Penyihir kegelapan di dunia magus

Menetap



Menetap

0Terdapat sebuah lambang yang mengkilap pada bendera-bendera yang dipegang oleh sekelompok Knight putih itu.     

Gambar matahari dan tanaman merambat yang subur membentuk bingkai untuk lambang itu, dan ditengah bingkai tersebut terdapat gambar sebuah pedang dan perisai raksasa. Di atas gambar itu terdapat gambar sebuah mahkota yang melambangkan asal usul dan sejarah rumah tangga yang terkemuka.     

"Itu adalah keluarga Sun Vine Argus!"     

"Keluarga terkenal dimana Marquis itu berada!"     

"Itu adalah regu Silver-White Knight. Mungkinkah ada tokoh penting dari keluarga Argus yang sedang berangkat melakukan sebuah perjalanan?"     

Para warga kota dan orang-orang yang melintas berbicara satu sama lain dengan serius, dan Baelin memperlihatkan ekspresi yang sangat kompleks.     

"Aku akan pergi!" Jenny berbicara sambil melihat ke arah Baelin.     

"Oh? Eh! Baiklah!" Baelin menjawab dengan lesu. Saat ini dia menyadari betapa besar jarak antara dia dan Jenny.     

"Mari kita berangkat juga tuanku!" Baelin menghirup udara dingin dan berbicara dengan tegas.     

"Kita akan tetap di kota ini selama beberapa waktu. Untuk tempatnya, aku yakin kamu tidak perlu tahu. Kamu pasti akan bisa menemukan kami kan?"     

Leylin bicara kepada Jenny sebelum menghilang di dalam keramaian bersama Baelin.     

Jenny menarik napas dalam-dalam saat dia memegang kantong yang berisi Dragon-Blooded Flower Bud.     

"Nona! Kami segera membuat laporan begitu kami mendapatkan berita kedatangan anda. Kami berada disini untuk mengantarkan anda pulang!"     

Pemimpin dari regu Silver-White Knight itu melihat ke arah Jenny saat dia mengambil lencana dengan sebuah permata berwarna merah.     

"Baiklah! Mari kita segera memasuki kota! Kali ini saya telah menyelesaikan misi untuk membawa pulang Dragon-Blooded Flower Bud untuk ayah saya."     

Jenny bergumam     

...     

Segera setelah itu Jenny diantar oleh pemimpin regu ke sebuah kereta kuda yang mewah. Putri bangsawan yang masih muda ini meneteskan air mata karena dia tidak lagi bisa menahan emosinya..     

Ibukota wilayah timur Twilight Zone ini sangat besar. Jumlah penduduk tetap di kota ini mencapai lebih dari ratusan ribu orang. Tentu saja kebanyakan dari mereka adalah hanyalah orang biasa. Meskipun demikian, para penduduk tersebut membuat perekonomian di wilayah itu menjadi sangat kaya.     

Karena mereka berada di dunia bawah tanah, arsitektur bangunan dan barang-barang yang dijual di tempat itu berbeda dengan yang ada di pantai selatan. Berdasarkan pengamatan Leylin, semua hal di kota itu dibuat dengan memikirkan aspek pertahanan. Seluruh kota terlihat seperti sebuah benteng yang sangat besar. Bahkan bangunan-bangunan yang ada di dalamnya dibangun dengan mempertimbangkan kemampuan pertahanan bangunan itu sendiri.     

"Sepertinya lingkungan untuk manusia di dunia bawah tanah tidak terlalu baik. Mungkin lingkungan di dunia bawah tanah lebih buruk dari lingkungan di pantai selatan..." Leylin merenung sambil menganalisa hasil pengamatannya.     

Di pantai selatan, bahaya apapun sudah sejak lama akan diusir atau dikendalikan oleh para Magus. Tidak ada satupun spesies yang terlibat dalam sebuah pertarungan panjang dengan manusia. Oleh karena itu, kondisi kehidupan di sana lebih baik dibandingkan dengan di dunia bawah tanah.     

Namun, tempat ini berbeda! Selain manusia, ada beberapa makhluk cerdas yang lainnya tinggal di Twilight Zone. Beberapa dari mereka bahkan memiliki kerajaan mereka sendiri!     

Oleh karena itu, gerombolan binatang buas dari kegelapan yang selalu bersembunyi di balik bayang-bayang adalah musuh terbesar bagi semua makhluk cerdas di Twilight Zone.     

Di bawah kondisi yang keras dan perjuangan untuk bertahan hidup, bangunan-bangunan dan kuda-kuda tidak diciptakan untuk memiliki penampilan yang cantik tetapi mereka justru dibuat dengan mempertimbangkan aspek pertahanan, hal yang sangat penting untuk kelangsungan hidup mereka.     

"Tuanku! Apa yang akan kita lakukan disini?"     

Baelin membawa sebuah tas ransel dan sebuah pedang besar. Meskipun dia memberikan kesan yang sangat gagah dan dewasa, namun ekspresi wajahnya terlihat kosong.     

Alasan mereka meninggalkan Kota Potter adalah untuk mengantarkan Jenny pulang ke rumah. Namun, sekarang saat dia sudah pulang dengan aman, Baelin merasa bagian dari hatinya menjadi kosong seolah sesuatu yang penting telah menghilang.     

"Pertama-tama, kita mencari penginapan kemudian menyewa sebuah bangunan!"     

Leylin melihat ke arah keramaian dan tersenyum. "Lagipula penginapan di ibukota tidak murah! Jika kita ingin tinggal untuk waktu yang lama, kita harus membeli atau menyewa sebuah apartemen.     

"Menetap? Kita akan tinggal disini dan tidak kembali pulang?"     

Baelin tidak bisa mengekspresikan perasaannya. Namun, menjadi penduduk tetap? Memikirkan bahwa dia bisa berada di kota yang sama dengan Jenny segera membuatnya merasa sangat gembira.     

"En! Apakah ada sesuatu di Kota Potter yang layak untuk dikenang?"     

Leylin menyeringai ke arah Baelin sampai pria kecil itu menundukkan kepalanya karena malu.     

Orang yang malang ini berpikir demikian karena dia merasa dirinyalah yang membuat Leylin memutuskan untuk tinggal menetap di kota ini. Karena berpikir seperti itu, hatinya menjadi dipenuhi rasa terima kasih kepada Leylin.     

Sayang sekali! Yang terjadi justru sebaliknya, keputusan untuk menetap itu diambil karena kepentingan Leylin sendiri.     

Setelah memulihkan sebagian kekuatannya, Leylin tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk melakukan hubungan dengan Magus di dunia bawah tanah. Meskipun Leylin melakukan sebuah teknik pencarian pikiran kepada Aaron dan para Acolyte lainnya, kebanyakan informasi yang dia kumpulkan masih belum lengkap. Karena rendahnya status mereka, tidak ada informasi berharga yang bisa didapatkan.     

Selain itu, lingkungan pergaulan Magus resmi dan Acolyte biasa sangat jauh berbeda. Leylin tidak memiliki keinginan apapun untuk melihat ke wilayah pasar yang informasinya dia dapatkan dari ingatan Aaron.     

Adapun untuk ibukota wilayah timur, tempat itu pasti memiliki banyak Magus dan akademi yang bisa ditemui Leylin.     

Bahkan leluhur Magus dari keluarga Argus merupakan pilihan yang sangat bagus!     

Tidak lama setelah itu, Leylin membawa Baelin ke distrik [1][1] kelas atas di sisi utara ibukota dan menyewa sebuah vila dua lantai.     

Vila itu berdiri di lahan yang luas dan dindingnya kuat serta tinggi. Sementara jendela-jendelanya berukuran kecil dan jumlahnya sedikit.     

Di dalam pagar dengan kawat berduri yang bergulung-gulung diatasnya, terdapat sebuah taman kecil dan sebuah tempat latihan.     

Sebuah vila dengan standar seperti ini dianggap jauh diatas rata-rata vila kota wilayah timur. Pedagang dan bangsawan biasa bahkan tidak akan bisa menjangkaunya.     

Namun, vila itu adalah hal kecil untuk Leylin.     

Bahkan tanpa mempertimbangkan banyaknya kristal ajaib yang dia bawa, hanya dengan emas yang dia dapatkan dari Jenny saja sudah cukup bagi mereka untuk hidup mewah selama beberapa tahun.     

Saat di Kota Potter, Jenny hampir membeli semua peralatan Leylin yang berharga mahal untuk digunakan oleh tentara bayaran dan para petualang yang dipekerjakannya. Setelah itu, untuk berterimakasih kepada Leylin yang sudah membantunya bersama Baelin, Jenny bahkan memberikan emas yang lebih banyak kepada Leylin.     

Bagi Magus, barang seperti uang tidak dianggap sebagai barang yang penting. Oleh karena itu, Leylin sangat boros ketika melakukan pembelian. Menemukan sebuah vila dan mempersiapkan dokumen prosedural dapat dipercepat dengan bantuan kemakmuran duniawi ini.     

"Ha! He!" Terdengar sebuah teriakan yang kuat dan keras.     

Leylin meletakkan kopi dan surat kabar yang dia bawa saat dia mengintip keluar jendela dan melihat ke arah tempat latihan.     

Baelin berdiri di tempat latihan. Saat dia berlatih, bagian tubuh atasnya yang telanjang memperlihatkan otot-ototnya yang terbentuk dengan baik.     

Setelah menetap di vila itu, Baelin bahkan menjadi lebih rajin. Dia berlatih setiap hari seperti orang gila dan dia bahkan meminta izin kepada Leylin untuk bergabung dengan sebuah kelompok tentara bayaran agar bisa mengasah keterampilannya.     

"Masih bermimpi menjadi seorang Knight yang hidup bersama seorang putri? Menarik!"     

Leylin melihat ke arah pemuda itu dengan rasa tertarik. "Jika aku memiliki nasehat tentang segala sesuatu dan membantunya mencapai tujuannya. Mimpinya kemungkinan besar akan terwujud. Tetapi untuk apa aku melakukan itu? Kejayaan dari sebuah cerita terletak pada ketidakpastiannya!"     

Bagi Leylin, Baelin hanya seorang anak yang dia pilih begitu saja untuk melakukan pekerjaan aneh untuknya. Ada kalanya dia akan membimbingnya dalam beberapa latihan Knight, tetapi selain itu, Leylin merasa tidak ada gunanya menghabiskan lebih banyak waktu untuknya.     

Sebaliknya, karena dia sangat penasaran dengan perkembangan cerita antara Baelin dan Jenny, Leylin menggunakan cara berpikir seorang penonton yang menonton suatu pertunjukan.     

Sejak dia mendapatkan firasat yang dia dapatkan secara kebetulan melalui Sacred Flame, dia tahu bahwa Baelin dan Jenny bukan orang biasa. Lebih tepatnya, mereka merupakan tokoh utama di dalam Twilight Zone.     

Sebuah kehidupan semacam itu jelas bukan suatu hal yang biasa!     

Tiba-tiba Leylin tersenyum. "Akhirnya datang juga?"     

Suara bel pintu yang keras terdengar dari pintu gerbang depan.     

"Siapa itu?" Baelin mengambil sebuah handuk berwarna putih dari rak kayu di sampingnya dan menghapus keringatnya sambil berlari untuk membuka pintu.     

Tepat pada saat itu, Baelin melihat gadis impiannya.     

"Jen...Jenny, mengapa anda disini?" Wajah Baelin terlihat gembira.     

"Mengapa? Apakah aku tidak boleh datang kemari?" Jenny tersenyum.     

"Selamat datang! Tentu saja, anda dipersilahkan datang kemari!" Baelin segera membuka pintu itu. Jenny yang mengenakan pakaian seorang bangsawan berjalan masuk. Kecantikan dan keanggunannya membuat Baelin terpesona.     

Terlihat jelas bahwa Jenny merias wajahnya dengan baik. Tidak hanya menggunakan pakaian berwarna terang dengan berbagai hiasan, dia bahkan mengenakan dua anting ruby yang besar dan sebuah liontin berlian yang berkilau.     

"Ada apa ini? Apakah kamu tidak mengenaliku lagi?" Jenny tertawa kecil sambil berputar-putar.     

"Tidak! Maksudku.. anda terlihat sangat menarik hari ini!" Wajah Baelin segera berubah menjadi berwarna merah semerah apel.     

Reaksi apa adanya ini membuat pelayan di belakang Jenny tertawa. Selain itu, Baelin baru menyadari ada beberapa Knight berdiri di samping para pelayan.     

Hal ini membuat Baelin merasa sedikit suram tetapi perasaan itu segera dia sembunyikan.     

"Jenny! Apakah penyakit ayahmu sudah semakin membaik?" tanya Baelin.     

"Ya, terima kasih! Sekarang sudah jauh lebih baik, tetapi segalanya menjadi rumit! Tujuan kedatanganku hari ini, selain untuk membicarakan tentang hal ini dan tentu saja untuk bertemu denganmu!" Jenny memperhatikan sekitarnya.     

"Dimana Tuan Leylin? Aku berharap bisa bicara dengannya!"     

"Tuan ada di rumah! Saya... saya akan melapor kepadanya!" Baelin merasa ingin berteriak.     

"Tidak perlu melakukan itu, aku sudah mendengarnya!"     

*Pa!* Jendela-jendela terbuka, memperlihatkan setengah sosok Leylin. "Masuklah nona yang cantik!"     

Jenny tidak berani bersikap tidak sopan saat berhadapan dengan Magus resmi ini, jadi dia membungkuk dan masuk kedalam setelah memberitahu bawahannya untuk tetap diluar.     

Di dalam ruang tamu, Jenny duduk berseberangan dengan Leylin. Diantara keduanya terdapat dua gelas kopi. Sedangkan Baelin, dia berdiri di belakang Leylin.     

Hanya ada tiga orang ini di dalam ruang tamu.     

Dengan satu lambaian tangan, ruangan itu tertutup oleh sebuah lapisan partikel energi berwarna hitam.     

-----     

[1] Distrik : Wilayah administratif di bawah kabupaten atau kota. Di Indonesia biasa disebut sebagai wilayah kecamatan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.