Penyihir kegelapan di dunia magus

Hutan Moonwood



Hutan Moonwood

0Setahun berlalu dengan sangat cepat.     

Di bagian utara Kota Silverymoon, di dalam Hutan Moonwood yang sangat besar. Pohon-pohon raksasa yang menjulang ke awan menyembunyikan cahaya bulan yang menembus celah-celah pepohonan. Lingkungan yang gelap gulita itu membuat orang dipenuhi dengan perasaan cemas.     

Pada saat ini, sebuah pasukan kecil beranggotakan para manusia dan peri yang mengenakan seragam pasukan penjaga Kota Silverymoon itu sedang berusaha untuk menembus Hutan Moonwood tanpa beristirahat.     

"Di sini!" Aulen yang menjadi pemimpin pasukan tersebut, membelah sebuah semak tebal dan melihat bercak-bercak darah berwarna coklat gelap di atas tanah dengan tatapan mata serius.     

"Leylin," Aulen berbalik dan melihat ke arah penyihir patroli yang ada di belakangnya.     

Detect Evil! Leylin saat ini mengenakan seragam penyihir, dan terlihat sangat bermartabat serta serius. Dia dipenuhi dengan aura kedewasaan.     

* Sss! Sss!* Aliran-aliran udara berwarna hitam udara mulai melayang dengan berpusat pada area tertentu, sebelum aliran udara tersebut menunjuk ke suatu tempat yang jauh.     

"Tetap waspada!" Aulen berkata dengan suara pelan, dan dengan aba-aba darinya, para anggota pasukan yang lain menggenggam senjata mereka erat-erat. Bahkan ekspresi wajah Leylin terlihat sangat suram.     

Hal itu disebabkan karena tempat ini adalah Hutan Moonwood! Hutan ini adalah sebuah tempat berbahaya yang dipenuhi dengan siluman-siluman yang percaya pada Malar, sang Dewa Pemburu. Para siluman tersebut telah membentuk sebuah suku yang kuat yang disebut Blackblood, dan mereka membenci kehidupan beradab dari Kota Silverymoon.     

Pertarungan kecil yang terjadi antara pasukan penjaga dengan para siluman tersebut telah berubah menjadi pertempuran-pertempuran, dan makhluk-makhluk itu telah menjadi masalah terbesar bagi Kota Silverymoon selain serangan yang dilancarkan oleh Kekaisaran Orc dari Pegunungan Sunrise.     

"Aku melihatmu!" Aulen dan anggota pasukan lainnya mengikuti panduan dari mantra yang mengarahkan mereka menuju ke pintu masuk dari sebuah gua gunung yang gelap gulita. Kemudian dia segera memberi isyarat kepada Leylin.     

Pemahaman antara satu sama lain yang telah mereka kembangkan selama jangka waktu tertentu tersebut membuat Leylin menganggukkan kepalanya. Tanpa sadar para anggota pasukan yang berada di sekitar tempat itu menghembuskan napas lega, dan tak lama kemudian dia Leylin menunjuk ke tengah gua.     

Cahaya! Sebuah cahaya berwarna putih yang menyilaukan menerangi tempat itu untuk sesaat, dan beberapa busur panah dengan Spellslayer Arrow diarahkan ke tengah gua.     

Di bawah pancaran cahaya yang cemerlang, Spellslayer Arrow melesat ke dalam gua dalam sekejap mata. Namun, tidak ada satupun jiwa yang terlihat selain beberapa pakaian compang-camping dan sebuah kerangka manusia di lantai.     

Pakaian tersebut rusak parah, dan model pakaian itu sepertinya mirip dengan sebuah seragam pasukan penjaga kota. Bahkan ditemukan beberapa rongsokan yang diselimuti oleh bercak-bercak darah yang telah berubah warna menjadi coklat tua.     

"Kell Rosa. Ini adalah pemanah yang hilang itu," Aulen mengeluarkan sebuah lencana dari potongan pakaian yang bertuliskan nama itu, dan meskipun Leylin merasa bahwa lencana tersebut seperti kalung militer, namun dia bergumam, "Pengaturan ini, apakah ini adalah ritual Dewa Pemburu? Dasar siluman terkutuk!"     

Malar sang Dewa Pemburu, adalah salah satu dewa yang membuat banyak orang takut untuk menyebutkan namanya. Meskipun dia adalah seorang dewa yang lemah, namun dia sangat menikmati pembantaian. Para pengikutnya adalah sekelompok siluman yang kejam.     

Para siluman itu berbeda dari para Orc. Para siluman tersebut hanya mempertahankan sebagian dari karakteristik binatang buas mereka, dan mereka memiliki beberapa penyakit keturunan yang tidak diketahui. Menurut Leylin, penyakit keturunan itu tampak seperti gejala-gejala ketidakstabilan genetika. Kabarnya yang beredar menyebutkan bahwa para siluman ini berasal dari laboratorium seorang penyihir, dan Leylin mendukung pendapat ini.     

Penderitaan yang dialami oleh para siluman tersebut membuat mereka menjadi lebih mudah untuk berprasangka, dan pikiran mereka dipenuhi dengan kebencian terhadap makhluk hidup lainnya. Akibatnya, mereka menikmati pembantaian, dan kebetulan mereka memiliki pandangan yang sama dengan Dewa Pemburu.     

Ada sebuah kemungkinan bahwa Orc yang telah ditangkap bisa dijadikan sebagai budak, tetapi mustahil untuk membuat para siluman tersebut menjadi budak. Hutan Moonwood adalah tempat berkumpulnya para siluman tersebut, dan mereka menempati seluruh bagian utara dari hutan itu. Jumlah anggota suku Blackblood cukup besar untuk mengancam Kota Silverymoon.     

Karena berhati baik dan mempertimbangkan masalah-masalah lainnya, Putri Harapan, sang penguasa Kota Silverymoon itu pernah secara aktif mengirim para pemanah dengan harapan dapat meningkatkan peluang hidup para penduduk Hutan Moonwood tersebut, tetapi mereka sering mendapatkan serangan.     

Kell adalah salah satu pemanah yang tidak beruntung.     

"Kell Rosa adalah seorang pasukan penjaga hutan yang setia dan berani. Penderitaan dunia tidak bisa menodai jiwa anda lagi, semoga anda pergi dengan damai menuju ke kerajaan para dewa..." Aulen berdoa. Selain menjadi seorang penjaga hutan yang kuat, Kell Rosa juga seorang pendeta.     

Ketika Aulen berdoa, Leylin dan anggota pasukan lainnya menundukkan kepala mereka sebagai bentuk penghormatan.     

Pada saat inilah mata Leylin tiba-tiba melebar.     

"Ada seseorang di sana!" Pencuri yang ada di pasukan mereka itu menjadi orang kedua yang menyadari kehadiran orang tersebut, dan sebuah belati segera melayang ke dalam kegelapan.     

Sebuah suara rintihan pelan terdengar dari balik kegelapan, suara itu seperti suara geraman seekor binatang buas, dan daun-daun dari pohon di dekat tempat tersebut mulai bergetar.     

"Itu adalah seekor siluman!" Seorang prajurit yang mengenakan baju pelindung itu bergegas untuk menebas sesuatu menutupi siluman tersebut, dan hanya melihat sebuah noda darah. Namun tetap saja, bulu binatang yang ada di dekatnya itu terlihat sangat mencolok.     

Para siluman itu mewarisi suatu penyakit yang tidak diketahui, tetapi pada saat yang sama mereka memiliki daya hidup yang luar biasa dan kemampuan-kemampuan aneh lainnya. Kabarnya mereka diciptakan oleh seorang Legenda.     

"Tugas kita adalah untuk mencari mereka, bukan untuk membunuh! Siluman itu pasti telah pergi untuk mencari teman-temannya, kita semua harus pergi untuk sementara waktu," Aulen memegang pedang peri yang ada di pinggangnya, tetapi akhirnya mereka tidak memiliki pilihan selain pergi.     

Bermain petak umpet di Hutan Moonwood bersama para siluman merupakan sesuatu yang hanya dilakukan oleh orang gila. Mereka adalah para pemburu yang sangat hebat, dan dengan keuntungan yang mereka dapatkan karena berada di wilayah mereka sendiri, mereka bisa memberikan tekanan di dalam Hutan Moonwoon, kecuali seluruh pasukan utama dari Kota Silverymoon tersebut datang bersama para penyihir berperingkat tinggi serta para Legenda untuk membuka jalan.     

Meskipun Aulen dan yang lainnya mundur dengan sangat cepat, namun para siluman tersebut segera menyusul mereka.     

Suara raungan dari binatang-binatang liar terdengar dari sekitar mereka, dan semua siluman terkutuk tersebut bersembunyi di balik bayang-bayang pepohonan. Semua anggota pasukan itu memperlihatkan ekspresi wajah yang tidak sedap dipandang mata.     

"Sial! Leylin! "Aulen menarik busur yang ada di punggungnya dan memasang sebuah panah dengan sebuah bulu elang berwarna abu-abu.     

"Mm. Enchant Weapon!" Leylin dan Aulen telah berkali-kali bekerjasama, dan mereka telah membangun sebuah hubungan yang mendalam. Sebuah ledakan sihir menyebar dari panah tersebut.     

*Ss!* Para peri sangat cakap dalam bidang memanah, dan Aulen adalah seorang penjaga hutan. Begitu dia melepaskan tali busur, sebuah suara dengusan pelan terdengar dari dalam kegelapan dan sebuah bayangan yang sangat besar terjatuh dari cabang pohon. Meskipun panah biasa pasti tidak akan bisa menembus pertahanan dari seekor siluman, namun sebuah panah sihir tidak akan menemui kendala untuk melakukannya.     

Enchant Weapon! Forcefield! Bull's Strength! Bersama dengan gerakan Leylin yang tak kenal lelah itu, banyak anggota pasukan yang tubuhnya memancarkan cahaya dari mantra-mantra penguat.     

"Bagus sekali!" Aulen memuji Leylin. Sebenarnya, dia selalu merasa takut jika rekan barunya ini akan bersikap sombong dan arogan karena statusnya sebagai seorang penyihir jenius, dan tidak mau mendengarkan perintahnya. Namun, kinerja Leylin jelas telah melebihi harapannya.     

Leylin tidak hanya mematuhi perintah dengan patuh, dia bahkan sangat cocok dengan para anggota pasukan lainnya, dia benar-benar tidak tampak seperti seorang penyihir!     

'Mungkin setelah kami kembali, gelar Leylin harus diubah... Dengan kemampuan dan kontribusinya, mungkin dia akan mendapatkan promosi bulan ini,' Aulen berpikir sendiri, tetapi kemudian dia menempatkan masalah itu ke belakang pikirannya. Tidak peduli sebanyak apapun dia memikirkannya, mereka harus berhasil keluar hidup-hidup sebelum mendapatkan keistimewaan untuk menikmati promosi tersebut.     

"Bunuh mereka!" Dari dalam kegelapan, terdengar sebuah suara menggelegar yang berasal dari gesekan benda logam dan para siluman yang di sekitar tempat itu sepertinya menjadi gila ketika mereka menyerang ke arah Leylin.     

"Ikuti aku, kita harus keluar dari tempat ini!" Aulen menggertakkan giginya, dan busur serta panah yang ada di genggamannya itu menembak panah-panah yang dia miliki. Begitu selesai memanah, dia membuang busur panahnya dan menggantinya dengan sebuah pedang ramping yang tergantung di pinggangnya.     

Sebagai seorang penyihir patroli, Leylin terlindungi di tengah formasi pasukan tersebut, dan tidak menderita cedera sama sekali.     

'Dalam pertempuran, slot mantra dari seorang penyihir harus digunakan untuk membantu rekan-rekan mereka. Namun, slot mantra seorang penyihir jumlahnya terbatas, sehingga mereka harus meletakkan keselamatan mereka sendiri di tangan rekan satu tim mereka. Dalam situasi seperti ini, kecuali mereka adalah teman baik yang bersedia memberikan nyawa mereka sebagai balasannya, hampir tidak mungkin bagi mereka untuk tetap berhubungan baik antara satu sama lain.'     

"Aku hampir kehabisan slot mantra!" Leylin berteriak dengan ekspresi wajah muram, tetapi sebenarnya dia sedang berbohong. Baik itu kekuatan spiritual yang membuatnya bisa menggunakan mantra-mantra dari beberapa peringkat pertama atau Cincin Sihir, dia masih memiliki banyak kekuatan. Namun, dia harus merahasiakannya.     

"Berapa banyak slot mantra yang tersisa?" Aulen memandang Leylin dengan tatapan cemas. Pada saat ini, dia bahkan tidak punya waktu untuk menghapus bekas darah dari wajahnya. Dia tidak lagi memiliki keanggunan dan keanggunan dari seorang peri.     

Para dasarnya mereka tidak bisa menerobos kepungan makhluk-makhluk ini tanpa dukungan dari mantra-mantra tersebut.     

"Aku masih memiliki mantra Cloudkill, dan aku hanya menyisakan mantra peringkat 1 dan peringkat 0," Jawab Leylin dengan ekspresi wajah serius, "Aku tidak mampu untuk bermeditasi dan memulihkan kekuatan di hutan ini."     

"Sial! Semuanya, segera terobos kepungan itu dan selamatkan nyawa kalian. Siapa pun yang bisa melakukannya akan berhasil keluar dari hutan ini. Leylin, ikuti aku dan segera gunakan mantramu begitu sebagian besar anggota yang lain telah pergi!"     

Aulen memiliki pendeta lain di pasukannya tersebut. Telapak tangan Jinx memancarkan sebuah mantra ilahi yang bersinar terang. Meskipun peringkat Jinx sebagai seorang pendeta sangat rendah, namun mantra ilahi dari seorang pendeta tidak membutuhkan kekuatan spiritual. Seorang pendeta hanya perlu berdoa setiap hari untuk mendapatkan slot-slot mantra ilahi, dan cara itu bisa dianggap sangat nyaman.     

Setelah mengeluarkan beberapa mantra penyembuhan, sepertinya semua prajurit lainnya telah memulihkan vitalitas mereka. Bahkan luka-luka kecil yang terdapat di tubuh mereka tampaknya telah dipulihkan.     

Dengan kekuatan ini, Aulen dan yang lainnya akhirnya berhasil menerobos kepungan pengepungan yang ketat itu.     

"Sekarang!" Teriak Aulen.     

Cloudkill! Leylin menunjuk ke belakang punggungnya, dan mantra Cloudkill yang mengerikan itu menyebar, kemudian menyelimuti semua siluman ke dalamnya.     

"Ayo pergi!" Para pasukan yang beruntung itu mulai mengumpulkan keberanian mereka dengan harapan untuk bisa bertahan hidup, dan mengikuti di belakang Aulen.     

...     

"Akhirnya kita berhasil keluar!" Aulen memandang ke arah anggota pasukan yang tersebar di belakangnya itu dengan ekspresi wajah penuh kebencian.     

"Para siluman terkutuk itu, akhir-akhir ini mereka semakin sering berbuat ulah... Leylin, berkat kamu kita berhasil melarikan diri. Mantra-mantramu benar-benar berguna dan sangat akurat. Aku akan memasukkan ini ke dalam laporan."     

Mata Aulen terlihat suram ketika melihat ke arah bayangan Hutan Moonwood dari kejauhan. Namun begitu dia berpaling dari bayangan tersebut, ekspresi wajahnya telah benar-benar berubah. "Sekarang, ayo pulang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.