MENGEJAR CINTA

TIDAK TERDUGA



TIDAK TERDUGA

0Robin hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi padanya, ia sudah tahu cepat atau lambat dia pasti akan tetap di kirim ke Afrika oleh Juan.     

" Hutan Amazon... kau pasti di semenyeram kan yang di bicarakan oleh orang-orang, aku pasti biasa."     

Robin turun ke bawah untuk tidur di mobil seperti perintah Juan.     

Sedangkan Juan masih berusaha membujuk hey kha.     

Juan terus mengetuk-ngetuk pintu kamar.     

" Sayang ayo kita bicara baik-baik... buka pintunya hey kha, apakah kau tidak mengasihani diriku..."     

Hey kha tetap tidak memperdulikan Juan.     

Hey kha masih sangat kesal dengan sikap Juan padanya.     

" Aku mengumpulkan keberanian ku untuk memakai pakaian ini, tapi bukan pujian yang ku dapatkan darinya... malah aku di bilang menakutkan!! Juan Yin...Juan Yin... Brengsek!"     

sambil melampiaskan amarahnya pada bantal yang ia pegang.     

beberapa saat kemudian handphone hey kha berdering namun hey kha tidak memperdulikan nya, sampai akhirnya hey kha melihat handphone nya yang tidak berhenti berdering.     

" Ini pasti Juan..."     

hey kha hendak mematikan handphone namun ia melihat panggilan itu bukan dari Juan melainkan dari Robin.     

hey kha mengangkat nya dan menanyakan ada apa dengannya.     

" Robin..."     

belum selesai hey kha bicara, suara Robin membuat hey kha takut.     

" no..nona..nona hey kha.."     

Suara Isak tangis terdengar dari telpon tersebut.     

" Robin ada apa dengan mu..??"     

tanya hey kha dengan khawatir.     

Robin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya saat ini, hey kha yang mendengar perkataan Robin tertawa terbahak-bahak.     

" Ha ha ha ha:rolling_on_the_floor_laughing:.. hanya karena ini kau menangis..??"     

tidak ada lagi yang dapat Robin harapkan, karena hey kha bukannya membantunya tapi malah mengejeknya.     

hey kha mengatakan pada Robin ia akan bicara dengan Juan mengenai hal itu, tapi tidak sekarang ia ingin menenangkan dirinya sedikit.     

beberapa saat kemudian hey kha membuka pintu kamarnya sedikit dan melihat ada 2 orang penjaga yang sedang berjaga di depan pintu kamar nya.     

hey kha kembali menutup pintu kamarnya.     

hey kha melihat jam menunjuk pukul 21:40 malam.     

" Aku ingin keluar menemui teman- teman ku... aku harus mencari alasan untuk tidak di ikuti oleh para penjaga ini."     

hey kha membuka kamar, penjaga yang melihat hey kha bertanya.     

" nona adakah yang bisa kami bantu..??"     

hey kha mengakatakan pada seorang penjaga untuk Memanggil Juan kemari.     

penjaga itu pun menjawab.     

" baik nona saya akan menelpon tuan sekarang.."     

hey kha tampak kesal dan berkata.     

" jika aku bisa menghubunginya.. aku tidak akan menyuruh mu untuk memanggilnya kemari..Cepat panggil tuan kalian!"     

pengawal itu tampak masih ragu, tapi pengawal yang satu nya lagi berbisik padanya.     

" Ku sarankan cepat pergi.. jika kau tidak ingin menemani tuan Robin ke Afrika."     

pengawal yang mendengar perkataan temannya itu langsung bergegas pergi.     

hey kha menutup masuk ke kamar dan 1 menit kemudian ia kembali membuka pintu kamarnya dan berkata.     

" Aku sangat lapar.. tapi mereka mengatakan bahwa pengantar makanan mengalami masalah di tangga darurat, cepat periksa.."     

pengawal itu mulai ragu dengan sikap hey kha.     

hey kha yang melihat hal itu berkata.     

" Baiklah..aku akan mengatakan pada Juan bahwa kau membiarkanku kelaparan, dan lihat lah apa yang akan terjadi selanjutnya."     

pengawal itu pergi tanpa berpikir lagi.     

seketika hey kha keluar menggunakan lift yang lainya, ia segera bergegas ke tempat parkir menemui Robin.     

hey kha menelpon Robin dan berkata bahwa ia ada di tempat parkir, Robin mencari hey kha dan ketika melihat hey kha Robin menghampiri nya.     

" nona apa yang nona lakukan disini..??"     

hey kha tampak terkejut mendengar suara Robin.     

" kau mengagetkan ku saja..ayo ke mobil "     

hey kha Manarik Robin ke mobil.     

" berikan handphone mu..cepat! "     

pinta hey kha pada Robin.     

Robin tampak bingung dan memberikan handphone sambil bertanya.     

" untuk apa nona meminta handphone ku.."     

hey kha berkata pada Robin.     

" Sudah jangan banyak tanya dan cepat jalan."     

hey kha menonaktifkan handphone robin, Robin yang melihat hal itu tampak semakin bingung.     

" kita akan ke mana nona.."     

hey kha sedikit jengkel karena Robin begitu cerewet.     

" Sudah jangan banyak tanya.. apakah kau tidak ingin Juan memaafkan mu.?"     

Robin yang mendengar hal itu langsung menyalakan mobilnya dan pergi bersama hey kha.     

Sementara Juan begitu kesal karena melihat hey kha tidak berada di kamarnya.     

Juan menanyakan mengapa mereka meninggalkannya sendiri.     

seorang pengawal mengakatakan.     

" nona hey kha meminta saya melihat makanannya yang dikirim ke kamarnya yang terlambat karena masalah..saya pun memeriksa nya di tangga darurat sesuai permintaan nona..namun.."     

Juan lebih marah lagi mendengarnya.     

" Dasar bodoh..apakah ada pelayan hotel menggunakan tangga untuk mengantar makanan..??"     

mereka hanya tunduk diam mendengar Omelan dari Juan.     

" Cepat cari dia.. jika dia tidak ketemu, kalian akan saya pecat! "     

mereka pergi mencari hey kha sementara itu Juan menelpon Robin namun handphone nya tidak aktif, Juan semakin kesal.     

" Robin:face_with_steam_from_nose: Kau ingin cari mati rupanya! hey kha kau menguji batas kesabaran ku.."     

Juan pergi kebagian ke aman hotel untuk memeriksa Cctv-nya dan melihat hey kha ke luar menuju tempat parkir, Juan melihat hey kha pergi dengan Robin, Juan mengepalkan kedua tangannya lalu mengambil handphone nya dan menelpon sekretaris Ju.     

sekertaris Juan yang berada di kantor melihat panggilan dari Juan dan mengangkatnya.     

" Tuan Juan..."     

belum selesai sekertaris Ju bicara, Juan mengatakan sesuatu yang membuatnya tercengang :astonished_face:.     

" Pesankan tiket pesawat ke Afrika untuk Robin besok... aku ingin ia berangkat se pagi mungkin."     

selain bingung sekertaris Ju juga merasa takut mendengarnya dan berkata.     

" Tuan Juan... apakah anda yakin ingin mengirim Robin ke Afrika..??"     

Juan yang saat itu sangat kesal bertambah kesal mendengar perkataan sekertaris Ju yang meragukan keputusan nya.     

dengan kesalnya Juan berkata.     

" Kebetulan aku masih membutuhkan satu orang lagi untuk menemaninya... kau sudah lama tidak pergi berlibur, bagaimana jika kau ikut dengannya besok ke Afrika.?!!"     

dengan nada yang sangat kesal.     

sekertaris Ju sangat terkejut mendengarnya dan memohon ampun pada juan.     

" Ma..Maafkan.. maafkan aku tuan.. Aku sungguh keterlaluan dan juga bodoh."     

Juan pun berkata.     

" Sudahlah...jangan merengek seperti itu membuatku bertambah kesal saja.."     

sekertaris Ju sangat senang mendengarnya dan berkata.     

" te.. terima kasih tuan Juan.."     

suara senang sekertaris Ju terdengar jelas di telinga Juan dan Juan pun bergumam dalam hatinya.     

( mengapa orang-orang ini bisa kerja dengan ku :sleeping_face:).     

Juan kembali melanjutkan perkataannya.     

" Kirim Robin menjadi relawan disana..saya ingin dia menjadi relawan dari suku pedalaman yang ada di sana, biar dia merasakan bagaimana hidup tanpa pilihan!"     

sekertaris Ju hanya dapat menelan ludah mendengar hal itu.     

( habislah kau Robin... kau mengusik seekor singgah Tidur).     

setelah Juan mematikan telponnya, sekertaris Ju yang berada di ruangannya gemetaran.     

" Hampir saja diriku..:loudly_crying_face::loudly_crying_face: istri ku "     

sekertaris dari tuan Ju masuk karena mendengar suara sekertaris Ju.     

" Ada apa denganmu tuan..??"     

tanya sekertaris nya.     

sekertaris Ju pun berkata.     

" Hampir saja diriku di kirim ke Afrika.."     

rengek sekertaris Ju yang membuat sekertaris nya merasa bingung.     

disisi lain Juan menunggu Robin dan juga hey kha di tempat parkir mobil.     

setelah menunggu hingga 2 jam akhirnya mereka kembali.     

Hey kha yang tersenyum senang keluar dari mobil tidak menyadari keberadaan Juan saat itu, Juan dengan kesal pergi menghampiri mereka sambil bertepuk tangan.     

" Bagus, kalian bersenang-senang rupanya.."     

Robin yang melihat Juan keluar dari mobilnya dan menghampiri Juan.     

" Tuan..maafkan saya."     

hey kha sangat Takut melihat tampang Juan saat itu.     

( Sangat mengerikan :astonished_face:) gumam hey kha.     

Juan berkata pada Robin.     

" Kau tidak menghiraukan perkataan dan memilih menghiyanati ku rupanya.."     

Robin dan hey kha begitu terkejut mendengar.     

Robin pun berkata.     

" Tuan selama hidup saya..saya tidak pernah menghiyanati tuan dan jika itu betul saya siap menerima hukuman saya."     

Juan tersenyum sinis melihat kearah Robin.     

" Baiklah...aku sudah menyuruh sekertaris Ju untuk menyiapkan tiker untuk mu besok, kau akan berangkat lebih awal besok pagi"     

hey kha sendiri merasa kesal dengan sikap Juan yang menurutnya se mena-mena terhadap Robin.     

" Juan apa kau gila..?? Jika kau menghukum nya, hukum juga aku karena akulah yang mengajaknya pergi.."     

Juan sangat kesal mendengar perkataan hey kha lalu menarik tangannya dan berkata.     

" Baik.." Juan mengambil handphone lalu menelpon sekretaris Ju kembali.     

" pesankan lagi 1 tiket untuk hey kha...ia akan menemani Robin menjadi relawan di Afrika.."     

lalu mematikan telponnya.     

Sekertaris Ju lebih terkejut lagi mendengarnya, ia tidak menyangka bahwa Juan bahkan mengirim istri tercinta nya itu.     

" Tuan Juan ini hampir saja membuatku mati berdiri.. sungguh sangat menakutkan :loudly_crying_face::loudly_crying_face:"     

Juan melepaskan tangan hey kha lalu berkata.     

" Kalian bisa berlibur se puasnya..'     

sambil tersenyum jahat lalu pergi menggalakan Robin dan hey kha yang masih tercengang tidak percaya.     

* hai...hai :hugging_face: pembaca sekalian.     

jangan lupa Rated :glowing_star: nya ya dan juga coment by di bawah.     

:face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss::face_blowing_a_kiss:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.