MENGEJAR CINTA

BAYI KECIL YANG MANIS



BAYI KECIL YANG MANIS

0Robin masih terdiam didepan peti mati Elisa. Tatapan Robin kosong saat itu, seperti orang yang kehilangan arah.     

Karena penyesalan yang masih menghantui dirinya hingga kini.     

Hey kha duduk tepat di hadapan Robin.     

"aku tahu perasaanmu,tapi kau harus kuat. Elisa masih meninggalkan kenangan untukmu, Yaitu adik tercintanya. Jika kau seperti ini, bagaimana dengan Sam?"     

Ucapan Hey kha Membuat Robin kembali meneteskan air matanya. Hey kha bisa melihat kesedihan dan juga penderita dalam tangis diam itu.     

'Apa yang harus aku perbuat agar kau bisa menghadapi semua ini dengan Taba?'batin Hey kha.     

Sejak hari itu. Robin menjadi pendiam, Ia bahkan kembali bekerja setelah dua hari kemudian. Tidak ada lagi tawa ataupun omongan yang tidak penting yang biasa Robin ucapkan pada Juan. Hati-hati Robin, ia habiskan di kantor. Terkadang ketika malam mulai larut dan mereka bekerja lebur di kantor. Juan bisa mendenz suara Isak tangis dari Robin dari ruangan. Juan hanya bisa diam dan tidak bisa berbuat apa-apa.     

Sementara perut hey kha semakin membesar. Juan pun kembali tidak mengijinkan hey kha untuk bekerja dan beraktivitas di luar rumah.     

"Juan," panggil hey kha pada Juan yang saat itu sedang duduk di depannya sambil memotong buah.     

"Ada apa istriku?"jawab Juan dengan senyuman di wajahnya.     

"Bagaimana keadaan Robin?"tanya hey kha.     

Juan terdiam sejenak mendengar pertanyaan itu. Dari diam itu hey kha mengerti bahwa Robin tidak dalam keadaan baik.     

"Aku harap akan datang kebahagiaan untuknya kelak,"ucap hey kha.     

"Ah..," suara terdengar dari hey kha.     

Juan segera mendekati dan bertanya.     

"Ada apa?" Juan terlihat begitu khawatir. Ia sendiri hingga kini masih sangat khawatir pada hey kha jika teringat bagaimana Elisa meninggal.     

"Aku akan segera menelepon Dokter," ucap Juan dengan panik.     

"Pelayan..,"teriak Juan.     

Hey kha menarik tangan Juan namun hey kha terkejut karena tangan Juan gemetar saat itu.     

"Juan, tenanglah."ucap hey kha.     

"Tidak, kita harus segera ke rumah sakit." Ucap Juan yang begitu panik.     

"Juan..,"panggil hey kha.     

Hey kha pun memeluk sang suami yang begitu khawatir.     

"Ada apa denganmu Juan? Kau akhir-akhir ini begitu gelisah,"tanya hey kha yang masih memeluk sang suami.     

"Hey kha," ucap Juan dengan tubuh gemetar.     

"Aku takut, aku sangat takut."lanjut Juan dengan pelukan yang cukup erat.     

Kini hey kha mengerti dan tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Juan pasti takut kejadian Robin dan Elisa menimpah mereka.     

"Aku baik-baik saja sayang, lihatlah."ucap hey kha sambil melepaskan pelukan. Namun Juan masih enggan melepaskan pelukannya.     

"Juan, apakah kau bisa merasakan gerakan dari perutku?"tanya hey kha.     

"Gerakan?"tanya Juan yang perlahan melepaskan pelukannya. Hey kha mengangkat tangan Juan dan meletakan tangan itu di perutnya.     

Juan bisa merasakan gerakan dari perut hey kha. Juan menatap hey kha dengan penuh takjub dan juga kagum.     

"Inilah yang ingin aku beritahukan padamu, gadis kecil kita mulai nakal."ucap hey kha.     

Juan mengusap serta mencium perut sang istri.     

"Baik-baiklah di dalam sana, ayah dan ibu akan menunggumu dengan sabar. Jadilah anak baik, dan tidurlah dengan nyenyak." Kata Juan pada bayi dalam perut hey kha.     

Hey kha melihat Juan yang kembali tersenyum merasa lega.     

Hari berganti menjadi bulan dan tidak terasa usia kandungan hey kha akan segera memasuki masa persalinan.     

Mereka tinggal menunggu beberapa hari lagi agar bayi itu lahir.     

Jian terlihat cemas, saat melihat hey kha yang mulai kesakitan.     

Waktu yang di jadualkan 3 hari lagi, meleset dan hey kha nyatanya melahirkan lebih awal.     

Hey kha melahirkan dengan normal. Juan berada di ruang persalinan bersama hey kha, ia begt panik dan juga takut.     

"Dokter apa yang kau lihat!? Tidak bisakah kau melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa sakit itu?" Bentak Juan pada sang dokter.     

"Juan tenanglah, ini adalah rasa sakit yang akan wanita rasakan saat melahirkan."ucap hey kha.     

Juan mengambil handuk bersih dan mengelap keringat yang mengucur deras.     

"Mengapa kau tidak ingin di operasi? Kau tidak akan merasa sakit saat ini." Tanya Juan.     

"Dengan ini rasa sakit ini, kita akan lebih menghargai dan menyayangi anak yang kita lahirkan dengan susah payah hingga bertaruh nyawa." Ucap hey kha.     

Juan tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan hey kha.     

Beberapa saat kemudian, persalinan pun berjalan dengan lancar.     

Juan pun duduk lemas di kursi saat bayi itu keluar dengan selamat dan dengan Isak tangis yang cukup keras.     

Hey kha tersenyum senang dan lega. Begitu juga dengan juan.     

Bayi perempuan yang kecil mungil dan tamapk lucu serta cantik. Bibir kecil dengan mata yang cukup besar dan indah. Serta rambut tebal yang indah.     

"Anakku," ucap Juan saat dokter memberikan bayi itu pada Juan untuk ia gendong.     

Tanpa terasa air mata jatuh menetes di wajahnya melihat bayi kecil miliknya.     

"Istriku, lihat bayi kecil kita."      

Juan meletakkan bayi kecil itu di samping hey kha yang sedang berbaring.     

Hey kha pun terharu hingga meneteskan air matanya melihat anaknya yang begitu mungil.     

"Dia terlihat cantik seperti mu,"ucap Juan.     

Beberapa hari kemudian. Hey kha di perbolehkan keluar dari rumah sakit dan melanjutkan perawatan di rumah.     

Semua keluarga Yin datang menjenguk dan melihat bayi kecil Juan dan hey kha.     

"Bagimana keadaanmu nak?"tanya nyonya yin.     

"Aku baik-baik saja nek, Nenek tidak perlu khawatir." Ucap hey kha.     

Sementara Juan masih terpaku melihat bayi kecilnya yang sedang tertidur.     

"Sejak kapan ia berada di sana?"tanya nyonya yin.     

"Sudah hampir sejam ia masih memandangi anaknya, dia bahkan melupakanku."ucap hey kha dengan wajah memelas.     

Nyonya yin dan juga tente Lauren tersebut mendengar perkataan Hey kha.     

"Nak, apakah kau telah memikirkan nama untuknya?"tanya Nyonya Yin pada Juan.     

"Nenek? Kapan nenek tiba?"tanya Juan yang terkejut.     

"Nenek telah tiba sejak tadi, kau saja yang tidak memperhatikannya."ucap Nyonya Yin.     

"Maafkan aku nenek,"     

"Kau tidak perlu minta maaf, karena bukan hanya dirimu yang seperti itu." Ucap nyonya yin.     

"Maksud nenek?"tanya Juan yang bingung.     

"Lihatlah, cucuku buyutku bahkan tidak menyambut ku." Kata nyonya yin sambil menunjuk Hy Ju yang duduk tepat di depan Juan sejak tadi.     

Juan bahkan terkejut melihat Hy Ju yang menatap adiknya yang sedang tertidur.     

"Kau..,"panggil Juan pada Hy Ju.     

"Adapa apa Ayah?" Jawab Hy Ju yang masih mengarahkan pandangannya pada sang adik.     

"Sejak kapan kau di situ?"tanya Juan yang kesal.     

"Sejak tadi ayah,"jawab Hy Ju dengan santai.     

Nyonya yin hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua cucunya itu.     

'Mereka sungguh menyayangi anak ini.' batin Nyonya Yin.     

*Hai semuanya..,     

Jangan lupa dukung cerita ini dalam versi Inggris dan novel Inggris lainnya.     

Judulnya : Handsome President: The Pursuit Of Love      

Judul : FIRST LOVE: you are my dream     

Berikan review terbaik kalian untuk dua novel ini ya..     

Makasih kakak-kakak Cantiiikkkkkk     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.