MENGEJAR CINTA

YANMI CUCU TUAN TANG



YANMI CUCU TUAN TANG

0Sebelum kejadian penembakan itu terjadi.     

Juan masih berdiri dengan tenang menghadapi tuan tang yang sangat marah padanya.     

"Apakah kau ingat Juan Yin? Apa yang telah kau lakukan pada cucu perempuan ku dan juga anak laki-lakiku?!"     

"Aku sangat ingat!" Ucap Juan dengan ekspresi wajah tanpa rasa bersalah.     

"Apakah kau tidak merasa bersalah kepada ku dan juga keluarga? Kami kehilangan cucu dan juga anak kami. Padahal kami telah bekerja sama dengan keluarga Yin puluhan tahun,tapi kau malah merenggut semuanya dariku!!" Teriak tuan tang.     

"Kau salah Tuan, pertama aku tidak membunuh Yanmi. Aku mengirimnya ke tempat yang jauh,dimana hanya dia akan memilih untuk mati daripada hidup dan itu pantas untuknya,karena berani menyakiti istriku. aku juga baru mengetahui bahwa wanita itu adalah cucumu. Yang kedua, untuk anak laki-laki mu? Dia pantas mendapatkan hal itu, aku telah berbaik hati hanya memenjarakannya saja tapi pria itu malah melakukan hal yang bodoh hingga ia mati dengan tragisnya di dalam penjara." Ucap Juan dengab santainya.     

*Yang tidak ingat Yanmi itu siapa, Author bakalan ingetin lagi. Yanmi itu perempuan suruhannya Alan Su untuk membuat Juan menceritakan Hey kha, hingga hey kha memutuskan untuk pergi ke Indonesia.*     

Sementara Tuan tang sangat marah mendengar Juan yang tanpa rasa bersalah mengatakan hal menyakitkan seperti itu padanya.     

"Juan Yin...!!! Mati saja kau." Teriak tuan tang sambil mengeluarkan pistol dari bawah bantalnya.     

Juan tahu bahwa hal itu akan terjadi. Ia masih berdiri dengan tenang melihat tuan tang mengarahkan pistol di hadapannya.     

"Aku ingin lihat apa yang akan terjadi pada wanita itu, jika kau mati di tanganku hari ini."     

Juan hanya bisa tersenyum mendengar ancaman dari tuan Tang. Ia bahkan tidak takut sama sekali.     

"Apakah kau lupa tuan? Siapa yang sedang berdiri di hadapanmu saat ini?" Ucap Juan sambil melipat tangannya.     

"Kau?!!" Ucap tuan tang yang terkejut saat melihat laser merah mengarah kearahnya dari balik jendela.     

"Aku bukanlah orang bodoh yang tidak tahu trik kecil yang seperti ini, aku akan memaafkan mu untuk mengingat jasa keluarga kalian selama ini. Aku juga akan memberitahukan mu dimana tempat cucumu berada,tapi aku tidak menjamin apakah dia masih hidup atau tidak."      

Juan pun berbalik dan pergi, namun suara tembakan terdengar. Langkanya pun terhenti saat itu.     

Juan tertembak di bagian lengan kirinya, begitu juga dengan tuan tang yang tertembak di bagian tangannya.     

Hey kha terdiam mendengar suara tembakan itu, rasanya nafasnya berhenti seketika. Begitu juga dengan sekertaris Ju yang cukup terkejut, walaupun ia tahu bahwa Juan telah mempersiapkan semuanya tapi ia masih saja terkejut.     

Pintu kamar itu pun terbuka dan Juan keluar dengan luka tembak di tangan.     

"Juan..,"panggil Hey kha saat melihat sang suami keluar dalam keadaan seperti itu.     

"Aku baik-baik saja, tapi...," Ucapan Juan sambil menengok kedalam kamar tuan tang.     

Hey kha melihat tuan tang terbaring lemah dengan luka yang sama dengan Juan.     

Hey kha memencet tombol darurat di samping tempat tidur tuan tang, lalu mengajak Juan pergi ke salah satu ruangan untuk mengeluarkan peluru dari tangannya.     

Walaupun darah mengucur deras dari tangannya,namun Juan masih sempat-sempatnya menggoda sang istri yang terlihat begitu panik melihat luka tembak di lengannya.     

"Kau semakin cantik jika marah seperti itu,"     

Hey kha yang mendengar hal itu, menghentikan langkahnya lalu berbalik melihat Juan yang sedang tersenyum manis di depannya.     

Air matanya mulai mengalir deras. Juan pun langsung memeluk Hey kha.     

"Maafkan aku, padahal aku telah berjanji untuk tidak membuatmu khawatir. Tapi aku malah membuatmu menangis seperti ini,"     

Hey kha masih tetap menangis di pelukan Juan.     

"Kau suami yang jahat..,"ucap hey kha di sela tangisannya.     

Juan perlahan melepaskan pelukannya,lalu mengusap air mata Hey kha.     

"Aku salah, maafkan aku. Aku tidak akan menggodamu lagi,"     

Hey kha masih terisak saat itu. Namun ia masih harus melakukan operasi untuk mengeluarkan peluru dari tangan Juan.     

"Berbaring di situ,"pintah hey kha pada Juan sambil menunjuk tempat tidur pasien.     

"Bisakah aku duduk?"tanya Juan.     

"Tidak,"ucap tegas hey kha sambil mengambil peralatan medisnya.     

Ia pun mulai memakai sarung tangan, serta menyiapkan pisau bedah. Namun sebelum itu ia telah membersihkan luka Yang ada di tangan Juan.     

"Tunggu," ucap Juan ketika hey kha hendak menggores tangannya dengan pisau bedah.     

"Ada apa lagi?" Tanya hey kha dengan sedikit ketus Karena masih marah pada Juan.     

"Apakah kau tidak akan menyuntikan obat penghilang rasa sakit? Aku takut sakit."Ucap Juan dengan nada merengek.     

Suster Anna pun memalingkan wajahnya karena ia sedang menahan tawa mendengar hal itu. Suster Anna sendiri tidak menyangka bahwa dapat melihat sisi seorang Juan Yin yang seperti itu.     

"Bukankah kau seorang jagoan? Mana ada jagoan yang takut sakit! Sudah diam." Ucap Hey kha lalu memalingkan wajah Juan kearah lain.     

Hey kha mengambil botol kecil yang berisikan sebuah cairan dan menyuntikkan di tangan Juan.     

"Aku akan memulai operasinya," ucap hey kha.     

Juan pun mengangguk kepalanya.     

Air mata Hey kha masih saja jatuh saat melihat luka tembak di lengan Juan. Ia pun menundukkan kepalanya sejenak,     

"Jika kau tidak sanggup melakukannya, biarkan dokter lain yang melakukannya." Ucap Juan saat melihat Hey kha yang tertunduk sedih dan menangis. Rasa penyesalan didalam diri Juan semakin bertambah melihat hal itu.     

Sementara hey kha menggelengkan kepalanya. "Tidak, aku bisa melakukannya." Ucap hey kha, lalu menarik nafasnya dalam-dalam. Ia pun mulai membedah tangan Juan untuk mengeluarkan peluru di lengannya.     

Untungnya peluru itu tidak masuk terlalu dalam, sehingga proses pengeluarannya terhitung cepat.     

Hey kha Mulai menjahit luka Juan, setelah itu memerban luka tersebut. Suster Anna membereskan semua peralatan yang telah selesai di gunakan.     

"Kau istirahat, aku akan keluar sebentar." Ucap Hey kha. Ia hendak berdiri namun Juan menahan tangan Hey kha. "Bisakah kau tidak pergi?"     

Hey kha kembali duduk dan menemani Juan. "Istirahatlah, aku akan tetap di sini menemanimu."     

Tidak beberapa lama kemudian,Juan pun tertidur karena hey kha memberinya obat tidur agar Juan dapat beristirahat.     

Juan terlalu sibuk bekerja, hingga terkadang ia pulang larut malam.     

Beberapa saat kemudian, Nyonya Yin dan keluarga datang melihat keadaan Juan. Begitu Juga dengan Robin yang mendengar hal itu.     

"Robin?"ucap hey kha saat melihat Robin di rumah sakit.     

"Nona Hey kha,"     

"Mengapa kau disini? Dimana Elisa?" Tanya hey kha. Karena seharusnya Robin menjaga Elisa. Kondisi Elisa pun tidak begitu baik akhir-akhir ini.     

"Elisa berada di ruang ICU,"     

Hey kha semakin sedih mendengar hal itu.     

"Juan baik-baik Saja, sebaiknya kau pergi dan temanin Elisa. Dia lebih membutuhkanmu, aku akan pergi melihatnya setelah Juan sadar nanti."     

"Baiklah, terimakasih nona Hey kha." Robin pun pergi setelah mendengar bahwa Juan baik-baik saja.     

Hey kha semakin prihatin dan sedih melihat Robin yang tampak sedih, tubuhnya mulai mengurus. Mungkin karena memikirkan nasib sang istri dan juga anak yang ada di kandungan Elisa. Mengingat Elisa tidak akan bisa bertahan lama lagi.     

"Ya Tuhan, jika memang ini jalan yang terbaik. Tolong berikanlah kebahagiaan kepada kami semua." Gumam Hey kha sambil bersandar di dinding rumah sakit.     

*Happy Reading :red_heart:     

Jangan lupa jejak kalian ya ...,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.