Penyihir kegelapan di dunia magus

Perburuan



Perburuan

0*Chu!* King Blood Vulture itu menggunakan sayapnya dan menghempaskan kedua Blood Vulture penjaga dari jalurnya, kemudian terbang ke langit.     

Seberkas pancaran cahaya berwarna merah tua ditembakkan, dan seorang pelayan bayangan yang tidak sempat menghindar tepat pada waktunya kini hancur karena terkena tembakan tersebut. Barang-barang berharga garis keturunan yang sebelumnya dicuri oleh pelayan bayangan tersebut berhamburan kemana-mana.     

Bersama dengan suara teriakan bernada tinggi yang terdengar berwibawa, kawanan Blood Vulture tersebut sekarang memiliki seorang pemimpin dan formasi mereka segera berubah. Banyak dari mereka yang terbang tinggi ke langit, bergerak membentuk formasi yang terlihat seperti jaring dan mulai mengepung para pelayan bayangan tersebut. Para Blood Vulture itu sesekali menukik turun untuk menyerang.     

Meskipun metode yang digunakan oleh para Blood Vulture ini efektif untuk membunuh banyak pelayan bayangan tersebut, namun gerakan para pelayan bayangan lain yang sedang menjarah barang berharga milik para Blood Vulture itu masih terlalu cepat. Meskipun banyak dari pelayan bayangan tersebut dihancurkan, sebagian dari pelayan bayangan tersebut masih mampu meloloskan diri dengan membawa barang jarahan.     

*Chu!* King Blood Vulture berteriak dan memerintahkan beberapa Blood Vulture untuk mengejar para pelayan bayangan tersebut.     

"Ketemu!" Leylin bertemu dengan orang yang sedang mengejarnya.     

Orang yang sedang mengejar Leylin itu adalah seorang Magus perempuan berambut merah. Ia mengenakan sebuah ikat kepala berwarna emas di dahinya dan memiliki tubuh yang padat berisi, dengan sepasang mata sipit yang tertuju kepada Leylin.     

"Namaku Leylin. Bolehkah aku tahu siapa namamu?" Leylin tersenyum sedikit sambil membungkuk penuh hormat layaknya bangsawan ketika dia berhadapan dengan tatapan mata dari Magus yang terlihat siap untuk menembakkan api itu. Gerakan Leylin begitu tepat sehingga tidak ada yang perlu untuk dikritik.     

"Tanasha!" Magus perempuan ini tidak menyangka bahwa Leylin ternyata merasa begitu santai. Meskipun Magus perempuan itu dipenuhi dengan amarah, namun dia masih bisa mengendalikan dirinya ketika dia menyebutkan namanya.     

"Apakah sudah kamu siap untuk mengakui dosa-dosamu?" Tanasha melirik ke arah pemuda tampan yang berada di depannya itu. Di benua tengah, para tawanan dapat dibebaskan dengan membayar tebusan. Selain itu, Leylin tidak membunuh terlalu banyak anggota dari organisasi tempat Magus perempuan tersebut bernaung, dan Leylin juga merupakan seorang manusia yang mendapatkan dukungan dari Klan Ouroboros. Oleh karena itu, tidak terlalu mengejutkan jika Leylin masih bisa merasa tenang ketika berada di dalam situasi seperti ini.     

"Oh, tidak, kamu salah paham," Senyum Leylin terlihat menyilaukan, "Aku hanya ingin menanyakan ini padamu. Apakah kamu... menyukai Blood Vulture?"     

"Apa maksudmu?" Pikiran Tanasha tidak bisa memproses kata-kata Leylin dengan cukup cepat. Tetapi ketika Tanasha melihat banyak sosok berwarna merah tua yang muncul di cakrawala, dia tiba-tiba mendapatkan sebuah firasat buruk.     

Leylin bertindak sebelum Tanasha sempat melakukan apa pun, "Eye of Petrification!"     

Mata Leylin berubah menjadi berwarna kuning dan pupil matanya menjadi berbentuk vertikal yang kemudian menembakkan sinar misterius yang bisa membuat tubuh seseorang menjadi batu.     

Meskipun Eye of Petrification itu hanya merupakan mantra bawaan peringkat 1, namun tambahan dari kekuatan spiritual Fase Uap dan kekuatan garis keturunan Leylin, kekuatan mantra tersebut kini tidak bisa diremehkan.     

Pada saat yang sama, Leylin dengan cepat merapalkan beberapa mantra, dan banyak bayangan yang bermunculan dari segala arah, membentuk sebuah kurungan raksasa yang menjebak Tanasha di dalamnya untuk sementara waktu.     

Reaksi Tanasha sangat cepat. "Badai!" Hampir pada saat yang bersamaan dengan kemunculan cahaya dari Eye of Petrification, mata Tanasha berubah menjadi berwarna perak pucat dan melepaskan cahaya mempesona yang menghalangi cahaya dari Eye of Petrification.     

Sementara itu, sebuah badai raksasa muncul dari belakang Tanasha, membentuk sebuah tornado raksasa yang menggulung dan menghancurkan semuanya dari dalam kurungan tersebut.     

Namun, serangan tiba-tiba dari Leylin itu membuat Tanasha goyah. "Lance of Corrosion!"     

Sebuah tombak berwarna hijau gelap dengan bagian ujung yang berwarna putih, muncul di tangan Leylin. Tombak tersebut kemudian dilemparkan ke arah Tanasha, diiringi dengan suara ledakan yang terdengar di udara.     

"Tinggi sekali rasa percaya dirimu untuk berpikir bahwa Magus Fase Uap seperti dirimu bisa memprovokasi seorang Magus Fase Kristal sepertiku?" Meski wajah Tanasha terlihat tanpa ekspresi, tetapi kemarahannya dapat terlihat dengan jelas.     

*Snap!* Tanasha menjulurkan lengan pucatnya yang lembut dan sebuah lapisan tembus pandang muncul di atas permukaan kulitnya yang halus itu.     

Leylin telah menggunakan semua kekuatannya ketika dia menembakkan Lance of Corrosion tadi, selain itu Tanasha dengan mudah mampu menangkap tombak tersebut.     

*Boom!* Tanasha dengan kejam menghancurkan tombak Leylin hingga menjadi bubuk, sementara wajah Leylin terlihat memucat ketika dia berjalan mundur beberapa langkah.     

Namun, Leylin tersenyum seolah dia sedang menyembunyikan sesuatu.     

"Hm?" Alis Tanasha mengernyit, setelah itu baru dia menyadari bahwa setelah Lance of Corrosion tersebut dihancurkan, sebuah bulu berwarna putih muncul.     

*Pu!* Bulu warna putih itu meledak hingga menjadi bubuk dan menempel pada tubuh Tanasha.     

"Aura ini? Dan dengan sebuah formasi mantra pembidik yang kuat ini... "Alis Tanasha mengernyit saat mencibir, "Aku hanya perlu dua menit untuk-"     

Namun, ekspresi wajah Tanasha kemudian benar-benar berubah.     

Leylin, yang sedang berada di hadapan Tanasha, kini melambaikan tangannya ke arah Tanasha dan mengaktifkan Dark Elven Crown, dan Leylin akhirnya berubah menjadi tidak terlihat.     

*Sou! Sou! Sou!*     

Sejumlah besar sosok berwarna hitam bermunculan. Para pelayan bayangan ciptaan Leylin dengan cepat menerkam ke arah Tanasha, namun mereka langsung dihancurkan ketika sedang bergerak menuju ke arah Tanasha.     

Meskipun begitu, para pelayan bayangan tersebut memanfaatkan sedikit kesempatan untuk melemparkan beberapa kristal garis keturunan, tulang dan barang-barang sejenis itu ke arah kaki Tanasha. Sebuah telur yang berukuran sangat besar dibanting kuat-kuat hingga pecah dan memperlihatkan bagian kuning dan putih yang terdapat di dalam telur tersebut.     

*Chu chu!* Di bawah arahan sang Raja, para Blood Vulture dalam jumlah yang sangat banyak terbang dengan kecepatan tinggi. Ketika kawanan Blood Vulture tersebut melihat Tanasha, mata mereka langsung memerah seketika.     

Hal yang sama juga terjadi pada King Blood Vulture yang mencium bau bulunya di tubuh Tanasha. Bulu yang menempel di tubuh Tanasha itu adalah bulu yang digunakan khusus untuk melindungi tulang jari Lamia yang sangat berharga. Bau itu sangat unik, dan tidak mungkin King Blood Vulture itu tidak bisa salah mengenali bau bulu tersebut!     

Sekarang Tanasha tampak seperti orang yang telah menyusup ke dalam pegunungan dan semaunya sendiri menjarah di wilayah tersebut. Selain itu, si penjarah itu juga merupakan pencuri yang telah mencuri harta berharga Raja Blood Vulture tersebut!     

King Blood Vulture itu merasa sangat marah hingga makhluk itu mengeluarkan petir berwarna merah tua di sekitar tubuhnya.     

"Aku- aku- aku!" Tanasha tertegun sejenak. Tidak peduli seberapa bodohnya dia, dia tahu apa yang telah direncanakan Leylin.     

"Tunggu sebentar, wahai yang mulia Raja!" Tanasha sekarang mengirimkan gelombang-gelombang kekuatan spiritual ke dalam pikiran King Blood Vulture tersebut, sebagai upaya terakhirnya untuk menyelamatkan diri.     

Namun, akankah King Blood Vulture yang marah itu bersedia untuk mendengarkan penjelasan Tanasha? Meskipun memiliki kecerdasan sebagai makhluk berusia dewasa, namun King Blood Vulture tersebut saat ini sedang dalam keadaan marah. Ketika sedang berada di wilayahnya, makhluk itu akan mendapatkan apapun yang diinginkannya. Lalu untuk apa dia harus mendengarkan penjelasan dari seorang manusia?     

Petir-petir berwarna merah kemudian menyambar-nyambar dan menenggelamkan Tanasha...     

Sementara itu, Leylin yang telah berhasil menggunakan Dark Elven Crown, diam-diam meninggalkan tempat tersebut.     

*Boom!* Tanah di suatu area terangkat dan memperlihatkan banyak barang garis keturunan yang tersimpan di dalamnya. Permata berwarna merah dan tulang berwarna putih tersebar dimana-mana dan memancarkan sebuah kilau yang mempesona.     

"Bahkan ada telur Blood Vulture di sini! Ini terlihat seperti sebuah hasil panen yang cukup bagus."     

Leylin terlihat gembira ketika memegang telur raksasa di tangannya. Telur ini beberapa kali lipat lebih besar dari sebuah telur burung unta, dan telur itu bahkan memiliki pola-pola berwarna merah darah di permukaannya. Selain itu, energi kehidupan yang kuat memancar dari dalam telur tersebut. Leylin bahkan bisa merasakan sebuah denyutan dari dalam cangkang telur itu.     

Anak burung Blood Vulture itu tidak bisa dijinakkan, tetapi anak burung yang masih berada dalam telur itu masih bisa untuk dijinakkan.     

Blood Vulture tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan barang-barang garis keturunan, tetapi makhluk itu juga sangat populer karena kemampuannya untuk mencapai peringkat 3 setelah memasuki usia dewasa.     

Tentu saja, Leylin tidak berencana untuk menjual telur tersebut. Sebaliknya, dia justru ingin menjinakkannya.     

Benua tengah berukuran sangat luas dan tak terbatas. Ada banyak tempat yang belum dijelajahi oleh para Magus, dan kemampuan terbang Blood Vulture itu sangat berguna ketika digunakan di daerah seperti benua tengah. Di masa yang akan datang, Leylin bisa menggunakan Blood Vulture tersebut untuk mendapatkan aliran harta keturunan yang stabil, dan hal itu merupakan keuntungan yang terbaik!     

"Panennya cukup bagus!" Leylin dengan cepat menyimpan semua barang berharga itu dengan benar.     

Sejak awal, Leylin telah memberikan perintah kepada para pelayan bayangan untuk meletakkan apapun yang berhasil mereka curi di tempat ini. Barang apapun yang dilemparkan ke arah kaki Tanasha hanya merupakan bagian kecil dari barang yang berhasil dijarah oleh Leylin. Barang berharga yang sebenarnya sudah lama dipindahkan dan semua barang tersebut ada di tangan Leylin.     

Setelah melakukan pemeriksaan kepada semua hasil jarahannya, Leylin melihat kembali ke arah pegunungan Blood Vulture sambil berpikir serius.     

'King Blood Vulture telah membawa semua kekuatan utamanya untuk memusnahkan Tanasha dan dia adalah seorang Magus Fase Kristal. Ada kemungkinan dia mampu menahan kawanan Blood Vulture itu untuk sementara waktu. Haruskah aku kembali dan mengais-ngais di sarang para Blood Vulture itu?'     

Leylin segera menggelengkan kepalanya, dan membuang ide-ide yang menarik itu dari dalam pikirannya.     

"Lupakan. Apa yang aku miliki sekarang sudah lebih dari cukup. Aku tidak boleh mengambil risiko seperti itu ketika telah mendapatkan akhir yang baik seperti ini."     

"Selain itu, targetku yang sebenarnya adalah Magus peringkat 3 Fase Kristal itu, bukan sisa dari barang garis keturunan mereka."     

Mata Leylin berkedip tanpa belas kasihan...     

"Sial! Sial! Sial! Aku ingin membantai Magus br*ngsek itu dan mengubah daging serta darahnya menjadi bubuk dan membuatnya menjadi makanan Bunga Karnivora!"     

Tanasha sedang berlari kencang di dalam sebuah hutan hujan tropis.     

Namun, ternyata Tanasha tidak sedang dalam kondisi yang sangat baik. Tidak hanya pakaiannya saja yang compang-camping dan membuatnya tampak seperti seorang pengemis, namun seluruh lengan kanannya kini telah menghilang. Wajahnya terlihat pucat, dengan pembuluh darah berwarna hijau yang terlihat di atas dahinya.     

Kawanan Blood Vulture ini benar-benar tidak kenal kata menyerah. Untuk melepaskan diri dari mereka, Tanasha harus menggunakan beberapa metode rahasia yang akan merangsang potensi-potensi yang terdapat di dalam tubuhnya secara berturut-turut. Dia bahkan telah membuang sebuah klon yang telah dipupuknya untuk jangka waktu yang lama sebelum dia berhasil membuat perhatian King Blood Vulture menjauh darinya.     

Tanasha jelas terlihat sangat marah, dia berharap bisa memakan Leylin hidup-hidup.     

"Ck ck ck, Nona Tanasha, sepertinya kamu terlihat sedang tidak sehat. Apakah kamu memerlukan perawatan?" Di hutan hujan yang sunyi itu, sebuah suara tiba-tiba terdengar, dan suara tersebut menyebabkan tubuh Tanasha menjadi kaku.     

Tanasha kemudian menatap ke arah pemuda yang tidak akan pernah bisa dilupakannya itu, kini sedang menghalangi jalannya.     

"Bagaimana, bagaimana kamu bisa sampai di sini? Aku sudah menghancurkan semua aura dan bau yang bisa digunakan untuk melacakku!" Tanasha ternganga tak percaya.     

"Kamu tidak perlu tahu. Saat ini, kamu hanya diperbolehkan untuk menjawab pertanyaanku."     

Leylin mengeluarkan sebuah pedang silang yang berwarna hitam seperti tinta dan mengarahkan pedang tersebut kepada Tanasha. "Tunduklah kepadaku, atau kamu akan mati."     

Leylin menggunakan A.I. Chip untuk memindai lingkungan dan memburu Tanasha. Meskipun Tanasha telah menyembunyikan auranya dengan sangat baik, dan menghancurkan semua penanda jejak yang ditembakkan oleh Leylin, namun tidak ada yang bisa disembunyikan di hadapan A.I. Chip.     

Tidak peduli sekeras apapun Tanasha berusaha untuk menutupi jejaknya, bahkan jejak-jejak dari seorang manusia yang pernah lewat di jalan sekalipun tidak akan mampu menghindar dari kemampuan pemindaian nanoskopik A.I. Chip.     

Leylin mengejar Tanasha hanya setelah Leylin memastikan bahwa Tanasha telah terluka sangat parah.     

Tanasha berada di Fase Kristal, dan beberapa tingkat lebih tinggi daripada Leylin. Di masa lalu, jika seorang Magus Fase Uap mengumumkan keinginannya untuk membunuh seorang Magus Fase Kristal maka pengumuman itu akan dianggap sebagai sebuah lelucon.     

Namun, sedikit rasa takut sudah terlihat muncul di wajah pucat Tanasha. Dia tidak punya pilihan selain mengakui bahwa Leylin memiliki kekuatan dan kemampuan untuk membunuh dirinya dalam kondisi saat ini     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.