaan terdapat seorang kenalan lama Leylin. Viscount Tim telah kembali dari istana kerajaan dengan perasaan kecewa.     

Sebagai seorang mata-mata, Tim beruntung bisa lolos dari peristiwa Gelombang Serangan Bajak Laut yang tak terduga, dan bahkan berhasil membawa sebagian kekayaan keluarganya ke Benua Tengah. Tak lama kemudian, dia mulai bertindak di ibukota kerajaan dengan harapan bisa mendapatkan gelar Marquis dari Keluarga Golden Thornblossom dan wilayah-wilayah di kepulauan Baltik.     

Namun, kenyataan telah membuatnya terpukul. Setelah sang marquis tua meninggal dunia, semua hubungan yang dimiliki Tim dengan keluarga kerajaan tidak valid. Para bangsawan dari ibukota kerajaan dengan nafsu mereka yang tak pernah terpuaskan itu mulai berencana untuk membagi wilayah Kepulauan Baltik. Keuntungan yang didapatkan dari perdagangan di lautan itu sudah cukup untuk membuat para bangsawan ini merasa iri.     

Setelah beberapa kali melakukan perjalanan ke istana untuk bertemu dengan raja, Tim menyadari bahwa Yang Mulia sepertinya juga tidak berminat dengan permintaan-permintaan yang dia ajukan itu.     

'Meskipun kami memiliki hubungan darah, namun keuntungan dari wilayah itu membuat bangsawan lain tidak bisa menahan diri. Kecuali ada seseorang dengan wewenang nyata yang bersedia untuk mendukungku... Tetapi aku tidak membawa banyak koin emas, siapa yang harus kupilih...' Tepat ketika Viscount Tim sedang mempertimbangkan hal itu, seorang pelayan masuk untuk memberi kabar. "Tuan, ada bangsawan lain yang meminta untuk bertemu dengan anda. Dia menunjukkan lencana Keluarga Faulen..."     

*Ping!* Cangkir porselen yang indah di tangan Viscount Tim itu langsung jatuh ke atas lantai.     

"Ke... Keluarga Faulen!" Tim menutupi dahinya. "Apakah dia masih tidak akan melepaskanku?"     

Di dalam hatinya, tidak ada perbedaan antara Leylin dan para iblis serta monster lainnya. Ironisnya, hal itu memang benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.