Penyihir kegelapan di dunia magus

Jurang Kegelapan



Jurang Kegelapan

0Para Magus telah muncul kembali dan Perang Akhir kembali dilanjutkan. Tidak akan ada berita yang lebih mengerikan bagi para dewa selain berita ini dan Mystra tidak akan pernah membayangkan bahwa memojokkan Leylin akan membuat Warlock itu membuat Dunia Para Dewa bagi kembali mendapatkan ancaman yang dibawa oleh para Magus serta menjadi penyebab kematiannya sendiri.     

Kekacauan yang dimulai di Baator tersebut dengan cepat menyebar ke wilayah-wilayah lainnya. Bencana melanda dunia nyata utama, dan bahkan Jurang Kegelapan juga ikut terpengaruh...     

Seluruh bagian dari lapisan 45 hingga 47 Jurang Kegelapan yang juga dikenal sebagai Azzagrat itu merupakan bagian dari sebuah istana yang mewakili sebuah kekuatan keteraturan bagi monster-monster yang kacau.     

Kekuatan kemarahan berputar di langit dari tiga lapisan Jurang Kegelapan ini dan para monster yang tak terhitung jumlahnya berjaga di atas tanah. Istana Argent dibangun menggunakan batu kapur yang diambil dari Dunia Celestial dan ada kabar yang mengatakan bahwa pemilik istana ini pernah menipu seluruh penduduk Kota Celestial sehingga mereka memasuki pegunungan dan menambang bijih untuknya. Mereka bahkan tidak tahu bahwa bijih-bijih tersebut akan dipindahkan ke Jurang Kegelapan.     

Bangsawan monster yang menjaga ketiga lapisan ini bernama Graz'zt yang dijuluki Monster Iblis. Meskipun memihak kepada kekacauan, namun dia memiliki kecerdasan untuk membuat rencana yang jauh ke depan dan wilayahnya yang luas dipenuhi dengan begitu banyak monster elit sehingga mereka dapat membuat banyak dunia ketakutan.     

Sebagai salah satu dari tiga bangsawan monster Jurang Kegelapan, nama Graz'zt telah menyebar di seluruh dunia nyata utama. Dia memiliki banyak pengikut dan berkuasa dari atas singgasana kebanggaannya yang terdapat di dalam Istana Argent.     

Perdamaian di wilayah yang dijaga oleh bangsawan monster ini baru mendapatkan tantangan setelah tindakan-tindakan yang Leylin lakukan. Istana Argent diselimuti oleh kobaran api dari energi kekacauan berwarna hijau yang menyebar ke seluruh bagian istana.     

Kekuatan kemarahan menghantam permukaan tanah seperti kapal terbang yang jatuh dan memercikkan darah saat kekuatan tersebut menyentuh permukaan tanah. Monster-monster yang tak terhitung jumlahnya membusuk sampai mati sambil meratap kesakitan ketika mereka berubah menjadi sebuah cairan busuk yang akhirnya membentuk sebuah genangan.     

Enam puluh enam menara gading yang ada di Istana Argent tersebut runtuh satu demi satu. Orang yang melancarkan serangan ini cukup kuat untuk menciptakan kekacauan di seluruh wilayah kekuasaan Graz'zt. Suara-suara ledakan yang terdengar ketika altar-altar di istana itu roboh akhirnya memaksa seseorang keluar dari inti Istana Argent.     

Orang ini terlihat cukup mirip dengan manusia, satu-satunya perbedaan yang terlihat dari penampilannya adalah adanya tanduk kecil di kepalanya dan tangannya yang memiliki enam jari. Namun, kekuatan jahat yang mengelilinginya dengan mudah memberitahukan identitasnya. Ini adalah Graz'zt, sang Pangeran Kegelapan dari tiga bangsawan monster Jurang Kegelapan!     

"Bau dari seorang Magus..." Graz'zt mengernyit. Bahkan Jurang Kegelapan mengetahui tentang masa penurunan para dewa dan terlepas dari kekuatan yang dia miliki, dia merasa gugup ketika bertarung melawan para Magus yang telah menyebabkan kematian bagi banyak dewa tersebut.     

"Sialan... Mengapa para Magus tidak menyerang Dunia Celestial? Akan jauh lebih baik jika mereka menyerangnya..." Graz'zt tahu bahwa keluhannya tidak akan mengubah kenyataan. Dia mengeluarkan pedang besarnya yang dilapisi oleh cairan asam dari Istana Argent dan menebas ke arah langit.     

Sebuah kekuatan kegelapan yang sangat dahsyat melanda Azzagrat dan menghilangkan energi kekacauan berwarna hijau dari langit. Awan-awan berwarna hijau tersibak, tetapi ketika langit berubah menjadi cerah, awan-awan tersebut mengungkapkan keberadaan sebuah mata berwarna hijau yang dipenuhi dengan tatapan serakah dan bijaksana sedang melayang di udara.     

"Aku adalah Penguasa Kekacauan dari dunia astral. Graz'zt dari Jurang Kegelapan, kekuatan dan wewenangmu akan menjadi milikku!"     

Kesadaran dari Penguasa Kekacauan tersebut menyebar ke seluruh wilayah istana yang terdiri dari tiga lapisan Jurang Kegelapan tersebut dan membuat ekspresi wajah Graz berubah menjadi suram. Dia mendeteksi adanya kekuatan yang setara dengan kekuatan seorang dewa berperingkat tinggi dari Magus ini.     

'Para Magus bahkan bisa membunuh para dewa... Mereka pasti tidak mudah dihadapi.' Graz'zt hanya bisa memegang pedangnya lebih erat lagi.     

"Ahh... Aura kekacauan ini, aku menyukainya..." Sang Penguasa Kekacauan telah memilih untuk menyerang Jurang Kegelapan karena dua alasan. Dia sudah membuat sebuah perjanjian dengan para Magus lain yang melarangnya pergi ke Dunia Celestial dan Jurang Kegelapan lebih sesuai dengan Kekuatan Hukum serta kemampuan yang dia miliki.     

Karena kekuatannya berada di puncak peringkat 8, Penguasa Kekacauan ingin mencoba dan menggunakan kekuatan dari Jurang Kegelapan untuk memahami Kekuatan Hukum Ruang dan Waktu agar bisa naik ke peringkat 9. Tentu saja ini adalah tujuan dari setiap makhluk yang berada di puncak peringkat 8 yang telah kembali memulai Perang Akhir tersebut.     

Energi-energi berwarna hijau dan hitam terus bertarung antara satu sama lain dan segera menyelimuti seluruh wilayah Azzagrat. Monster-monster yang berada di lapisan Jurang Kegelapan lainnya melihat ke arah Istana Argent dengan ekspresi kaget dan menyaksikan sebuah energi yang belum pernah mereka lihat sebelumnya sedang menekan Pangeran Kegelapan serta menyelimuti ketiga lapisan Jurang Kegelapan tersebut.     

"Jangan berpikir untuk meminta bantuan. Tidak banyak bangsawan monster sepertimu di Jurang Kegelapan. Selain itu kebanyakan mereka adalah makhluk yang kacau dan egois..." Energi berwarna hijau memadat dan membentuk sebuah sosok raksasa yang bisa menghalangi sinar matahari. Sang Penguasa Kekacauan terlihat mengenakan jubah besar berwarna hijau dan di wajahnya terdapat mata yang dipenuhi dengan kekuatan kekacauan. Dia mencengkeram Graz'zt di dalam telapak tangannya dan bangsawan monster tersebut berusaha untuk melepaskan diri.     

"Apa? Mencoba untuk meminta bantuan dari ibumu?" Penguasa Kekacauan mengejek Pangeran Kegelapan yang terperangkap di dalam tangannya itu.     

Tetapi kemudian suara Penguasa Kekacauan berubah menjadi suara perempuan, "Sudah ada orang yang pergi untuk berurusan dengan Bunda Monster. Bahkan jika Pale Night tidak terluka, dia tidak akan bisa menyelamatkanmu..."     

...     

*Boom!* Gelombang kejut demi gelombang kejut yang mengandung Kekuatan Asal itu mengguncang seluruh Jurang Kegelapan ketika Penguasa Kekacauan berbicara.     

"Labirin Tak Berujung... Itu adalah Kastil Tulang milik Pale Night..." Banyak bangsawan iblis yang mengalihkan perhatian mereka ke lapisan 600 dari Jurang Kegelapan. Mereka segera menyaksikan sebuah pemandangan mengerikan dari kotoran menjijikkan yang membawa polusi dari seluruh dunia astral sedang menenggelamkan Labirin Tak Berujung.     

Sejumlah segel dan formasi mantra yang diaktifkan di dalam inti Kastil Tulang membantu kastil tersebut bertahan untuk sementara waktu. Meskipun sosok Pale Night yang terlihat samar-sama itu sudah menunjukkan dirinya, tapi dia terlihat seperti sebuah sungai yang melawan seluruh lautan dan segera kewalahan.     

"Filthy Evil Eye... Benar-benar menjijikkan... Kamu tidak akan bisa membersihkan baunya dari tubuhmu selama puluhan ribu tahun..." Wajah Penguasa Kekacauan dipenuhi dengan ekspresi jijik ketika dia melihat ke lapisan 600.     

"Gugu... Jiji..." Sebaliknya, lautan kotoran yang menenggelamkan Labirin Tak Berujung itu mengeluarkan suara raungan gembira.     

"Seharusnya aku tahu bahwa Jurang Kegelapan pasti akan menarik perhatian binatang buas menjijikkan itu... Aku benar-benar sial..." Penguasa Kekacauan tampak sangat tidak senang ketika dia mengulurkan tangannya. Sebuah bola kekacauan meledak dan salah satu dari tiga bangsawan monster Jurang Kegelapan itu akhirnya musnah begitu saja.     

...     

"Tolong bangunlah, Yang Mulia. Para pengikut anda sedang kebingungan dan kami membutuhkan bimbingan anda..." Paus dari Gereja Cyric itu sedang berlutut di depan patung dewanya yang terdapat di dalam Istana Bayangan.     

Namun, kegilaan Dewa Pembunuhan sudah permanen dan dia benar-benar mengabaikan kata-kata dari pausnya tersebut. Sebuah lapisan energi berwarna merah tua menyelimuti patung itu dan bahkan membuatnya terlihat lebih mengerikan dari biasanya. Hal tersebut hanya membuat paus itu menjadi semakin panik.     

Sebagai seekor makhluk berperingkat Legenda, secara samar-samar paus tersebut telah menyadari adanya perubahan yang sedang terjadi di Dunia Para Dewa. Dia menyadari bahwa semua gereja dari para dewa lainnya sedang bersiap untuk menghadapi peperangan dan hal itu hanya membuatnya semakin merasa putus asa.     

"Tolong jangan mengecewakanku, Merrick..." Paus itu mencengkeram ujung jubahnya erat-erat, dia berdoa dengan hati yang paling tulus...     

Pada saat yang sama, akhirnya Merrick mendapatkan jejak Cyric di dalam Shadow Plane. Setelah dengan berani melakukan sebuah perjalanan yang berbahaya, pencuri bayangan tersebut akhirnya menyerahkan Kitab Kebenaran kepada dewanya itu.     

'Aku ingin tahu mengapa Yang Mulia mau meninggalkan kerajaan ilahinya dan datang ke tempat sini…' Mantan pedagang itu berpikir dalam hati.     

Paus dan sumber-sumber informasi Merrick sendiri telah memastikan bahwa kegilaan dewanya itu berasal dari Kitab Cyric. Begitu Cyric membaca Kitab Kebenaran, akal sehatnya akan kembali pulih. Kemuliaan yang datang karena menyelamatkan seorang dewa dan berkah yang didapatkan dari tindakan tersebut pasti akan membawa Merrick ke peringkat yang benar-benar!     

Merrick sangat menginginkan masa depan yang indah ini dan dia segera mengalihkan pandangannya ke arah sosok gelap yang sedang membaca Kitab Kebenaran.     

"Tolong bangunlah, Yang Mulia dan berikan berkahmu padaku..." Merrick berdoa dengan tulus.     

"Ini... Ini... Argh..." Namun, segalanya tidak berjalan sesuai rencana. Cyric hanya menjadi semakin gila ketika dia membaca Kitab Kebenaran tersebut. Cahaya suci yang menyelimuti tubuhnya mulai berkedip-kedip.     

'Bagaimana... Bagaimana mungkin akan menjadi seperti ini?' Mata Merrick hampir keluar dari tengkoraknya ketika dia melihat dewanya dengan tatapan tak percaya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.