Penyihir kegelapan di dunia magus

Teman



Teman

0Leylin berada di ruang rahasianya yang terletak di dalam menara sihir dan sedang menggunakan sebagian dari kemampuan Nightmare Absorbing Physique miliknya. Banyak rune Kekuatan Mimpi yang muncul bersama dengan mata vertikalnya.     

Wujud Nightmare ini membuat Leylin bisa merasakan doa-doa dari para pengikutnya dengan sangat jelas, dan juga menarik sejumlah besar energi dari emosi mereka. Wujud itu membuatnya bisa menyerap energi yang kemudian digunakan untuk meningkatkan kekuatannya tersebut.     

Begitu seseorang berhasil naik ke peringkat Legenda dia akan mendapatkan kesulitan besar untuk naik peringkat lagi. Namun bagi Leylin kesulitan tersebut terasa seperti berjalan di sebuah jalanan yang rata. Saat ini dia sedang menikmati perasaan mendapatkan kekuatan secara terus menerus tersebut, dan dia melanjutkan membuat rencananya untuk naik peringkat menjadi dewa.     

'Dibutuhkan waktu yang terlalu lama untuk pindah ke tempat lain, dan menyebarkan keyakinan juga merupakan sebuah masalah... Meskipun kualitas para pengikut yang didapatkan akan cukup tinggi, namun jumlah mereka akan terlalu sedikit... Akan lebih baik untuk mengubah para pengikut iblis menjadi pengikutku, dan membuat para penduduk asli dari laut lepas menjadi pengikutku juga...'     

Leylin memejamkan matanya, dan mata berwarna merah darah di antara alisnya terbuka. Dia terus berpikir ketika rune-rune berwarna merah gelap menyelimuti tubuhnya.     

Para pengikut merupakan sumber daya yang sangat penting bagi para dewa. Mereka memberikan kekuatan keyakinan yang tidak akan pernah berakhir ketika mereka masih hidup, dan menjadi jiwa-jiwa pengikut dewa ketika sudah mati, yang berarti akan terus mendukung dewa mereka. Mereka bahkan bisa berubah menjadi jiwa-jiwa pemberani atau roh suci yang kekuatannya setara dengan para Magus peringkat 5 dan 6!     

Inilah alasan mengapa semua dewa merawat para pengikut mereka dengan baik. Sedangkan keyakinan kepada para dewa jahat tidak diizinkan untuk menyebar.     

Bahkan ada seorang dewa yang dikenal sebagai Helm sang Dewa Perlindungan, dia memiliki tugas khusus untuk menangani masalah-masalah semacam ini. Memverifikasi kualifikasi dari seorang dewa sejati dan berurusan dengan kepercayaan kepada para dewa palsu merupakan ruang lingkup kekuatan ilahinya.     

Karena benua tengah begitu luas, para pengikut monster dan iblis dapat berkembang secara diam-diam. Seorang Legenda baru seperti Leylin tidak akan mendapatkan banyak perhatian.     

Di dalam dunia nyata utama, sekarang Leylin sudah memiliki status dan kekuatan yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Meskipun begitu, beberapa gereja bisa bekerja sama untuk mengirimkan para Profesional berperingkat tinggi dan para Legenda bersama dengan seorang avatar dewa untuk membunuhnya dalam waktu beberapa menit saja.     

'Aku harus bekerja secara sembunyi-sembunyi dan lebih berhati-hati. Aku tidak boleh menimbulkan kecurigaan... Sebaiknya aku mengumpulkan kekuatan secara diam-diam dan menjadi seorang dewa sejati. Dengan begitu tidak ada hal yang perlu kukhawatirkan…' Sambil berpikir serius, Leylin menyelesaikan meditasinya dan menyerap kekuatan emosi untuk hari itu. Kemudian dia kembali berubah menjadi seorang pemuda.     

"Tuan! Jeffries sang Spear Crusader datang untuk mengunjungi anda. Dia sudah menunggu di luar selama setengah jam..." Jin menara muncul dan memberikan laporan, "Selain itu, Kerajaan Dambrath dan gereja keadilan telah mengirim utusan khusus untuk menemui anda, mereka meminta pertemuan secara tertutup."     

"Dewa Keadilan?" Leylin mengernyit. Tidak ada orang jahat yang menyukai dewa ini. "Aku jarang berurusan dengan mereka... Apakah mereka mungkin sudah mengetahui bahwa sebelumnya aku telah membunuh seorang prajurit gereja? Tidak, itu adalah masalah yang terlalu sepele... Apapun itu, semua akan menjadi jelas begitu aku menemui mereka..."     

Karena telah memiliki kekuatan yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri, Leylin sudah tidak lagi bersikap waspada seperti sebelumnya. Lagipula, selama dia tidak bekerjasama dengan para monster dan iblis, membuat rencana untuk menimbulkan kekacauan di benua tengah, atau menyebarkan keyakinannya sendiri dan mencoba menjadi seorang dewa, tidak ada organisasi besar yang akan dengan sengaja menyinggung perasaannya.     

Namun, karena masalah tata krama dan status yang dia miliki, Leylin masih menemui Jeffries.     

"Saya benar-benar meminta maaf! Saya tenggelam dalam meditasi..." Leylin tampak minta maaf.     

"Hehe... Benar-benar tidak masalah. Hanya seorang penyihir yang sangat teliti saja yang bisa mendapatkan hasil seperti yang telah anda capai, Tuan Leylin..." Jeffries tersenyum tulus. Sebenarnya, dia mengagumi kerja keras Leylin. Dia telah melihat banyak jenius berbakat, tetapi tidak pernah ada yang memiliki tingkat disiplin seperti penyihir ini.     

Boneka-boneka menyajikan segelas teh wangi bersama dengan makanan-makanan ringan. Setelah berbasa-basi sebentar, Leylin bertanya dengan ekspresi bingung, "Saya ingin tahu tujuan kedatangan tuanku ke tempat ini..."     

"Oh! Sebenarnya..." Jeffries menepuk dahinya, dia terlihat bingung seolah-olah baru saja mengingat masalah ini.     

"Para Legenda sudah menjadi kekuatan terbesar di dunia nyata utama. Karena alasan ini, ada beberapa aturan yang harus kita taati. Karena saya adalah orang yang pertama kali mengetahui kenaikan peringkat anda, maka sudah menjadi tugas saya untuk menjelaskan aturan-aturan itu."     

"Ah, ya." Leylin mengangguk. Dunia apapun yang didalamnya terdapat kekuatan-kekuatan yang sangat besar memiliki sebuah konsep yang mirip dengan larangan menggunakan senjata nuklir. Jika bukan karena aturan semacam itu, maka peperangan yang terjadi secara terus-menerus akan menghancurkan dunia tidak peduli seberapa besar ukuran dunia tersebut. "Saya jelas tidak akan menolak. Apakah saya perlu menandatangani suatu kontrak?"     

"Tidak, tidak sama sekali! Aturan-aturan itu hanya berupa ketentuan-ketentuan yang harus anda taati..."     

Jeffries melambaikan tangannya sambil memperlihatkan senyuman yang lebih hangat. Dia mulai membacakan satu per satu aturan-aturan tersebut, dan Leylin mendengarkan dengan penuh perhatian.     

"Sebenarnya kita tidak memiliki banyak batasan. Kita dilarang untuk memulai pertempuran di wilayah-wilayah padat penduduk, bekerjasama dengan monster dan iblis, menyebarkan kepercayaan kita sendiri, dan melakukan hal-hal semacam itu... Selain itu, karena anda adalah seorang penyihir berperingkat Legenda, anda tidak dapat menggunakan mantra-mantra peringkat Legenda atau melakukan percobaan-percobaan yang dapat mencemari sebuah wilayah yang luas."     

Secara umum, batasan-batasan tersebut terbilang tidak terlalu ketat, tetapi yang membuat paling Leylin terkejut adalah karena dia tidak harus menandatangani kontrak sihir apapun.     

'Selain itu... Ini semua adalah batasan yang sesuai dengan kepentingan para Legenda. Tidak ada Legenda yang bersedia untuk membuat kontrak sihir kepada diri mereka sendiri kecuali mereka adalah para masokis. Selain itu... kenyataan bahwa para penyihir berperingkat Legenda mempelajari mantra arcane adalah sebuah rahasia umum...' Tiba-tiba Leylin memahami maksud aturan-aturan tersebut.     

"Uhuk, uhuk..." Senyum di wajah Jeffries itu seolah sedang mengatakan 'baguslah jika anda mengetahuinya.' Kemudian dia melanjutkan dengan serius, "Baiklah kalau begitu. Tuan Leylin, saya menyambut anda ke dalam aliansi para Legenda benua tengah. Setiap tahun kita mengadakan pertemuan, dan semua anggota baru dipersilakan untuk bergabung. Pertemuan itu diadakan..."     

"Saya akan hadir jika ada waktu." Meskipun Leylin masih berencana untuk mendapatkan kota melayang, tetapi dia tidak langsung menolak undangan Jeffries tersebut. Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, sang Spear Crusader pergi dengan perasaan gembira. Gereja Dewa Waukeen juga telah memberikan sebuah hadiah yang berharga kepadanya.     

Setelah Jeffies pergi, Leylin bertemu dengan utusan khusus dari Kerajaan Dambrath. Seharusnya orang ini merupakan pemimpin penyihir kerajaan. Peringkat utusan ini tidak ada artinya baginya, dan untungnya utusan kerajaan tersebut memahami hal ini. Dia bersikap cukup sopan, dan tidak merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Leylin.     

Setidaknya Leylin mengetahui alasan mengapa penyihir kerajaan ini datang ke tempat ini.     

Pertama adalah masalah gelar. Jonas, ayah Leylin itu mendapatkan gelar sebagai seorang Marquis, dan sebuah mandat dari raja membuat pulau-pulau tak berpenghuni yang terdapat di sekitar Pulau Faulen menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Marquis tersebut. Sebenarnya, pulau-pulau ini sudah berada di bawah pengaruh Keluarga Faulen, dan pada dasarnya sudah menjadi bagian dari wilayah mereka. Meskipun Raja hanya membuat semua ini menjadi resmi, tetapi hal itu masih membuat Leylin merasa gembira.     

Meskipun pulau-pulau ini hanya membentuk sebuah wilayah kecil, namun luas wilayah lautan yang Leylin kuasai jauh melebihi luas wilayah yang dimiliki oleh Marquis manapun, dan wilayah yang dia miliki luasnya sama dengan luas setengah kerajaan. Pada dasarnya raja memberikan setengah bagian dari wilayah laut lepas kepada keluarga tersebut.     

Tentu saja, ini adalah hak yang pantas Leylin dapatkan sebagai seorang penyihir berperingkat Legenda. Gelarnya sendiri juga telah ditingkatkan. Sekarang dia adalah seorang Duke kehormatan, statusnya sama dengan pemimpin penyihir kerajaan yang berada di depannya itu. Meskipun gelar tersebut adalah gelar kehormatan, tetapi dia memahami niat baik ini.     

Setelah Leylin menerima semua pemberian itu dengan senang hati, dia berbincang-bincang sebentar bersama penyihir tersebut. Pembicaraan mereka lebih terlihat seperti dia sedang memberikan beberapa saran kepada penyihir kerajaan itu, dan ketika saatnya tiba, penyihir tersebut pergi dengan perasaan enggan namun merasa puas. Pelajaran dari seorang penyihir berperingkat Legenda bukanlah sesuatu yang mudah didapat.     

"Jin menara... Panggil utusan dari gereja keadilan." Leylin menghabiskan sebagian besar waktunya sebagai seorang Legenda untuk melatih dan meningkatkan kekuatannya sendiri. Dia juga bertemu dengan para utusan dari berbagai organisasi, dan meskipun semua itu terasa agak menjengkelkan, tetapi dia tetap harus melakukannya demi memperluas pengaruhnya.     

Ketika melihat proyeksi jin menara itu menghilang, Leylin membelai dagunya, "Hmm... Aku harus menempatkan masalah peningkatan menara sihir ke dalam jadwalku. Banyak hal yang harus dilakukan..."     

...     

Leylin tidak pernah mendapatkan sebuah kesan yang baik terhadap gereja Dewa Keadilan. Kesan ini jelas datang dari orang-orang dari gereja tersebut yang telah dia temui. Namun, utusan yang datang kali ini membuatnya merasa sedikit terkejut.     

"Lama tidak bertemu, penyihir Leylin!" Seorang Knight perempuan membungkuk dengan sopan, "Atas nama gereja Dewa Keadilan, dengan tulus saya mengucapkan selamat kepada Tuan Leylin atas keberhasilan anda naik ke peringkat Legenda. Kami berharap kita dapat bekerja sama untuk menjaga keadilan di benua ini."     

"Kalau begitu aku akan menerima berkah darimu!" Leylin menyaksikan Knight perempuan berkaki jenjang yang ada di depannya itu sambil dia mengingat-ingat tentang masa lalu, "Benar-benar sudah lama sekali, Rafiniya..."     

"Kalau dipikir-pikir lagi, aku belum bertanya tentang apa yang terjadi setelah kamu pergi. Kapan kamu menjadi bagian dari gereja Dewa Keadilan?" Pertama-tama Leylin mengajak Rafiniya duduk sambil tersenyum hangat seperti seorang tuan rumah yang baik, dan memerintahkan sebuah boneka untuk mengirimkan sepiring buah-buahan tropis.     

"Silahkan! Cobalah beberapa makanan spesial dari wilayah selatan. Makanan ini jarang terlihat di wilayah utara..."     

"Terima kasih..." Rafiniya menunjukkan sebuah ekspresi wajah yang rumit ketika dia mengambil buah berwarna ungu yang terlihat mirip dengan buah kelengkeng. Meskipun dia telah membayangkan pertemuan dengan Leylin, namun dia tidak pernah menyangka bahwa pertemuan tersebut akan terjadi dalam situasi semacam ini. Untuk beberapa alasan, ekspresi acuh tak acuh di wajah Leylin membuat kemarahan di dalam hatinya meledak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.