Penyihir kegelapan di dunia magus

Bertahan Hidup



Bertahan Hidup

0Doron memeriksa lingkungan di sekitarnya.     

Ada banyak prajurit tangguh di tempat ini dengan tekad yang terlihat jelas di wajah mereka. Pasukan-pasukan berbaju pelindung ini bergabung ke dalam sebuah sebuah kelompok utama yang berjalan di sepanjang jalan dan membentuk sebuah gelombang pasukan berwarna hitam yang kuat.     

Usia para prajurit tersebut bervariasi, dari mereka yang masih remaja hingga pria tua berambut putih. Bahkan ada beberapa wanita kekar di antara mereka. Meskipun perbedaan-perbedaan ini membuat mereka terlihat sangat tidak teratur, namun hal itu dapat ditekan oleh aura-aura mereka yang unik. Kesulitan hidup di Zaman Kegelapan telah membangkitkan sifat gigih yang tersembunyi di dalam diri mereka, sehingga membuat mereka bisa selamat dari situasi hidup dan mati yang tak terhitung jumlahnya.     

Mereka berbagi tempat dengan para serangga dan binatang buas untuk mencari makanan serta berjuang di manapun mereka berada. Orang-orang yang berasal dari masa sebelum masa ini tidak akan dapat memahami cara berpikir mereka. Bahkan seorang mantan tukang kayu seperti Doron yakin bahwa sekarang dia bisa membunuh salah satu penjaga dari kepala desa lamanya.     

'Aku harus kembali, aku harus kembali. Demi Lina!' Doron membuat keputusan saat membuka sebuah gerbang besar yang terbuat dari logam. Dia merasa segar kembali ketika bergerak sambil memikirkan sosok yang sedang menunggunya di rumah tersebut.     

Meskipun Doron tidak tahu mengapa dahulu dia cukup baik hati untuk menyelamatkan Lina, namun dia telah menemukan seorang pasangan yang bisa memahaminya dan orang yang bisa dia andalkan. Hubungan mereka merupakan sesuatu yang membuatnya bisa bertahan melalui pertempuran-pertempuran mematikan yang tak terhitung jumlahnya. Bahkan para dokter mengatakan bahwa dia adalah seorang pria yang bangkit dari kuburnya.     

'Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai besok, tapi nanti... Aku akan meminta tangannya untuk...' Doron menggosok dadanya dan menghembuskan napas dingin.     

"Doron!" Sebuah tangan kurus berwarna hitam yang kuat menepuk bahu Doron, efek tepukan itu hampir membuat Doron terjengkang ke atas tanah. Dia berbalik dan ekspresi wajahnya terlihat gembira.     

"Kakak Jimmy!" Orang yang menepuk pundak Doron itu adalah seorang pemuda bertubuh tinggi dan kurus. Dia menggunakan sebuah helm tanduk sapi dan membawa sebuah kapak perang besar di sampingnya. Meskipun bilah kapak itu telah tercuil, namun berat senjata yang mencapai ratusan pound ini akan membuat orang lain tersentak.     

Di samping Jimmy terdapat beberapa prajurit lain, mereka membentuk sebuah kelompok kecil. Tampaknya diantara mereka Jimmy merupakan orang yang sangat dihormati.     

"Haha, bocah. Aku tahu bahwa cairan asam dari Serangga Lightkiller tidak akan membunuhmu..." Jimmy tampak sangat bersemangat ketika menyerahkan sebuah kantong kulit kepada Doron, "Ini, minumlah!"     

"Ooh..." Doron meneteskan air liur, kemudian minum dengan hati-hati sampai dia mendengar beberapa suara menelan ludah dari orang-orang yang berada di sekelilingnya. Rasa asam dan pedas yang kuat dari minuman itu mengalir ke dalam tenggorokan hingga masuk ke dalam perutnya dan membuatnya merasa lebih hangat dari sebelumnya.     

"Anggur yang kuat!" Ujar para prajurit di sekeliling Doron dengan ekspresi iri. Di masa-masa seperti ini, setiap anggur yang kuat dijual dengan harga yang sangat tinggi. Sebuah kantung anggur terasa sama seperti sebuah nyawa kedua di dalam hutan belantara yang sangat dingin.     

Banyak anggota kelompok tersebut yang melihat ke arah Doron dengan tatapan aneh, tetapi akhirnya mereka mengalihkan pandangan setelah dia mengembalikan kantong itu kepada Jimmy.     

Siapa yang berani mencari masalah dengan mereka? Nama Skullcrusher bergema di seluruh wilayah tersebut. Meskipun Jimmy terlihat seperti sebuah tiang bendera, namun kapak perang di tangannya itu sudah dihantamkan ke kepala beberapa orang yang bertubuh lebih besar darinya.     

Ada kalanya, orang yang berhasil bertahan hidup menjadi lebih berbahaya daripada serangga-serangga buas. Dua orang akan bertarung sampai mati hanya demi mendapatkan sekantung kecil gandum, air bersih, atau bahkan sepotong dendeng. Doron sendiri telah berkali-kali berhadapan dengan situasi semacam itu.     

Namun karena semua alasan ini, Doron memiliki sebuah kesan yang baik pada kemurahan hati Jimmy tersebut. Kemampuan Jimmy dalam mempertahankan beberapa prinsip dan kebaikannya di masa-masa seperti ini benar-benar sesuatu yang langka.     

Bahkan jika Jimmy ingin memanfaatkan Doron, tidak ada yang salah dengan hal itu. Bagaimanapun juga, karisma dan ketulusan semacam itu jarang ditemukan bahkan di antara para pemimpin. Jika dia ingin memanfaatkan Doron, itu artinya pemuda tersebut memiliki kelebihan tertentu, bukan?     

Doron menggenggam pedang logam berkualitas tinggi di tangannya.     

"Haha... Bagaimana? Apakah kamu masih bergabung dengan kami untuk misi kali ini?" Jimmy menggosok kepala botaknya, mata birunya memancarkan ketulusan hatinya.     

"Tidak... Kali ini aku membutuh persediaan untuk menghadapi hawa dingin. Aku juga perlu mendapatkan obat atau gulungan-gulungan penyembuh. Lina baru saja terkena flu dan aku agak khawatir..."     

Wajah Doron memerah. Bahkan kelompok Jimmy harus mengorbankan nyawa untuk mendapatkan semua barang yang dia butuhkan itu.     

"Kalau begitu..." Jimmy mengusap dagunya.     

"Jadi kali ini aku akan beroperasi sendirian..." Ujar Doron setelah merasa agak ragu-ragu.     

Jimmy meraih bahu Doron dan tertawa terbahak-bahak, "Aku tidak pernah menyangka kalau Doron kecil kita akan berubah menjadi seorang pria dewasa... Hahaha... Baiklah! Kamu bisa mengambil satu set tambahan dari hasil jarahanku!"     

"Te... Terima kasih, Kakak Jimmy!" Doron merasa sangat tersentuh dan air mata hampir mengalir di kedua pipinya.     

"Jangan cengeng seperti seorang wanita. Cepat ikuti aku!" Jimmy mengangkat kapak perangnya dan berjalan keluar dari pintu benteng tersebut.     

Bagian terluar dari benteng ini dilengkapi dengan menara-menara tinggi dan bagian tengah benteng ini juga sudah diperkuat. Meskipun bagian luar menara berhasil ditembus, namun pasukan di benteng ini bisa mundur dan memperkuat garis pertahanan mereka. Pemimpin berada di tengah bersama para prajurit dan para Profesional. Sistem kelas sosial tetap bertahan hingga di Zaman Kegelapan.     

Orang seperti Doron hanya bisa membuat keluarganya tinggal di wilayah-wilayah yang paling tidak terlindungi. Mereka adalah orang-orang yang paling terancam oleh kehadiran gerombolan binatang buas dan menjadi pihak dengan jumlah korban yang paling besar. Inilah alasannya mengapa rumah mereka dibangun seperti benteng kecil.     

Selain menikahi Lina, harapan terbesar Doron adalah membawa wanita tersebut ke bagian inti benteng. Ada kabar yang menyebutkan bahwa di bagian itu dijaga oleh para pengguna mantra yang sangat kuat, sehingga menjadikannya sebagai tempat teraman di benua tengah. Semua keluarga di tempat tersebut memiliki persediaan anggur merah dan roti. Bahkan sebelum Zaman Kegelapan, ini adalah sesuatu yang sangat dia inginkan.     

'Namun... Para penyihir, bukankah mereka sudah kehilangan kemampuan untuk menggunakan sihir?' Bagaimanapun juga, Doron masih dipenuhi dengan rasa bersalah terkait dengan kejadian di vila Penyihir Holdman.     

Namun tetap saja, benteng itu mengandalkan kekuatan sihir untuk mengusir serangga dan bertahan hidup, jadi tidak perlu mempertanyakan keberadaan kekuatan tersebut. Doron melihat ke arah dinding terluar dari benteng itu.     

Di bagian itu terdapat sebuah menara granit yang berdiri kokoh dengan bekas-bekas darah dan cairan dari organ dalam serangga. Di bagian atas setiap lantai menara tersebut terdapat sebuah meriam kecil berwarna hitam.     

Sinar terang yang terpancar dari rune-rune di dalam batang meriam tersebut meyakinkan orang-orang yang melihat meriam-meriam itu. Ini bukan pertama kalinya Doron melihat ke arah meriam-meriam yang mencabut banyak nyawa tiap kali terjadi serangan serangga. Bahkan cacing merah yang kuat membenci senjata ini.     

*Rumble!* Sebuah mekanisme pertahanan yang kuat dibuka dan menurunkan jembatan ketika sebuah pasukan berkuda besar dengan baju pelindung yang indah bergerak masuk dalam barisan yang tertib dan teratur. Mereka membuat banyak prajurit bayaran melihat dengan tatapan mata iri.     

Mereka ini adalah sebuah pasukan para Profesional dengan daya tempur yang luar biasa. Begitu seseorang direkrut menjadi ke dalam pasukan tersebut, bahkan jika dia tidak ditempatkan di bagian inti benteng, mereka akan dikirim ke wilayah yang relatif aman dan mendapatkan pasokan makanan secara teratur.     

Ini adalah sebuah mimpi seumur hidup bagi banyak rakyat jelata. Kelompok petualang terkuat tidak ada artinya jika dibandingkan dengan para prajurit ini dan membuat mereka tampak seperti barang tiruan palsu. Beberapa orang seperti Jimmy, tidak merasa rendah diri terhadap pasukan tersebut, dia justru bersaing dengan mereka di tingkat yang sama.     

'Seekor serangga bernilai satu poin kontribusi. Aku sudah memiliki 90 poin, jadi aku hanya memerlukan sepuluh poin lagi untuk memasuki bagian dalam benteng dan menjadi seorang anggota pasukan...' Mata Doron memancarkan keinginannya. Lagipula, ini artinya sudah dia satu langkah lebih dekat dengan mimpinya tersebut!     

'Kakak Jimmy sudah mengumpulkan poin kontribusi yang diperlukan, tetapi karena dia memiliki beberapa saudara yang tinggal di luar benteng, jadi dia juga tetap tinggal di sana...' Doron merasa sangat terkesan dengan Jimmy.     

*Dukdukduk! Dukdukduk!* Pada saat ini, pasukan itu membentuk formasi dan menyebabkan munculnya suasana serius yang membuat para petualang terdiam.     

*Whoosh!* Hembusan angin dingin membuat bendera Kota Silverymoon yang dipegang oleh salah satu Knight tersebut berkibar dan memancarkan seberkas cahaya aneh.     

Jimmy mengedipkan matanya dan melihat ada beberapa titik berwarna hitam di langit. Tanpa mengetahui alasannya, bahkan tanpa cahaya matahari, matanya sudah terbiasa dengan kegelapan. Setidaknya, dengan bantuan dari bintang-bintang di langit yang disebut sebagai cahaya dari kerajaan ilahi para dewa itu, dia sudah bisa melihat dengan jelas dalam radius lima puluh meter.     

Beberapa titik berwarna hitam itu semakin membesar, dan ketika titik-titik hitam tersebut semakin mendekat, para orang yang menyaksikan berseru kaget. Itu adalah sosok dari beberapa penyihir yang sedang terbang di udara.     

"Rakyatku..." Ujar seorang penyihir wanita yang mengenakan baju pelindung berwarna putih perak. Meskipun penampilannya tidak terlihat dengan jelas, namun suaranya yang memperlihatkan kemalangan yang disebabkan oleh waktu tersebut menyebabkan munculnya suara-suara khawatir dan menahan napas dari orang-orang ini.     

"Itu sang penguasa kota!" "Ratu Silverymoon! Woo! Woo!"     

Doron membungkuk seperti orang-orang yang ada di sekitarnya. Tidak peduli apapun itu, bisa mendapatkan perlindungan dari penyihir ini ketika dunia telah berakhir sudah cukup untuk membuatnya mengungkapkan rasa terima kasihnya.     

Hanya saja sang ratu yang sedang berdiri di udara itu tidak menunjukkan banyak kegembiraan di wajahnya dan sepertinya dia sudah sangat menua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.