PERASAAN BERSALAH
PERASAAN BERSALAH
Elisa sendiri tidak sadar dengan apa yang ia lakukan , naman sat Elisa sadar bahwa ia telah mencium Robin .
Elisa mengalihkan perhatian robin dengan bergegas menuju kearah mobil itu .
" Ini untukku ..?? "
Tanya Elisa pada Robin yang masih terdiam , Robin masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi .
Elisa tidak memperdulikan hal itu lalu mendekat kearah Robin , Robin yang melihat Elisa mendekat perlahan mundur .
" A .. apa lagi .. "
Elisa tersenyum melihat tingkah laku Robin yang terlihat seperti anak polos itu .
Elisa mengambil kunci mobil di tangan Robin dan berkata .
" Ayo kita coba ... "
Sambil menarik tangan Robin masuk kedalam mobil .
" Sesudah menyalahkan mesinnya ... Apa yang harus aku lakukan .?? "
Tanya Elisa pada Robin , Robin melihat ke arah Elisa .
" Ka .. kau tidak bisa menyetir ..?? "
Elisa pun menggukkan kepalanya sambil melihat-lihat kebawah kakinya .
" Seperti di film-film bahwa kita harus menginjak gasnya . "
Robin menarik tangan Elissa lalu mengatakan.
" Tidak .. ini bukan film yang setelah kecelakaan akan hidup kembali .. tapi jika kau kecelakaan kedua kakimu akan patah . "
Elisa tertawa mendengar perkataan Robin .
" Itu sebabnya aku mengajakmu .. aku tidak akan apa-apa selama kau berada disampingku . "
Robin tercengang mendengar hal itu lalu menghela nafas nya .
" Baiklah ... "
Robin meminta sopirnya untuk berjalan di depan mereka untuk menghalangi mobil .
Robin menjelaskan pada Elisa apa saja yang harus ia lakukan .
Namun baru saja Elisa menginjak gas mobil , dengan seketika pula Elisa menginjak rem .
Kepala Elisa terbentur di setir mobil , sedangkan Robin masih tidak percaya bahwa jantungnya berdetak dengan kencang karena takutnya .
" Apa kau ... "
Belum selesai Robin bicara , ia melihat jidat Elisa yang memerah .
" Cepat keluar ... Aku yang akan menyetir , kau akan belajar besok . Sebaiknya kita kerumah sakit untuk memeriksakan kepalamu itu ."
Elisa hanya diam saja saat Robin terus mengomelinya .
Robin menyetir mobil itu dan mereka pergi kerumah sakit .
Walau pun Elisa mengatakan bahwa ia tidak perlu kerumah sakit tapi Robin tetap memaksakannya .
Dalam perjalanan Elisa terus memperhatikan bagaimana cara Robin mengemudikan mobilnya , Elisa adalah gadis yang sangat ponta dengan melihat saja ia sudah mengerti.
( Hhmm... Baiklah . Setelah besok dia kekantor .. aku akan belajar sendiri . Hehehe ).
Gumam Elisa dalam hatinya dengan penuh percaya diri .
Setelah sampai dirumah sakit Robin membuka pintu mobil lalu meminta Elisa untuk keluar , setelah Elisa keluar Robin mengangkat Elisa ke pelukannya , hal itu membuat Elisa sangat terkejut .
" A .. apa yang kau lakukan ..?? "
Robin terus berjalan masuk sambil menggendong Elisa .
" Apa lagi jika bukan membawamu masuk kedalam .. "
Walau elisa memaksa untuk turun tapi Robin tidak memperdulikan hal itu karena Robin melihat kepala Elisa yang cukup bengkak dan tubuhnya yang gemetar .
Mungkin karena terkejut karena tabrakan itu .
Elisa menyembunyikan wajahnya di dada Robin karena malu dilihat oleh orang-orang .
" Panggilan dokter ... Istriku terluka ."
Semua orang memandang kagum pada Robin yang begitu perhatian pada istrinya hingga se romantis itu .
Salah satu dokter menghampiri Robin dan berkata .
" Malam tuan Robin ... Silakan langsung ke ruang perawatan . "
Walau pun perawat menyediakan kursi roda untuk Elisa tapi Robin tetap menggendongnya.
Elisa sangat malu saat itu karena semua orang memperhatikannya serta membicarakan tentang mereka .
( Apa sebenarnya yang ada di otak pria ini .. "
Karena kesal Elisa menggigit tubuh Robin dan hal itu membuat Robin terkejut sekaligus merintih kesakitan .
" Aw .. "
Dokter yang mendengar hal itu berbalik dan bertanya .
" Ada apa tuan ..?? "
Robin menggeleng-gelengkan kepalanya .
" Tidak .. aku merasa ada semut yang menggigitku saja . "
Dokter yang mendengar hal itu merasa bingung dengan perkataan Robin .
(Semut ..?? Mana mungkin di pakaiannya ada semut ).
Gumam dokter dalam hatinya merasa aneh .
Setelah sampai dirumah pemeriksaan , Robin menurunkan Elisa .
Betapa terkejutnya Robin dan juga dokter yang melihat wajah Elisa begitu memerah .
Hal itu membuat Robin jadi canggung .
" Ehm ... Cepat periksa dia dokter . Jangan hanya diam saja . "
Dokter itu pun dengan cepat memeliksa Elisa .
" Istri tuan baik-baik saja ... Hanya cedera kecil yang ada di kepalanya . Tapi saya sarankan untuk menginap selama 2 hari untuk melihat hasil pemeriksaan Rogen untuk kepalanya ."
Robin mengiyakan hal itu , semantara Elisa tidak ingin di rawat di rumah sakit .
" Tidak ... Aku ingin pulang . Aku ingin pulang .."
Robin terkejut melihat Elisa yang menagis saat itu .
" Ada apa ..?? Mengapa kau menangis .. "
Tanya Robin yang kebingungan saat itu .
" Aku ingin pulang ... Aku tidak ingin disini. Aku mohon . "
Robin pun meminta dokter itu untuk merawatnya dirumah saja .
" Kami akan kembali kerumah ... Besok datanglah kerumah untuk memeriksanya . "
Kata Robin pada dokter itu .
Robin membawa Elisa keluar namun kali ini tidak dengan menggendongnya .
Robin menggenggam tangan Elisa , sementara Elisa berjalan terus sambil menundukkan kepalanya .
" Tidak apa-apa ... "
Kata Robin pada Elisa saat melihatnya seperti itu . Robin mulai mengerti bahwa Elisa masih mengingat bagaimana ia kehilangan ibunya di rumah sakit ini .
Setelah sampai di mobil , Robin membukakan pintu untuk Elisa .
Namun Elisa masih saja terus menangis , Robin menutup kembali pintu mobilnya lalu memeluk Elisa .
" Maafkan aku ... Seharusnya kau bahagia , tapi aku malah membuatmu menangis . "
Elisa pun menangis di pelukan Robin .
" Aku sangat merindukan ibu ... Ibu pergi begitu cepat . Aku sudah berusaha menjadi anak baik dengan tidak mengelu , selalu menyayangi ku ibu dan juga lam tapi ... Tapi ibu tetap meninggalkan aku . Tuhan juga mengambil ibu yang sangat aku sayangi ... Padahal aku .. "
Robin memeluk Elisa saat mendengar semua itu , kenangan Elisa tentang ibunya yang belum memudar serta kerinduan akan sosok ibu yang hangat .
" Kau tidak sendiri ... Aku dan bibi Han adalah keluargamu . Kau juga masih memiliki seorang adik .. kau harus kuat seperti biasanya . "
Sejak hari itu hubungan Robin dan juga Elisa semakin membaik , Robin dan juga Elisa pun mulai membuka hati mereka masing-masing.
Dua hari telah berlalu dan juga hey kha belum juga menghubungi Juan sama sekali .
Juan sendiri masih sangat sibuk dengan pekerjaan , hingga mulai melupakan masalahnya dengan hey kha .
Tapi saat pekerjaannya selesai dan juga merindukan hey kha , hey kha tidak sekalipun membalas telpon serta pesan juan .
" Mengapa hey kha belum juga merespon ku ... Mungkinkah aku akan merayakan tahun baru sendirian tanpa dirinya .?!! "
Juan sangat kesal memikirkan hal itu .
Juan sangat ingin menemui hey kha tapi Juan takut . Jika ia pergi menemui hey kha pasti dia tidak ingin kembali lagi dan hanya ingin bersama hey kha .
Semantara Juan ingin segerah menyelesaikan pekerjaannya agar tidak mengganggu waktunya bersama keluarga di saat natal dan juga tahun baru .
Juan meminta semua sekertaris Ju untuk mengatakan pada semua karya yang ada di berbagai departemen untuk menyiapkan laporannya karena 5 menit lagi mereka akan rapat .
Semantara heykha berada di ruang sakit untuk menyelesaikan semua pekerjaannya .
Pak Handoyo memberikan waktu sebulan untuk hey kha menyelesaikan semua pekerjaannya , setelah itu hey kha bisa mengundurkan diri dan pak Handoyo akan menyetujuinya .
Saat mendengar perkataan pak Handoyo , hey kha berusaha agar pekerjaannya selesai sebelum tahun baru tiba .
Juan dan juga heykha sama-sama berusaha agar pekerjaan mereka selesai dengan cepat agar mereka bisa bertemu .
Karana komunikasi lewat udara begitu tidak nyaman dan menggantung .
Hari-hari mereka lalu hingga waktu pun tidak terasa bahwa besok mereka akan merayakan natal .
Hey kha sibuk menyelesaikan pekerjaannya hingga jarang untuk istirahat.
Hy Ju dan juga alis sudah berangkat kekota E dua hari yang lalu sementara hey kha masih mengurus pekerjaannya dan juga surat perpindahan sekolah HyJu .
Hey kha pun memesan tiket lewat situs online yang ada , untuk berangkat kekota E malam ini , hey kha ingin memberikan kejutan untuk Juan .
Heykha mulai berkemas semua barangnya .
Namun karena kelelahan hey kha pun berniat untuk tidur sejenak , karena keberangkatannya 3 jam lagi .
Apa lagi jarak dari rumah kebandara tidak begitu jauh .