Penyihir kegelapan di dunia magus

Terobosan



Terobosan

0Pada saat ini, dengan dipimpin Clive, pasukan pemberontak berhasil menyusup ke dalam ibukota. Mereka sedang bergerak menuju istana ketika perangkat komunikasi pria tua itu berbunyi. Beberapa kata yang dikirimkan dari perangkat tersebut membuat ekspresi wajahnya segera berubah.     

"Ini adalah sebuah kode yang dikirimkan dari istana, kita sudah ketahuan! Istana telah ditutup dan pasukan kekaisaran sedang dikerahkan..." Ekspresi wajah Clive menjadi semakin tidak sedap dipandang, "Tanpa bantuan dari orang-orang dalam itu, kita akan sangat kesulitan untuk memasuki istana tersebut..."     

"Sejak awal kita tidak mengharapkan untuk terhindar dari banyak masalah. Bahkan, kesempatan untuk menyusup ke dalam ibukota sudah membuat kita bersemangat, bukan?" Crowley melihat ke belakang.     

Pada saat ini mereka sedang berada di jalanan ibukota, di belakang mereka terdapat para pemilik garis keturunan dan para prajurit yang dipersenjatai dengan senjata api serta sebagian pasukan dari kemiliteran. Kelompok yang terdiri dari berbagai latar belakang ini memancarkan aura yang menakjubkan saat mereka berjalan ke depan.     

Namun yang lebih mengejutkan adalah karena semua warga ibukota bersembunyi di dalam rumah dan menutup pintu rumah mereka sambil sesekali mengintip tanpa menunjukkan diri. Tampaknya semua penjaga ibukota telah binasa. Kelompok itu merasa ada yang tidak beres, seolah-olah tentara kekaisaran dan seluruh ibukota menerima kehadiran mereka.     

"Sepertinya mengungkapkan keberadaan Project X dan proyek Pohon Kehidupan kepada publik memang strategi yang efektif..." Bobbi melihat ke sekelilingnya, "Setidaknya para prajurit berperingkat rendah tidak akan bertempur melawan kita."     

"Namun yang terpenting, pengungkapan perilaku keluarga kekaisaran itu telah menghancurkan kepercayaan mereka terhadap pemerintahan mereka sendiri. Sekarang kita harus bekerja secara terpisah. Putuskan sumber energi yang ada di istana, meskipun mereka memiliki sebuah sumber energi cadangan, tetapi kita masih bisa memanfaatkan kebingungan ini."     

Sebuah ekspresi tekad yang tak tergoyahkan muncul di wajah Clive. "Bagian dalam markas Pasukan Khusus berisi sebuah peta istana yang terperinci. Peta itu bisa membantu pelaksanaan rencana kita, aku akan mengurusnya!"     

"Apakah kamu ingin menyelesaikan dendammu dengan adikmu?" Bobbi memutar matanya. "Terserah padamu. Meskipun beberapa waktu yang lalu aku punya masalah dengan mereka, tapi sekarang target kita adalah istana."     

"Terima kasih!" Clive menegakkan punggungnya, wajahnya menunjukkan ekspresi tekad yang tak tergoyahkan. "Aku berjanji, aku akan berhasil!"     

Sebagian perwira pensiunan dan yang masih aktif memisahkan diri dari pasukan pemberontak, kemudian bergegas menuju markas Pasukan Khusus.     

"Eh? Ada apa ini?" Setelah tiba di markas Pasukan Khusus, Clive tertegun ketika mendapati bahwa tempat itu telah menjadi sebuah rumah jagal. Sejumlah besar tubuh dengan jubah berwarna hitam berserakan di atas lantai dengan ekspresi wajah tidak percaya.     

"Ini semua dilakukan oleh satu orang, dan..." Clive berdiri dan berjalan melewati sebuah mayat ketika memasuki markas tersebut.     

"Akhirnya kamu tiba di sini, kakakku yang baik hati!" Javis sudah lama menunggu di tempat ini, matanya dipenuhi dengan tatapan sinis yang jahat.     

Untuk mencegah para pemberontak yang lain bertindak tanpa perhitungan, Clive berbicara dengan nada suara yang berat. "Mengapa kamu membunuh orang-orang di luar?"     

"Mereka adalah sekelompok orang bodoh. Mereka mulai panik dan berpikir untuk memberontak setelah mendengar desas-desus, jadi aku harus mengurus sendiri sampah-sampah yang tidak berguna itu." Javis berbicara sambil meniup kuku-kuku jarinya, seolah-olah dia hanya membunuh beberapa ekor semut.     

"Bahkan sekarang kamu masih tidak bisa merelakannya? Aku merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi, tetapi adik kita tidak seharusnya digunakan sebagai alasanmu untuk memihak kejahatan. Sudah waktunya untuk berhenti!" Clive berbicara sambil meneteskan air mata.     

"Berhenti? Apakah kamu sedang bercanda? Proyek ini akan berhasil dan jiwa adik ketiga akan segera kembali. Pada saat seperti ini, kamu memintaku untuk berhenti?" Pakaian Javis terkoyak, dan sebuah awan energi berwarna hitam muncul dari tubuhnya. "Aku akan membunuhmu!"     

"Huh... Aku tidak menyangka kalau masalah ini akan diselesaikan dengan pertarungan antar saudara..." Clive menghela napas, "Sejak lahir kamu adalah seorang jenius. Namun kamu tidak memiliki kualitas terpenting yang seharusnya dimiliki oleh orang kuat ketika kamu naik peringkat di jalan menuju kekuatanmu... Kamu tidak memiliki cinta, dan pengampunan..."     

Salah satu prajurit mengangkat pistol lasernya dan melepaskan sebuah tembakan peringatan ke arah Javis.     

"Belum terlambat untuk mengubah pikiranmu," Clive mencoba membujuk Javis untuk yang terakhir kalinya.     

"Kamulah yang harus berubah pikiran, bukan aku!" Bahkan kepungan para pemberontak tidak membuat munculnya jejak ketakutan di mata Javis. Sebaliknya, dia tampak seperti sedang menyaksikan sebuah pertunjukan yang bagus.     

"Ini buruk!" Clive sangat memahami adiknya, dan dia menyadari keanehan itu. Namun tetap saja, dia tidak bisa mengetahui apa yang sedang terjadi.     

*Bruk!* Salah satu pemberontak tiba-tiba jatuh ke lantai dan menggelepar-gelepar dalam keadaan tidak sadarkan diri.     

"Ada apa?" Kemampuan penglihatan Clive yang menakjubkan membuatnya bisa segera melihat sebuah lapisan berwarna hijau gelap yang menyebar di permukaan leher prajurit itu.     

*Bruk! Bruk!* Sepertinya kondisi itu telah menyebar dan sejumlah besar pemberontak yang mulai berjatuhan satu demi satu. Sementara sisanya hanya bisa saling menatap antara satu sama lain.     

"Gen X telah bermutasi! Apakah mereka sudah mulai bertindak?"     

Javis memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang. "Shadow Wind!"     

*Whoosh!* Tiba-tiba sebuah tornado yang dahsyat menghempaskan semua orang ke udara, kemudian sekelompok bayangan mengubah orang-orang yang masih berdiri menjadi kabut darah.     

"Penjaga!" Suara tawa Javis yang keras terdengar sangat jelas di dalam angin.     

*Krak! Krak!* Lantai logam terbuka, kemudian deretan robot bersenjata bergerak keluar untuk mengepung Clive dan yang lainnya.     

"Bagaimana sekarang? Siapa yang sebenarnya sedang terkepung?" Javis memandang kakaknya. "Kebingungan karena jatuhnya beberapa prajurit, kamu memang masih belum berubah. Masih sangat munafik!"     

"Meskipun aku munafik, tetapi ini masih menjadi tugasku. Sama seperti ketika aku bergegas pergi ke tempat ini bukan untuk menyelamatkan kekaisaran, tetapi untuk mencegahmu terperosok ke dalam lubang yang lebih dalam. Kembalilah, adik!" Tiba-tiba Clive berdiri.     

"Khotbah yang menjengkelkan..." Javis mengorek telinganya dan berbalik. "Namun, aku bisa memberimu sebuah kesempatan."     

"Sebuah pertarungan antara kita berdua, di mana orang-orang kita tidak ikut campur. Jika kamu bisa mengalahkan aku, aku bisa memberikan apapun yang kamu inginkan. Baik itu rencana-rencana istana atau informasi yang paling penting..."     

"Persis seperti yang kupikirkan!" Clive mengepalkan tangannya, dan sebuah aura mengerikan meledak di udara.     

"Baiklah, kalau begitu ikuti aku!" Javis berjalan dan membawa Clive ke dalam sebuah colosseum kuno. "Jadi, bagaimana kalau kita gunakan tempat ini untuk sebuah arena? Ini cukup baik untuk dijadikan sebagai tempat pemakamanmu, bukan?"     

"Jika kematian bisa menyelamatkanmu, aku tidak akan ragu." Akhirnya Clive memahami bahwa adiknya sudah lama berubah. Javis telah berubah begitu dia bergabung dengan Pasukan Khusus.     

*Boom!" Dua bayangan saling menghantam dengan ganas antara satu sama lain di langit yang berdebu, dan sebuah aura pertempuran yang mengerikan membanjiri seluruh colosseum tersebut.     

...     

Pada saat ini ini, sebagian besar orang-orang yang berada di ibukota diam-diam jatuh ke atas tanah. Baik itu para pedagang, pejabat, atau bahkan bangsawan, tidak ada yang terhindar dari mutasi Gen X ini. Semua orang yang jatuh mengeluarkan busa dari mulut mereka dan sebuah lapisan berwarna hijau gelap menyebar di sekitar tubuh mereka. Perubahan paling terlihat di mata mereka. Pembuluh darah mereka menebal ketika pupil mata mereka kehilangan warnanya dan mata mereka berubah menjadi berwarna putih pucat.     

Bukan hanya manusia saja yang menghadapi situasi semacam itu. Seluruh alam dan semua yang hidup di permukaan tanah juga menderita karena bencana ini. Sebagian besar serangga dan binatang-bintang kecil lainnya langsung memperlihatkan gejala kelainan pada tubuh mereka, sementara makhluk-makhluk dengan tubuh yang lebih besar segera menyusul beberapa saat kemudian. Bintik-bintik berwarna hijau gelap terus menyebar di sekitar tubuh mereka hingga akhirnya membentuk sebuah tanda besar berbentuk ​​huruf X!     

"Gen X! Kekaisaran terkutuk ini, mereka benar-benar berani melakukannya!" Crowley tampak marah ketika para anak buahnya terus berjatuhan ke atas tanah.     

Namun tetap saja, korban terbesar berasal dari para prajurit, ahli bela diri, dan ksatria. Perlindungan dari kekuatan yang luar biasa membuat orang-orang dari Aliansi Garis Keturunan dan Persatuan Penyihir bisa meloloskan diri dari bencana tersebut dengan kerugian yang sangat kecil.     

"Karena Project X telah diaktifkan, proyek Pohon Kehidupan akan segera menyusul. Kita perlu sesegera mungkin menerobos istana dan menumpas kejahatan!" Crowley menatap ibukota yang besar itu. Orang-orang yang masih menangis karena bencana yang sebelumnya itu kini telah menerima pukulan lainnya. Setengah penduduk kota tersebut diam seperti orang mati sementara setengah lainnya berteriak.     

Gen X telah menyebar kepada lebih dari 60% populasi. Sekitar enam puluh dari setiap seratus orang telah berada di bawah kendali Kekaisaran begitu mereka mengaktifkan program tersebut.     

"Sepertinya mereka hanya kehilangan kemampuan bergerak dan kesadaran mereka saja? Mungkin mereka masih bisa diselamatkan!" Bobbi menghela napas lega.     

"Tidak. Apakah kamu tidak merasa bahwa ini mencurigakan?" Ekspresi wajah Crowley justru terlihat mengesankan. "Lihatlah situasi saat ini. Bukankah ini terlihat seolah Kekaisaran sedang membersihkan kesadaran asli mereka untuk membuka jalan bagi aktivasi Pohon Kehidupan?"     

"Lapor!" Tepat pada saat itu, seorang petugas komunikasi berlari. "Garis depan kita telah mencapai istana, tetapi robot-robot musuh menahan kita. Pada saat ini kita menemui jalan buntu!"     

"Tentu saja, kekaisaran telah bersiap untuk menghadapi situasi ini!" Crowley melambaikan tangannya. "Mari kita bergegas pergi kesana... Kita hanya bisa berharap Clive lebih cepat menangani Javis..."     

...     

Pintu masuk Istana Kekaisaran.     

Xavier yang sedang berada di tengah-tengah pertempuran tiba-tiba tersenyum senang ketika menyadari bahwa medan kekuatan pertahanan istana telah melemah dan robot-robot kehilangan cahaya di mata mereka.      

"Clive berhasil! Semuanya, bergegaslah pergi bersamaku!"     

Moral para pemberontak itu meningkat seketika. Meskipun kekaisaran memiliki sumber energi cadangan untuk saat-saat seperti ini, namun mereka tidak punya waktu untuk menghidupkannya. Tiba-tiba pertahanan mereka telah hancur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.