MENGEJAR CINTA

PENYESALAN HEY KHA



PENYESALAN HEY KHA

0Setelah menutup panggilan Vidio dari Adelia Tikha tidak sanggup lagi membendung air matanya.     

" Hy Ju..dia adalah anakku, Anakku yang manis.."     

Hey kha mengingat kembali apa yang terjadi malam itu.     

Disaat langit yang begitu cerah tiba-tiba ditutupi awan hitam dan hujan lebat pun turun, dimana dia mengalami kisah yang tragis bersama dengan Hanna.     

Disaat Hanna melompat dan hey kha mencoba menolongnya namun, hey kha pun ikut terjatuh lalu kepalanya membentur batu dan jatuh kedalam laut yang begitu dingin.     

Saat hey kha mencoba membuka matanya penglihatannya terganggu karena perih yang dia rasakan pada saat air laut masuk kedalam matanya, saat itu ia berfikir Mungin ini adalah akhir dari hidupnya dan satu-satunya penyesalan dalam hatinya adalah tidak dapat melihat anaknya.     

Rasa putus asa dan juga nafas yang mulai melemah membuatnya sedikit tidak sadarkan diri namun tiba-tiba sebuah tangan meraihnya dan berusaha menariknya ke permukaan.     

Nafasnya pun kembali lalu mengayunkan kaki dan juga tangannya.     

Suara seorang wanita terdengar.     

" Kau harus terus berusaha.."     

Hey kha terkejut melihat ternya itu adalah Hanna.     

Mereka berusaha berenang di air yang begitu bergelombang sampai akhirnya keajaiban datang menolong mereka.     

Hey kha mendapat sebatang kayu untuk menahan tubuhnya, hey kha berusaha mencari Hanna namun dia tidak dapat menemukan Hanna yang berenang bersamanya.     

Hey kha terus memanggil-manggil Hanna namun ia tidak dapat menemukannya di tengah lautan Dangan air laut yang bergelombang.     

Hey kha perlahan merasa bersalah dan Air matanya perlahan jatuh.     

" Mengapa...??? Mengapa..??" Sambil berteriak.     

" Mengapa kau menyelamatkan aku...mengapa..??" Dan terus menangis.     

" Kau masih berhutang padaku...Aku belum memaafkan mu...gadis bodoh.!!! Mengapa kau menolongku.."     

Hey kha terus menangis semalaman.     

Karena tubuhnya yang lemah Hanna yang tidak dapat bertahan lagi tenggelam kedalam air laut yang begitu dingin, Hanna mereda tenang karena telah membayar hutangnya pada hey kha dan juga Juan.     

Hanna pun merasa menyesal untuk kakaknya Jein karena berakhir seperti ini.     

" Kakak maafkan aku dan untuk mu Juan aku kembalikan dia padamu...maafkan aku Juan, maafkan aku kakak, Aku datang menyusul mu.."     

Kesadarannya mulai hilang dan nafasnya pun perlahan berhenti.     

Hanna menutup matanya dengan senyum.     

Ketika mengingat semua itu hey kha merasakan sakit didalam hatinya.     

Setiap kali hujan turun hey kha air matanya pun jatuh mengingat kejadian malam itu.     

" Hanna...aku tahu kau menyelamatkan ku mungkin saja karena rasa bersalah mu.. kau sesungguhnya adalah gadis yang baik, tapi di buta kan oleh cinta yang tidak terbalaskan.."     

Hey kha perlahan berjalan melepaskan tongkat nya dan berjalan langkah demi langkah.     

Adelia yang pulang kerumah pergi ke kamar Tikha untuk menemui nya.     

Adelia mengetuk pintu kamar Tikha dan meminta untuk masuk, saat Adelia masuk dia melihat Tikha yang berusaha berjalan dan membantunya.     

" Kakak kau ingin berjalan..??" Sambil memegang tangan Tikha.     

Tikha yang melihat Adelia tersenyum padanya.     

Tikha berjalan beberapa langka demi langka lalu istirahat sambil duduk, Tikha memandangi Adelia lalu bertanya.     

" Apakah dia makan yang banyak..??"     

Adelia berkata sambil tersenyum.     

" Iya kak... Setelah melihat kakak Hy Ju sangat senang."     

Adelia mendekat pada Tikha sambil memegang kedua tangannya.     

" Kakak.. Apakah ingatan kak Tikha telah kembali..?? "     

Tikha menatap Adelia dengan tatapan terkejut.     

Adelia yang melihatnya melanjutkan perkataannya.     

" Maafkan aku kak..aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kak Tikha dan kak Aroun waktu itu.."     

Tikha melepas genggaman tangan Adelia dan balik mengengam tangan nya.     

" Apakah kau menyukai Juan..??? Kau harus menjawabnya dengan jujur."     

Adelia begitu terkejut mendengar nya dia tidak mengira bahwa Tikha akan bertanya seperti itu padanya, pertanyaan yang membuatnya agak canggung.     

" Apa yang kakak bicarakan.." sambil tertawa kecil.     

Tikha menatap Adelia dengan tatapan sangat serius, Adelia mengerti dengan tatapan itu dan berkata.     

" Walau pun aku menyukai nya.. tapi terlihat jelas dan sangat jelas bahwa dia tidak menyukai ku, bahkan dia pun tidak pernah membiarkan wanita lain mendekatinya."     

Adelia berdiri sambil berkata.     

" Di dalam hatinya hanya ada istrinya dan tidak ada lagi yang lain.."     

Tikha yang mendengarnya merasa bersalah pada Adelia, dia pun berusaha menahan tangisnya.     

" Jika kau menyukainya,.. Kau harus berusaha lebih keras lagi, Karena Juan mempunyai pendirian yang begitu teguh hal ini mungkin akan sedikit sulit..tapi jika kau benar-benar tulus pasti akan ada jalan nya.."     

Adelia berbalik ke arah Tikha dan menatapnya.     

" Kak..kau sangat mengenalnya bukankah itu cukup membuktikan bahwa kau sangat mencintainya..?? "     

Tikha pun menjawab pertanyaan Adelia.     

" Apa gunanya itu saat ini... Kisah kami telah usai 3 tahun yang lalu, lagi pula aku bukan lagi istri nya karena kami telah resmi bercerai..jadi siapa pun bisa mendekatinya."     

Air mata Tikha pun jatuh membasahi wajahnya.     

Adelia yang melihat hal itu tertawa kecil.     

Tikha yang melihat Adelia menara bingung, Adelia pun berkata.     

" Kakak...mengapa kau menangis..?? Air mata ini menandakan bahwa kau masih mencintainya. "     

Adelia pergi meninggalkan Tikha sendiri di kamarnya.     

Tikha yang mendengar perkataan Adelia terjatuh dilantai dan terus menetes kan air matanya, " Aku memang masih mencintainya...cintaku..cintaku padanya tidak pernah berubah."     

Tikha menghapus air matanya sambil berkata. " Tapi apakah mungkin kami masih bisa bersama..?? Jika kami bersama pasti kejadian 3 tahun yang lalu akan terulang lagi, Aku tidak ingin ada orang lain lagi yang akan tersakiti dan berkorban untuk cinta ini. "     

Hari pun telah pagi dan waktu menunjukkan pukul 07:00 pagi.     

Adelia Lia pergi ke kamarnya untuk membangunkannya, Adelia terus mengetuk pintu kamar Tikha namun tidak ada jawaban, karena cemas Adelia membuka pintu kamar dan melihat Tikha yang terbaring dilantai.     

Adelia berteriak memanggil pelayan dan juga Aroun.     

Adelia membangunkan Tikha, dia mengira terjadi sesuatu padanya.     

" Kak Tikha..bangun " sambil menyentuh tubuh Tikha.     

Tika pun membuka matanya, Adelia sangat senang melihatnya lalu membantunya bangun sementara itu Aroun yang masuk bertanya.     

" Apa yang terjadi??"     

Lalu menghampiri Tikha lalu mengangkatnya ketempat tidur.     

Tikha berkata pada semuanya.     

" Aku tidak apa-apa...aku hanya tertidur saja."     

Aroun membaringkannya sambil berkata.     

" Tidur..?? Katamu tidur..?? " Aroun menarik nafasnya.     

Tikha yang melihat kekhawatiran Aroun merasa bersalah lalu menarik lengan bajunya dan meminta maaf padanya.     

Mata Adelia memerah lalu ia menundukkan kepalanya sambil berkata.     

" Maafkan aku kak.. Ini semua salahku, tidak seharusnya aku mengatakan semua itu..dengan kondisi kakak saat ini."     

Aroun merasa bingung dengan apa yang Adelia katakan lalu berkata pada Tikha.     

" kau istirahat lah dulu..aku akan menyuruh pelayan untuk mengantarkan makanan dan juga obat untuk mu.."     

sambil mengelus-elus kepala Tikha lalu menarik Adelia keluar dari kamar Tikha.     

Aroun menarik Adelia sampai ke halaman belakang dan bertanya.     

" Apa yang kau katakan padanya..??"     

Adelia menatap kesal pada kakaknya itu sambil berkata.     

" aku hanya mengatakan yang sejujurnya saja pada kak Tikha.."     

Aroun semakin bingung dengan apa yang Adelia katakan.     

" jangan berbelit-belit..apa maksudmu yang sebenarnya ..??"     

Adelia menjawab.     

" aku dapat melihat dengan jelas bahwa ka Tikha..ee bukan maksudku kak hey kha masih sangat mencintai ka Juan.."     

Aroun yang mendengar hal itu sangat marah dan menampar Adelia.     

" Keterlaluan.!!! "     

Adelia tidak mengangkat bahwa kakaknya akan tega memukulnya, Adelia menatap Aroun dengan tatapan marah lalu pergi meninggalkannya.     

beberapa saat kemudian setelah melihat Aroun pergi dari rumah Adelia pergi ke kamar tikha untuk menemuinya.     

Adelia mengetuk pintu kamarnya lalu masuk.     

ternyata Tikha sedang duduk di teras kamarnya sambil membaca buku, ia menghampirinya dan berkata.     

" kakak maafkan aku soal kejadian semalam aku tidak bermaksud.."     

sambil menundukkan kepalanya.     

Tikha yang melihat hal itu tersenyum lalu berdiri memeluk Adelia.     

" kau tidak perlu minta maaf.."     

Adelia pun memeluk Tikha.     

tikha membalas pelukan Adelia sambil berkata. " Ayo kita jenguk Hy Ju dirumah sakit. ."     

Adelia melepas pelukannya lalu berkata.     

" baiklah.."     

mereka berdua pun pergi kerumah sakit untuk menjenguk hy Ju.     

semuanya dirumah sakit Tikha bertemu dengan nyonya Yin dan juga anggota keluarga Yin lainnya.     

semua orang sangat terkejut terutama nyonya Yin, tubuh nenek semuanya bergetar melihat Tikha nenek mendekat namun karena kakinya lemas dan hampir saja terjatuh namun di tahan oleh Tante Lauren.     

Nenek merasa senang melihat hey kha yang masih hidup dan menangis, hey kha yang melihatnya ikut menangis semuanya penuh haru saat itu.     

Juan yang mendengar suara tangisan dari dalam ruangan keluar dan membuka pintu, namun begitu terkejutnya ia ketika melihat tikha/hey kha yang berada didepannya, tanpa berkata-kata lagi Juan langsung menariknya kedalam lalu memeluknya dengan erat.     

" sejak lama aku menunggumu... Akhirnya kau kembali " memeluk dengan erat sambil menangis.     

* to be continue :hugging_face: *     

Maaf ya :folded_hands::folded_hands: up nya telat terus     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.