Penyihir kegelapan di dunia magus

Jantung



Jantung

0Mystra dan Shar tidak pernah memiliki hubungan yang baik. Mereka berdua adalah para dewa sihir dan persaingan alami di antara keduanya memastikan bahwa hanya ada satu dewa yang bisa bertahan.     

Meskipun Shar dianggap telah mati dalam Perang Akhir tetapi sebenarnya dia berhasil melarikan diri dari kehancuran kerajaan ilahinya dengan menderita cedera serius. Sejumlah keberuntungan telah membuatnya bisa melarikan diri ke dunia astral dan tiba di Shadow World.     

Di sisi lain, Mystra telah menciptakan Weave untuk mendapatkan dukungan dari para pengikutnya dan dewa-dewa lainnya. Dia menjadi penjaga Weave dan para dewa lainnya telah memindahkan metode penyaluran kekuatan mereka untuk melengkapi jaringan kekuatan tersebut.     

Bahkan setelah menjadi seorang dewa berperingkat tinggi, Mystra masih mewaspadai sang Dewi Bayangan. Bagaimanapun juga, Shar adalah satu-satunya dewa yang bisa mengambil alih posisinya.     

Shadow Weave adalah sebuah kekuatan tandingan bagi Weave. Jaringan kekuatan itu membuat Leylin bisa mengatasi api perak Mystra dan melarikan diri dengan mudah. Karena jaringan kekuatan tersebut hanya salah satu dari banyak senjata andalannya, dia tidak takut untuk mengungkapkannya.     

"Kukulkan... Shar..." Seolah ada sebuah petunjuk yang muncul di dalam pikiran Mystra, 'Rasa takut akan kematian, apakah ini karena Shar? Kukulkan berhasil menemukan beberapa petunjuk tentang dewi itu, jadi apakah hal itulah yang membuatku merasa bahwa dia akan menjadi penyebab kematianku?"     

Meskipun kesimpulan ini sangat masuk akal, namun Mystra telah meremehkan situasi yang sedang dia hadapi. Dia bahkan tidak menyadari bahwa Leylin memiliki senjata rahasia lainnya, sebuah senjata yang benar-benar dapat mengakhiri hidupnya.     

"Tidak masalah jika Dewa Pembantaian berhasil melarikan diri," Tyr mengingatkan Mystra, "Hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah membunuh semua avatar ini. Tubuh sejati kita sudah terlibat dalam pertempuran melawan Gruumsh..." Gruumsh bertarung seperti orang gila sejak dia mengetahui bahwa para sekutunya tersebut telah disergap. Tubuh sejati mereka berdua tidak akan bisa menahan kekuatan dewa tersebut untuk waktu yang lebih lama lagi.     

"Aku mengerti..." Wajah Mystra berubah menjadi suram dan api perak kembali membesar. Bahkan tanpa domain Leylin yang menekan mereka, para dewa Orc itu tidak berani bertindak ceroboh.     

Jaring api perak itu mulai mendekati para dewa Orc tersebut. Meskipun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Ilneval dan yang lainnya tidak dapat menghentikan Tyr yang menyergap mereka dengan Eicher's Thorn. Shargaas adalah dewa yang bernasib malang karena terkena serangan senjata tersebut sehingga avatarnya terbunuh dan menyebabkan luka serius pada tubuh utamanya. Baru setelah itu, api perak tersebut menghancurkan semua avatar lainnya sampai mereka mati.     

"Mystra!" "Tyr!" Sejumlah suara teriakan penuh kebencian terdengar dari dataran tandus besar yang merupakan gabungan kerajaan ilahi dari aliansi dewa Orc itu membuat sejumlah besar pengikut dan Petitioner para dewa tersebut meringkuk ketakutan.     

Tidak ada suara yang terdengar dari kerajaan ilahi Shargaas. Setelah menderita cedera yang paling parah, dia langsung berhibernasi. Sedangkan untuk Ilneval dan Yurtrus, meskipun mereka dalam kondisi yang sedikit lebih baik, namun mereka juga kehilangan banyak avatar. Hal itu membuat keduanya tidak akan berani bertindak ceroboh lagi.     

*Woooo!* Sebuah suara terompet yang kencang dan bernada menyedihkan terdengar di dataran tandus tersebut ketika dua sosok Orc yang tubuhnya diselimuti oleh cahaya keemasan muncul di udara.     

"Gruumsh memanggil kita," Orc jantan itu mengernyit, "Mystra dan Tyr sudah menyatakan perang dan juga sudah memanggil para bawahan mereka. Tapi sekarang..." Dewa ini adalah Bahgtru sang Dewa Kekuatan Fisik berperingkat rendah.     

Aliansi Orc cukup istimewa. Meskipun Gruumsh adalah satu-satunya dewa berperingkat tinggi yang mereka miliki dan para dewa lainnya bahkan belum menjadi dewa berperingkat menengah, tetapi banyak dari mereka yang unggul dalam aspek pertempuran. Namun, Shargaas, Ilneval dan Yurtrus termasuk di antara para petarung yang ada di aliansi tersebut. Bahgtru sendiri tidak cukup untuk menggantikan peran yang mereka tinggalkan.     

"Apakah anda punya rencana?" Bahgtru bertanya dengan nada tak berdaya kepada wanita yang ada di sampingnya. Meskipun ibunya yang merupakan Dewi Kesuburan itu tidak unggul dalam aspek pertempuran, namun wanita tersebut memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa lainnya yang berasal dari domain ilahinya.     

"Shargaas telah terluka karena serangan Eicher's Thorn. Meskipun kehidupan dan kesembuhan termasuk ke dalam domainku, tetapi sekarang tubuh sejatinya telah berhibernasi dan aku tidak bisa memulihkannya. Di sisi lain, Yurtrus hanya kehilangan banyak energi dan aku bisa membantu untuk mempercepat pemulihannya..." Luthic terlihat sangat serius, "Tapi aku tidak yakin jika kita mendapatkan kesempatan ini untuk memulihkan..."     

*Wooooo!* Suara terompet itu kembali terdengar, kali ini suara terompet itu terdengar lebih lama dan lebih panik daripada sebelumnya. Sepertinya suara tersebut dipenuhi dengan kegelisahan saat suara itu menyebar di seluruh dataran.     

"Benar sekali, kita tidak akan punya waktu untuk memulihkannya. Untuk saat ini, kita hanya bisa menghentikan mereka..." Bahgtru tersenyum masam, "Saya akan mengirimkan semua avatar yang saya miliki ke tempat ini dan saya akan menyerahkan wewenang mengelola para pengikut dan Petitioner saya kepada anda..."     

Beberapa jejak cahaya berwarna emas melesat keluar dari kerajaan ilahi Bahgtru dan bergabung dengan pasukan besar di dunia nyata utama...     

Mystra dan Tyr sudah lama bersekongkol untuk menyerang para Orc. Dorongan dari Leylin akhirnya membuat mereka bisa memberikan cedera parah kepada para anggota aliansi Orc dan mereka bahkan berhasil melumpuhkan salah satu dewa dari aliansi tersebut. Jika mereka tidak memanfaatkan keunggulan mereka sekarang, lalu apa yang sedang mereka tunggu?     

Perang terjadi di kedua bagian. Aliansi Silverymoon melancarkan serangan bahkan ketika perang sedang berkecamuk di dunia yang lebih tinggi. Beberapa dewa dari kelompok dewa baik seperti Azuth yang merupakan bawahan Tyr dan Mystra ikut bergabung dalam perang yang terjadi di kerajaan ilahi para dewa Orc. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk memberikan sebuah pelajaran tak terlupakan kepada para Orc tersebut!     

...     

Di dalam Hutan Moonwood.     

Pertarungan antara para dewa dan makhluk-makhluk legendaris itu telah menghancurkan setengah wilayah tersebut. Hutan pohon-pohon gelap yang terdistorsi itu kini sudah tidak ada lagi, digantikan oleh sebuah lautan api yang panas membara. Mayat-mayat dari para siluman yang telah terpotong-potong bertebaran di wilayah tersebut.     

Pertempuran legendaris itu kini sudah hampir berakhir. Karena avatar Malar mati dalam waktu yang begitu cepat, para siluman menjadi tidak berguna dalam pertempuran yang melibatkan para dewa tersebut. Sekarang, mereka sedang menghadapi para prajurit gereja. Para pemimpin pasukan siluman dan para dukun tidak ingin terlibat dalam perkelahian sampai mati. Oleh karena itu mereka menggunakan pasukan monster Gara sebagai pengalih perhatian saat mereka melarikan diri.     

Meskipun Dukun Gara sudah seperti orang gila ketika memanggil sebuah pasukan monster, namun serangan tanpa henti yang dilancarkan oleh para prajurit gereja tersebut telah mengurangi jumlah para monster itu sampai hanya menyisakan Balor yang kini sedang bertarung melawan Rafiniya. Para prajurit gereja lainnya bergabung dengan Karal untuk mengejar para siluman yang sedang melarikan diri.     

"Hehehe..." Meskipun ini bukan Balor Api, tetapi Balor yang sedang dihadapi Rafiniya itu sudah berada di peringkat Legenda. Makhluk itu menembakkan mantra-mantra jahat kepada Knight tersebut sambil menebaskan pedang besarnya dengan cepat dan tepat. Seorang Legenda biasa tidak akan bisa menjadi lawan monster ini.     

Namun Balor ini sedang melawan seorang prajurit gereja. Dan yang terpenting, ini adalah Knight Suci Rafiniya, sang Nona Harapan! Dia tidak ragu ketika melancarkan serangan dan bahkan ketika luka-luka memenuhi seluruh tubuhnya, dia tidak mundur satu langkah pun. Sikapnya yang seperti orang gila itu bahkan mendatangkan rasa takut di hati monster tersebut.     

Baju pelindung Rafiniya sudah terkoyak dan pedang Balor tersebut sudah patah menjadi dua. Monster itu juga kehilangan cambuknya di tengah pertempuran.     

"Hehehe... Kita akan bertemu lagi, prajurit gereja!" Balor itu terkekeh sambil membuka sebuah portal. Meskipun dia masih bisa mengucapkan kata-kata penuh kebanggaan semacam itu, namun luka yang dia derita sudah terlalu parah sehingga dia tidak bisa bersikap sombong. Meskipun para monster adalah makhluk yang kacau dan hanya mengandalkan naluri, namun para monster kuat seperti Balor ini masih memiliki sejumlah kecerdasan.     

Prajurit gereja itu juga sudah hampir kehabisan tenaga. Meskipun dia harus bergantung pada pedangnya agar bisa tetap berdiri dan menahan tubuhnya dengan senjata itu agar tidak jatuh, namun matanya bersinar ketika dia melihat monster tersebut akan pergi. Pancaran cahaya itu terlihat aneh dan sulit digambarkan dengan kata-kata. Pancaran cahaya tersebut mengandung Kekuatan Hukum dan kekacauan, kebaikan dan kejahatan.     

"Demi keadilan!" Rafiniya berteriak, kemudian membakar sisa energinya sambil melompat ke dalam kobaran api. Bahkan dengan risiko membuat api jurang kegelapan bisa melahapnya, dia tetap menusukkan pedangnya ke jantung Balor tersebut.     

"Kamu!" Balor itu terjatuh di tengah portal, dia merasa ketakutan. Namun kemudian senyum sinis muncul di wajahnya, "HA, sekarang aku mengerti! Kekuatanmu itu tidak murni. Itu adalah kekuatan dari musuh kami, para iblis! Kalau begitu..."     

Monster itu menggunakan seluruh kekuatannya untuk menjauhkan Rafiniya dari dirinya dan menggunakan sebuah batang pohon yang ada di tangan kanannya untuk menggali jantungnya.     

"Hehehe... Ini, ambil Akar Jahatku!" Sebuah jantung yang terbakar tiba-tiba dilemparkan ke arah Rafiniya dan karena telah menghabiskan seluruh energinya, prajurit gereja itu tidak bisa menangkis jantung tersebut. Darah kotor menyelimuti seluruh tubuhnya dan sebuah kekuatan jahat yang murni segera diserap oleh tubuhnya.     

"Ada apa ini? Mengapa aku bisa menyerap energi ini?" Rafiniya berdiri, dia tertegun begitu mendapati bahwa tubuhnya telah pulih kembali. Namun Balor itu telah terbakar hingga menjadi abu dan tidak ada orang yang bisa menjawab pertanyaannya.     

"Gereja. Misi. Dan dukungan..." Wajah Rafiniya terlihat bingung untuk waktu yang sangat lama, sebelum dia jatuh ke atas tanah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.