Penyihir kegelapan di dunia magus

Perangkap



Perangkap

0Di dalam hutan hutan tropis, sejumlah besar pasukan elit dari para penduduk asli telah membentuk sebuah garis pertahanan yang dijaga dengan ketat. Di belakang mereka terdapat beberapa tenda yang dibangun secara ala kadarnya.     

Permukaan tenda-tenda ini dihiasi dengan hiasan bulu berwarna-warni dan beberapa rune yang diolesi dengan darah segar, sesuai dengan tradisi-tradisi yang dianut oleh para penduduk asli tersebut.     

"Apakah Utusan Khusus Agigikro sudah berhasil menangkap mereka?" Tanya seorang penduduk asli yang terlihat jelas merupakan pemimpin mereka itu. Dia mengenakan sebuah mahkota emas besar di kepalanya, tetapi tubuhnya terlihat cukup ramping bahkan tulangnya tampak hampir menonjol, hal itu menimbulkan sebuah perbedaan yang mencolok dengan mahkotanya tersebut. Pria ini sedang melihat ke arah penduduk asli lain yang alisnya berwarna putih.     

Penduduk asli yang bernama Agigikro ini jelas telah memiliki banyak pengalaman yang didapatkan selama bertahun-tahun. Matanya menunjukkan kebijaksanaan yang dia miliki, dan ukuran tubuhnya setengah kepala lebih tinggi daripada kepala suku tersebut, sehingga menunjukkan bahwa dia telah dibesarkan di dalam sebuah lingkungan yang lebih kaya akan makanan bernutrisi.     

"Mereka adalah para pengikut dari kepercayaan lain yang sangat kuat. Para elit dari Forest Hunter dan Amazon Warrior yang kubawa tidak sanggup untuk menerima pukulan dari monster yang berwujud manusia itu! Untuk memaksa mereka datang ke sini, aku sudah kehilangan 27 prajurit elit..."     

Agigikro jelas bukan bawahan dari kepala suku ini, dan nada bicaranya membuatnya terlihat memiliki kedudukan yang setara dengan kepala suku tersebut.     

"Selain itu... Aku hanya datang ke tempat ini untuk menerima tawaran-tawaran yang diberikan untuk kekaisaran dan tidak berniat untuk terlibat dalam pertempuran ini!"     

Setelah melihat bahwa utusan ini mulai marah, kepala suku tersebut merasa semakin gelisah, "Tapi... Dengan adanya para penyusup dan orang-orang dari kepercayaan lain ini, sekarang pulauku menjadi semakin tidak aman. Orang-orangku sudah kehilangan tanah mereka. Jika kamu tidak berada di sini, mungkin aku sudah memilih untuk meninggalkan tempat ini dan mencari sebuah wilayah yang tidak bisa ditemukan oleh orang-orang bermata biru tersebut..."     

Setelah melihat bahwa keluhan serta kata-katanya itu tidak berhasil meyakinkan Agigikro dan hanya membuat utusan tersebut menjadi semakin marah, kepala suku itu melambaikan tangannya dan terlihat menderita. "Baiklah... Baiklah... Terima kasih atas bantuanmu temanku, aku bisa menawarkan beberapa hal secara pribadi. Semuanya..."     

Setelah mendengar sejumlah besar janji tersebut, kernyitan Agigikro memudar. Pulau-pulau di sekitar tempat ini tidak terlalu berarti bagi orang-orang yang berasal dari benua utama yang dihuni oleh penduduk asli tersebut. Namun, tempat yang satu ini berbeda. kepala suku yang sedang berada di hadapannya ini adalah satu-satunya cara yang bisa mereka gunakan untuk mendapatkan kemampuan khusus yang tersimpan di pulau ini, dan kemampuan tersebut sangat berharga bagi kekaisaran.     

Karena jika kemampuan khusus tersebut tidak berharga, maka Agigikro tidak akan berbaik hati untuk membantunya melawan para penyusup tersebut.     

'Mungkin... Aku harus menemukan sebuah kesempatan untuk mengalahkan metode yang mereka gunakan untuk melakukan pengorbanan tersebut... 'Agigikro melihat ke arah kepala suku tersebut, matanya memancarkan sebuah kilauan dingin seperti seekor ular berbisa yang bersembunyi di balik kegelapan.     

Meskipun ini hanya sebuah tatapan mata, namun kepala suku tersebut sudah mulai merasa tidak nyaman, "Baiklah, tentang para penyusup itu... Bagaimana menurutmu?"     

"Mereka?" Agigikro terdiam, dan kemudian terlihat sangat marah. "Orang-orang yang memiliki keberanian untuk membunuh begitu banyak orangku itu tidak akan pernah kulepaskan dengan mudah. Aku akan menguliti kulit kepala mereka dan menggunakan tulang mereka sebagai alat-alat musik yang digantung selamanya di depan kusen pintu rumahku."     

"Tapi... Sepertinya mereka adalah para makhluk kuat yang telah mendapatkan kekuatan iblis. Jika kita menyerang mereka dengan kekuatan yang lemah, kita juga akan mengalami kerugian. Selain itu, medan pertempuran tersebut menghalangi kita... Oleh karena itu, aku percaya bahwa kita bisa mempercepat waktu untuk kembali menyerang mereka. Bagaimana menurutmu kalau besok malam?"     

Mata Agigikro dipenuhi dengan kilauan licik.     

"Besok malam? Maksudmu-" Setelah mendengar ini, mata kepala suku tersebut bersinar cerah.     

"Tepat sekali. Dengan adanya 'itu' di tempat ini, orang-orang dari kepercayaan lain tersebut hanya bisa bersiap untuk memasuki kematian yang abadi, tidak peduli sebanyak apapun jumlah mereka..."     

Kepala suku tersebut bertepuk tangan ketika mendengar kata-kata itu, dan sekarang dia berada dalam suasana hati yang lebih baik. Tendanya dibuka tanpa menimbulkan suara, dan kemudian sekelompok gadis dengan piring-piring berisi buah-buahan dengan warna yang berbeda-warna di kepala mereka itu melayang masuk seperti kupu-kupu. Para gadis tersebut memiliki mata yang terlihat seperti mutiara berwarna hitam, dan bibir mereka terlihat sangat menawan. Setiap bagian tubuh mereka memiliki vitalitas yang hanya dimiliki oleh para pemuda.     

Para pelayan perempuan tersebut meletakkan piring-piring berisi buah-buahan itu dengan penuh hormat. Di dalam piring-piring tersebut terdapat berbagai macam buah-buahan tropis yang berharga, sementara piring yang terbuat dari emas murni itu juga memancarkan cahaya berwarna keemasan yang menawan.     

"Utusan, masih ada banyak waktu sampai hari esok tiba. Bagaimana kalau kamu melihat apa yang sudah kami persiapkan ini?"     

Kepala suku itu tersenyum dan bertepuk tangan. Sekelompok musisi mulai memainkan irama musik yang elegan, dan para gadis mulai menari dengan anggun. Tarian yang menggoda itu memiliki sebuah keindahan yang unik, dan pada saat itu tenda mulai dipenuhi dengan gairah para pemuda.     

Agigikro menatap tajam ke salah satu gadis penari yang paling cantik, dan dia mulai mengupas anggur sambil terlihat mabuk. Kepala suku yang sedang menyaksikan pemandangan tersebut terkekeh di dalam hati. Dari luar, dia terlihat siap untuk membuat utusan itu merasa semakin tersanjung.     

...     

Ketika para penduduk asli itu sedang menari untuk menunjukkan kebahagiaan dan kemakmuran mereka, diam-diam Leylin telah tiba di Pirates' Cove. Sekarang tempat ini telah berubah menjadi markas utama Bajak Laut Scarlet Tiger, dan setiap Barbarian atau organisasi yang berhubungan dengan gereja pembunuh telah dimusnahkan.     

Bajak Laut Scarlet Tiger telah melakukan sebuah pembersihan setelah menduduki tempat ini. Senjata-senjata yang kuat telah meledakkan setengah bagian dari dermaga yang ada di wilayah tersebut, dan sejak hari itu darah masih menodai pelabuhan tersebut.     

Namun bajak laut hidup seperti belalang. Para bajak laut yang telah tercerai berai itu muncul kembali setelah perang pemusnahan tersebut berakhir, mereka seperti rebung di tengah musim hujan. Bar-bar dan ruang dansa buka sepanjang malam, sehingga membuat tempat itu tampak mempesona serta makmur.     

Situasi ini memberikan dorongan kepada lebih banyak pelaut untuk beralih menjadi bajak laut. Meskipun banyak dari mereka yang terbunuh, namun orang-orang yang beruntung dan berhasil selamat akhirnya menjadi kaya serta berubah menjadi seorang legenda baru. Hal ini mendorong lahirnya generasi demi generasi bajak laut.     

"Tuanku!" Pada saat ini, di dalam kediaman inti Pirates' Cove, dahi Ronald dan Robin Hood meneteskan keringat dingin ketika mereka menyaksikan bangsawan muda tersebut berada di depan mereka.     

Meskipun Leylin belum melepaskan auranya, namun tekanan yang dia berikan kepada mereka sudah cukup untuk membuat kedua orang itu merasa seperti sedang berada di depan seekor naga. Dalam situasi di mana Nona Isabel sedang terkepung, tidak peduli apakah ini merupakan kesalahan yang mereka lakukan atau bukan, tetapi mereka tahu bahwa mereka bisa digantung karena alasan ini.     

Karena mengetahui betapa menakutkannya Leylin, mereka bahkan tidak berpikir untuk melarikan diri. Mereka hanya bisa terus berdoa agar Leylin bisa menunjukkan sedikit kebaikan kepada mereka.     

"Aku sudah melihat-lihat sekitar ketika aku datang. Pembangunan pelabuhan ini berjalan dengan baik. Robin Hood, kamu telah berusaha keras!"     

Tanpa diduga, Leylin tidak memulai dengan memberikan teguran kepada mereka. Pengakuannya itu segera membuat Robin Hood merasa sedikit lebih baik, "Terima kasih banyak, tuan muda! Saya hanya melakukan apa yang harus saya lakukan dengan kemampuan terbaik yang saya miliki!"     

"Dan kamu, Ronald!" Kemudian Leylin memandang ke arah bajak laut paruh baya yang berada di samping Robin Hood tersebut.     

Dengan pengalaman yang didapatkan selama bertahun-tahun, bawahan yang Leylin rekrut tersebut kini memiliki aura dari seorang pemimpin. Kekuatannya juga telah berkembang sangat pesat, seperti yang diharapkan dari bibit yang telah dia pilih sendiri itu.     

"Tuanku!" Robin Hood setengah berlutut, "Saya bertanggung jawab atas rute-rute di lautan. Apapun yang terjadi, saya ikut bertanggung jawab atas hal ini. Mohon maafkan saya!"     

Masih belum terlalu lama sejak Bajak Laut Scarlet Tiger berdiri, tetapi beberapa kelompok dan faksi sudah terbentuk. Meskipun sebagian besar kelompok tersebut berada di bawah Leylin dan Isabel, namun masih ada kelompok-kelompok yang lain.     

Dibandingkan dengan seorang jenderal seperti Robin Hood yang datang langsung dari pasukan penjaga, Ronald yang bergabung di tengah jalan itu terlihat kurang memiliki rasa percaya diri. Tentu saja, mungkin ini juga berhubungan dengan kekuatan Leylin yang terlalu besar.     

"Karena masalah ini telah terjadi, aku tidak akan menyalahkan siapapun. Aku hanya berharap kita bisa menyelesaikannya sesegera mungkin..." Leylin melambaikan tangannya. Dia sudah memperkirakan bahwa masalah ini mungkin akan terjadi. Namun, selama ada orang di tempat ini, maka kerugian bisa segera ditebus sehingga tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi.     

"Aku sudah melihat catatan-catatan yang dibuat selama rapat, dan kamu tidak bersalah. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan masalah itu..." Ini adalah pernyataan yang paling penting. Jika pernyataan ini tidak keluar, bahkan Ronald mungkin tidak bisa keluar dari ruangan ini.     

"Tuanku..." Sebuah kehangatan memenuhi hati Ronald, dan dadanya terasa lega, namun dia tidak bisa mengatakan apa-apa.     

"Cukup. Untuk apa kau bersikap seperti itu?"     

Leylin menghentikan Ronald dan kemudian membentangkan sebuah peta laut yang besar di atas meja. Ini adalah peta yang paling lengkap yang menggambarkan wilayah-wilayah yang telah dijelajahi oleh Bajak Laut Scarlet Tiger. Pada peta tersebut juga ditambahkan beberapa wilayah yang telah dijelajahi oleh Bajak Laut Barbarian dan kelompok-kelompok bajak laut lainnya. Sepintas, seluruh wilayah laut lepas dari Kerajaan Dambrath dapat dilihat dengan jelas di dalam pikirannya. Ini adalah sebuah yang tak ternilai harganya.     

"Kemarilah, Ronald. Tandai rute yang kali ini digunakan oleh Isabel!" Leylin mengambil sebuah jangka sorong dan menggerakkannya di atas peta tersebut, kemudian memberikan spidol berwarna merah kepada Ronald.     

"Baik, Tuanku!" Ronald menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri. Kemudian, setelah mengingat-ingat beberapa hal, dia menarik sebuah garis bengkok berwarna merah di atas peta itu.     

"Karena sebagian besar suku asli di laut lepas telah dimusnahkan, maka sekarang target perburuan Tuan Isabel menjadi lebih dekat ke laut dalam... Dalam pelayaran yang sebelumnya, kami sempat berkomunikasi. Semuanya berjalan normal sampai saat ini!"     

"Laut koral merah? Tempat itu cukup dekat dengan wilayah luar..." Leylin melihat ke arah wilayah di atas peta yang ditandai oleh Ronald tersebut.     

Tanda berwarna merah tersebut merupakan bagian paling selatan dari peta itu, dan letaknya sangat dekat dengan perbatasan laut lepas. Dengan melakukan pelayaran selama beberapa hari, Isabel bisa berlayar meninggalkan wilayah yang digambarkan di dalam peta tersebut.     

"Sepupuku... Aku sudah mengingatkannya untuk tidak pergi terlalu jauh..."     

Leylin menghela napas sambil menggelengkan kepalanya, "Ada terlalu banyak suku-suku asli di bagian selatan, dan segalanya berjalan rumit disana. Bahkan ada kabar yang menyebutkan tentang kekaisaran penduduk asli daerah itu. Dia sedang mencoba untuk memusnahkan mereka hanya dengan mengerahkan satu armada bajak laut... huh..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.