Penyihir kegelapan di dunia magus

Utusan



Utusan

0Cyric adalah seorang dewa kuno yang sangat terkenal. Kekuatan ilahinya berhubungan dengan pembunuhan dan konspirasi, dan dia adalah seorang dewa berperingkat tinggi. Dia adalah seorang dewa kuno yang bahkan telah bertahan dari masa kemunduran para dewa! Kabarnya dia mengetahui banyak cerita-cerita kuno, dan memiliki sebuah hubungan yang tidak jelas dengan para dewa, meskipun hubungan tersebut lebih dilandasi oleh kebencian.     

Namun, ada sebuah kabar aneh yang beredar selama beberapa ratus tahun terakhir. Dewa itu sudah gila, dan bahkan telah menjadi seorang iblis. Penyimpangan semacam ini bisa seperti sebuah masalah hidup dan mati bagi para dewa.     

Situasi semacam itu menjadi terlihat semakin jelas belakangan ini. Cyric mengirimkan berbagai macam ramalan yang kontradiktif, dan para pendeta tidak bisa membiasakan diri dengan tindakan tersebut.     

"Huh... Dewa Pembunuh sudah gila! Para Orc di wilayah utara sedang membangun sebuah kekaisaran, dan ada jejak-jejak iblis dan monster di Kerajaan Dambrath dan di laut lepas... Mungkin hanya zaman kegelapan yang sebanding dengan situasi sekarang ini..." Nyonya Tillen menghela napas.     

...     

"Aku melihat sebuah masa depan dimana iblis dan monster berkeliaran dimana-mana..." Di atas kapal Bajak Laut Scarlet Tiger, Leylin mengamati sebuah bola kristal yang berada di atas bantalan kulit angsa yang lembut. Dia berada di dalam sebuah ruangan yang gelap, dan tatapan matanya tampak dipenuhi oleh berbagai emosi.     

Menggunakan kekuatan sihir untuk meramalkan masa depan adalah sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh para peramal dan ahli nujum. Mereka memiliki metode mereka sendiri, dimana beberapa antara mereka menggunakan kartu tarot, sementara yang lainnya menggunakan lintasan benda langit.     

Para Arcanist memiliki kemampuan yang serupa, dan dengan pengalaman Leylin di Dunia Magus, dia juga bisa melakukannya.     

"Seharusnya kekuatan utama lawan berada di Pirates' Cove. Kita akan mendapatkan kemenangan mutlak dalam operasi ini, dan kita akan menemukan jejak-jejak dari seorang iblis di sana..." Leylin meletakkan bola kristal tersebut dan menggunakan selembar kain sutra berwarna putih untuk mengelap tangannya sambil berbicara dengan penuh keyakinan...     

"Sepertinya ada yang salah denganmu..." Isabel bersandar di pintu, dia terlihat seperti seorang pengawal yang setia, sekarang matanya dipenuhi dengan rasa ingin tahu, "Aku tidak ingat kamu pernah berlatih meramal. Selain itu, para peramal tidak meramal dengan cara seperti yang kamu lakukan..."     

"Hehe... Ini adalah sebuah metode yang kulihat di Kota Silverymoon. Jangan terlalu dipikirkan..." Leylin tertawa kecil. Meskipun informasi bahwa dia telah menjadi penyihir berperingkat tinggi adalah sebuah rahasia, namun dia sudah memberi tahu Isabel tentang masalah itu, dan hal tersebut memberi kepercayaan diri kepada gadis itu.     

Marquis Louis dapat bertindak sesuai keinginannya di laut lepas hanya dengan menggunakan kekuatan dari seorang penyihir berperingkat tinggi. Dia juga merekrut Bajak Laut Black Skeleton dan Tigershark, serta mendesak Bajak Laut Barbarian. Jika bukan karena kemunculan Leylin, kemungkinan marquis tersebut akan menjadi satu-satunya penguasa di laut lepas.     

"Tapi sekarang semuanya berbeda! Bencana yang ditimbulkan oleh Gelombang Serangan Bajak Laut telah menarik terlalu banyak perhatian dari para makhluk kuat..." Leylin menghela napas. Dahulu, laut lepas belum banyak dikembangkan, dan kondisi wilayah serta organisasi-organisasi yang beroperasi di wilayah tersebut terbilang sangat sederhana. Pada saat itu suku Barbarian sudah sangat hebat.     

Namun pada masa sekarang ini, para Barbarian bukanlah siapa-siapa. Inilah alasannya mengapa Leylin merasa sedikit gelisah, dan berusaha untuk meramalkan masa depan.     

Meskipun kemampuan Dunia Para Dewa untuk mencegah penggunaan mantra-mantra jenis ini terbilang terlalu kuat, namun para dewa dan makhluk legendaris bisa melakukan ini dengan mudah. Leylin tidak percaya bahwa para Barbarian tersebut dapat melakukan hal yang sama.     

"Baguslah kalau begitu..." Isabel berbicara sambil tersenyum, sebelum ekspresi wajahnya berubah.     

*Rumble!* *Kachak!* Suara pelan terdengar bersama dengan suara-suara dari para bajak laut yang sedang menghadapi masalah.     

"Sepertinya mereka telah menemukan sesuatu di geladak... Ayo pergi..." Leylin tersenyum sambil mengikuti Isabel menuju ke geladak. Pada saat ini, para bajak laut tersebut sedang mengepung dua sosok.     

Salah satu dari kedua sosok tersebut adalah Karen, sementara yang lainnya adalah seorang pembunuh bayaran yang mengenakan pakaian berwarna hitam. Pisau tajam terus berbenturan tanpa henti, dan angin yang dihasilkan dari benturan tersebut membuat para bajak laut tidak berani bergerak maju.     

"Karen, berhentilah bermain-main!" Leylin mengetuk jarinya, dan sebuah semburan api yang mengerikan meledak ke depan, secara akurat mengenai salah satu sosok tersebut. Kobaran api itu langsung melahap sosok tersebut.     

"Itu hanya sebuah boneka," Leylin melihat ke arah tiang kapal, "Bukankah begitu?"     

"Hoo hoo! Seperti yang diharapkan dari Tuan Leylin, orang yang mendirikan Bajak Laut Scarlet Tiger dan mengalahkan Marquis Louis!" Tiba-tiba terdengar suara tawa yang terdengar seperti suara seekor burung hantu, dan sebuah bayangan muncul dari samping tiang kapal untuk membentuk sebuah sosok manusia.     

"Kami bertemu lagi, Tuan Leylin! Biarkan saya memperkenalkan diri. Pelayan yang rendah hati ini bernama Arfo, seorang pendeta dari Dewa Pembunuh yang perkasa. Kita pernah bertemu sekali di Pirates' Cove!"     

Pada saat ini Arfo mengenakan pakaian yang mengesankan seperti seorang pendeta. Tidak diketahui kapan dia tiba di kapal Leylin.     

"Berani-beraninya kamu!" Ekspresi wajah Karen berubah menjadi suram ketika menyadari bahwa sosok yang berada di dalam kobaran api tersebut kini telah menghilang, dan mengungkapkan penampilan asli dari sebuah ilusi tingkat tinggi.     

"Tunggu!" Tepat ketika Karen akan menyerang ke depan, wajah Isabel bersinar terang sambil menarik mundur bawahannya tersebut.     

"Kamu pasti sangat berani, huh? Berani-beraninya kamu menipu orang-orangku?" Isabel menatap Arfo, matanya menyipit memperlihatkan ekspresi berbahaya.     

"Nama besar dari Scarlet Witch telah menyebar di laut lepas. Saya tidak pernah menyangka bahwa dia adalah seorang wanita yang begitu cantik," Arfo tampak agak mabuk.     

"Bagus, bagus!" Isabel mengambil dua langkah ke depan sambil tersenyum. Tiba-tiba dia bergerak. Pedang Naga Merah langsung terhunus, dan samar-samar terdengar suara raungan-raungan mengerikan.     

Sebuah medan kekuatan spiritual yang luar biasa kuat meluas dan membuat semua bajak laut mundur, sementara pendeta itu terlihat khawatir, "Aura naga!"     

Pedang berwarna merah menyala itu mengeluarkan suara teriakan yang terdengar jelas dan kobaran api meluap ke udara.     

*Hss!* Pendeta itu mundur beberapa langkah ke belakang, dia tampak ketakutan ketika melihat bekas gosong di pergelangan tangannya.     

"Karen adalah salah satu bawahanku. Kamu tidak boleh mengganggunya!" Sepertinya Isabel tidak berniat untuk membunuh Arfo dan perlahan-lahan menyarungkan pedangnya sambil mendengus. Tindakan ini segera membuat Karen memperlihatkan rasa terimakasih di matanya, dia juga merasa malu.     

"Aku tidak pernah mengira bahwa Scarlet Witch bukan seorang penyihir kegelapan pengikut iblis. Anda adalah seseorang yang mewarisi garis keturunan dari seekor naga merah, dan bahkan memiliki sebuah benda legendaris!" Arfo tampak agak canggung ketika merenungkan hal ini.     

Sebuah perbedaan yang sangat besar itu membuat Arfo murka kepada para pencuri yang telah mengumpulkan informasi ini.     

'Meskipun ada sebuah kesamaan antara transformasi iblis dan memiliki garis keturunan naga merah, namun seharusnya kesamaan itu tidak sampai sejauh ini. Mereka harus dibunuh!' Hanya dengan sedikit penyimpangan atau kesalahan informasi dapat menyebabkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak dapat diubah. Sebuah perubahan sebesar itu segera membuat Arfo waspada.     

"Siapa yang kamu wakili?" Tanya Leylin sambil terkekeh di dalam hati. Menggunakan status Isabel sebagai seorang Warlock Naga untuk menyembunyikan transformasi iblisnya itu juga merupakan salah satu rencananya. Lagipula, para penyihir kegelapan naga merah juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi api dan menumbuhkan sisik. Metode ini sudah cukup untuk membingungkan orang-orang.     

Para iblis adalah makhluk yang selalu mendapatkan tindakan keras dari gereja-gereja. Akan lebih baik jika tidak berurusan dengan mereka. Di sisi lain, tidak ada masalah dengan para penyihir kegelapan. Dan yang terpenting, Leylin belum memberikan penjelasan apapun. Segalanya hanya berupa asumsi.     

"Saya datang dengan mewakili kehendak dewa saya!" Arfo tampak serius ketika dia berbicara.     

"Apakah kamu memiliki sebuah ramalan dari Dewa Pembunuh yang perkasa itu?" Leylin menatap Arfo dengan mata yang memancarkan kilauan menggoda. Namun, kilauan itu hanya membuat Arfo merasa takut.     

"T-Tidak, tapi uskup kami telah menerima arahan dari dewa saya!" Ketika menyangkut masalah keyakinannya, Arfo tidak berani berbohong ketika dia mengingat perintah yang telah dia terima tersebut.     

'Apakah laut lepas telah berada dalam kekacauan? Hanya demi membuat terjadinya sebuah pembantaian, kamu memprovokasi dua kelompok bajak laut terbesar? Lelucon macam apa ini? Sialan... Sejak uskup itu menerima berkah dari dewa, dia menjadi gila dan lebih mudah marah...' Namun, sebagai seorang bawahan, Arfo tidak memiliki hak untuk memberikan masukan dalam bentuk apapun dan hanya bisa melaksanakan perintah atasannya tersebut.     

"Karena itu adalah keinginan dari gereja, mari kita dengarkan," Leylin membawa Arfo ke sebuah ruang pertemuan. Secara otomatis para bajak laut tersebut berdiri di dua sisi, mata mereka tertuju kepada Arfo. Seolah-olah begitu Leylin memberikan perintah, mereka akan memotongnya menjadi daging cincang, dan hal itu memberikan tekanan besar kepada pendeta tersebut.     

"Kalau begitu, tuan utusan, apa saranmu?"     

"Dunia kegelapan di laut lepas perlu dipersatukan. Kami percaya bahwa Bajak Laut Scarlet Tiger lebih cocok untuk melakukan peran ini daripada Bajak Laut Barbarian." Arfo berusaha keras untuk menekan perubahan suasana hatinya yang bisa membuatnya mengatakan kata-kata yang bertentangan dengan pikirannya. Para penyihir bisa dengan mudah mendeteksi perubahan apapun dalam pikiran atau suasana hati, dan pikirannya akan terlihat dengan jelas.     

"...Untuk menunjukkan ketulusan kami, kami bersedia memberikan informasi mengenai Bajak Laut Barbarian dan membantu anda meraih kemenangan..." Arfo meletakkan sebuah gulungan kulit domba di atas meja sambil berbicara.     

"Oh ?!" Leylin merasa bahwa situasi ini lucu, kemudian dia melihat gulungan tersebut. Ini adalah sebuah peta lautan yang sangat indah yang menandai lokasi Bajak Laut Barbarian mengisi persediaan di sebuah pulau besar yang ditandai dengan warna merah darah.     

"Ini adalah wilayah di mana Bajak Laut Barbarian mengisi persediaan mereka. Tanda yang terakhir adalah tempat di mana suku Barbarian berada." Arfo melihat ke arah Leylin dan berbicara dengan penuh percaya diri.     

"Pulau tempat tinggal suku Barbarian?" Isabel tersentak, "Apakah kamu mencoba untuk menciptakan sebuah permusuhan abadi dengan Bajak Laut Barbarian?"     

"Karena kalian sudah menjadi musuh, mengapa tidak membawanya ke tingkat yang ekstrem?" Arfo merentangkan tangannya seperti seorang berandalan.     

"Haha... Haha​​..." Setelah lama terdiam, Arfo hanya melihat Leylin yang tertawa seperti orang gila, "Kamu mengatakannya dengan baik. Kamu mengatakannya dengan baik! Karena kita sudah menjadi musuh, bagaimana kalau kita membawanya ke tingkat yang ekstrem?"     

Tepat ketika senyum berkembang di wajah Arfo, sesuatu terjadi...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.