Penyihir kegelapan di dunia magus

Migration



Migration

0Migrasi     

Doron mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit gelap yang terlihat suram. Burung-burung gagak yang berputar-putar di atas kepalanya menjadi sebuah pertanda datangnya kematian.     

Begitu Penyihir Holdman meninggal dunia, sebuah wabah yang sangat mematikan melanda kota mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa wabah ini adalah sebuah kutukan yang diberikan oleh penyihir yang marah itu sebelum dia mati. Meskipun Doron sangat enggan untuk mempercayai rumor tersebut, namun memang benar bahwa wabah itu telah menyebabkan terjadinya banyak kematian. Bahkan sahabatnya Mitch telah mati dan dia hanya selamat dari ambang kematian karena Pendeta Rockefeller telah kembali.     

"Terima kasih, Yang Mulia Ilmater, karena telah mengizinkan Pendeta Rockefeller kembali dan menghilangkan kutukan ini dari tubuh saya..." Doron berdoa dengan khusyuk.     

Jika bukan karena kembalinya pendeta desa tersebut, Doron pasti sudah harus memberi laporan ke neraka. Dia percaya bahwa kembalinya pendeta ini pasti merupakan perintah dari dewa itu! Jika bukan karena dewa tersebut, lalu untuk apa Pendeta Rockefeller kembali ke tempat mereka dan menyembuhkan mereka secara cuma-cuma?     

Namun, Doron merasa sangat menyesal karena dia harus meninggalkan rumahnya yang merupakan tempat kelahirannya ini.     

"Dengar, atas nama gereja... Semua orang di Desa Blackwood harus pindah ke kota Black County dan menunggu perintah lebih lanjut..." Perintah seorang Knight.     

Doron melihat-lihat keadaan di sekitar gerobaknya. Beberapa penduduk desa bertebaran di mana-mana, mereka semua membawa tas-tas berat dan terlihat seperti semut-semut yang bergerak bersama-sama.     

Ini adalah perintah dewa dan alasan mengapa Pendeta Rockefeller kembali. Semua pengikut Ilmater harus dipindahkan ke kota Black County. Ketika pertama kali mendengar perintah ini, Doron merasa seolah bangsawan penguasa tersebut yang sudah gila. Apakah di tempat tersebut ada rumah dalam jumlah yang cukup untuk mereka tempati?     

Rockefeller telah berjanji kepada mereka bahwa ada cukup rumah yang bisa mereka tempati. Ketika rencana-rencana migrasi dimulai, anggota dewan kota lebih diprioritaskan dibandingkan para penduduk desa.     

"Wuu... Tuanku, lihatlah gandum yang tumbuh di sini terlebih dahulu... Tanaman-tanaman ini sudah tumbuh dengan sangat subur... Biarkan Old York memanennya dulu sebelum kita berangkat..." Seorang petani diseret keluar dari ladang oleh seorang Knight. Dia memegang paha Knight tersebut sambil memohon padanya agar diizinkan tinggal.     

"Tidak artinya tidak, apakah kamu ingin melanggar perintah dewa?" Knight berbaju pelindung tersebut menendang petani itu dengan perasaan kesal.     

Sebenarnya, Knight tersebut merasa bahwa perintah dewa itu memang aneh. Bagaimanapun juga, mansion dan tanahnya berada di wilayah ini. Namun, perintah ini telah diputuskan oleh gereja dan negara. Kedua pihak tersebut telah berjanji untuk memberikan kompensasi atas kerugian-kerugian yang dia derita. Jika bukan karena janji tersebut, dia tidak akan bersikap kooperatif.     

'Seharusnya aku akan mendapatkan tanah yang setidaknya berukuran dua kali lebih luas dari tanah yang kumiliki sekarang!' Pikir Knight itu dengan yakin. Sikapnya menjadi lebih keras dan kejam terhadap para penduduk desa tersebut. Dia memarahi atau bahkan mencambuk mereka jika dia merasa tidak senang.     

"Satu per satu, kalian akan diperiksa oleh pendeta..." Ujung jalan desa itu dipenuhi oleh gerobak-gerobak yang berisi anak kecil, orang tua dan para penyandang disabilitas. Rockefeller telah membawa sekumpulan pendeta dan petugas gereja yang baru. Mereka berdiri di tepi jalan dan memeriksa kesehatan setiap penduduk desa yang mengalami demam atau batuk berdarah.     

Para penduduk desa yang telah terdiagnosa atau diduga tertular wabah akan dikarantina dan orang-orang yang dinyatakan bebas dari wabah dilaporkan mendapatkan obat-obatan yang kabarnya dapat mengatasi wabah apapun.     

Ketakutan akan wabah yang mematikan tersebut merupakan alasan yang cukup kuat untuk membuat para penduduk desa melakukan migrasi. Jika setelah semua tindakan ini masih ada beberapa penduduk desa ingin tetap tinggal di desa atas kehendak mereka sendiri, maka para bangsawan dan pendeta tidak akan mempedulikan mereka lagi.     

"Tuan Pendeta, jumlahnya sudah diketahui. Lebih dari seribu orang dari 4382 penduduk desa telah meninggal dunia dan jumlah terakhir dari penduduk yang bersedia bermigrasi adalah 2.900 orang." Seorang petugas gereja membawa sebuah perkamen yang berisi laporan tersebut kepada Rockefeller. Petugas gereja itu menggunakan kacamata bundar yang membuat wajahnya tampak agak lucu, tetapi laporannya tersebut disampaikan dengan sungguh-sungguh.     

"Hampir tiga ribu pengikut ya? Baiklah, lanjutkan!" Rockefeller mengangguk untuk menghargai laporan yang sudah diberikan itu. Dia melihat ke arah antrian yang mengular dan mengambil keputusan, 'Para pengikut dewa kita ini pasti harus dipindahkan ke sebuah tempat yang aman!'     

Setelah berdiskusi di Aula Celestial, para dewa telah memutuskan untuk memprioritaskan agar gereja-gereja mereka memindahkan para pengikut mereka ke dalam kerajaan ilahi mereka. Memisahkan para pengikut berdasarkan dewa yang mereka sembah, dan memindahkan mereka terbukti merupakan sebuah proses yang sangat rumit, bahkan para dewa yang perkasa sekalipun merasa kesulitan. Perpindahan penduduk yang sebesar itu tidak akan pernah bisa diselesaikan tanpa menghabiskan waktu selama beberapa ratus tahun.     

Para Magus tidak akan memberi waktu sebanyak itu kepada para dewa. Wabah demi wabah yang melanda dunia nyata utama telah memporak porandakan daratan dan menghilangkan banyak nyawa. Setelah melakukan beberapa kali diskusi, para dewa akhirnya memutuskan untuk membatasi wilayah-wilayah tertentu dan memindahkan semua orang ke dalam wilayah itu.     

Penduduk kota-kota kecil seperti Desa Blackwood yang hanya memiliki satu dewa dapat dipindahkan dengan mudah, itulah alasannya mengapa mereka adalah kelompok pertama yang dipindahkan. Rockefeller telah dikirimkan kembali ke desa itu untuk melaksanakan tugas ini.     

"Mengapa, Pendeta Rockefeller, mengapa... Saya taat kepada dewa, tetapi mengapa putra dan putri saya diambil dari saya... Mengapa?" Pada saat ini seorang pria tua berpakaian compang-camping muncul dan berlutut di depan Rockefeller sambil menangis.     

"Berani-beraninya kamu!" Para pendeta dan petugas gereja menjadi sangat marah. Mengatakan hal semacam itu di tempat terbuka dianggap sebagai penghinaan!     

"Percayalah... Dewa penderitaan yang mahakuasa ingin agar kita berusaha keras melewati masa-masa sulit ini..." Rockefeller melambaikan tangannya kepada para prajurit dan secara pribadi mengangkat tubuh pria itu hingga kembali berdiri, "Kita perlu melakukan tindakan-tindakan yang menyakitkan... Dewa kita adalah dewa yang baik dan murah hati, dia akan memaafkan kesalahan kecilmu ini..."     

Rockefeller adalah seorang pendeta sejati dan memegang posisi tertinggi di tempat ini. Kata-katanya adalah hukum yang harus ditaati.     

"Wahai... Dewa, saya telah berdosa..." Pria tua berambut putih itu menangis dengan suara yang lebih keras daripada sebelumnya dan membuat Doron yang berada di samping merasa kasihan kepadanya.     

Tubuh kecil yang bungkuk itu membuat Doron teringat pada sesuatu yang ingin dia lupakan. Dia menggelengkan kepalanya dan berhasil mendorong gerobaknya ke depan. Tepat pada saat itu, suara Rockefeller memasuki telinganya.     

"Kesengsaraan ini bukanlah sesuatu yang diberikan para dewa kepada umat manusia. Namun ini justru adalah awal dari akhir dunia."     

"Akhir dunia?" Doron terkejut dan tanpa sadar dia berhenti.     

"Wabah, perang, kelaparan, kematian... Ini adalah hal-hal yang sudah lama ditulis di dalam ramalan-ramalan gereja..." Cahaya bersinar dari wajah Rockefeller dan membuatnya tampak lebih suci dari sebelumnya.     

"Akhir dunia sudah semakin dekat dan para iblis dari dunia luar telah menyusup ke dunia kita. Hanya para pengikut yang paling taat saja yang akan mendapatkan keselamatan dan mendapatkan kehidupan yang abadi di kerajaan ilahi para dewa..."     

Pernyataan Rockefeller tentang akhir dunia itu sudah lama dipersiapkan oleh gereja. Skenario yang digambarkan di dalam pernyataan tersebut membuat Doron merasa ketakutan.     

Jadi wabah yang mereka alami itu bukanlah sebuah akhir, tetapi hanya sebuah permulaan. Setelah terpengaruh oleh pernyataan semacam itu, ditambah dengan ancaman dari wabah dan kematian, bahkan saat ini orang-orang dengan jiwa yang merdeka akan mematuhi perintah dan bergegas pergi ke kota Black County.     

Pernyataan Rockefeller kembali dilanjutkan, "Para iblis ini akan masuk ke dalam tanah kita dan menjarah semua yang kita miliki. Nyawa, daging, dan jiwa... Para penyebab hari akhir, pembawa kematian ini... Mereka disebut sebagai Magus!"     

Setelah ribuan tahun, kabar-kabar terlarang tentang para Magus akhirnya mulai kembali beredar di Dunia Para Dewa. Masa penurunan para dewa yang kedua akan segera terjadi!     

...     

Kastil Black County dapat dicapai hanya dengan menempuh perjalanan selama satu setengah hari berkuda dari Desa Blackwood. Kastil ini adalah tempat dimana Mitch bekerja sebagai seorang pelayan untuk gereja Mystra, sebuah tempat yang sebelumnya pernah Doron kunjungi. Dia menghela napas lega ketika melihat dinding-dinding batu kapur yang tinggi. Dia tidak pernah menyangka bahwa perjalanan ini akan terasa begitu lama.     

Doron melihat ke sekelilingnya dengan perasaan gelisah, memperhatikan para penduduk desa yang terlihat lelah dan kehabisan tenaga. Beberapa dari mereka bahkan mengalami cedera dan kelompok itu tampak seperti para pengungsi yang melarikan diri dari sebuah bencana.     

Kelompok penduduk desa yang dibentuk dengan sangat buruk dan melakukan perjalanan migrasi bersama-sama ini tidak akan pernah bisa menjangkau jarak yang jauh dalam waktu sehari perjalanan. Bahkan Doron sendiri telah membuang banyak barang miliknya. Kekacauan proses migrasi ini menyebabkan banyak kelompok bandit mencoba untuk merampok mereka di sepanjang perjalanan. Terlalu sedikit jumlah penjaga dan pendeta yang bisa benar-benar melindungi mereka.     

Bahkan ada seorang bandit yang pernah menyerang Doron, itu adalah sesuatu yang tidak ingin dialami lagi oleh tukang kayu tersebut di sepanjang hidupnya.     

"Karena sekarang kita sudah berada di sini, kita dapat dipindahkan ke kerajaan ilahi Yang Mulia dan memperoleh kehidupan yang abadi?" Tekad Doron hanya bertahan sampai sejauh ini karena Rockefeller terus-menerus menyampaikan bualan tentang kerajaan ilahi tersebut. Namun, dia segera mendapati bahwa dia terlalu banyak berpikir.     

*Bang! Bang! Bang!* Di sekitar dinding kota, terdapat kelompok-kelompok besar para prajurit. Mereka semua membawa tombak-tombak yang memberi tekanan besar pada para penduduk desa.     

"Dengar! Ada terlalu banyak orang yang datang, jadi akan ada antrian. Para bangsawan akan mendapatkan prioritas sebelum para penduduk desa yang memiliki tanda pengenal. Sedangkan untuk yang lainnya, tunggu di luar dinding kota..." Banyak Knight yang meneriakkan perintah dari atas kuda mereka sambil bergerak di sekitar kelompok tersebut.     

Pada saat ini, sudah terlalu banyak tenda yang didirikan di luar dinding kota dan membuat wilayah itu tampak seperti sebuah kamp pengungsi yang besar. Dari waktu ke waktu terlihat para pendeta yang sedang menggunakan mantra-mantra atau memberikan obat. Bangunan-bangunan gereja sementara memancarkan cahaya keemasan yang melindungi wilayah di sekitar kota tersebut.     

Gereja-gereja tersebut melindungi orang-orang dari serangan wabah. Jika bukan karena mereka, kekebalan tubuh para pengungsi ini dan sejumlah besar orang yang lemah ini akan membuat wabah itu berhasil mencabut nyawa mereka dan mengacaukan rencana para dewa.     

"Baiklah kalau begitu... Para bangsawan terlebih dahulu..." Dari luar dinding kota, Doron menyaksikan kereta kuda bangsawan itu bergerak perlahan-lahan memasuki kota. Dia tidak tahu alasannya, tetapi api di hatinya berkobar lebih kuat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.