Penyihir kegelapan di dunia magus

Penolakan



Penolakan

0Para dewa memiliki kekuatan untuk menjungkirbalikkan langit dan bumi. Warp Reality, kemampuan ilahi Leylin itu membuat hal-hal seperti bakat atau bakat bawaan seperti sebuah lelucon.     

Bahkan ketika Lonce masih tercengang, beberapa perubahan terwujud sedang terjadi pada tubuhnya. Bahkan sebelum dia sempat mengungkapkan rasa terima kasihnya, ramalan Leylin telah berakhir dan dia langsung pingsan.     

Kejadian itu menyebabkan keributan di sekitar anak laki-laki itu. Para pendeta melihat jejak yang ditinggalkan Leylin pada tubuh anak laki-laki tersebut dan mereka tahu langkah apa yang selanjutnya harus mereka lakukan.     

'Kemungkinan besar aku akan mendapatkan pengikut fanatik lainnya setelah dia mendengar berita tentang kematian Eric...' Leylin mengelus dagunya.     

Para dewa memiliki sejumlah besar tugas rumit untuk diselesaikan setiap harinya dan dari sudut pandang seorang dewa, tindakan yang baru saja Leylin lakukan itu adalah sebuah kerugian yang nyata. Namun, para pengikutnya membutuhkan dorongan moral secara terus-menerus. Karena Eric dan keluarganya sedang dihancurkan, dia memilih untuk mengungkapkan kehadiran ilahinya.     

"Mari kita gunakan kematian mereka untuk mengumumkan kedatanganku." Seberkas pancaran yang membekukan terpancar dari mata Leylin.     

Umberlee telah menghubungkannya dengan para dewa Orc dan Gruumsh, dewa berperingkat tinggi mereka telah menyambut kedatangannya. Meskipun sebenarnya, para Orc tidak akan menolak siapapun yang ingin bekerja sama dengan mereka untuk bertarung melawan dua dewa berperingkat tinggi.     

Namun, segalanya berbeda ketika nama Malar dibahas. Gruumsh hanya bisa menunjukkan sikap yang tidak jelas, dia menunjukkan ketidakberdayaannya dalam konflik antara Leylin dengan Dewa Pemburu. Dia hanya bisa tetap bersikap netral.     

Namun reaksi Gruumsh tersebut membuat Leylin merasa bahwa hubungan Malar dengan para dewa Orc lebih dekat daripada hubungannya dengan mereka.     

Namun hal itu cukup mudah dimengerti. Orc dan dewa-dewa binatang buas berada di pihak yang sama, ada sebuah alasan mendasar pada kerja sama mereka. Malar telah menjadi sekutu lama untuk mereka dan dia lebih bisa diandalkan daripada orang asing seperti Leylin. Namun para dewa ini telah salah menilai pikiran Leylin. Malar tidak memenuhi syarat untuk menjadi musuhnya. Dia hanya mangsa dan bukan sesuatu yang perlu dia pikirkan.     

Penglihatan Leylin menembus ruang dan memasuki Kota New Silverymoon, 'Dasar orang kampungan bodoh, kamu berani mengincar hartaku!'     

Tubuh dan jiwa seorang santa merupakan barang pribadi dari dewa yang mereka layani dan ini berlaku di semua gereja terlepas dari keberpihakan mereka. Keberanian Eric menyimpan pikiran untuk menodai Barbara dianggap sebagai penghinaan!     

Sebelumnya Leylin belum menemukan sebuah kesempatan yang sesuai untuk menunjukkan kehadiran dan martabatnya, tetapi saat ini Eric sudah memancingnya keluar. Bukankah ini sama saja dengan melakukan bunuh diri? Bahkan dengan semua Profesional berperingkat Legenda dan cabang-cabang organisasi yang tersembunyi, pangkat seorang Duke tidak lebih dari sekelompok semut di mata seorang dewa.     

"Kalau begitu, sudah waktunya untuk membiarkan tubuh utamaku melewatinya, jadi aku akan membutuhkan beberapa subjek percobaan juga..." Leylin tersenyum, seolah sedang menyaksikan runtuhnya rumah Eric.     

...     

Earl Eric tidak menyadari bahwa bintang kematian ini telah bersinar terang di atas rumahnya, dan semangatnya yang tinggi masih belum berkurang sedikit pun. Kemarahannya sudah mereda karena persekongkolan dan rencana jahatnya telah membuat Rafiniya serta para prajurit gereja yang dipimpinnya berhasil menekan Kelompok Pedagang Neon. Mereka telah mendapatkan hasil yang menakjubkan.     

"Aku tidak perlu menunggu lebih lama lagi sebelum Anya mendatangiku, kan?" Eric membelai dagunya, matanya memancarkan tatapan penuh harap. Dia sudah lama menginginkan wanita tercantik dari Keluarga Bane tersebut.     

"Santa itu juga akan menyusulnya... Aku belum pernah merasakan seorang santa..." Tiba-tiba tubuh Eric seolah memancarkan semangat membara dan sebuah aliran panas kecil mengalir ke perut bagian bawahnya.     

"Tuanku!" Sebuah suara terdengar tepat ketika Eric akan memanggil beberapa pelayan untuk melampiaskan nafsunya. Ini adalah kepala pelayan tuanya.     

"Ada apa?" Eric bertanya dengan nada tidak sabar, "Katakan!" Jika kepala pelayan tua itu tidak memiliki sesuatu yang penting untuk disampaikan, dia akan mendapatkan sebuah pelajaran yang tak terlupakan.     

"Tuan sudah kembali. Dia sedang menunggu anda di ruang kerja. " Namun, kepala pelayan tersebut hanya menggunakan kalimat untuk segera menenangkan Eric. Kalimat tersebut terasa seperti air dingin dituangkan ke atas tubuh pemuda itu.     

Kakek Eric adalah seorang Duke di Aliansi Silverymoon, seorang penyihir berperingkat Legenda yang mengelola kantor konsulat kota. Dia berada di tingkat yang sama dengan Old Mage Elminster dan dahulu keduanya pernah belajar bersama. Pada dasarnya, dia adalah pilar utama yang mendukung seluruh keluarganya.     

Meskipun Eric tampak sangat kuat ketika dia memamerkan wewenangnya, tetapi dia tidak ada apa-apanya ketika berhadapan dengan kakeknya. Hanya sepatah kata dari pria tersebut sudah bisa menghilangkan semua wewenang yang dia miliki.     

"Aku... Aku segera kesana!" Eric buru-buru merapikan pakaiannya. Duke tersebut tidak pernah menyukai keturunannya yang datang terlambat atau berantakan. Pada saat yang sama, keinginan membara di matanya digantikan oleh sebuah tatapan mata menyanjung.     

Tidak butuh waktu lama bagi Eric untuk berdiri di hadapan kakeknya yang berada di dalam ruang kerja. Duke itu memegang sebuah pena bulu angsa di tangannya dan terus-menerus menulis di atas tumpukan-tumpukan dokumen.     

"Eric..." Butuh waktu lebih dari belasan menit bagi Eric untuk mendengar suara kakeknya tersebut dan dia hampir berlutut ketika mendengar suara itu. Meskipun suara tersebut tidak keras, tetapi suara itu mengandung sebuah kekuatan aneh yang membuat bangsawan muda tersebut segera menegakkan punggungnya.     

"Kudengar belakangan ini kamu cukup bahagia dan menjalin hubungan dekat dengan para prajurit gereja dari Gereja Dewa Keadilan. Terutama Rafiniya, kamu telah membuatnya melakukan banyak kontribusi!" Seberkas cemoohan muncul di sudut mata Duke tersebut.     

"Maafkan saya, Tuan Kakek. Saya hanya melakukan ini demi pekerjaan..." Jawab Eric dengan suara pelan.     

"Aku akan membuat masalah ini menjadi jelas. Nona Harapan itu memiliki kekuatan yang sama dengan kekuatanku, dia bukan seseorang yang bisa kamu incar. Sekarang lupakan dia... Apakah belakangan ini kamu sudah menekan Kelompok Pedagang Neon?"     

Tubuh Eric gemetar ketika dia mencoba untuk menjawab dan punggungnya dibasahi oleh keringat dingin, "Apakah anda tahu, Kakek... Mereka sudah menjadi buronan dari Kota New Silverymoon, saya hanya melakukan tugas saya saja-"     

"Tidak peduli apapun itu, hentikan sekarang!" Sela Duke tersebut.     

"Tapi kenapa?" Eric merasa agak tertekan. Meskipun dia memiliki rencananya sendiri ketika berurusan dengan Kelompok Pedagang Neon, namun dia juga tetap memikirkan ekspansi keluarganya.     

"Keluarga Pedagang Neon didukung oleh Gereja Ular Raksasa. Semua orang harus selalu menunjukkan rasa hormat ketika berhadapan dengan seorang dewa!" Seandainya Duke tua itu mengetahui hasrat Eric kepada Barbara, kata-kata yang dia ucapkan pasti tidak akan setenang ini. Pada saat ini, dia hanya sedang merasa sangat lelah. Pekerjaannya di kantor konsulat terlalu banyak menghabiskan waktunya dan dia tetap berjalan di tempat tanpa mendapatkan kemajuan.     

"Aku sudah membuat keluarga ini menjadi cukup besar. Kita tidak perlu berkembang lebih jauh lagi, kita harus berkonsentrasi untuk menstabilkan keluarga kita sendiri." Duke itu menggosok pangkal hidungnya. "Pikirkan baik-baik tentang apa yang sudah kukatakan... Jangan mencoba memprovokasi kelompok yang mendapatkan dukungan dari seorang dewa! Hasilnya tidak akan baik..."     

"Baik, Tuan Kakek." Eric membungkuk dan meninggalkan ruang kerja tersebut...     

Pemuda itu baru mulai berteriak kencang setelah dia kembali ke ruangannya sendiri. "MENGAPA?" Eric berteriak seperti seekor binatang buas, "Ketika aku baru saja akan berhasil..."     

"Tuanku!" Pelayan perempuan yang paling Eric sukai berlari memasuki ruangan tersebut, wajahnya dipenuhi dengan kekhawatiran, "Ada apa?"     

"Siapa yang mengizinkan kamu masuk?"     

Pada saat itu pelayan tersebut melihat sepasang mata binatang buas sedang menatapnya, tatapan mata itu terasa sedingin es dan dipenuhi dengan niat membunuh. Sebuah suara teriakan yang memekakkan telinga terdengar, tapi suara teriakan tersebut dengan cepat memudar ketika segalanya kembali normal...     

Beberapa saat kemudian sebuah lorong tersembunyi terbuka dan Gloff sang Shadow Hound berjalan keluar dari lorong tersebut.     

"Tuan..." Pemilik Kelompok Pedagang Blackmoon itu melepas jubah hitamnya dan memperlihatkan selembar kulit binatang serta sebuah tubuh yang penuh lemak sambil memberi salam hormat kepada Eric. Mayat yang ada di lantai itu tidak membuatnya terganggu sama sekali.     

"Cepat dan buang mayatnya, jangan biarkan mayat tersebut semakin menodai kamarku..." Eric menendang mayat pelayan perempuan itu, tubuhnya yang dulu lembut dan kenyal itu kini sudah mulai rapuh.     

"Laksanakan, tuan!" Gloff bergerak dengan patuh. Namun, dia berhenti sejenak dengan ekspresi ragu-ragu, "Selain itu, tuan, apakah kita akan terus menekan Kelompok Pedagang Neon?"     

"Hmm?" Eric mengernyit, sebelum melemparkan sebuah vas bunga ke kepala Gloff. Kemudian terdengar sebuah suara keras dari benda pecah dan darah berceceran ke lantai. "Jadi, kamu juga sudah mendapat beritanya. Nah, bukankah kamu cukup setia? Jangan lupa siapa yang memelihara seekor anjing seperti kamu!"     

Ketakutan terlihat di ekspresi wajah Gloff ketika Eric berteriak marah. Namun di dalam hatinya, makhluk berdarah campuran itu justru lebih merasakan penderitaan daripada rasa takut. Tidak peduli sekuat apapun dia ketika berada di dalam kegelapan, namun dia menyadari bahwa dia hanyalah pesuruh yang bisa Eric buang kapan saja. Jika bangsawan itu merasa kesal dengannya, maka dalam hitungan detik dia akan berakhir seperti pelayan perempuan tersebut.     

"Tentu saja tidak, tuan, bagaimana mungkin saya bisa bernyali untuk menentang anda? Anda adalah kekuatan terbesar bagi saya!" Gloff menundukkan kepalanya dan memasang ekspresi wajah menjilat. Dia hampir menjilati sepatu Eric.     

"Dengar..." Napas Eric kembali teratur. Dia memandang Gloff sebagai orang yang lebih penting daripada pelayan perempuan yang sebelumnya.     

"Rencana kita harus berjalan terus... Hanya saja sekarang, rencana itu harus dirahasiakan dari yang lainnya. Lanjutkan tindakan kita sampai Kelompok Pedagang Neon menyerah. Paham?" Mustahil Gloff tidak memahami niat Eric. Namun, jika dia tidak mematuhinya dia akan mati. Shadow Hound itu lebih menghargai hidupnya sendiri dibanding perintah dari sang Duke, jadi dia langsung menyetujui permintaan bangsawan muda tersebut.     

"Saya mengerti!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.