Penyihir kegelapan di dunia magus

Perangkap



Perangkap

0Situasi berjalan sesuai dengan dugaan Leylin. Sesekali muncul beberapa ogre yang datang untuk menantang mereka, dari lima atau enam ekor ogre hingga lebih dari selusin ogre yang muncul sekaligus. Tentu saja mereka tidak dapat membahayakan kelompok besar para pedagang tersebut, dan mereka akan melarikan diri seperti anjing yang ketakutan. Kadang-kadang mereka juga meninggalkan sejumlah besar mayat di belakang.     

Banyak tentara bayaran yang pada awalnya merasa ketakutan, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mereka akan bersantai di atap gerbong dan tertawa terbahak-bahak ketika melihat cara-cara menyedihkan yang digunakan oleh para ogre itu untuk melarikan diri.     

Sikap santai ini bahkan menular kepada Ashen Hawks. Leylin mendapati bahwa selain Siegfried dan penyihir yang mendampinginya, para anggota yang lain sepertinya meremehkan musuh mereka itu.     

"Masih tersisa dua hari lagi sampai kita keluar dari wilayah ini. Ini adalah misi termudah yang pernah dijalani oleh Old Pam!" Saat kelompok tersebut melanjutkan perjalanan, kurcaci bernama Pam itu memegangi botol alkoholnya seolah sedang memegang barang berharga, dan hidungnya yang berwarna merah brendi tersebut bersinar cerah.     

"Aku tidak pernah ingin melihat makhluk-makhluk menjijikkan itu lagi..." Kemarahan Rafiniya terlihat sangat jelas. Sejak dia mencoba untuk memamerkan kekuatannya, dia tidak pernah ikut serta dalam serangan yang dilancarkan terhadap terhadap para ogre tersebut. Sepertinya pengalaman yang menyakitkan sebelumnya telah membuat gadis kecil ini merasa sangat ketakutan.     

*Awoo...* Pada saat ini, suara teriakan mengerikan para ogre tersebut terdengar di depan kelompok itu. Old Pam cegukan dengan santai, dan tidak terpengaruh sedikitpun oleh suara tersebut.     

"Hic... lagi, lagi! Makhluk yang memberikan uang secara cuma-cuma kepada kita itu telah kembali... Aku ingin tahu siapa yang cukup beruntung untuk mendapatkan telinga para ogre tersebut. Hadiahnya sangat bagus..."     

"Segalanya tidak akan berjalan semudah itu..." Leylin menghunuskan pedang panjangnya dan ekspresi wajahnya tampak suram.     

"Apa maksudmu?" Pam merasa sedikit curiga, tetapi ekspresi wajahnya segera berubah. Suara teriakan terus-menerus terdengar dari segala arah, menyembunyikan sebuah niat mengerikan yang bahkan menyebabkan Nick, sang kuda perang itu meringkik karena merasa tertekan.     

"Sialan, jumlah mereka begitu banyak!" Botol Old Pam jatuh ke tanah, dan mengeluarkan sebuah suara yang nyaring. Namun, dia tidak punya waktu untuk menyayangkan kondisi benda berharganya itu, dan dia justru segera mengeluarkan senjata api di pinggangnya.     

*Tak! Tak! Tak Tak!* Pada saat ini di depan kelompok tersebut terjadi sebuah kekacauan yang sangat besar. Banyak pedagang yang meninggalkan barang-barang mereka dan melarikan diri demi menyelamatkan hidup dengan cara berbalik menuju ke arah kedatangan mereka sehingga menciptakan sebuah keributan yang lebih besar. Ada banyak korban yang jatuh di pihak tentara bayaran, dan sejumlah besar sosok bertubuh tinggi dapat dilihat dari kejauhan.     

"Ini adalah sebuah jebakan! Kita telah terkepung!"     

"Tolong! Ada lebih dari 200 ogre!"     

"Sialan, dimana Ashen Hawks? Dimana Siegfried? Mungkinkah dia sudah mati di tangan para dukun ogre itu?" Banyak suara yang bercampur menjadi satu, dan wajah semua orang yang berada di samping Leylin itu langsung memucat.     

Kemudian mereka tenggelam di dalam sebuah arus manusia yang kacau, dan dipaksa bergerak bersama kerumunan tersebut. Mereka terlihat tak berdaya seperti daun yang terbawa di dalam topan, mereka harus lari untuk menyelamatkan hidup mereka.     

"Kakak Hera!" Teriak Rafiniya sambil melompat ke atas kereta kuda dan mengambil alih tugas kusir yang telah menghilang itu serta memegang erat-erat tali kekang kereta kuda tersebut. Hafling pencuri yang sepertinya ingin membantu, tetapi karena ia tidak memiliki cukup kemampuan untuk melakukannya, ia akhirnya menghilang ke dalam kerumunan massa.     

Sedangkan untuk sang manusia pemanah? Orang itu telah naik ke atas Nick, kuda Rafiniya yang berharga dan melesat cepat ketika kekacauan tersebut dimulai. Rafiniya perlu mengendalikan kereta kuda itu dan tidak punya waktu untuk mengurus masalah ini, sehingga membuat pemanah tersebut berhasil mencuri kudanya.     

Suara ratapan dan jeritan terdengar berulang-ulang. Sedangkan suara raungan dan teriakan para ogre yang berada di belakang mereka itu membuat suara ratapan dan jeritan tersebut menjadi semakin keras. Seluruh kelompok di dalam rombongan besar itu benar-benar tercerai berai.     

Kerumunan itu terus berdorongon dan berusaha untuk keluar dari wilayah tersebut. Agar dapat melanjutkan perjalanan, mereka tidak keberatan untuk mengarahkan senjata mereka kepada orang-orang mereka sendiri.     

Dalam kebingungan yang sangat besar itu, Leylin dengan cepat menghilang bersama kereta kuda tersebut. Tentu saja sejak awal dia berniat melakukan ini.     

'Jadi sebenarnya ini adalah sebuah jebakan! Meskipun ini hanya sebuah formasi sederhana, tetapi aku tidak menyangka bahwa para ogre ini ternyata sangat cerdas... Aku benar-benar tidak bisa meremehkan mereka lagi.'     

Pada saat ini, kereta kuda yang merepotkan itu terlihat seperti sebuah perahu layar rusak di dalam sebuah gelombang tsunami dan sewaktu-waktu bisa hancur. Pam si kurcaci yang sebelumnya bersama mereka itu kini telah menghilang. Jika mempertimbangkan ukuran tubuhnya, Leylin hanya bisa berdoa agar Pam tidak terinjak sampai mati di dalam kekacauan tersebut.     

"Ini kesempatanku!" Leylin menari-nari dengan gesit di antara kerumunan tersebut, dan bergerak menuju ke arah yang berlawanan. Suara teriakan para ogre tersebut bahkan terdengar lebih jelas di arah yang dia tuju itu, dan disana juga terdengar suara mengerikan dari daging yang dirobek-robek.     

'Seharusnya kekuatan utama dari para ogre itu ada di sini. Aku bisa mendapatkan keuntungan dari kekacauan ini, selain itu..' Mata Leylin bersinar tanpa perasaan.     

Para ogre tersebut tidak memiliki keunggulan dalam hal jumlah pasukan jika dibandingkan dengan kelompok tentara bayaran itu. Para ogre tersebut bisa mencoba untuk mengalahkan mereka secara langsung, tetapi hal itu akan mendatangkan resiko yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka membuat penyergapan dan bahkan meninggalkan sebuah rute pelarian di belakang.     

Hal ini tidak dilakukan dengan niat baik. Tujuan para ogre tersebut adalah untuk menimbulkan lebih banyak kekacauan di dalam kelompok tersebut. Ketika masih ada sebuah kesempatan untuk melarikan diri, tidak semua orang akan cukup berani untuk terus melawan dan mempertaruhkan nyawa mereka. Agar mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertahan hidup, berapa banyak orang yang tidak ragu untuk menyerang teman mereka sendiri?     

Yang lebih penting lagi, mengejar para prajurit yang telah tercerai-berai itu adalah sebuah pertempuran yang tidak mungkin berakhir dengan kekalahan.     

'Hanya para pemimpin ogre berkepala dua atau dukun ogre saja yang bisa membuat rencana semacam ini...' Mata Leylin bersinar, 'Jadi satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah dengan bergerak menuju ke arah yang berlawanan dan menerobos formasi ini. Kekuatan utama mereka berada di sini, dan akan ada banyak tentara serta tawanan yang tersebar. Kecil kemungkinan orang-orang akan mengejarku. Selama aku bisa mendapatkan seekor kuda yang cepat dan berlari untuk beberapa lama, aku akan bisa keluar dari wilayah yang dipenuhi dengan ogre ini...'     

Hanya orang-orang yang memiliki kemauan kuat dan ketekunan saja yang menyadari adanya jalan ini dan berani untuk menggunakannya. Sayangnya Leylin bisa melihat bahwa hampir tidak ada orang yang mengambil keputusan yang sama seperti dirinya.     

Mungkin, ada beberapa pedagang cerdas yang dapat memahami hal ini, tetapi kepanikan mereka telah menurunkan sejumlah besar kemampuan berpikir yang mereka miliki. Atau mungkin mereka menyadari adanya jalan tersebut tetapi tidak memiliki kekuatan untuk melewatinya, dan hanya bisa bergerak bersama kerumunan serta berdoa kepada Dewi Keberuntungan untuk membantu upaya pelarian mereka tersebut.     

'Selain itu... Jika aku tidak pergi ke garis depan, dari mana aku bisa mendapatkan para ogre berperingkat tinggi yang kekuatannya bisa kuserap? Leylin menabrak sebuah kereta kuda besar yang kosong.     

Dia tidak lagi mengenakan baju pelindung kulit, dan pedang panjang baja yang biasanya dia gunakan itu telah dia buang. Mengenakan pakaian berwarna hitam dan menggunakan bahan yang sama untuk menyembunyikan setengah bagian wajahnya seperti seorang pencuri biasa.     

Sesekali cincin sihir memancarkan cahaya redup dari tangan kiri Leylin, dan ada seberkas cahaya berdarah dingin yang berkedip-kedip di ujung tangan kanannya, seperti lidah dari seekor ular berbisa.     

Semakin jauh Leylin bergerak, semakin sedikit orang yang dia temui. Bendera-bendera, kereta-kereta kuda, baju pelindung, dan senjata-senjata ditinggalkan di mana-mana. Darah mengalir tanpa henti, membentuk genangan berwarna merah gelap di atas tanah.     

Sesekali terdapat beberapa ogre yang mengunyah mayat-mayat yang anggota tubuhnya sudah tidak lengkap itu. Hanya dengan melihat pemandangan itu saja sudah cukup untuk membuat seseorang merasa ketakutan. Masih ada beberapa kelompok tentara bayaran yang terlibat di dalam pertempuran. Di tengah medan pertempuran tersebut terdapat bendera Ashen Hawks yang berdiri kokoh.     

"Kapten, saudara-saudara kita sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi!" Penyihir itu melambaikan tangannya, dan mantra Inspirational Boost serta beberapa mantra sejenis terus menerus digunakan. Mantra-mantra tersebut membangkitkan semangat para tentara bayaran yang berada di sekitar tempat itu.     

Sebelumnya, Ashen Hawks dan beberapa kelompok tentara bayaran berskala menengah lainnya telah menahan sebagian besar ogre tersebut serta memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok pedagang itu untuk melarikan diri. Gelombang serangan ogre yang tak pernah berakhir tersebut masih mengepung mereka, bahkan pada saat ini telah melebihi jumlah mereka.     

"Kita sudah memberi mereka waktu untuk melarikan diri, kita telah melakukan pekerjaan kita! Siapkan mantra-mantranya, seluruh kelompok akan menyebar dan meninggalkan tempat ini. Mari kita bertemu lagi di Giant Rock Town sebelumnya telah kita lewati!" Sekarang tubuh Siegfried diselimuti oleh kekuatan spiritual. Baju pelindungnya mengeluarkan sedikit kilauan dan yang cukup mengejutkan, ternyata baju pelindung tersebut adalah sebuah artefak sihir tingkat tinggi.     

Pedang perak raksasa berwarna putih milik Siegfied itu kini telah ternoda oleh darah para ogre.     

Heaven Breaker! Kekuatan mengerikan dari teknik bertarung seorang prajurit berperingkat tinggi yang itu jauh lebih kuat daripada teknik bertarung milik Rafiniya. Kekuatan spiritual meledak seperti sebuah anak panah, dan langsung menelan banyak korban di antara para ogre tersebut. Serangan itu bahkan memunculkan beberapa celah pada formasi pengepungan para ogre tersebut.     

"Terjang!" Siegfried menghela kudanya seperti orang gila, tetapi ketika dia melewati penyihir itu, dia berbicara dengan suara pelan, "Mari kita menerobos dari depan dan bertemu di kota terbesar yang ada di depan!"     

Sebagai seorang kapten veteran dari sebuah kelompok tentara bayaran, Siegfried tidak semulia dan sehebat yang terlihat. Pada kenyataannya, orang baik tidak pernah bertahan lama sebagai tentara bayaran. Selama dia dan penyihir itu masih hidup, Ashen Hawks bisa dibangun kembali kapanpun mereka mau.     

'Jika dilihat dari sudut pandang seorang tentara bayaran saja, maka dia sudah melakukannya dengan sangat baik. Seharusnya dia tidak perlu diperingatkan atas ucapan yang terakhir kali dia katakan itu...' Di samping medan pertempuran tersebut, Leylin bersembunyi di dalam kegelapan dan memeluk tangannya sambil menilai Siegfried, 'Tapi.. Kali ini rencana para ogre itu tidak begitu sederhana...'     

Leylin melihat menembus kepungan yang berada tepat di depannya itu. Di bagian belakang, dia melihat adanya sedikit niat untuk membunuh.     

Chain Lightning! Penyihir berjubah hitam itu merobek sebuah gulungan, dan rantai petir berwarna perak-putih meledak serta menghantam kelompok ogre tersebut. Para ogre yang terkena hantaman petir itu berjatuhan sambil berteriak, bau hangus menyebar dan sebuah jalan terbuka bagi penyihir tersebut.     

Penyihir itu merasa senang setelah melihat pemandangan ini. Namun, sebelum dia bisa melakukan hal lain, sebuah gelombang sihir yang kuat dipancarkan dari jauh.     

"Sial!" Ekspresi penyihir tersebut berubah dengan cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.