MENGEJAR CINTA

Sikap Jody Yang Berubah



Sikap Jody Yang Berubah

0Acara pernikahan pun sebentar lagi akan. Di laksanakan tapi sikap Jody perlahan mulai berbeda dari biasanya.     

Kini Jody mulai dingin pada Adelia, walaupun terkadang sikap Jody kembali hangat terhadap dirinya.     

Adelia masih bingun dengan apa yang sedang terjadi, apa lagi mengingat mereka akan segera menikah.     

Itu terjadi saat Adelia mengatakan bahwa ia ingin berkunjung kerumah Robin dan mengajak elisa berbincang untuk menghibur kondisi Elisa saat ini.     

Tapi Jody tampak kurang setuju, padahal Adelia telah berjanji pada Elisa untuk datang mengobrol bersama dengan Elisa.     

" Jody, ada apa denganmu??" Tanya Adelia saat pergi mengunjungi Jody di kantornya karena Jody selalu saja sibuk beberapa hari terakhir.     

" Aku baik-baik saja, mengapa kau bertanya seperti itu?" Jody bertanya kepada Adelia.     

" Aku akan terus terang. Aku merasa kau berubah!!" Ucap Adelia pada Jody.     

" Oh ya??" Jawab Jody. Tapi perhatian Jody bukan pada Adelia melainkan pada komputer yang ada di hadapannya.     

Adelia terus bersabar, karena ia datang untuk meluruskan masalah bukan untuk menambah masalah.     

Ia belajar banyak setelah hampir saja tidak terbangun dari komanya. Ia ingin lebih menahan diri dan menghargai perasaan Jody.     

Adelia berjalan ke arah jalan mendekat kearah meja kerja Jody.     

Adelia pun berdiri tepat di depan kerja Jody untuk menghalangi pandangan Jody kearah komputernya.     

" Katakan dimana salahku, dan aku akan memperbaikinya untukmu," ucap adelia.     

" Sungguh ??" Tanya Jody pada Adelia.     

Adelia pun mengangguk kepalanya sambil tersenyum melihat Jody.     

" Mulai sekarang, jauhi Robin dan semua yang berhubungan dengannya. Aku tidak suka kau memiliki hubungan dengan dirinya lagi, teman, kakak atau apalah. Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan dirinya."      

Adelia Sangat terkejut mendengar perkataan Jody.     

Matanya terbelalak melihat Jody, seakan tidak percaya bahwa selama ini kesalahpahaman Jody padanya, karena ia dekat dengan Robin.     

" Ha..,kau pasti bercanda kan sayang." Ucap Adelia pada Jody.     

Lalu duduk di pangkuan Jody.     

Jody pun menatap Adelia dengan wajahnya yang tampak serius.     

" Kami hanya berteman,lagi pula Robin sangat mencintai kak Elisa saat ini. Begitu juga dengan diriku yang mencintaimu. Dannyang paling tidak masuk akal adalah menjauhi orang yang berhubungan dengan Robin. Karean disitu ada kak hey kha, kak Elisa dan juga masih banyak lagi." Ucap Adelia pada Jody.     

Jody pun menurunkan Adelia dari pangkuannya.     

" Pikirkan lagi perkataan ku. Aku bisa mengecualikan nona hey kha untukmu." Ucap Jody lalu berjalan pergi.     

" Aku akan rapat, aku akan menghubungimu lagi nanti."  Ucap Jody.     

Adelia masih tertegun tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.     

Terlebih lagi ia di minta untuk menjauhi Robin dan juga Elisa. Mungkin dengan Robin ia bisa menjaga jarak, tapi Elisa?? Elisa tidak salah apa-apa.     

Adelia berlari keluar mengejar Jody, namun Jody terlanjur masuk kedalam lift.     

Adelai pun bertanya pada seorang sekertaris Jody, menanyakan ruangan rapat di lantai berapa. Setelah itu ia pergi menyusul Jody.     

Kebetulan Jody belum masuk kedalam ruangan rapat dan adelia memanggil Jody. Adelia tidak bisa membiarkan hatinya terus bingung.     

" Jody, berhenti...," Panggil Adelia.     

Jody yang melihat Adelia menyusulnya, pergi menghampiri Adelia.     

" Mengapa kau kemari??" Tanya Jody pada Adelia.     

" Aku ingin kita bicara sekarang," ucap Adelia.     

" Tidak adel, aku akan Rapat saat ini. Kau kembali lah aku akan menemuimu setelah aku pulang kerja nanti." Ucap Jody.     

Seorang wanita datang menghampiri jody,      

" Presdir, rapat akan segera dimulai. Dan semua orang sedang menunggu Anda." Ucap wanita itu, yang tidak lain adalah manager keuangan di perusahaan Jody.     

Adelia cukup terkejut karena wanita itu yang beberapa kali Adelia lihat berjalan bersama dengan jody.     

Tapi Adelia tidak pernah bertanya atau pun mengatakan sesuatu voada Jody karena ia percaya pada Jody.     

Terlebih lagi setelah Adelia tahu bahwa wanita itu adalah manager di perusahaan Jody.     

" Adel, pliss.., kita bicarakan lagi masalah pribadi nanti." Ucap Jody pada Adelia.     

Adelia pun tersenyum dan mengecup wajah Jody.     

" Baik sayang.., jangan lupa makan siang. Aku akan menunggumu nanti malam." Ucap Adelia pada Jody.      

Lalu pergi dengan menahan amarahnya karena ia seperti di usir secara halus oleh calon Suaminya sendiri.     

Adelia masih terus berpikir, Mengapa Jody mengatakan semua itu padanya.     

" Apakah Jody tidak mempercayaiku?? Sebab itulah ia berkata seperti itu. Ah.., mana mungkin. Cintanya tidak serapu. Mana mungkin ia berpikir seperti itu padaku," gumam Adelia.     

Padahal selama ini ia selalu saja mendapat ijin dari Jody saat pergi kerumah Robin untuk menjenguk Elisa.     

Terkadang Robin pergi dan mengintip Elisa pada Adelia, dan walaupun Robin berada di rumah dan mengobrol bersama tapi perhatian dan juga pandangan Robin tidak kurang sedikitpun pada Elisa.     

Itu terlihat sangat jelas bahwa Robin sangat mencintai istrinya. Begitu juga dengan Adelia yang berharap Jody akan lebih dari Robin dalam memperlakukan istrinya.     

Seperti Juan yang begitu mencintai hey kha. Adelia Sangat mengharapkan hal itu dari Jody.     

Salah paham ini harus segera selesai, malam ini. Karena tinggal beberapa hari lagi mereka akan menikah.     

Adelia masih bingung dan serasa ada yang mengganjal di dalam hatinya.     

Ia pun menelpon hey kha untuk berbincang di telpon.     

Hey kha yang sedang duduk membaca majalah melihat handphonenya berdering dan ternyata itu adalah Adelia.     

Hey kha pun segera mengangkat telponnya dari adiknya itu.     

" Pagi sayang...," Sapa hey kha terlebih dahulu pada Adelia.     

" Pagi juga,kakak sayang..," jawab Adelia.     

Mereka pun saling bertukar kabar dan pembicara kecil lainnya.     

Setelah itu Adelia mulai menceritakan keganjalan dalam hatinya. Ia pun mengubah panggilan telpon menjadi panggilan video.     

Adelia tidak bisa kerumah hey kha saat ini, karena masih banyak yang harus ia urus.     

Jika kerumah hey kha pasti semuanya akan terundur.     

" Kak hey kha, aku ingin beetant sesuatu pada kakak. " Ucap Adelia.     

" Tanyalah..," ucap hey kha.     

" Begini kak, ini cerita teman dan bukan cerita ku. " Kata Adelia.     

Hey kha pun mengiyakan dan meminta Adelia melanjutkan.     

" Teman aku ini punya mantan pacar dan meeeka juga hampir menikah. Tapi karena suatu alasan mereka harus pisah. Tapi kini mereka sudah hidup bahagia dengan pasangan mereka masing-masing, dan tampaknya mantan kekasih temanku ini sangat mencintai istrinya saat ini. Begitu juga dengan temanku yang sangat mencintai kekasihnya. Tapi ada kesalahpahaman di antara mereka, kekasih temanku ini cemburu dengan mantan kekasih temanku. Karena temanku mulai membangun hubungan pertemanan dengan sang mantan kekasih tapi mereka benar-benar hanya sebatas taman, sedangkan istri mantan kekasihnya merupakan teman baik, temanku ini kak. Tapi kekasihnya salah paham dan meminta temanku untuk mutuskan hubungan dengan mantan kekasih temanku ini, siapa pun yang berhubungan dengannya harus di jauhi. Tapi temanku tidak mungkin melakukan hal itu, padahal temanku ini akan segera menikah beberapa hari lagi..," kata Adelia pada hey kha.     

Hey kha dapat melihat raut wajah sedih Adelia.     

" Aku yakin Jody hanya salah paham saja, coba jelaskan baik-baik padanya. Dan untuk memutuskan hubungan mu dengan robin dan juga Elisa, itu bukanlah hal yang baik." Ucap hey kha pada Adelia.     

Adelia cukup tercengang mendengar perkataan hey kha.     

Hey kha bisa menebak bahwa yang sedang Adelia bicarakan adalah dirinya sendiri (adelia).      

" Kau pasti terkejut karena aku bisa tahu? Itu terlihat jelas di wajahmu. Ekspresi wajah yang kau tunjukkan saat menceritakan hal itu. Bisa di baca dengan mudahnya, bahwa itu adalah cerita dirimu sendiri." Ucap hey kha pada Adelia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.