Penyihir kegelapan di dunia magus

Serangan Balik



Serangan Balik

0Ini adalah medan sebuah pertempuran yang dipenuhi dengan darah dan api, dimana pasukan manusia dan Orc sedang bertarung melawan sebuah lautan serangga yang tak terhitung jumlahnya.     

Doron menggunakan pedang panjangnya untuk menebas serangga lain yang mendekatinya dan membelahnya menjadi dua. Pedang yang awalnya tajam itu kini diselimuti oleh cairan menjijikkan yang berasal dari berbagai serangga. Bagian tepi pedang tersebut tercuil dan menjadi bergerigi karena penggunaan.     

Biasanya, hari-hari dengan keadaan seperti ini akan membuat Doron merasa sangat tertekan, tetapi pada titik ini dia bahkan tidak punya waktu untuk memeriksa pedangnya secara seksama. Pasukan itu terlihat seperti sebuah kapal yang berlayar sendirian di atas lautan serangga ini dan diguncang oleh gelombang demi gelombang kematian yang tak ada habisnya.     

Kematian tidak pernah berhenti mengintai pasukan tersebut dan yang bisa Doron lakukan hanya berusaha sekuat tenaga mengayun-ayunkan pedang yang ada di tangannya untuk membunuh serangga-serangga raksasa tersebut. Rekan-rekannya dari ras manusia dan Orc terus berjatuhan di sekelilingnya, tetapi dia sudah tidak memiliki energi untuk memedulikan hal itu. Dia terus menerjang ke depan tanpa beristirahat sambil melangkahi mayat rekan-rekannya demi mencapai tujuan bersama mereka, dia harus menghancurkan sarang kejahatan ini!     

Dalam perang untuk mempertahankan hidup ini, mereka tidak memiliki cara untuk mundur dan melarikan diri. Para Orc dan manusia telah membentuk pasukan paling kejam yang tidak ragu untuk membunuh semua prajurit yang lari dari pertempuran meskipun mereka memiliki hubungan tertentu.     

"Hah... Apakah aku akan mati di tempat ini?" Napas Doron tersengal-sengal, tubuhnya yang sudah tidak bertenaga itu terasa seperti akan remuk.     

Namun, tepat pada saat semua stamina Doron hampir habis, tepat ketika dia akan tenggelam ke dalam lautan serangga tersebut, tiba-tiba segalanya kembali berubah menjadi cerah. Seberkas cahaya keemasan membelah lautan serangga itu dan membuatnya bisa melihat sarang berwarna ungu yang terdapat di tengah rawa-rawa tersebut.     

Pujian-pujian mulai terdengar di sekitar tempat itu, "Di bawah pancaran cahaya para dewa, semua prajurit pemberani tidak akan mengenal rasa takut..."     

Doron langsung bersemangat. Dia berhasil menemukan penyihir yang telah membunuh Jimmy. Penyihir yang sedang terluka parah itu melarikan diri ke tempat yang jauh. Sebuah aliran kekuatan balas dendam yang datang entah dari mana memberinya kekuatan untuk kembali berdiri.     

Doron menatap tajam ke arah penyihir yang ternyata mendapatkan luka dari pertempuran sebelumnya. Pada saat ini, jubah berwarna hitam yang dikenakan pria itu dalam keadaan compang-camping dan di tubuhnya terdapat bekas-bekas luka bakar akibat sambaran petir. Dia bahkan tidak memiliki kekuatan untuk membuka sebuah portal lagi dan hanya mampu merangkak ke bagian dalam rawa-rawa.     

Doron mengikuti penyihir itu dari jarak dekat. Terlihat jelas bahwa penyihir tersebut ingin melarikan diri, dan jalan yang dia tempuh berlawanan dengan lokasi sarang serangga.     

"Diam di tempat, dasar penyihir sialan!" Doron melemparkan pedang yang ada di tangannya. Pedang yang dibuat dengan cermat itu membentuk sebuah jejak cahaya yang indah di udara ketika melesat dan menusuk paha pria tersebut.     

"ARGH!" Penyihir yang sedang melarikan diri itu terhuyung dan jatuh ke dalam rawa yang berbau busuk.     

"Kena!" Doron berlari ke depan dengan penuh semangat dan mendapati penyihir itu sedang terbaring di atas tanah. Tubuh penyihir yang sepertinya sedang pingsan tersebut mengucurkan darah yang mengalir deras dari luka di pahanya.     

"Untuk Jimmy!" Doron meraba-raba di sekitar tempat itu untuk mencari pedang yang telah dia lemparkan. Dia ingin mengungkapkan identitas penyihir ini.     

Namun, penyihir yang telah 'pingsan' itu tiba-tiba mengeluarkan sebuah gulungan di tangannya.     

Acid Splash! Doron secara refleks membalikkan badannya untuk menghindar dari kematian, tetapi serangan ini telah membakar seluruh bahu kanannya, mengubah bahunya menjadi sebuah campuran antara daging dan darah yang terkorosi.     

"Sialan!" Rasa sakit yang luar biasa itu membuat Doron tidak ragu untuk meninju wajah penyihir tersebut.     

Tudung berwarna hitam itu terbuka dan mengungkapkan identitas pria tersebut. Wajah kurus dari seorang pria tua yang kini telah terungkap itu tampak sangat pucat akibat kehilangan darah. Matanya tampak seperti mata orang mati.     

Untuk suatu alasan, meskipun Doron telah berkali-kali melakukan pembunuhan sejak dimulainya Zaman Kegelapan, namun saat ini dia merasakan ada api yang membakar hatinya.     

"KENAPA," Teriak Doron sambil meraih kerah jubah penyihir tersebut, "KENAPA KAMU MEMBANTU SERANGGA-SERANGGA ITU MELAWAN UMAT MANUSIA?"     

"Uhuk uhuk..." Pada dasarnya para penyihir memiliki kekuatan fisik yang lebih lemah dari para prajurit. Penyihir ini bahkan mengalami cedera parah dan tidak bisa menggunakan mantra apapun karena dia masih mengeluarkan batuk darah. Bahkan saat ini seorang anak kecil bisa dengan mudah membunuhnya.     

Penyihir itu tampak agak bingung selama beberapa saat, tetapi setelah mendengar pertanyaan Doron, tiba-tiba dia mulai tertawa. Wajah pucatnya memperlihatkan sebuah senyuman dan darah yang keluar dari mulutnya membuat Doron merasa muak.     

"Apa yang kamu tertawakan?" Doron dipenuhi dengan amarah, "Apakah kamu tahu berapa banyak orang yang sudah kamu bunuh? Jimmy dan semua kakak angkatku. Mereka memiliki orang-orang yang sedang menunggu kepulangan mereka di rumah... Kenapa? Kenapa kamu memusuhi kaummu sendiri?"     

"Kaumku sendiri? Hehe..."     

Senyum penyihir tua itu semakin melebar, "Apakah kamu termasuk kaumku? Ketika aku masih menjadi seorang penyihir berperingkat tinggi, banyak orang yang menghormatiku, menyanyikan pujian-pujian untukku dan ingin sekali bertemu denganku. Namun setelah Weave hancur, para bajingan itu... Apa yang telah dilakukan oleh para bajingan yang jiwanya akan pergi ke neraka setelah mereka mati itu?     

"Mereka mengambil semuanya dariku, melakukannya tepat di depan mataku dan membunuh Benji kecil, dan... dan..." Sebuah jejak kesedihan muncul di wajah penyihir tersebut, "Aku sudah tidak memperlakukan mereka sebagai manusia... Ketika para penyihir bayangan itu menemukanku, aku segera bergabung agar bisa membalaskan dendamku. Aku bersedia menjual jiwaku kepada iblis agar bisa membalaskan dendamku!"     

"Hehe... Sekarang aku sudah membuat para bajingan itu menikmati kematian paling menyakitkan dan menyedihkan yang bisa mereka rasakan. Tujuanku sudah tercapai, bunuh aku!"     

Penyihir tua itu memejamkan matanya dan Doron tertegun di tempatnya. Wajah penyihir yang di mata Doron telah berubah menjadi terlihat seperti wajah Holdman tersebut membawa kembali ingatan-ingatan tentang mansion Holdman dan keluarganya yang tinggal di luar kota.     

Sumpah serapah yang diucapkan penyihir itu membuat Doron mengingat tindakannya sendiri. Ingatan tentang malam yang dipenuhi dengan kobaran api tersebut kembali muncul di depan matanya, seolah-olah dia sedang mengalami semua kejadian itu lagi.     

"Oh... aku! Aku..." Pembuluh darah di punggung tangan Doron membesar dan wajahnya mulai berkedut seolah-olah dia sedang mencoba mempertimbangkan pilihannya.     

"Mungkin... Kita semua bersalah. Salahkan saja dunia terkutuk ini!" Doron mengingat Lina yang masih menunggu kepulangannya. Dia menggertakkan giginya dan mengambil pedangnya.     

"Cepat... Penggal kepalaku dan jadikan ini sebagai pencapaianmu!" Cibir penyihir itu sambil memejamkan matanya.     

"Ha!" Dengan semua kekuatan yang bisa Doron kumpulkan, pedang itu ditebaskan ke bawah, ke arah kepala penyihir tersebut.     

Namun Doron merasa seperti menebas kapas, bukan daging. Dia membuka matanya dan terkejut ketika mendapati bahwa pedang yang ada di tangannya itu tertahan di udara ketika sebuah tekanan besar menyelimuti tubuhnya.     

"Maaf, pria kecil. Meskipun aku bersimpati pada nasibmu, tetapi kamp memberi hadiah berdasarkan pencapaian..." Terdengar sebuah suara yang menyenangkan dan penglihatan Doron berubah menjadi berwarna hitam...     

...     

"Para dewa... Mereka sudah pulih..." Klon Leylin tersenyum aneh ketika menyaksikan hancurnya sebuah sarang serangga yang besar itu dari kejauhan.     

"Sedangkan untuk pecundang sepertimu... Karena aku baik hati, jadi aku akan memberimu kesempatan lagi..." Sebuah kilauan berwarna merah gelap yang menyelimuti tubuh penyihir tua itu membuatnya berteriak menyedihkan ketika sebuah perubahan yang aneh terjadi pada tubuhnya.     

"Yang Mulia Kukulkan... Engkau adalah Penguasa Dosa Utama yang perkasa, satu-satunya sumber dosa di alam semesta. Engkau adalah penguasa segalanya!" Makhluk yang dulunya adalah penyihir tua itu kini sedang berlutut di hadapan Leylin dan cedera parah di tubuhnya sudah menghilang.     

"Pergilah... Pergilah ke tempat lain..." Leylin melambaikan tangannya dan sebuah gerbang teleportasi berwarna merah gelap terbuka untuk membawa monster yang sedang membungkuk tersebut.     

"Percobaan ini gagal, huh..." Leylin menggelengkan kepalanya sambil melihat ke arah yang jauh. Beberapa avatar milik dewa Orc sedang diam menunggu disana.     

"Jadi, Gruumsh? Apakah kamu menyesali kenyataan bahwa kamu hanya mengirimkan satu avatar kemari?" Leylin tersenyum sambil menatap pemimpin aliansi Orc tersebut. Dia bahkan tidak terlihat bingung ketika dikepung oleh para dewa itu.     

'Para dewa telah pulih dalam waktu yang lebih cepat dan menyiapkan sumber cahaya abadi di dalam kerajaan ilahi mereka. Mereka bisa mengirimkan mantra ilahi kepada para pendeta mereka yang ada di dunia nyata utama?' Leylin sangat memahami bahwa tanpa bantuan dari para dewa, Aliansi Silverymoon dan Kekaisaran Orc tidak akan bisa menghancurkan sebuah sarang serangga.     

"Ular Mimpi Buruk... Pendosa yang sudah melahap matahari..." Para dewa mengutuk Leylin dengan kemarahan yang sangat besar sampai mereka bahkan bisa membakar ruang hampa saat mereka turun untuk bertarung melawannya.     

"Pertempuran baru saja dimulai..." Sayangnya avatar Leylin telah menghilang sebelum hukuman itu mengenainya dan meninggalkan beberapa suara raungan marah.     

...     

Baator.     

"Bagaimana?" Leylin berdiri di depan Mother Core sambil menyaksikan kejadian yang sedang berlangsung di berbagai lokasi di dunia nyata utama itu.     

Beberapa orang di dunia nyata utama yang berhasil bertahan hidup kini mendapatkan dukungan yang sangat besar dan mulai mengirimkan pasukan-pasukan untuk menghancurkan sarang-sarang serangga yang berada di dekat wilayah mereka. Para pendeta memainkan peranan yang sangat penting dalam proses penghancuran sarang-sarang ini.     

"Serangan balik dari para dewa sudah dimulai..." Ujar Mother Core sambil menghela napas.     

"Itu adalah hal yang wajar, tapi waktu serangan balik ini..." Leylin mengelus dagunya, "Waktunya tepat pada saat kita merencanakan untuk mendapatkan dukungan dari Kehendak Dunia Magus, saat kita tidak bisa membuat klon..."     

"Apa yang ingin kamu katakan?" Mother Core memusatkan perhatiannya pada Penguasa Dosa Utama yang berada di hadapannya itu.     

"Ada pengkhianat di tengah-tengah kita." Leylin berubah menjadi serius. Jika Shar bisa menjadi seorang Magus, lalu mengapa seorang Magus tidak bisa memihak para dewa?     

"Kekuatan dosa di Dunia Para Dewa memberitahukan sesuatu padaku. Jika kita tidak memperlakukan masalah ini dengan serius, maka konsekuensinya akan sangat mengerikan..." Leylin memandang Mother Core yang ada di hadapannya itu sambil berbicara dengan nada yang tulus, "Aku ingin mengadakan konferensi bersama para Magus secepatnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.