Penyihir kegelapan di dunia magus

Selamat Datang



Selamat Datang

0Pelabuhan Venus berada tepat di depan. Kini pelabuhan tersebut sedang berkembang pesat setelah terjadinya gelombang serangan bajak laut dan jatuhnya Kepulauan Baltik. Rute-rute pengiriman yang tak terhitung jumlahnya telah dibuka, dan semakin dekat jarak seseorang dengan pelabuhan tersebut, semakin banyak kapal yang bisa dia lihat.     

Pelabuhan tersebut telah beberapa kali diperluas, dan sekarang sudah tidak menemui kendala untuk menampung lebih dari seratus kapal. Hal ini adalah sesuatu yang telah Leylin pertimbangkan ketika memilih lokasi pelabuhan itu. Pelabuhan laut dalam yang dia pilih tersebut kini tampak di depannya.     

Dermaga pelabuhan itu dipenuhi dengan orang-orang, meskipun disana juga ada sebuah kumpulan orang-orang yang terlihat tidak biasa. Beberapa orang yang ada di depan mengenakan pakaian kebangsawanan yang indah, dan penglihatan Leylin yang luar biasa membuatnya bisa melihat beberapa wajah yang dikenalnya tersebut secara samar-samar.     

Di bagian paling depan terdapat Jonas dan istrinya. Nyonya Jonas melambaikan selembar saputangan berwarna putih ke arah Leylin sambil sesekali menyeka air matanya.     

Bagitu Leylin turun dari kapal, Nyonya Jonas berlari ke pelukannya bahkan sebelum dia sempat menyapa ibunya tersebut, "Oh... nak! Anakku! Bagaimana mungkin kamu bisa begitu tidak berperasaan sampai meninggalkan kami selama bertahun-tahun..."     

Ketika menyaksikan pemandangan ini, Leylin hanya bisa mengangguk ke arah Baron Jonas dan mulai menenangkan ibunya tersebut.     

"Baiklah. Sudah cukup, sayang! Kepulangan Leylin adalah sesuatu yang membahagiakan!" Sekarang Baron Jonas terlihat jauh lebih tua. Rambut di pelipisnya sudah mulai memutih, tetapi sepertinya dia dalam kondisi yang sehat.     

Ketegasan yang Baron Jonas dapatkan ketika masih bergabung dengan kemiliteran kini telah berkurang. Dan hanya menyisakan keanggunan, ketenangan, dan wibawa dari orang yang berkuasa.     

"Ayah, saya pulang!" Leylin tersenyum dan membungkuk.     

"Senang sekali kamu kembali!" Baron Jonas mengangguk, dan kemudian mengarahkan sepasang anak yang usianya sekitar lima atau enam tahun untuk berjalan ke depan.     

"Ini adalah adik laki-laki dan adik perempuanmu, Jake dan Sherlyn. Ayo, temui kakakmu! "     

"Kakak!" "Kakak!" Kedua pasang mata itu menunjukkan kepolosan dan ketakutan yang tersimpan di dalam diri mereka. Mereka berdua masih berada di usia anak yang tidak tahu apa-apa tetapi keduanya masih mendengarkan ayah mereka dan memanggil Leylin dengan cara yang menggemaskan.     

"Mm." Leylin mengangguk. Dia merasakan garis keturunan ayahnya pada anak-anak ini, tetapi mereka tidak memiliki garis keturunan ibunya.     

Namun hal semacam ini biasa terjadi di kalangan bangsawan. Anak-anak yang lahir dari para selir tidak memiliki status apapun, dan hal itu terlihat jelas dari kenyataan bahwa ibu mereka tidak datang bersama keduanya.     

Sebagai anak-anak dari para selir, mereka hanya bisa memasuki gereja dari seorang dewa atau menjadi pengurus rumah tangga dari keluarga bangsawan lain. Kecuali Leylin bersedia untuk membagi dan menyerahkan sebagian wilayahnya kepada mereka.     

Karena anak-anak tersebut tidak mengancam status Leylin, Nyonya Jonas tidak bersikap buruk kepada mereka.     

"Halo Jake. Hai, Sherlyn!" Sekarang Leylin bersikap seperti seorang kakak yang lembut. Meskipun tidak mengetahui bahwa hal ini akan terjadi, namun dia masih bisa mengeluarkan hadiah-hadiah dengan cepat. Dia mengeluarkan sebuah boneka kain yang indah dan sepatu sandal yang unik untuk membuat anak-anak tersebut bersorak gembira.     

Leylin sudah lama menyiapkan sebuah kapal yang dipenuhi dengan hadiah-hadiah untuk dibagi-bagikan, dan tentu saja dia tidak keberatan untuk membagikan dua hadiah tambahan.     

"Aku merasa tenang setelah melihat sikapmu yang begitu ramah," Baron Jonas mengangguk puas. Perilaku Leylin tersebut memperlihatkan sikapnya dengan jelas. Setidaknya, Jonas tidak perlu merasa khawatir dengan bagaimana anak-anaknya tersebut akan dibesarkan setelah dia meninggal dunia.     

Berdasarkan pemahaman Jonas tentang Leylin, dia pasti mengetahui bahwa ketika berkaitan dengan masalah membuat rencana dan kekuatan, kedua anak itu pasti tidak bisa menandingi putra pertamanya tersebut.     

"Sekarang, aku hanya bisa berharap bahwa Jake dan Sherlyn memahami bahwa mereka harus bisa menerima apa yang mereka miliki..." Baron Jonas menghela napas.     

"Jacob! Leon!" Leylin menyapa beberapa orang lainnya, kemudian memberikan hadiah yang telah dia persiapkan untuk mereka.     

"Tuan Muda Leylin!" Jacob dan Leon membungkuk hormat, mereka tampak emosional. Mereka terlihat agak tua, dan sudah waktunya untuk pensiun.     

"Pasti sulit sekali bagi kalian!"     

Leylin mengamati wilayah tersebut, dan kemudian melihat Pendeta Emas dari Dewi Kekayaan, Xena. "Dan Pendeta Xena! Lama tidak bertemu!"     

"Benar-benar sudah lama sekali!" Xena masih mempertahankan penampilannya sebagai seorang gadis muda. Kemuliaan yang diberikan oleh para dewa membuatnya bisa memperlambat proses penuaannya, hingga ke tingkat di mana dia akan mempertahankan penampilan mudanya tersebut bahkan ketika mati. Namun sorot matanya menunjukkan bahwa dia telah dewasa.     

"Saya punya banyak hal untuk dibicarakan bersama anda berkaitan dengan Pelabuhan Venus dan kerjasama kita di masa depan. Tetapi sepertinya akan lebih baik jika nanti saya mengunjungi anda lagi," Pendeta itu berbicara dengan penuh perhatian.     

Leylin mengangguk. Tidak ada perubahan dalam cara pengelolaan gereja kekayaan yang ada di pelabuhan ini, tetapi sekarang ada dua gereja lainnya. Disana terdapat para uskup baru dari Oguma sang Dewa Ilmu Pengetahuan dan Ilmater sang Dewa Penderitaan. Mereka bertemu dengan Leylin secara terpisah untuk mengenalnya seperti dia mengenal mereka.     

"Datanglah ke menara sihir malam ini. Aku punya sesuatu untuk ditunjukkan kepadamu!" Ernest masih sama seperti dulu, dia pergi setelah mengucapkan beberapa patah kata seolah-olah dia memiliki sebuah percobaan penting untuk dilakukan.     

Leylin tersenyum kecil. Pada saat ini, seharusnya menara sihir tersebut sudah selesai. Dia yakin bahwa mentornya itu ingin mendiskusikan sesuatu yang berhubungan dengan menara tersebut.     

'Ketika saatnya tiba, kuharap perkembanganku tidak membuatnya takut...' Setelah upacara penyambutan yang rumit dan tidak teratur itu, Leylin kembali ke vilanya yang berada di Pelabuhan Venus. Kemajuan dan perkembangan wilayah ini membuat inti dari seluruh pulau tersebut telah bergeser ke wilayah ini, dan mengubah mansion tersebut menjadi sebuah vila.     

"Tuan muda!" "Tuan muda!" Dua pelayan perempuan yang cantik sedang menunggu di dalam vila tersebut, mata mereka memerah ketika melihat Leylin.     

"Claire, Clara!" Leylin mengangguk. Kedua pelayan itu tampaknya telah cukup dewasa, mata mereka memerah seolah hampir menangis saat melihat Leylin.     

"Dekorasi di ruangan itu tidak berubah sama sekali." Leylin meletakkan tangannya di belakang dan melihat ke sekeliling vila tersebut. Penataan furnitur, karpet, gorden dan barang-barang lainnya masih sama seperti ketika dia pergi.     

"Nyonya khawatir tuan muda akan merasa tidak nyaman ketika pulang ke rumah, jadi kami menjaga penampilan ruangan ini." Claire berbicara dengan lembut. Dia sekarang telah berkembang menjadi seorang wanita yang kuat.     

Leylin menghela napas. Pada usia mereka yang sekarang, kemungkinan sebagian besar pelayan perempuan di mansion tersebut telah menikah. Kenyataan bahwa mereka masih berada di sini pasti ada hubungannya dengan dirinya. Namun sebelum dia mengatakan sepatah katapun yang berkaitan dengan masalah tersebut, bahkan Leon pengurus rumah tangga tua yang juga ayah dari dua perempuan bersaudara yang cantik ini tidak akan berani untuk membuat keputusan apapun.     

Terkadang, sebuah gagasan sepele yang dibuat oleh seseorang yang berkuasa dapat menyebabkan sebuah perubahan besar pada kehidupan orang-orang di kalangan bawah. Namun Leylin tidak punya pemikiran lain tentang masalah ini. Apa yang sudah berlalu adalah masa lalu. Kemungkinan besar, dia hanya bisa memberikan lebih banyak kompensasi kepada mereka.     

"Panaskan air, aku akan mandi sebelum tidur. Aku sudah puas hidup di laut!" Perintah Leylin dan perempuan bersaudara itu dengan cepat melaksanakan perintahnya tersebut dengan baik.     

Leylin tidak memiliki banyak waktu lagi setelah beristirahat sebentar. Terlalu banyak masalah yang menumpuk ketika dia pergi.     

Pertama adalah jamuan minum anggur di malam hari yang diadakan untuk menyambut kedatangan Leylin, dan acara itu juga termasuk acara ramah tamah dengan beberapa orang berkuasa lainnya. Dia harus menghadiri acara tersebut. Setelah itu, dia pergi ke ruang belajar Baron Jonas.     

Ruang belajar baron tersebut sekarang berukuran jauh lebih besar dari sebelumnya. Samar-samar tercium aroma dari Semen Hoveniae berwarna merah gelap, dan benda itu disinari dengan cahaya-cahaya sihir. Kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya.     

Baron Jonas duduk di meja dan memperhatikan putranya tersebut, "Kamu melakukannya dengan baik anakku. Kamu adalah kebanggaanku!"     

"Aku turut prihatin dengan kondisi wilayah utara. Kita tidak punya pilihan selain melepaskan Wilayah Violet, tetapi gelar Baron Violet dapat diwariskan kepada ahli warismu yang lain..." Sebelumnya, Leylin telah menyebutkan masalah gelarnya di wilayah utara kepada baron itu.     

Wilayah Violet Leylin kini berada di tangan para Orc atau para siluman, serta telah menjadi bagian dari Kekaisaran Orc. Tidak ada gunanya berharap untuk mendapatkan kembali wilayah tersebut. Namun, Baron Jonas memprioritaskan gelar Baron yang bisa diwariskan dari generasi ke generasi itu. Gelar ini jauh lebih baik daripada gelar-gelar bangsawan di istana, dan juga bisa diwariskan dari generasi ke generasi.     

Leylin telah kehilangan wilayahnya itu karena kekacauan perang, tetapi gelarnya masih belum dirampas darinya. Hilangnya sebuah wilayah merupakan sebuah penghinaan yang sangat menyakitkan bagi banyak bangsawan, tetapi mereka masih bisa mempertahankan gelar mereka. Karena telah melewati batas minimal untuk status kebangsawanan, maka mereka bisa lebih mudah naik kelas di tempat lain.     

Meskipun mereka kehilang tanah di wilayah utara tersebut, tidak sulit untuk mendapatkan tanah di Kerajaan Dambrath. Masih ada banyak pulau terpencil di lautan lepas, dan setelah melakukan beberapa pekerjaan, status baron Leylin yang bisa diwariskan tersebut bisa dipindahkan ke Kerajaan Dambrath. Dengan demikian, Keluarga Faulen akan memiliki dua gelar baron untuk diwariskan, jadi kekuatan mereka akan berlipat ganda.     

Mungkin baron tersebut memandang kemampuan untuk mewariskan tanah sebagai sesuatu yang membahagiakan.     

"Dengan kekuatan dan hubungan dagang yang sekarang dimiliki oleh keluarga kita, tidak akan sulit untuk mempengaruhi raja. Kamu juga seorang bangsawan, dan selama tanahmu berada di laut lepas dan tidak memengaruhi kepentingan para bangsawan lain di benua itu, seharusnya tidak akan ada banyak bangsawan yang akan menentangmu..." Baron Jonas berbicara dengan ekspresi percaya diri.     

Bahkan sekarang, mata Baron Jonas masih mengincar tanah para bangsawan dan keuntungan dari perdagangan.     

Leylin mendengarkan perkataan Baron Jonas, namun ia menolak untuk menjawab. Satu-satunya target yang dia miliki adalah keabadian, tetapi orang-orang yang berbeda memiliki gagasan-gagasan dan jalan hidup yang berbeda-beda pula. Dia tidak akan memaksakan apapun kepada baron tersebut.     

"Bagaimana dengan Marquis Tim? Apakah dia membuat masalah untuk kita?"     

"Dia… Setelah kembali dari ibu kota, dia menjadi lebih jujur​​... Sebenarnya aku memanggilmu pulang untuk masalah yang lain," Pada saat ini Baron Jonas berubah menjadi terlihat serius.     

"Ada apa?" Surat yang Leylin terima hanya menyebutkan bahwa beberapa masalah telah terjadi, jadi dia tidak mengetahui masalah apa ini.     

"Jejak-jejak iblis dan monster menjadi sering terlihat di laut lepas. Gereja Cyric sedang bangkit, dan para Barbarian telah kembali serta sedang berkembang..." Baron Jonas berbicara dengan tak bersemangat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.