Penyihir kegelapan di dunia magus

Kejatuhan



Kejatuhan

0"Blood Rogue dari Thousand Meddling Hands! Buronan peringkat S dari Nightless City! Meskipun aku tidak tahu mengapa kamu membantu kami, aku tetap ingin berterima kasih!"     

Pemimpin dari Kesatuan Four Seasons itu membungkuk, kemudian mengayunkan pedang merah tuanya ke arah Leylin.     

"Aku sudah berterimakasih padamu. Sekarang, lepaskan para tahananmu! Sebagai gantinya, aku akan membiarkanmu pergi…"     

Melihat Sang Pemimpin itu berbicara dengan blak-blakan, Leylin sedikit bingung. "Apa kamu bodoh? Apa kamu pikir aku bisa digertak semudah itu?"     

Leylin menebak Pemimpin itu agak egois, meski keegosian itu mungkin tidak ada hubungannya dengan Leylin yang menyembunyikan kekuatannya. Sebagian besar orang hanya tahu Blood Rogue adalah Magus Semi-Konversi, sehingga mereka masih belum mengetahui bahwa ia telah naik ke puncak Magus Peringkat 1 .     

Di saat seperti ini, informasi yang salah bisa menyebabkan kematian!     

"Baiklah, aku meminta maaf!" Sang Pemimpin berbicara tanpa antusias, gelombang besar muncul dari pedang panjang miliknya itu. Seperti air terjun, semuanya menerjang ke arah Leylin.     

"Minggir! Formasi mantra kedua!" teriak sang pemimpin ketika ia menyerang.     

Dengan teriakannya, para Magi dari Kesatuan Four Seasons seperti menerima beberapa perintah. Selain keempat Magi yang melindungi Wade, anggota lain bergegas menuju Pemimpinnya.     

*Tss tss!* Beberapa tumbuhan berduri terus menerus tumbuh dari baju besi mereka yang berwarna merah.     

Tanaman merambat di baju besi itu tampak hidup, mereka menyatu dan membentuk raksasa hijau yang tingginya sekitar lima meter.     

Raksasa hijau yang terbentuk dari tanaman itu penuh dengan duri, dengan garis-garis hitam menyeramkan memenuhi tubuhnya. Di area dimana matanya seharusnya berada, terdapat dua bunga berwarna ungu yang aneh.     

"Awoooo!" Raksasa hijau itu menggeram, ia membuka tangannya dan hendak meraih Leylin.     

"Apakah kebodohan mereka yang membuat mereka tidak mempunyai rasa takut?"     

Leylin melirik Pemimpin Kesatuan Four Seasons dengan ekspresi kasihan. Sebuah lingkaran hitam mendadak muncul dari bawah kakinya, memanjat jubahnya kemudian menyelimuti baju besi warna hitam di tubuhnya.     

*Cling clang! Cling clang!*     

Bayangan pedang-pedang merah menghantam baju besi hitam milik Leylin, percikan api beterbangan ke segala arah dan menghasilkan suara lengkingan logam yang bertabrakan dengan baju besi.     

Bayangan pedang merah terus berjatuhan, tetapi lapisan baju besi hitam yang terpasang di tubuh Leylin justru menjadi lebih tebal, hingga menghasilkan beberapa sulur hitam.     

"Ini berbahaya! Kekuatan dalam level itu…" Mata Sang Pemimpin terbelalak. Ia segera berpikir untuk memperingatkan semua bawahannya, tetapi sudah terlambat.     

*Whoosh!* Sebelum telapak tangan raksasa hijau mencapai targetnya, udara di sekitar berputar dan aliran udara berhembus kencang hingga membuat perabotan di kantor itu berantakan.     

"Kamu tidak tahu kapan waktunya berhenti!" Sambil menghadap telapak tangan si raksasa hijau, Leylin mengangkat tanan kanannya yang mengenakan sarung tangan warna hitam, kemudian pelan-pelan berjongkok.     

Di mata orang asing, situasi ini mungkin akan dipandang tidak seimbang. Leylin tampak seperti anak kecil di hadapan si raksasa, namun ia masih berani mengangkat tangannya untuk bersentuhan dengan telapak tangan raksasa itu.     

Namun, raksasa hijau justru terlihat sangat terancam dan terus menerus meraung, sinar hijau yang terpancar dari tangannya terus berkedip dengan kecepatan yang meningkat tiga kali lipat lebih cepat.     

*Bang!*     

Akhirnya, kepalan tangan Leylin yang kecil bertemu dengan kepalan raksasa yang ukurannya sama seperti kendi air, sebuah gelombang getaran yang dahsyat menyebar ke segala arah.     

Udara di sekelilingnya tampak berubah, tapi kemudian kembali seperti semula.     

*Ka-cha! Ka-cha!*     

Satu persatu duri hancur dan berjatuhan dari tangan si raksasa. Kerusakan ini dengan cepat menyebar ke seluruh lengan hingga ke seluruh tubuh raksasa itu.     

*Bang! Bang! Bang! Bang!*     

Akar tebal dari tanaman merambat keluar dari tubuh raksasa, retakan hitam terus memanjang hingga hampir membuat tubuh raksasa itu terpecah belah.     

*Bang!* Akhirnya, setelah terdengar suara gemuruh yang keras, tubuh si raksasa hijau hancur berkeping-keping dan beterbangan ke segala arah.     

*Boom! Boom! Boom!*     

Muncul getaran dahsyat yang menyebar hingga mengenai tubuh para anggota Kesatuan Four Seasons yang sedang mengepung Leylin.     

Baju besi warna merah tua yang terpasang di tubuh mereka bergetar, kemudian pecah.     

Wajah para Magi seketika memucat, hingga mereka mundur beberapa langkah. Beberapa dari mereka terbatuk-batuk hingga memuntahkan darah.     

"Magus yang berada di puncak peringkat 1 ! Kamu sudah mencapai puncak peringkat 1!"     

Dalam situasi ketika Magus peringkat 2 jarang muncul, Magus yang berada di peringkat 1 adalah yang terkuat di wilayah Pantai Selatan. Peningkatan kekuatan Blood Rogue berlangsung terlalu cepat dan menakjubkan; membuat Pemimpin Kesatuan Four Seasons benar-benar tidak bisa membiarkan penjagaannya melemah.     

Saat itulah, ekspresi ketakutan terpancar dari wajah Sang Pemimpin.     

"Huh…Beberapa masalah memang hanya bisa diselesaikan dengan kekerasan!"     

Leylin masih mampu mempertahankan posisi tubuhnya sambil memegang tubuh si bocah laki-laki, sedangkan tangannya yang lain membentuk segel misterius, kemudian ia menempelkannya ke tanah.     

"Shadow Domain!" Sebuah bayangan hitam pekat muncul dari bawah kakinya dan dengan cepat membentuk bola hitam yang padat kemudian menyebar ke sekelilingnya.     

...     

Dalam waktu singkat, bayangan-bayangan hitam itu menelan para Magi yang ada di dalam kantor…     

*Shua shua!* Di dalam kegelapan, terdengar suara orang-orang yang bergerak cepat, serta suara raungan manusia yang lirih dan menyedihkan, yang biasa dikeluarkan seseorang sebelum mati.     

Terperangkap oleh bayangan yang bahkan tidak mampu dilawan dengan sihir cahaya, para Magi dari Kesatuan Four Seasons kini menjadi buta.     

Beruntungnya, situasi ini hanya berlangsung sebentar. Beberapa menit kemudian, kegelapan di dalam kantor semakin memudar, menampakkan sosok beberapa Magi. Sementara Leylin, yang sebelumnya mereka kepung, justru tidak terlihat dimanapun.     

"Ketua! Apa yang harus kita lakukan?"     

Seorang Magus berjuang untuk berdiri dan mendekat ke Pemimpin dari Kesatuan Four Seasons.     

Namun, ia melihat ekspresi yang sangat aneh terpancar dari wajah Sang Pemimpin. Ekspresi yang memancarkan ketakutan dan rasa tidak percaya.     

"Ketua! Ketua! Anda kenapa?" Magus itu mendadak merasa takut. Ia mengulurkan tangan kanannya dan hendak menggoyang-goyangkan lengan pemimpinnya.     

*Pak!* Saat tangan Magus itu menyentuh pakaian Pemimpinnya, tubuhnya mendadak berubah menjadi abu hitam dan beterbangan seperti gelembung yang tersebar ke segala arah.     

*Pak pak pak!* Seolah menciptakan reaksi berantai, beberapa Magi yang ada di sekitarnya juga ikut meledak, yang tersisa hanya kabut hitam.     

Para Magi yang selamat memandangi kabut itu, rasa takut dan sesak membebani hati mereka.     

…..     

*Shua!* Sambil masih membawa si bocah laki-laki, tubuh Leylin berubah menjadi angin hitam dan bergerak menuju markas, yang telah berubah menjadi medan pertempuran.     

Saat tubuhnya bergerak dengan kecepatan tinggi, para Magi dari kedua belah pihak hanya mampu melihatnya sebagai sosok hitam yang berkedip, sebelum akhirnya ia menghilang sepenuhnya.     

*Pak!*     

Begitu tiba di sebuah area kosong yang jauh dari medan pertempuran, Leylin melempar tubuh si bocah laki-laki ke tanah.     

"Blood Rogue, apa yang kau lakukan?" Bocah laki-laki itu terguling beberapa kali, tubuhnya dipenuhi minyak dan lumpur. Namum kemampuannya berbicara tampaknya sudah kembali. Ia berdiri dan berbicara dengan nada dingin.     

"Hentikan omong kosongmu dan bawa Giant kemari!"     

Bentak Leylin.     

"Saat ini adalah waktu yang sangat genting. Aku bahkan tidak bisa menghubunginya…" Ekspresi wajah si bocah laki-laki menjadi aneh ketika ia menjelaskan hal ini.     

Tak lama kemudian, bocah itu ditendang oleh Leylin.     

Meskipun Leylin sudah mengembalikan kemampuan berbicara dari bocah itu, namun lautan kesadaran dari si bocah belum terlepas dari segel. Tubuh rapuh bocah itu berputar-putar di udara dan kemudian jatuh.     

*Crack!* Terdengar suara tulang yang patah dari dalam tubuhnya. Sepertinya beberapa tulang rusuk bocah itu telah patah.     

Dengan tampang dingin dan tak peduli, Leylin bergerak maju. Layaknya sedang mencengkram bebek, ia mencengkram leher bocah itu dan mengangkatnya.     

"Aku tidak punya banyak kesabaran, jadi lebih baik kamu tidak mencoba untuk menguji batas kesabaranku. Jangan berpikir aku tidak tahu apapun tentang hubunganmu dengan Giant!"     

Meski Leylin berbicara dengan tenang, bocah itu merasa nyalinya menciut. Dari balik tatapan Leylin yang tanpa belas kasihan, ia merasa seolah pria di hadapannya itu telah mampu melihat dirinya secara utuh dan telah mengetahui semua rahasianya.     

"Tidak! Bagaimana bisa…? Aku selalu berhati-hati dalam menyembunyikannya…" Banyak pikiran terlintas di benak si bocah, dan ia akhirnya menyerah.     

"Cepat lakukan!" Leylin melonggarkan cengkramannya, membuat tubuh bocah itu jatuh ke tanah.     

Sambil terbatuk-batuk, bocah itu duduk di tanah. Kedua tangannya memegangi lehernya yang tampak memar-memar.     

Tanpa meminta Leylin untuk melepas segel di lautan kesadarannya, ia duduk tenang di sudut, terlihat masih dalam keadaan linglung.     

Tak diduga, Leylin benar-benar menunggu bocah itu.     

Tidak butuh waktu lama. Beberapa menit kemudian, kabut hijau muncul dan memenuhi area itu.     

"Apa yang kamu inginkan dariku? Tidakkah kamu tahu bahwa rencana kita sudah memasuki saat-saat genting, Leylin?!"     

Suara Giant masih parau seperti biasanya, tapi kali ini, Leylin mampu mendengar nada marah di suaranya….diikuti dengan rasa khawatir?     

"Bunuh dia! Cepat, bunuh dia!"     

Si bocah laki-laki yang sebelumnya sedang melamun mendadak ketakutan. Kabut hijau yang melindunginya telah membantunya untuk mendapatkan kekuatannya kembali.     

"Semua rencana kita gagal karena dia! Dia juga berani untuk mengancamku! Aku ingin dia mati!"     

Bocah itu melotot ke arah Leylin, matanya memancarkan kemarahan yang luar biasa.     

"Aku tahu." Giant mengangguk pelan, kemudian menatap ke Leylin. "Apa yang bisa kamu katakan tentang kesalahanmu di masa lalu, serta ulahmu menggagalkan rencana kami kali ini?"     

Saat Giant berbicara, kabut di sekitar mereka menjadi semakin kuat, membuat semak-semak dan tanah mengeluarkan asap putih, kemudian meleleh seperti es.     

"Apa yang harus aku katakan?"     

Leylin menyeringai, kemudian menjentikkan jari-jarinya     

"Pak!* Si bocah laki-laki mendadak terdiam. Otaknya meledak dan terbuka seperti semangka.     

"Jika kau membutuhkan penjelasan, apakah ini cukup?"     

Leylin tersenyum lebar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.