Penyihir kegelapan di dunia magus

Mage’s Sword



Mage’s Sword

0Laut lepas, di atas kapal Bajak Laut Barbarian.     

"AGH..." Tiba-tiba Ogde berlutut sambil mengerang kesakitan.     

"Sayang, ada apa?" Nyonya Tillen bergegas menghampiri Ogde dan membantunya berdiri.     

"Altar pengorbanan milik keluargaku... Sudah hancur! Sambungannya sudah benar-benar terputus..." Ogde mengucapkan kata-kata tersebut sambil menggertakkan giginya, dan pernyataannya ini membuat wajah Tillen memucat.     

"Kita belum berhasil menyusul mereka?" Setelah mereka menerima kabar tentang Bajak Laut Scarlet Tiger, Ogde segera berlayar. Namun, mereka harus menyembunyikan pergerakan mereka tersebut dan wilayah para Barbarian yang berada di Pulau Sisik Api itu jaraknya sangat jauh dari Pirates' Cove.     

Awalnya, keputusan memilih pulau yang jaraknya jauh ini dilakukan demi keselamatan mereka sendiri. Tetapi ketika hal semacam ini terjadi, maka jauhnya jarak tersebut akan membuat upaya penyelamatan menjadi sangat sulit untuk dilakukan.     

"Kita harus membalaskan dendam mereka!" Tillen menggigit bibirnya dengan begitu kuat hingga darah menetes keluar. Karena altar persembahan mereka telah dihancurkan, maka sudah jelas nasib seperti apa yang telah menimpa anggota suku mereka.     

Tillen merasa sedih. Ini bukan hanya masalah kematian satu atau dua Barbarian saja. Namun semua Barbarian yang berada di suku itu, baik yang tua, yang lemah, wanita, ataupun anak-anak, mereka semua telah binasa. Jiwa-jiwa dari para ahli suku Barbarian yang telah melakukan pengorbanan dan pengabdian selama ratusan tahun itu kini telah benar-benar dimusnahkan.     

Meskipun Tillen bukan seorang Barbarian, tetapi dia bisa membayangkan bahwa akibat dari peristiwa semacam ini akan membuat para Barbarian itu mengamuk.     

"Ah... Demi namaku sebagai Ogde, raja dan pemimpin para Barbarian, aku bersumpah kepada para dewa bahwa aku akan menghancurkan tengkorak penyihir itu!" Teriak Ogde sambil menyayat pipinya dengan belatinya. Darah mendidih berwarna merah gelap mengalir turun dari luka tersebut dan membuat wajahnya yang kasar itu menjadi terlihat lebih jahat serta mengerikan.     

"Oh! Bunuh dia! Bunuh dia!" Semua Barbarian yang berada di bawah Ogde itu dapat melihat pertumpahan darah. Karena semua keluarga dan anak-anak mereka berada di Pulau Sisik Api itu, maka tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk selamat.     

Tillen sang wanita rubah itu menggertakkan giginya, tetapi akhirnya dia berbicara, "Ogde! Aku yakin bahwa sekarang bukanlah saat terbaik untuk melawannya, dia pasti sudah menyiapkan sebuah perangkap untuk kita!"     

Setelah kata-kata itu keluar dari mulutnya, Tillen tidak bisa berbicara lagi. Hal ini terjadi karena dia melihat ekspresi kebencian abadi yang mengerikan di mata Ogde! Setelah kejadian tersebut, jangankan sebuah perangkap, pemimpin para Barbarian itu bahkan bersedia untuk menyeberangi neraka dan air terjun tanpa merasa ragu sedikitpun.     

Pada saat ini, meskipun Tillen datang untuk memberikan saran tentang situasi yang sedang terjadi, namun sarannya itu tidak akan berdampak sedikitpun.     

'Apakah ini bagian dari rencananya? Menggunakan kekuatan kebencian untuk membuat Bajak Laut Barbarian masuk ke dalam sebuah perangkap...' Pada saat ini, tiba-tiba Nyonya Tillen merasa sangat ketakutan di dalam hatinya, itu adalah sebuah perasaan yang disebabkan oleh penyihir bangsawan tersebut.     

...     

Pulau Sisik Api sudah berada dalam jarak pandang Bajak Laut Barbarian. Asap berwarna hitam pekat terus membubung ke cakrawala, dan seluruh pulau tersebut sepertinya telah berubah menjadi neraka. Ketika melihat tanah suku mereka diselimuti oleh sebuah kobaran api besar, semua kru Bajak Laut Barbarian tersebut turun sambil berteriak dengan tak terkendali.     

"Temukan mereka! Cabik-cabik mereka!" Ogde mencengkeram bahu Nyonya Tillen erat-erat dan aliran-aliran darah mulai muncul di kulitnya.     

"Akan kulakukan!" Nyonya Tillen bersumpah. Namun setelah mengatakan ini, dia menyadari bahwa dia tidak perlu menggunakan mantra pelacak.     

Hal ini disebabkan karena beberapa kapal milik Bajak Laut Scarlet Tiger terlihat di jarak pandang mereka, dan sepertinya kapal-kapal tersebut tidak pergi tepat pada waktunya. Puluhan mayat kecil dari para Barbarian digantung di tiang kapal sebagai umpan.     

*Roar!* Setelah melihat mayat-mayat tersebut, para kru Bajak Laut Barbarian itu mengamuk bersama-sama. Ogde mengacungkan pedang besarnya dan para pelaut lainnya mendayung dengan sekuat tenaga. Hanya ada satu keinginan yang tersimpan di dalam hati para Barbarian tersebut, yaitu untuk menemukan para perampok terkutuk itu dan membalaskan dendam mereka!     

Para Barbarian merupakan satu-satunya pihak yang diizinkan untuk mendatangkan kematian dan penderitaan kepada ras-ras lain di wilayah laut lepas ini. Namun sekarang, mereka mengalami nasib yang biasa mereka berikan kepada ras-ras lain itu.     

Tiba-tiba hati Nyonya Tillen merasa sedih, dan setetes air mata mengalir di wajahnya. Dia sudah bisa melihat bayangan kematiannya sendiri, dan tidak bisa melepaskan diri dari bayangan tersebut.     

*Mmmmmmm!* Suara mendalam yang berasal dari sebuah terompet tanduk itu membuat seseorang merasa bahwa akan terjadi pengepungan.     

Pasukan elit dari Bajak Laut Scarlet Tiger muncul dan mereka benar-benar telah mengepung kapal-kapal Bajak Laut Barbarian tersebut. Kapal-kapal Bajak Laut Scarlet Tiger itu terlihat seperti sebuah kantong besar yang membungkus barang-barang di dalamnya. Ketika sedang marah, para anggota kru Bajak Laut Barbarian yang berpikiran sederhana ini benar-benar tidak bisa merasakan adanya bahaya yang mengancam di depan mereka, dan segera memakan umpan tersebut.     

"Bunuh! Bos memberikan 5 koin emas untuk setiap kepala Bajak Laut Barbarian itu!" Ronald memberikan perintah dengan suara keras, dan perintah tersebut tersebar luas melalui penggunaan bendera sinyal.     

*Boom! Boom!* Meriam-meriam goblin ditembakkan secara terus-menerus, dan di dekat meriam-meriam tersebut terdengar suara artileri kurcaci yang melepaskan tembakan beruntun. Di bawah komando Leylin, perlahan Bajak Laut Scarlet Tiger muncul dengan memperlihatkan gaya bertempur mereka sendiri.     

*Roar! Roar!* Barisan demi barisan kru Bajak Laut Barbarian berjatuhan terkena tembakan-tembakan senjata api yang membakar tubuh mereka. Bahkan kulit mereka yang keras itu tidak dapat menahan kekuatan gabungan dari bubuk mesiu dan sihir.     

Ogde semakin mengamuk ketika melihat pemandangan ini. Setelah pertempuran jarak jauh tersebut berakhir, kini tiba saatnya untuk menggunakan metode pertempuran tradisional dengan melompat dan naik ke atas kapal. Dia segera mengabaikan serangan dari seorang bajak laut yang diarahkan kepadanya dan mengangkat bajak laut tersebut ke atas kepalanya.     

*Krrch! Krrch!* Kulit wajah bajak laut manusia itu terkelupas, dan darah mengalir dari dahinya. Suara teriakan mengerikan terdengar ketika tengkorak bajak laut malang ini meledak seperti sebuah semangka di telapak tangan Ogde.     

*Chhh!* Cahaya panas mendidih berwarna putih melesat, dan para bajak laut yang berada di sekitar tempat itu langsung ditebas hingga menjadi dua bagian oleh pedang raksasa milik Ogde.     

Sebagai makhluk terkuat di suku Barbarian, Ogde merupakan seorang prajurit berperingkat tinggi. Garis keturunan Barbariannya dan dukungan dari benda-benda sihir membuat sangat sedikit Profesional di bawah peringkat Legenda yang mampu mengimbanginya.     

Sayangnya semua ini sama remehnya dengan sebutir pasir di hadapan Bajak Laut Scarlet Tiger. Tiba-tiba sebuah sosok berwarna merah tua melayang dari kapal lawan dan mengeluarkan sebuah suara teriakan nyaring di udara.     

*Roar!* Sebuah domain kekuatan jahat yang mengintimidasi meluas dari kapal tersebut. Kekuatan penuh tekanan yang berasal dari sebuah garis keturunan ini membuat Nyonya Tillen mundur beberapa langkah karena merasa takut. Setelah itu, dia melihat seekor makhluk setengah naga bersayap yang turun dengan kecepatan tinggi, sebuah pedang panjang yang berkobar-kobar menghalangi serangan pedang Ogde. Sebuah retakan besar muncul di pedang Barbarian tersebut.     

'Seorang manusia setengah naga? Tidak, itu adalah seorang murid naga! Kekuatan ini...' Nyonya Tillen terlihat bodoh ketika menatap Isabel yang tubuhnya dipenuhi dengan sisik berwarna merah itu, kemudian ekspresi wajahnya terlihat putus asa, 'Apakah ini adalah garis keturunan dari seekor naga legendaris? Tetapi bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bukankah jiwanya telah dirusak oleh iblis?'     

Nyonya Tillen tidak mengetahui kekuatan seperti apa yang bisa dimiliki oleh seorang penerus garis keturunan dari seekor naga legendaris, tetapi sekarang dia sudah mengetahuinya dengan jelas.     

"Scarlet Witch?!" Ekspresi wajah Ogde terlihat sedih ketika dia melihat retakan pada pedang sihirnya itu. Bagaimanapun juga, pedang ini adalah senjata yang paling sering dia gunakan, dan pedang itu membantunya memotong kepala banyak musuh yang merepotkan.     

Namun sekarang, sebuah retakan telah muncul di pedang sihir tersebut meskipun pedang tersebut hanya sekali berbenturan dengan pedang milik Isabel.     

"Sebuah benda legendaris!" Ekspresi wajah Ogde terlihat semakin jelek ketika dia melihat ke arah pedang panjang berwarna merah yang berkobar-kobar di genggaman Isabel tersebut. Dia merasakan bahwa senjata itu memancarkan sebuah bahaya yang tidak diketahui.     

"Jangan biarkan senjatanya menyentuhmu, dan berhati-hatilah dengan serangan napas naganya! Aku akan membantumu!" Ekspresi wajah Nyonya Tillen terlihat sangat cemas, dan dia menyiapkan beberapa mantra penguat di tangannya serta akan menggunakannya.     

"Aku akan menjadi lawanmu! Kita bertemu lagi, wanita cantik."     

*Rumble!* Kobaran api yang berasal dari sebuah bola api itu menyelimuti mereka berdua dan menghalangi jalan Nyonya Tillen. Seluruh wilayah tersebut telah berada dalam kekacauan, sementara para Barbarian dan para bajak laut bertarung dengan liar. Sesekali ada salah satu anggota dari kru Bajak Laut Barbarian yang terjatuh, dan kepala mereka segera dipenggal.     

Darah mengotori tanah, tetapi bahkan dalam keadaan yang tampak seperti neraka ini tidak ada setitikpun debu yang menempel di tubuh Leylin. Dia bahkan menyapa Nyonya Tillen dengan sopan dan elegan, seolah dia adalah bangsawan yang paling terhormat.     

"Leylin Faulen..." Nyonya Tillen memanggil nama penyihir itu sambil menggertakkan giginya, perlahan matanya dipenuhi dengan rasa takut. Pemahaman Leylin tentang sifat manusia bahkan lebih mengerikan daripada pemahaman yang dimiliki oleh iblis.     

Masih belum lama semenjak Tillen melihat seorang iblis sejati pada diri Neville, tetapi perasaan yang diberikan oleh pemuda itu kepadanya tidak sejahat dan sekuat seperti yang dia rasakan ketika melihat kehadiran Leylin.     

"Sudah empat atau lima tahun sejak kita terakhir bertemu, bukan? Nyonya masih sama cantiknya seperti dulu..." Seulas senyum tulus muncul di wajah bangsawan yang bergelar baron tersebut, dan Tillen merasa bahwa jika dia menyodorkan tangannya, maka Leylin tidak akan ragu-ragu untuk mencium tangannya sambil menyambutnya.     

Namun, mata penyihir yang sedang berdiri di depan Tillen itu terlihat sedingin es, dan penyihir tersebut menatapnya dengan wajah yang tidak menunjukkan emosi sama sekali.     

"Maafkan aku, nyonya cantikku. Aku tidak punya banyak waktu lagi, jadi bolehkah aku memintamu untuk segera mati untukku?" Sedetik kemudian, percakapan ringan dan santai itu berubah menjadi berbahaya. Angin bertiup kencang, dan Leylin tersenyum kecil ketika sihir yang kuat berkumpul menjadi satu. Sebuah serangan yang sangat dahsyat dilancarkan tanpa ragu-ragu dan mengabaikan semua kecantikan yang dimiliki oleh Nyonya Tillen serta membunuhnya dengan acuh tak acuh.     

Perasaan sedih ini membuat hati Nyonya Tillen merasa tertekan. Namun perasaannya tersebut hanya bertahan untuk sesaat, dan setelah itu dia tidak lagi memiliki kemampuan untuk merenungkannya.     

Partikel-partikel energi yang bergerak tak terkendali itu menyatu menjadi sebuah pedang panjang yang sangat cemerlang. Ujung pedang yang mengandung kekuatan spiritual itu langsung ditusukkan ke arah Tillen. Seolah sebuah hembusan angin kencang mengiris kulit di wajahnya.     

"Mage's Sword! Sebuah mantra peringkat 7! Kamu sudah menjadi seorang penyihir berperingkat tinggi!" Tetesan-tetesan darah menetes ke bawah, tetapi wajah Nyonya Tillen masih dipenuhi dengan rasa tidak percaya. Akhirnya dia tahu bagaimana dia bisa kalah. Seorang penyihir berperingkat tinggi bisa menghancurkan seluruh Bajak Laut Barbarian yang ada di tempat ini.     

'Tapi usianya hanya sedikit di atas 21 tahun! Dengan kekuatan ini, dia pasti seorang jenius yang bahkan membuat para dewa merasa iri...' Setelah ini Nyonya Tillen tidak dapat berpikir lagi. Pedang tajam yang dihasilkan dari mantra Mage's Sword itu telah menembus lapisan pertahanannya dan langsung menusuk ke dalam dada wanita rubah tersebut.     

Meskipun Tillen adalah seorang penyihir kegelapan dan merupakan kepala penyihir dari Bajak Laut Barbarian, tetapi pencapaian sihirnya hanya setara dengan Ernest. Dia hanya mendapatkan pencapaian tersebut dengan menggunakan kekuatan garis keturunannya. Dia jelas tidak akan bisa menahan satu pukulan dari Leylin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.